Uji Karbohidrat Pada Tahu
Uji Karbohidrat Pada Tahu
PRAKTIKUM BIOKIMIA
UJI KARBOHIDRAT PADA LARUTAN TAHU
Disususun Oleh :
I. Tujuan :
1. Untuk mengetahui kandungan adanya karbohidrat secara umum pada tahu
2. Untuk mengetahui apakah ada jenis gula yang mereduksi pada tahu ?
3. Untuk mengetahui apakah ada gugus ketosa atau keton pada tahu ?
4. Untuk mengetahui apakah ada jenis karbohidrat polisakarida pada tahu ?
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa pada tahu tidak
hanya terkandung protein saja namun ada kandungan-kandungan kimia
lainnya seperti karbohidrat, namun jumlahnya tidak begitu banyak hanya
sebanyak 0,4 gram saja untuk setiap 100 gram tahu.
Tahu bersifat mudah rusak. Pada kondisi normal (suhu kamar) daya
tahannya rata-rata sekitar 1 – 2 hari saja. Setelah lebih dari batas tersebut
rasanya menjadi asam dan terjadi penyimpanganwarna, aroma, dan tekstur
sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan oleh kadar air dan
protein tahu relatif tinggi, masing-masing 86 persen dan 8 – 12 persen. Tahu
mengandung lemak 4,8 persen dan karbohidrat 1,6 persen. Dengan komposisi
nutrisi tersebut, tahu merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk, terutama bakteri (Koswara 2011).
Karbohidrat merupakan bagian paling penting di dalam proses kimiawi
kehidupan. Karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan terbentuk melalui proses
fotosintesis. Oleh karena itu, karbohidrat merupakan hasil utama dari proses
dimana molekul anorganik dengan bantuan cahaya matahari diubah menjadi
senyawa oraganik.
Karbohidrat berasal dari kenyataannya bahwa zat ini sebagian besar
mempunyai rumus Cn(H2O)m, dimana dalam senyawa ini selain berisi atom
karbon, juga berisi atom H dan o dengan perbandingan 2 : 1 seperti dalam air.
Nama yang demikian ini sebenarnya kurang tepat, sebab di dalam karbohidrat
tidak terdapat adanya air. Saat ini telah banyak diketahui senyawa-senyawa
organik yang mempunyai perbandingan H dan O adalah 2 : 1 namun bukan
karbohidrat, misalnya asam asetat (CH3COOH). Oleh karena itu untuk
menghindari kesalahan-kesalahan tersebut para ahli lebih cenderung untuk
menggunakan nama sakarida meskipun nama karbohidrat masih tetap
digunakan. Berdasarkan struktur kimianya, karbohidrat lebih tepat
didefinisikan sebagai polihidroksi aldehida atau dikenal sebagai golongan
aldosa, maupun polihidroksi keton atau dikenal sebagai ketosa. Karbohidrat
dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.
Monosakarida adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisis,
dapat disebut juga sebagai gula sederhana (dalam bentuk monomer).
Monosakarida terdiri atas satu unit polihidroksi aldehid atau keton. Rumus
umum dari monosakarida adalah (CH2O)n dengan n ≥ 3. Kebanyakan
monosakarida adalah rantai karbon berikatan tunggal tak bercabang. Atas
dasar jumlah atomnya, monosakarida dapat dibagi menjadi :
- Pentosa (C5H10O5), misalnya : arabinosa, xilosa, ribosa, dan deoksiribosa
- Heksosa (C6H12O6), misalnya : glukosa, fruktosa, dan galaktosa
a. Uji Molish
Uji ini bertujuan untuk menunjukkan adanya karbohidrat secara
umum (monosakarida, disakarida, dan polisakarida). Uji molish berdasar
pada reaksi α-napthol dengan furfural atau hasil reaksi asam sulfat dengan
karbohidarat. Sakarida dengan adanya asam sulfat pekat akan di dehidrasi
menjadi senyawa furfural atau derivatnya seperti hidroksimetilfurfural.
Kondensasi antara furfural / hidroksimetilfurfural dengan α-napthol
membentuk kompleks warna ungu (cincin ungu).
b. Uji benedict
Dalam suasana alkalis, sakarida akan membentuk etidiol yang
mudah sekali dioksidasi. Sakarida yang sukar membentuk etidiol seperti
sukrosa tidak dapat mereduksi larutan benedict, karena sukrosa tidak
memiliki gugus aldehid atau gugus keto bebas (atom C anomer bebas).
