Anda di halaman 1dari 15

PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh:

Kelompok 2
Ayunda Yonik (R0109005)

Firsta Firly (R0109012)

Hertin Rindawati (R0109013)

Siti Erma F (R0109030)

Vera Eka R (R0109032)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan


Semester III

Program Studi D- IV Kebidanan Reguler Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Tahun Angkatan 2009

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillaah penyusun ucapkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga dengan kekuatan pikiran dan

keterbukaan hati, penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai promosi

kesehatan dengan judul “PENDEKATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN”

guna memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan Program Studi D-IV

Kebidanan Reguler Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan makalah ini, penyusun mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Dosen pengampu kuliah Promosi Kesehatan yang telah banyak

membimbing penyusun dalam menyusun makalah ini

2. Anggota kelompok 2 yang senantiasa bekerja sama dalam penyusunan

makalah ini.

3. Berbagai pihak di sekitar penyusun yang tidak dapat penyusun sebutkan

satu-persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu masih

jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan

saran yang sifatnya membangun untuk kelengkapan tulisan ini ke depan agar

dapat berguna bagi kita semua.

Surakarta, 13 Oktober 2010

ii Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul .............................................................................................................. i

Kata Pengantar ............................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan ....................................................................................................... 1

Bab II Isi ...................................................................................................................... 3

Pendekatan Promosi Kesehatan

A. Stategi Golbal ................................................................................................. 3


B. Strategi berdasarkan Otawa Charter ............................................................... 5
C. Pendekatan Promosi Kesehatan ...................................................................... 7

Bab III Kesimpulan dan Saran ..................................................................................... 11

Daftar Pustaka ............................................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian Promosi Kesehatan :


1. Soekidjo Notoatmojo (2005):
Pertama : promosi kesehatan dalam konsep Level and Clark (4 tingkat
pencegahan penyakit) berarti peningkatan kesehatan.
Kedua: upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-
pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat
menerima pesan-pesan tersebut.
2. WHO (1984), merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan istilah promosi
kesehatan, kalau pendidikan kesehatan diartikan sebagai upaya perubahan
perilaku maka promosi kesehatan tidak hanya untuk perubahan perilaku
tetapi juga perubahan lingkungan yang memfasilitasi perubahan perilaku
tersebut.Ottawa Charter (1986),… “the process of enabling people to
control over and improve their health”. (Proses pemberdayaan masyarakat
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya).

Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan


terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya.
Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang
akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarkat dapat
menerima dan meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki".
Promosi kesehatan telah meningkat modern sejak tahun 1980. Konsepnya pertama
kali digunakan pada tahun 1970 oleh Mentri Kesehataan Nasional dan
Kesejahteraan, Marc Lalonde. Perspektif dari promosi kesehatan dipengaruhi oleh
faktor kesehatan lingkungan dan perubahan perilaku dan gaya hidup, bukan oleh
karakter biomedis. Hal ini dipengaruhi oleh gagasan lebih lanjut mengenai definisi
dari promosi kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di masa yang akan
datang merubah promosi kesehatan dari pelayanan medis menjadi pelayanan

4
kesehatan yang utama, yang direfleksikan dalam kebijakan dunia. Pada tahun1977
Majelis Kesehatan Dunia (World Health Assembly) di Alma Ata menyerahkan
semua anggota dari seluruh negara untuk meningkatkan standar pelayanan
kesehatan dan mengurangi ketidaksamaan ke pelayanan kesehatan yang terjamin
bagi seluruh masyarakat produktif (WHO 1986). Sekarang promosi kesehatan
ditafsirkan dan digunakan dalam berbagai macam cara. Bisa saja didiskripsikan
sebagai proses bagi individual maupun kelompok yang terdorong untuk
menggunakan gaya hidup sehat, yang sasaran utamanya adalah perubahan
perilaku. Gagasan lain termasuk: pencegahan penyakit, perilaku hidup bersih
sehat, meningkatkan kesadaran dalam isu kesehatan, perlindungan umum terhadap
kerusakan, pendidikan masyarakat mengenai gaya hidup sehat dan persamaan
dalam kesehatan dan penyediaan pelayanan kesahatan.

