PENDAHULUAN
Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu dan sumber
daya manusia Indonesia. Hasil sensus penduduk tahun 2000 menunjukkan bahwa
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang sejahtera
ibu dan anak, perpanjangan harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi dan
balita, serta menurunnya tingkat kematian ibu karena kehamilan dan persalinan.1
pada “Catur Warga” atau Zero Population Grow (pertumbuhan seimbang) yang
(KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS). 1 Dalam hal ini gerakan Keluarga
1
Berencana tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, namun yang
Daya Manusia (SDM) dan keluarga yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas bangsa.2
maupun masyarakat sendiri. Untuk ini antara lain dengan senantiasa memberikan
peran serta masyarakat dalam membangun keluarga kecil yang makin mandiri.
keluarga berencananya sudah tinggi, sementara itu daerah lain masih rendah
efektivitasnya juga tinggi, seperti metode non MKJP yang meliputi pil KB dan
suntik. Sehingga metode KB MKJP seperti Intra Uterine Devices (IUD), Implant,
Medis Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif Wanita (MOW) kurang
diminati.2,3
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra Uterine Devices)
adalah salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang sangat efektif untuk
2
tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya kontrasepsi jenis pil. Keuntungan dari
dari IUD ini pun sangat banyak diantaranya sebagai pencegah kehamilan jangka
panjang yang ampuh, paling tidak 10 tahun dan tidak perlu diganti, tidak
mempengaruhi hubungan seksual, tidak ada efek samping hormonal, tidak ada
interaksi dengan obat-obat, tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dan
aman untuk ibu menyusui, serta dapat digunakan sampai menopause. Implant juga
kegiatan senggama, tidak menggangu ASI, dapat dicabut setiap saat sesuai dengan
kebutuhan.3
Salah satu masalah utama yang dihadapi saat ini adalah masih rendahnya
penggunaan jenis KB sederhana seperti pil dan suntik jumlahnya terus meningkat
tajam. Hasil penelitian terhadap kontrasepsi implant/IUD, sampai saai ini belum
menunjukan hasil yang maksimal, kurangnya dukungan dari para tokoh tentang
IUD, yang seharusnya dapat dijadikan sebagai contoh bagi sebagian masyarakat
kurang, sikap yang tertutup dan kurangnya motivasi dari keluarga serta tenaga
3
sebagai kontrasepsi jangka panjang yang memiliki keunggulan dan
Baru secara nasional sebanyak 4.142.186 peserta. Apabila dilihat per mix
(6,93%), 66.456 peserta MOW (1,60%), 5.925 peserta MOP (0,14%), 217.817
baru bulan Agustus 2015, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 81,87% dari
jangka panjang seperti IUD, MOW, MOP dan Implant hanya sebesar 18,13%.
sebanyak 1562 akseptor dan lainnya (MOW/MOP) sebanyak 1174 akseptor, serta
bulan September tahun 2016, jumlah pengguna kontrasepsi adalah sebanyak 2.560
orang pengguna KB aktif, dengan rincian pengguna pil KB sebanyak 1.172 orang,
kondom 43 orang, obat vagina 0 orang, MOP 0 orang, dan MOW 7 orang.4
4
Dilihat dari data di atas pemakai alat kontrasepsi jangka panjang yakni
B. Perumusan Masalah
Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya
D. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kontrasepsi
1. Definisi Kontrasepsi
5
Kontrasepsi adalah alat yang digunakan untuk menunda, menjarangkan
adalah pertemuan antara sel telur (ovum) yang matang dengan sperma yang
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan sperma
tersebut.5
2. Jenis kontrasepsi
Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan
a. Kontrasepsi Sederhana
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan dan implant. Sedangkan cara
6
kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan
operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) dan vasektomi (sterilisasi pada pria).
3. IUD (AKDR)
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari bahan plastik yang halus
berbentuk spiral atau berbentuk lain yang dipasang di dalam rahim dengan
memakai alat khusus oleh dokter atau bidan/ paramedik lain yang sudah dilatih.6
a. Jenis IUD
Walaupun di masa lampau IUD dibuat dalam berbagai bentuk dan bahan
yang berbeda-beda, dewasa ini IUD yang tersedia di seluruh dunia hanya 3 tipe :6
1. Inert, dibuat dari plastik (Lippes Loop) atau baja antikarat (The Chinese
ring).