(Lehninger, A. 1986)
Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa dan trehalosa
akan bereaksi positif dengan uji Benedict ini. Pereaksi Benedict
merupakan larutan yang mengandung kupri sulfat, natrium karbonat, dan
natrium sitrat. (Poedjiadi, Anna. 2009: 40)
Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau, merah
orange, atau merah bata dan adanya endapan merah bata (Cu2O) pada
dasar tabung reaksi. Endapan kupro oksida (Cu2O) yang terbentuk akibat
ion Cu2+dari pereaksi Benenict direduksi oleh gula pereduksi dalam
suasana alkalis.
c. Uji Seliwanoff
Uji seliwanoff merupakan uji yang digunakan untuk menunjukkan
keberadaan gugus keton di dalam larutan karbohidrat yang diuji. Uji ini
positif terhadap ketosa misalnya fruktosa, akan tetapi bereaksi negatif
terhadap aldosa. Pereaksi Seliwanoff dibuat baru setiap kali akan
digunakan untuk analisis. Pereaksi ini dibuat dengan mencampurkan 3,5
mL resorsinol 0,5% dengan 12 mL HCl pekat atau asam sulfat pekat,
kemudian diencerkan menjadi 35 mL dengan aquadesh. Uji ini dilakukan
dengan menambahkan 1 mL larutan sampel ke dalam 5 mL pereaksi
Seliwanoff, lalu ditempatkan pada air mendidih sampai terjadi perubahan
warna. (Sumantri, 2007).
Menurut Sumantri (2007) uji ini akan memberikan warna merah
sebagai indikasi adanya gugus keton dalam larutan yang diuji. Adanya
warna merah ini disebabkan oleh adanya HCl yang terkandung di dalam
pereaksi Seliwanoff mendehidrasi fruktosa sehingga menghasilkan
hidroksi-furfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah
penambahan resorsinol membentuk larutan berwarna merah.
d. Uji Iodine
Iodine dengan amilum akan membentuk kompleks Iod-Amilum
membentuk warna biru, sedangkan glikogen akan memberkan warna
merah kecoklatan.Amilum memiliki unit-unit glukosa yang membentuk
rantai heliks karena adanya ikatan dengan konfigurasi pada hubungan unit
glukosanya. Adanya bentuk ini, apabila bereaksi dengan Iodin
menyebabkan amilum dapat membalik kompeks dengan molekul iodin
yang dapat masuk ke dalam spiralnya, sehingga menyebabkan warna biru
pada kompleks tersebut. (Hart, Harold. 1983).
V. Sasaran Pengamatan
Sasaran pengamatan pada percobaan uji karbohidrat pada tahu antara lain
mengamati adanya kandungan karbohidrat secara umum pada tahu dengan
menggunakan uji molish yang menghasilkan kompleks warna ungu ketika
bereaksi positif.
Kemudian mengetahui apakah ada jenis gula yang mereduksi pada tahu
dengan menggunakan uji benedict. Reaksi positif ditunjukkan dengan
terbentuknya warna hijau, merah orange, atau merah bata dan adanya endapan
merah bata (Cu2O) pada dasar tabung reaksi.
Selanjutnya adalah mengamati apakah ada gugus keton pada tahu dengan
menggunakan uji seliwanoff.
Kemudian mengetahui jenis karbohidrat polisakarida yang ada pada tahu,
dengan menggunakan uji iodine. Iodine dengan amilum akan membentuk
kompleks Iod-Amilum membentuk warna biru, sedangkan glikogen akan
memberkan warna merah kecoklatan.
Anwar, Chairi. 1994. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Yogyakarta : UGM Press.
Kristianingrum, Susila, dkk. 2013. Diktat Petunjuk Praktikum Kimia Dasar. Yogyakarta :
FMIPAUNY.
Suryani, Yoni dan Drajat Pramiadi. 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia. Yogyakarta :
FMIPA UNY.
Wirakartakusumah, M.A. 1992. Sifat Fisik Pangan. Pusat Antara Universitas Pangan dan
Gizi. Bogor : Institut Pertanian Bogor.