5
BAB II
ISI

PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

A. STRATEGI GLOBAL
Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global
ini terdiri dari 3 hal, yaitu:

1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain, agar orang lain
tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam
konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat
keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat,
sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita
inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa
kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal
inaupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan
seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukun~an dari
para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya sowan
kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk
secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin
dalam bentuk dana atau fasilitas lain. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
sasaran advokasi adalah para pejabat baik eksekutif maupun legislatif, di
berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah kesehatan (sasaran
tertier)

2. Dukungan Sosial (Social support)

6
Strategi dukungan sosial ini adalah suatu kegiatan untuk mencari
dukungan sosial melalui tokoh-tokoh masyarakat (toma), baik tokoh
masyarakat formal maupun informal. Tujuan utama kegiatan ini adalah agar
para tokoh masyarakat, sebagai jembatan antara sektor kesehatan sebagai
(pelaksana program kesehatan) dengan masyarakat (penerima program)
kesehatan.
Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui toma pada dasarnya
adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau
menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Oleh
sebab itu, strategi ini juga dapat dikatakan sebagai upaya bina suasana, atau
membina suasana yang kondusif terliadap kesehatan. Bentuk kegiatan
dukungan sosial ini antara lain: pelatihan-pelatihan para toma, seminar,
lokakarya, bimbingan kepada toma, dan sebagainya. Dengan demikian maka
sasaran utama dukungan sasial atau bina suasana adalah para tokoh masyarakat
di berbagai tingkat (sasaran sekunder).

3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)


Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada
masyarakat langsung. Tujuan utama pember¬dayaan adalah mewujudkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan
mereka sendiri (visi promosi kesehatan). Bentuk kegiatan pemberdayaan ini
dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain: penyuluhan
kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat dalam bentuk
misalnya: koperasi, pelatihan-pelatihan untuk kemampuan peningkatan
pendapatan keluarga (income gener¬ating skill). Dengan meningkatnya
kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap kemampuan dalam
peme¬liharan kesehatan mereka, misalnya: terbentuknya dana sehat,
terbentuknya pos obat desa, berdirinya polindes, dan sebagainya. Kegiatan-
kegiatan semacam ini di masyarakat sering disebut "gerakan masyarakat" untuk
kesehatan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sasaran
pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat (sasaran primer).

7
B. STRATEGI BERDASARKAN OTAWA CHARTER
Konferensi lnternasional Promosi Kesehatan di Ottawa¬ Canada pada tahun
1986 menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter). Di dalam Piagam Ottawa
tersebut dirumuskan pula strategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5
butir, yaitu:

1. Kebijakan Berwawasan Kebijakan (Healthy Public Policy)


Adalah suatu strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada para
penentu atau pembuat kebijakan, agar mereka mengeluarkan kebijakan-
kebijakan publik yang mendukung atau menguntungkan kesehatan. Dengan
perkataan lain, agar kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan,
perundangan, surat-surat keputusan, dan sebagainya, selalu berwawasan
atau berorientasi kepada kesehatan publik. Misalnya, ada paraturan atau
undang-undang yang mengatur adanya analisis dampak lingkungan untuk
mendirikan pabrik, perusahaan, rumah sakit, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik, harus
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan (kesehatan masyarakat).

2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment)


Strategi ini ditujukan kepada para pengelola tempat umum, termasuk
pemerintah kota, agar mereka menyediakan sarana¬prasarana atau fasilitas
yang mendukung terciptanya perilaku sehat bagi masyarakat, atau sekurang-
kurangnya pengunjung tempat-tempat umum tersebut. Lingkungan yang
mendukung kesehatan bagi tempat-tempat umum antara lain: tersedianya
temp at sampah, tersedianya temp at buang air besar/kecil, tersedianya air
bersih, tersedianya ruangan bagi perokok dan non-perokok, dan sebagainya.
Dengan perkataan lain, para pengelola tempat-tempat umum, pasar,
terminal, stasiun kereta api, bandara, pelabuhan, mall, dan sebagainya, harus
menyedia¬kan sarana-prasarana untuk mendukung perilaku sehat bagi

8
pengunjungnya.