2. TCu 380A, berbentuk huruf “T” diselubungi oleh kawat halus yang terbuat
3. TCu 200C, Multiload (MLCu 250 dan 375) dan Nova T (ada di Indonesia),
levonorgestrel.
b. Efektifitas6
7
Cu T 380A dapat untuk 10 tahun, Bentuk ini terbukti sangat efektif,
IUD memiliki kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita
penting untuk kita ketahui karena sebagai tenaga kesehatan dan calon akseptor
kita berhak memperoleh informasi yang benar tentang alat kontrasepsi yang akan
8
Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ngingat ataupun melakukan
Tidak ada efek samping hormonal seperti halnya pada alat kontrasepsi
hormonal.
Dapat digunakan hingga masa menopause (1 tahun atau lebih setelah masa
haid terakhir).
Dapat dipasang kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda
permanen.
1. Keputihan
9
2. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
4. Implant
progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, reversible untuk wanita.7,8
a. Norplant
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon
Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3- keto- desogestrel dan lama kerjanya
3 tahun.
c. Jadena
Terdiri dari 2 batang yang di isi dengan 75 mg levonogestrel dan lama kerja
3 tahun.
10
b) Efektifitas
c) Mekanisme kerja8
implantasi
Menekan ovulasi
Bila setelah beberapa minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali,
selama 7 hari.
11
Bebas dari pengaruh estrogen
Usia reproduksi
Pasca keguguran
estrogen.
12
g) Yang tidak boleh menggunakan Kontrasepsi Implant8
lengan kiri wanita (lengan kanan bagian yang kidal), agar tidak menggangu
kegiatan. Implant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan
oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan
kesehatan terlebih dahulu danjuga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas
pemasangan harus dijaga agar tetap bersih kering dan tidak boleh terkena air
pemasangan. Setelah itu setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun
1. Pengetahuan
13
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan hal ini terjadi setelah orang
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.9
yang berbeda-beda, yang secara garis besar dapat dibagi dalam 6 (enam) tingkat
pengetahuan, yaitu:9
a. Tahu (know)
Merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, termasuk dalam
tingkatan ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh
d. Analisis (analysis)
Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk menjabarkan materi yang
14
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek, di mana penilaian berdasarkan pada kriteria
2. Pendidikan
pendidikan formal yang ada di Indonesia adalah tingkat sekolah dasar, sekolah
lanjutan tingkat pertama, sekolah lanjutan tingkat atas, dan tingkat akademik/
dapat berpikir secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah
yang dihadapi.10
3. Status Ekonomi
15
Keadaan ekonomi atau penghasilan memegang peranan penting dalam
meningkatkan status kesehatan keluarga. Jenis pekerjaan orang tua erat kaitannya
dengan tingkat penghasilan dan lingkungan kerja, dimana bila penghasilan tinggi
kesehatan.11
4. Perizinan Suami
keluarga, pencari nafkah dan seseorang yang dapat membuat keputusan dalam
suatu keluarga. Adanya peran serta suami dalam intervensi penggunaan KB pun
ikut mengambil andil. Hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut diantaranya
adalah perolehan izin istri untuk pemakaian metode kontrasepsi yang akan
digunakan dan hal ini tentunya menjadi satu alasan sendiri dimana sebagai
seorang suami pun juga memiliki hak untuk menentukan dan mengatur kehidupan
Hal ini terkait dengan adanya faktor informasi dari orang lain baik teman
lain yang memakai implant/IUD namun gagal ataupun hanya sekedar mitos belaka
16
yng mereka sendiri juga tidak tahu kebenarannya, meskipun demikian informasi
kontrasepsi yang harus memasukkan sesuatu benda tajam ke dalam tubuh, yakni
implant dimasukkan di bawah kulit di bagian lengan atas, dan IUD di dalam
rahim. Hal tersebut membuat suatu persepsi rasa takut, yang rata-rata dianggap
terkait dengan norma agama, budaya, dan kepercayaan tentang implant/IUD serta
Hal tersebut menjadikan suatu persepsi nilai dimana timbunya penilaian tentang
nilai sosial dari kontrasepsi implant/IUD yang berdasarkan norma agama, sosial,
17
BAB III
18
Alat kontrasepsi memang sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu
diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang.
Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk
dirinya.14
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan IUD (Intra Uterine Devices)
merupakan metode kontrasepsi jangka panjang dengan efektifitas yang baik. IUD
memiliki efektivitas sekitar 92-94% dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya kontrasepsi jenis pil. Keuntungan dari dari IUD ini pun sangat banyak
tidak 10 tahun dan tidak perlu diganti, tidak mempengaruhi hubungan seksual,
tidak ada efek samping hormonal, tidak ada interaksi dengan obat-obat, tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dan aman untuk ibu menyusui, serta
menggangu kegiatan senggama, tidak menggangu ASI, dapat dicabut setiap saat
Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia.
Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode
a. Faktor pasangan
1. Umur
19
2. Gaya Hidup
3. Frekuensi senggama
b. Faktor kesehatan
1. Status kesehatan
2. Riwayat haid
3. Riwayat keluarga
4. Pemeriksaan fisik
5. Pemeriksaan panggul
1. Efektivitas
2. Efek samping
3. Biaya
keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan
akan sesuatu (dalam hal ini KB jangka panjang) sangat penting serta merupakan
20
dasar dari sikap dan tindakan dalam menerima atau menolak sesuatu hal, sehingga
tingkat pengetahuan yang baik tentang KB dengan segala aspeknya akan sangat
izin suami dengan pemakaian KB, teori yang ada menyebutkan bahwa di Indonesia
keputusan suami dalam mengizinkan istri adalah pedoman penting bagi istri untuk
harus mendapatkan persetujuan dari suami, karena suami dianggap sebagai kepala
keluarga, pencari nafkah dan seseorang yang dapat membuat keputusan dalam
suatu keluarga. Hal ini juga dipertegas dengan penelitian Karindra yang
pascapersalinan dan pasca keguguran. Persepsi rasa aman ibu dan persepsi nilai
terhadap IUD/implant juga mempengaruhi dalam metode pemilihan KB, jika ibu
tidak merasa nyaman maka ibu tidak akan memilih metode KB tersebut.12
pemakaian kontrasepsi terbanyak adalah jenis pil, yakni 44.934 akseptor. Sedangkan
suntikan sebanyak 33.131 akseptor, IUD 2812 akseptor, implant sebanyak 1562
akseptor dan lainnya (MOW/MOP) sebanyak 1174 akseptor, serta kondom 940 orang.
peringkat 3 terbawah. Dengan hal demikian, tentunya terdapat hal-hal yang terkait
dan berkenaan dengan hasil yang ditunjukkan oleh data di atas, dan hal tersebut
21
dihubungkan dengan faktor yang mungkin mempengaruhi seperti yang telah
dijelaskan di atas.16
Faktor pasangan
Umur istri
Gaya hidup Faktor metode kontrasepsi
Frekuensi senggama Efektivitas
Jumlah anak Efek samping minor
Pengalaman dengan kontrasepsi yang lalu Kerugian
Dukungan pasangan (izin suami) Komplikasi-komplikasi yang
Tingkat kesejahteraan keluarga (tingkat ekonomi) potensial
Keikutsertaan dalam Jamkesmas Biaya
Tingkat pendidikan
Tingkat pengetahuan
Persepsi rasa aman, takut dan nilai tentang IUD/implant
Faktor kesehatan
Status kesehatan
Riwayat haid
Riwayat keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan panggul Pemilihan jenis
kontrasepsi (IUD-
Implant)
22
= Diteliti
= Tidak diteliti
3.2 Hipotesis
Alalak Selatan.
2. Terdapat hubungan antara tingkat ekonomi ibu dengan keputusan memilih
Selatan.
23
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
adalah case control study, dimana suatu keadaan sudah diketahui yaitu dalam hal
24
kelompok kasus adalah ibu-ibu penduduk di wilayah kerja Puskesmas Paringin
metode implant-IUD.
1. Populasi
Paringin.
C. Instrumen penelitian
Alat Peneltian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah data informed consent
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
25
Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan, dan status
ekonomi.
2. Variabel Terikat
IUD.
E. Definisi Operasional
Dikatakan Rendah jika Tingkat pendidikan < SLTA; dikatakan tinggi jika
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data sampel penelitian
3. Pelaporan
26
Data yang diperoleh dianalisa dan dibahas berdasarkan hasil yang telah
Implant-IUD dan 50 data akseptor KB selain Implant-IUD secara acak. Data yang
terkumpul disajikan dalam bentuk narasi, tabel 2x2, grafik, dan gambar.
1. Tempat penelitian
2. Waktu penelitian
Paringin.
27