Askep RBD
Askep RBD
S DENGAN RESIKO
BUNUH DIRI DI RUANG CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMONO
GONDOHUTOMO SEMARANG
B. ALASAN MASUK
Ny. S mengatakan putus asa ingin mati.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
Pasien sebelumnya pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu Juni 2019 dengan
diagnosa medis Halusinasi.
2. Pengobatan sebelumnya
Pasien sudah pernah menerima pengobatan untuk mengatasi gangguan jiwa nya,
seminggu terakhir obatnya habis sebelum kontrol.
3. Trauma
Pasien mengatakan trauma dengan kondisi penyakit gangguan jiwa yang diderita sudah
6 bulan tak kunjung sembuh.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?
Anggota keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Ny. S mengatakan dulu pernah dirawat di ruang citro anggodo pada juni 2019, dan
sampai sekarang tak kunjung sembuh.
(Masalah keperawatan : harga diri rendah)
D. STRESOR PRESIPITASI
Ny. S seringkali mengatakan putus asa ingin mati saja jika harus terus minum obat, karena
tidak bisa bekerja dan selama 6 bulan penyakit gangguan jiwa tidak kunjung sembuh.
(Masalah Keperawatan : Resiko Bunuh Diri)
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda vital : TD : 120/70 mmHg, N : 88 x/menit , S : 36,4 ºc, RR : 20 x/menit.
2. Ukur : TB : 160 cm , BB : 64 kg
3. Pengkajian fisik
a. Kepala : Bentuk mesocepal, tidak ada lesi, rambut kotor dan berwana hitam
b. Mata : Isoskor dan konjungtiva anemis
c. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak terdapat sariawan
d. Leher : Simetris tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
e. Dada : Pengembangan dada simetris, suara nafas vesikuler
f. Tangan :Ekstremitas atas baik, turgor kulit baik
g. Kaki : Ekstremitas bawah baik, tidak terdapat lesi, turgor kulit baik
F. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Ket :
: Klien
: Laki-laki
: Laki-laki meninggal
: Perempuan
: Perempuan meninggal
: Tinggal serumah
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien merasa cemas dengan kondisinya menderita gangguan jiwa.
b. Identitas
Pasien merasa senang dengan kondisi dirinya sebagai perempuan dan mampu berperan
sesuai dengan identitas dirinya.
c. Peran
Pasien tidak bisa menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga pada umumnya karena
kondisi sakit jiwa yang diderita.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan setelah keluar nanti pasien ingin minum obat teratur agar dapat
berkerja.
e. Harga diri
Pasien merasa malu/ minder dengan orang lain karena menderita gangguan jiwa.
(Masalah Keperawatan : Harga diri rendah)
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi pasien adalah bojo (suami)
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Tidak ada peran dalam kelompok/masyarakat
c. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang lain
Pasien merasa minder karena menderita gangguan jiwa.
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Tidak ada nilai dan keyakinan yang berarti didalam keluarga/ pasien.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan terkadang berdoa untuk kesembuhannya.
G. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien berpakaian rapi sesuai (memakai seragam), rambut pasien terlihat kusut.
2. Pembicaraan
Pasien saat bicara lambat dengan suara yang pelan, alur pembicaraan pasien kooperatif,
dan pasien tidak mampu memulai pembicaraan bila tidak di tanya oleh orang-orang
sekitarnya
3. Aktivitas Motorik
Pasien terlihat kurang aktif, dalam melakukan aktivitas, pasien lebih sering diam dan
tidur karena kangen orang-orang dirumah.
4. Alam perasaaan
Pasien tampak sensitive dan murung ketika ditanya kondisinya.
5. Afek
Afek klien datar/negatif, kadang-kadang berubah, klien apatis pada orang yang belum
dikenal. Pandangan mata baik selama lnteraksi wawancara
6. lnteraksi selama wawancara
Pasien kooperatif saat diajak berbicara, akan tetapi kadang jawaban pesimis dan
mengulang- ulang jawaban.
7. Persepsi
Pasien selalu berpikir buruk tentang kondisinya dan putus asa.
8. Proses Pikir
Pembicaraan klien baik hanya mudah emosi ketika ditanya penyebab sakit.
9. Isi Pikir
Berfikir negative tentang kondisinya dan mengancam bunuh diri dengan diucap berkali-
kali.
10. Tingkat kesadaran
Klien mampu menyebutkan sekarang berada di RSJ Semarang klien dibawa ke sini
karena melamun, menangis dan bicara ingin mati.
11. Memori
Klien mampu mengingat dengan baik.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Konsentrasi baik, berhitung baik pasien mampu menjawab pertanyaan 400-200=200,
100-50=50
13. Kemampuan penilaian
Tidak ada gangguan bermakna (mampu merencanakan setelah bangun tidur klien akan
melakukan kegiatan apa)
14. Daya tilik diri
Ny. S menyadari kondisi psikologisnya terganggu.
I. MEKANISME KOPING
1. Adaptif
Pasien tidak mampu mengendalikan kondisi psikologisnya.
2. Maladaftif
Pasien mengancam ingin mati saja karena gangguan jiwa yang tak kunjung sembuh.
M. ASPEK MEDIK
1. Diagnosa Medik : Resiko Bunuh Diri
2. Terapi Medik : Diazepam 10 mg/ extra
Trihexipandil 2mg/12 jam
Olanzepin 5mg/12 jam
Stelazin 5mg/12 jam
Pemeriksaan EKG
NSR (Normal Synus Rhytm)
ANALISA DATA
Data Masalah
Data Subyektif: Resiko Bunuh Diri
- Ny.S Mengatakan hidupnya tak
berguna lagi
- Inggin mati
- Ny.S mengatakan putus asa sakit
gangguan jiwa dan harus minum
obat terus menerus
- Mengancam bunuh diri
Obyektif:
- Ekspresi murung
- Tak bergairah
N. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko bunuh diri
Pohon masalah
Resiko Bunuh Diri
Sp II
Sp III
- Mengidentifikasi pola koping yang
biasa diterapkan pasien
- Menilai pola koping yang biasa
dilakukan
- Mengidentifikasi pola koping yang
kontstruktif
- Mendorong pasien memilih pola
koping yang kontstruktif
P: Lanjutkan Sp III.
Hari Rabu, 22 Januari 2020
P: Pertahankan intervensi.