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Services)


Sudah nienjadi pemahaman masyarakat pada umumnya, bahwa dalam
pelayanan kesehatan itu ada "provider" dan "con¬sumer". Penyelenggara
(penyedia) pelayanan kesehatan adalah pemerintah dan swasta dan
masyarakat adalah sebagai pemakai atau pengguna pelayanan kesehatan.
Pemahaman semacam ini harus diubah, harus direorientasi lagi, bahwa
masyarakat bukan hanya sekadar pengguna atau penerima pelayanan
kesehatan, tetapi sekaligus juga sebagai penyelenggara juga, dalam batas¬-
batas tertentu. Realisasi dari reorientasi pelayanan kesehatan ini adalah,
para penyelenggara pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta
harus melibatkan, bahkan member¬dayakan masyarakat agar mereka juga
dapat berperan bukan hanya sebagai penerima pelayanan kesehatan, tetapi
juga seka¬ligus sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan masayarakat.
Dalam mereorientasikan pelayanan kesehatan ini peran promosi kesehatan
sangat penting.

4. Keterampilan individu (Personnel Skill)


Kesehatan masyarakat adalah kesehatan agregat, yang rerdiri dari individu,
keluarga, dan kelompok-kelompok. Oleh sebab, itu, kesehatan masyarakat
akan terwujud apabila kesehatan individu-individu, keluarga-keluarga, dan
kelompok¬kelompok terse but terwujud. Oleh sebab itu, strategi untuk
mewujudkan keterampilan individu-individu (personnel skill) dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sangat penting. Langkah
awal dari peningkatan keterampilan dalam memelihara dan meningkatan
kesehatan mereka ini adalah mem¬berikan pemahaman-pemahaman
kepada anggota masyarakat tentang cara-cara memelihara kesehatan,
mencegah penyakit, mengenal penyakit, mencari pengobatan ke fasilitas
kesehatan profesional, meningkatkan kesehatan, dan sebagainya. Metode
dan teknik pemberian pemahaman ini lebih bersifat individual daripada

9
massa.

5. Gerakan Masyarakat (Community Action)


Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya seperti tersebut dalam visi
promosi kesehatan ini, maka di dalam masyarakat itu sendiri harus ada
gerakan atau kegiatan-kegiatan untuk kesehatan. Oleh sebab itu, promosi
kesehatan harus men¬dorong dan memacu kegiatan-kegiatan di
masyarakat dalam mewujudkan kesehatan mereka. Tanpa adanya kegiatan
masya¬rakat di bidang kesehatan, niscaya terwujud perilaku yang
kon¬dusif untuk kesehatan, atau masyarakat yang mau dan mampu
memelihara serta meningkatkan kesehatan mereka.

PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN

a. Pendekatan Medik

Tujuan dari pendekatan ini adalah kebebasan dari penyakit dan kecacatan
yang didefinisikan secara medic, seperti penyakit infeksi, kanker, dan
penyakit jantung.

Pendekatan ini melibatkan kedokteran untuk mencegah atau meringankan


kesakitan, mungkin dengan metode persuasive maupun paternalistic.
Sebagai contoh, memberitahu orang tua agar membawa anak mereka untuk
imunisasi, wanita untuk memanfaatkan klinik keluarga berencana dan pria
umur pertengahan untuk dilakukan screening takanan darah. Pendekatan
ini memberikan arti penting dari tindakan pencegahan medic dan tanggung
jawab profesi kedokteran untuk membuat kepastian bahwa pasien patuh
pada prosedur yang dianjurkan.

b. Pendekatan Perubahan Perilaku

10
Tujuan dari pendekatan ini adalah mengubah sikap dan perilaku individu
masyarakat, sehingga mereka mengambil gaya hidup “ sehat “. Contohnya
antara lain mengajarkan orang bagaimana menghentikan merokok,
mendorong orang untuk melakukan latihan olahraga, memelihara gigi,
makan makanan yang baik dan seterusnya.

Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini akan merasa yakin bahwa


gaya hidup “sehat “merupakan hal paling baik bagi kliennya dan akan
melihatnya sebagai tanggung jawab mereka untuk mendorong sebanyak
mungkin orang untuk mengadopsi gaya hidup sehat yang menguntungkan.

c. Pendekatan Edukasional

Tujuan dari pendekatan ini adalah memberikan informasi dan memastikan


pengetahuan dan pemahaman tentang perihal kesehatan dan membuat
keputusan yang ditetapkan atas dasar informasi yang ada. Informasi
tentang kesehatan disajikan dan orang dibantu untuk menggali nilai dan
sikap, dan membuat keputusan mereka sendiri.

Bantuan dalam melaksanakan keputusan-keputusan itu dan mengadopsi


praktek kesehatan baru dapat pula ditawarkan, program pendidikan
kesehatan sekolah, misalnya menekankan membantu murid mempelajari
ketrampilan hidup sehat, tidak hanya memperoleh pengetahuannya. orang-
orang yang mendukung pendekatan ini akan memberi arti tinggi bagi
proses pendidikan, akan menghargai hal individu untuk memilih perilaku
mereka sendiri, dan akan melihatnya sebagai tanggung jawab mereka
mengangkat bersama persoalan-persoalan kesehatan yang mereka anggap
menjadi hal yang paling baik bagi klien mereka.

Promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan

Hal ini bukan hal umum untuk promosi kesehatan dikelirukan dengan
pendidikan kesehatan. Istilah ini tidak seharusnya digunakan dengan dapat
dipertukarkan. Promosi kesehatan mencakup seluruh aktivitas yang

11
bertujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat; pendidikan kesehatan
merupakan bagian integral dari prosesnya. Dines dan Crib (1993)
menggambarkan promosi kesehatan sebagai istilah cakupan luas
dibandingkan pendidikan kesehatan dan menunjuk kepada’pendidikan
kesehatan plus’.

Penjelasan ini menyediakan sedikit kejelasan untuk cakupan promosi


kesehatan. Aktivitas promosi kesehatan yang termasuk, contohnya,
pengembangan komunitas kerja dan aksi politik menyimpang di luar
jangkauan promosi kesehatan dan dicakup dalam didiplin promosi
kesehatan yang lebih luas. Pendekatan tradisional ke dalam pendidikan
kesehatan ditujukan untuk mencegah penyakit, dalam meningkatkan gaya
hidup sehat.

Pendekatan ini dimulai sejak abad ke-19 di mana masyarakat diajari dan
meningkat kegelisahannya dipandu ke gaya hidup sehat untuk mencegah
penyakit. Sasaran dari pendidikan kesehatan modern adalah bekerja
dengan pendekatan individual sebuah tingkat atau bagian dari kesehatan
melalui strategi kemungkinan. Hal ini menggunakan dasar yang
terfasilitasi. Pengenalan pendekatan membujuk dan peningkatan
kegelisahan diproduktifkan untuk hal pokok da penghargaan kesehatan.
Landasan dari pendidikan kesehatan modern adalah pemberdayaan(Tones
1992). Pendidikan kesehatan modern dilihat sebagai elemen penting dalam
promosi kesehatan. Bidan secara aktif termasuk ke dalam bagian antara
promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan dan memiliki relasi yang
unik dengan perempuan dan keluarganya untuk mempengaruhi
penggunaan gaya hidup sehat.

d. Pendekatan Berpusat Pada Klien

Tujuan dari pendekatan ini adalah bekerja dengan klien agar dapat
membantu mereka mengidentifikasi apa yang ingin mereka ketahui dan
lakukan, dan membuat keputusan dan pilihan mereka sendiri sesuai dengan

