Anda di halaman 1dari 2

MENELADANI KONSEP

TRILOGI KEPEMIMPINAN KIHAJAR DEWANTARA


Banyak sekali konsep gaya kepemimpinan yang dicetuskan oleh para ahli perilaku
organisasi di dunia. Salah satu konsep kepemimpinan yang sangat menarik adalah konsep yang
dicetuskan oleh salah satu founding father pendidikan Indonesia. Lahir dengan nama asli Raden
Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang akrab dikenal sebagai Ki Hajar dewantara. Beliau adalah
salah satu tokoh paling Berpengaruh dalam perjalanan pendidikan di Indonesia. Lahir pada 2 Mei
1889 yang mana sekarang setiap tanggal 2 mei diperinggati sebagai hari pendidikan nasional.
Selain sebagai tokoh pendidik beliau juga adalah seorang tokoh pergerakan. Beliau menjadi
pemimpin salah satu organisasi modern pertama diindonesia yakni Budi Utomo, dan termasuk
pendiri sebuah partai “Indische Partij” bersama Dowes Deker dan Tjipto Mangunkusumo.

Konsep kepemimpinan yang dihadirkan oleh Ki Hajar Dewantara adalah konsep


kepemimpinan yang menganut filososfi jawa. Filosofi yang pada awalnya digunakan untuk
menguatkan idealism beliau mengenai pendidikan dan bisa diterapkan oleh para guru, pada
perkembangannya berkembang menjadi filosofi kepemimpinan yang relefant diterapkan
diberbagai bidang. Konsep kepemimpinan yang dilaksanakan menurut sistem “Among”, yaitu
suatu sistem yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan 2 dasar yaitu kodrat dan kemerdekaan.
Konsep tersebut lebih familiar disebut dengan “Trilogi Pendidikan Kihajar Dewantara”.

Trilogi tersebut berbunyi “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri
Handayani”. Ing Ngarsa Sung Tuladha atau secara harfiah berarti bahwa pemimpin yang berada
didepan hendaknya memberi contoh. Ajaran Ki HAjar Dewantara yang pertama ini
mengambarkan situasi dimana seorang pemimping bukan hanya sebagai orang yang berjalan di
depan, namun juga harus menjadi teladan bagi orang-orang yang dipimpinnya. “Ing Madya
Mangun Karsa” Ing Madya artinya ditengah-tengah. Mngun berarti membangkitkan dan Karsa
diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat. Ing Madya Mangun Karsa mengandung arti bahwa
seorang pemimpin jika ditengah-tengah pengikutnya harus mampu memberikan motivasi agar
menjadi selaras dan sejalan dalam mencapai tujuan bersama.

Tri logi yang ketiga adalah “Tut Wuri handayani”. Tut Wuri artinya mengikuti dari
belakang dan dan Handayani berarti memberikan dorongan moral atau dorongan semangat.
Sehingga artinya ialah bahwa seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja
dari belakang. Tut Wuri Handayani diartikan sebagai bahwa seorang pemimpin harus dianggap
memberikan kemerdekaan bagi para penggikutnya dengan perhatian sepenuhnya untuk
memberikan petunjuk dan pengarahan pada setiap kemerdekaan yang diberikan.

Dengan menerapkan Trilogi dari bapak pendidikan Nasional “Kihajar Dewantara” maka
seorang pemimpin akan menjadi pemimpin yang luwes dan mudah dicintai oleh yang
dipimpinnya. Demikian coretan singkat mengenai kepemimpinan yang di teladankan oleh kihajar
dewantara semoga dapat menginspirasi kita semua.

References:

Tappil Rambe, Tri Ananda Putri.2019.Implementasi Trilogi Pendidikan Kihajar dewantara Pada
SMK Taman Siswa Dikota Tebing Tinggi.Puteri Hijau Vol.4 No 1 2019.

Suhartono wiryopranoto, dkk.2017. Ki Hajar Dewantara “Pemikiran dan perjuangannya”.


Jakarta. Atap Komunika.

https://www.mditack.co.id/2017/10/04/konsep-gaya-kepemimpinan-dari-ki-hajar-dewantara/
(Diakses pada 7 Februari pukul 06.00)

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/edukasi/read/2018/06/04/08553811/kepemimpi
nan-versi-ki-hadjar-dewantara (Diakses pada 7 februari pukul 06.30)

Anda mungkin juga menyukai