Anda di halaman 1dari 3

PENTINGNYA PENGGUNAAN REUSABLE STRAW UNTUK

LINGKUNGAN

ARTIKEL

OLEH :
KIRANA FAHIRA ACHMAD
B74219043

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

SURABAYA
2019
PENTINGNYA PENGGUNAAN REUSABLE STRAW UNTUK
LINGKUNGAN

Sedotan adalah sebuah alat berbentuk tabung yang digunakan untuk mentransfer partikel cair
dari wadah ke mulut peminum, dengan cara menerapkan kekuatan pengisapan. Sedotan
merupakan salah satu alat bantu sehari-hari yang tak bisa dilepaskan oleh masyarakat. Banyak
masyarakat yang lebih memilih menggunakan sedotan dikarenakan dengan menggunakan
sedotan dapat mengurangi resiko kerusakan gigi yang disebabkan oleh cairan yang masuk ketika
tidak menggunakan sedotan. Sedotan yang muncul dikalangan saat ini kebanyakan berasal dari
plastik jenis polypropylene, polystyrene, dan juga bahan bahan kimia lainnya yang dibutuhkan
untuk membuat sedotan sesuai dengan kebutuhan.1 Namun, kebanyakan sedotan yang digunakan
oleh kalangan masyarakat ialah sedotan yang berbahan plastik. Plastik sendiri membutuhkan
waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun untuk terurai dengan sendirinya.

Gaya hidup masyarakat juga ikut mempengaruhi terkait dengan penggunaan sedotan plastik itu
sendiri. Banyak restoran cepat saji bahkan warung-warung pinggiran yang sering menyajikan
minuman bersama sedotan plastik. Hal ini membuat masyarakat yang ketergantungan pada
sedotan tetap terjaga, dan berpikiran bahwa menggunakan sedotan lebih efisien. Isu-isu
lingkungan mulai muncul dari tahun ke tahun tentang krisisnya polusi sampah yang ada di dunia.
Sedikitnya ada 90 juta sampah sedotan plastik perhari yang digunakan masyarakat. Gaya
konsumtif yang dilakukan masyarakat sangatlah mempengaruhi seluruh ekosistem, terutama
ekosistem dilaut. Sedotan merupakan salah satu nominasi sampah yang sangat banyak
mencemari lautan. Banyak hewan-hewan di laut yang akhirnya tidak bisa membedakan mana
mikro plastik dan makanan yang seharusnya dimakan, dengan banyaknya kejadian tentang
sampah-sampah plastik ini, muncullah agent of change. Orang-orang yang ingin melakukan
perubahan untuk sesuatu yang lebih baik lagi dan merupakan pihak yang telah dipercayai oleh
lembaga-lembaga kemasyarakatan disebut agent of change.2 Pihak-pihak ini mengajak
masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, terutama sedotan plastik yang
menjadi sebagian besar pemasok sampah plastik akhir-akhir ini.

Persoalan sampah yang meluas dan memiliki potensi besar untuk merusak lingkungan secara
tidak kasat mata, maka diperlukan suatu gerakan nyata untuk melakukan perlindungan dan
pelestarian terhadap lingkungan. Dengan ini pihak-pihak agent of change melakukan suatu
tindakan yang sangat bermakna bagi lingkungan, dengan melakukan kampanye
#NoStrawMovement yang diserukan di berbagai media untuk tidak menggunakan sedotan demi
kepentingan lingkungan.3 Kebanyakan yang menyerukan gerakan baru ini adalah anak-anak
muda atau biasa disebut dengan generasi millennial yang memiliki jiwa pendongkrak yang cukup

1
Akhmad Muawal Hasan, “Sejarah Sedotan Plastik dan Bahaya yang Diremehkan” (https://tirto.id/sejarah-
sedotan-plastik-dan-bahaya-yang-diremehkan-cmw1, diakses pada 10 November 2019 pukul 20.24)
2
Dara Fatia, Yogi Suprayogi Sugandi, “Gerakan Tanpa Sedotan : Hindari Kerusakan Lingkungan” SOSIOGLOBAL
: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Sosiologi, Vol. 3, No.2, Juni 2019, hlm 67
3
Ibid., hlm 69
baik, sehingga dapat membantu gerakan ini menjadi sebuah tren yang keren dikalangan
masyarakat.

Mengingat tentang penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), kita dapat melihat sisi dari Reduce
dan Recycle yang memiliki tindakan pengurangan dan penggunaan kembali terhadap barang-
barang tertentu.4 Tren yang dimunculkan oleh gerakan ini adalah maraknya penggunaan
Reusable Straw yang dimana adalah sebuah sedotan yang dapat digunakan kembali secara terus
menerus. Dengan ini kita dapat menerapkan kedua hal tentang Reduce dimana kita mengurangi
penggunaan barang yang nantinya akan menjadi sampah dan Reuse berarti menggunakan ulang
sebuah barang yang hanya dilakukan proses pembersihan saja untuk dipakai kembali.

Reuse membutuhkan lebih sedikit sumber daya, lebih sedikit energi, dan lebih sedikit tenaga
kerja, dibandingkan dengan daur ulang, pembuangan, atau pembuatan produk baru dari bahan
mentah. Reuse merupakan suatu alternatif yang sangat baik, sangat baik terhadap lingkungan
daripada metode pengelolaan limbah lainnya, seperti mengurangi polusi udara, air dan tanah,
membatasi kebutuhan sumber daya alam baru, seperti kayu, minyak bumi, serat dan bahan
lainnya. Mengubah suatu kebiasaan memanglah sulit, tetapi jelas bahwa mengubah kebiasaan
kita dengan menggunakan Reusable Straw akan sangat membantu planet ini.

4
Priyantini Widyaningrum, Lisdiana dan Eling Purwantoyo, “Evaluasi Partisipasi Siswa Dalam Pengelolaan
Sampah Untuk Mendukung Program Sekolah Adiwiyata” Indonesian Journal of Conservation Vol. 4 No. 1, tahun
2015, hlm 75

Anda mungkin juga menyukai