12
kepentingan dan nilai mereka. Peran promotor kesehatan adalah bertindak
sebagai fasilitator, membantu orang mengidentifikasi kepedulian-
kepedulian mereka dan memperoleh pengetahuan serta ketrampilan yang
mereka butuhkan agar memungkinkan terjadi perubahan. Pemberdayaan
diri sendiri klien dilihat sebagai central dari tujuan ini. Klien dihargai sama
yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan berkontribusi
dan siapa yang mempunyai hak absolute untuk mengontrol tujuan
kesehatan mereka sendiri.

e. Pendeka tan Perubahan Sosial

Tujuan dari pendekatan ini adalah melakukan perubahan-perubahan pada


lingkungan fisik, social dan ekonomi, supaya dapat membuatnya lebih
mendukung untuk keadaan yang sehat. Contohnya adalah mengubah
masyarakat, bukan pada pengubahan perilaku individu-individunya. Hal
utama bukan untuk mengubah kebiasaan indiviu, tapi secara positif
mempengaruhi kesehatan masyarakat.

Orang-orang yang menerapkan pendekatan ini memberikan nilai penting


bagi hak demokrasi mereka mengubah masyarakat, mempunyai komitmen
pada penempatan kesehatan dalam agenda politik di berbagai tingkat dan
pada pentingnya pembentukan lingkungan yang sehat daripada
pembentukan kehidupan individu-individu orang yang tinggal di tempat
itu. Pendekatan ini menyatakan kemunduran sosial ekonomi sebagai faktor
dari sakit. Hal ini dipusatkan dengan membuat lingkuangan, perubahan
sosial dan ekonomi dengan rencana kebijakan, aksi perubahan politik dan
kolaborasi yang lebih luas dengan pembuat keputusan.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Promosi Kesehatan bukanlah kegiatan yang berdiri sendiri, melainkan kegiatan


terdepan yang harus terpadu dengan program-program kesehatan lainnya.
Pentingnya pendekatan Promosi Kesehatan untuk setiap upaya kesehatan yang
akan menjaga keberlangsungan proses pemberdayaan sehingga masyarkat dapat
menerima dan meneruskan kegiatan dengan sumberdaya yang dimiliki

Pendekatan yang biasa digunakan oleh tenaga kesehatan bisa menghasilkan efek
negatif atau positif pada kebiasaan seseorang. Pemilihan pendekatan merupakan
faktor terbesar oleh interpretasi personal dan pemahaman kesehatan dan promosi
kesehata.

Saran

Dalam pendekatan promosi kesehatan perlu adanya hubungan kerja sama dengan
pihak-pihak yang berpengaruh dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Dan melaksanakan evaluasi dan audit yang jugamerupakan mekanisme untuk
menentukan kebutuhan kesehatan.

Dalam pendekatan promosi kesehatan daripada menggunakan pendekatan yang


persuasif atau bahkan memaksa, lebih baik menggunakan pendekatan yang
bekerjasama dengan masyarakat untuk mencari pemecahan masalah mereka
sendiri, sembari memberi informasi yang mereka perlukan dalam membuat
keputusan tersebut. Tetapi dalam kondisi yang lebih darurat, seperti penyebaran
epidemi yang memerlukan aksi sesegera mungkin, perlu dipertimbangkan untuk
menggunakan pendekatan persuasif untuk merubah sikap dan perilaku
masyarakatnya.

14
Daftar Pustaka

Tim Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan. 2007. Sejarah Promosi Kesehatan.


http://www.promosikesehatan.com/?act=article&id=225&pg=4. Diakses
pada tanggal 2 Oktober 2010.
Ambarwati, Eny Retna. 2010. Etika Promosi Kesehatan.
http://enyretnaambarwati.blogspot.com/2010/03/etika-promosi-
kesehatan.html. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2010.
Admin. 2009. Komunikasi dalam Pendidikan dan Promosi Kesehatan.
http://driyamedia.co.cc/metodologi/devcommkombang/komunikasi-
dalam-pendidikan-dan-promosi-kesehatan.html. Diakses pada tanggal 3
Oktober 2010.
Sofyan, Asep. 2009. Promosi Kesehatan.
http://bermenschool.wordpress.com/2009/01/04/promosi-kesehatan/.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2010.

15

Anda mungkin juga menyukai