Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KASUS ABORSI YANG MEMUAT PRINSIP MORAL

BIOETIK AUTONOMY

Oleh Kelompok 10

Grevita Kezia Lumbantobing (18011101100)

Iftitah Magfira Puteri Sonda (18011101101)

Joana Maria Posumah (18011101102)

Putri Fabiola Soetiman (18011101103)

Ria Angelina Maharani Imbar (18011101104)

Rinanda Indah Dian Ester Lapod (18011101105)

Safira Ramadhani Alamtaha (18011101106)

Triyanti Elizabeth Soelama (18011101107)

Cynthia Laurent Magindali (18011101108)

Indah Dameria Sinaga (18011101109)

Marsyah Choya Tumbel (18011101110)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya

sehingga makalah Aborsi Autonomi dapat tersusun dengan segala baik. Terima

kasih atas bantuan dari teman-teman kelompok tutor 10 yang telah berkontribusi

dengan memberikan waktu, saran, kritik dan masukan untuk makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Makalah ini belum sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan

saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Manado, September 2018

Kelompok Tutor 10

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

BAB 1: PENDAHULUAN……………………………………………………….

A. LATAR BELAKANG…………………………………………………

B. TUJUAN……………………………………………………………….

BAB 2: ISI…………………………………………………………………………

BAB 3: PENUTUP………………………………………………………………..

A. KESIMPULAN…………………………………………………………

DAFTAR

PUSTAKA……………………………………………………………….

BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kaidah Dasar Bioetik merupakan suatu etik yang berhubungan dengan praktik

kedokteran atau penelitian di bidang biomedis yang dapat digunakan untuk

menganalisis lebih tajam suatu standar, uituk membenarkan peraturan dan data

menjadi pedoman salam pengambilan keputusan klinis yang eis salam praktis

sehari-hari. Kaidah Dasar Bioetik memiliki 4 princip moral, yaitu beneficence,

non-maleficence, autonomy, dan justice. Dalam makalah ini, kami akan

membahas mengenai kasus Aborsi yang berpedoman pada prinsip moral

autonomy, yaitu sebuah prinsip moral dokter yang menghormati hak dan

martabat manusia.

TUJUAN

Melalui makalah ini, mahasiswa diharapkan dapat menghadapi persoalan bioetik

berdasarkan analisa pemikiran kritis dasar yang mengandung autonomy dalam

kasus Aborsi ini, meningkatkan pemahaman dan pelatihan penggunaan kaidah

kaidah dasar bioetik autonomy, dalam kehidupan sehari-hari dan data menjaga

hubungan dokter-pasien secara lebih baik.

BAB 2

ISI
KASUS :

Seorang mahasiswa berusia 20 tahun mengeluh terlambat menstruasi 3 bulan.

Kepada sahabatnya dia mengatakan sering mula-mual, dia juga mengaku sering

melakukan hubungan intim Bersama kekasihnya. Sahabatnya menyarankan untuk

membeli alat tes kehamilan, dan ternyata hasilnya menunjukan bahwa dia positif

hamil.

Kemudian oleh pacarnya diajak ke klinik bersalin untuk mengakhiri

kehamilannya. Menurut informasi yang didapat, klinik tersebut sudah biasa

melakukan aborsi. Mereka setuju melakukan aborsi dengan alasan mahasiswa dan

mahasiswi itu masih kuliah dan belum siap untuk menikah.

Akhirnya mereka memutuskan untuk meminta bantuan untuk dilakukan

aborsi. Setelah dicapai kesepakatan, dokter menyarankan tindakan aborsi itu

dilakukan keesokan harinya. Aborsi itu dilakukan dokter. Sebelum aborsi dilakukan

dokter melakukan informed consent terlebih dahulu informed consent itu disetujui

oleh mahasiswi. Sebenarnya dokter mengalami dilema etis pada saat melakukan

informed consent, namun dokter tidak bisa mecampuri hak pasien.

Pada saat dilakukan tindakan aborsi terjadi perdarahan yang hebat dan tak

bisa ditanggulangi sehingga mengakibatkan mahasiswi itu menghembus napas

terakhir. Commented [1]:


Autonomi (self Ada/Tida Analisa pada kasus
Determination) k
Menghargai hak Ada Setelah dicapai kesepakatan, dokter
menentukan nasib sendiri menyarankan tindakan aborsi itu
menghargai martabat dilakukan keesokan harinya. Aborsi itu
pasien dilakukan dokter. Sebelum aborsi
dilakukan dokter melakukan informed
consent terlebih dahulu informed consent
itu disetujui oleh mahasiswi.
Tidak mengintervensi Ada Sebenarnya dokter mengalami dilema etis
pasien dalam membuat pada saat melakukan informed consent,
keputusan (pada kondisi namun dokter tidak bisa mecampuri
elektif) hak pasien.
Berterus terang Tidak Tidak ada dalam kasus.
Menghargai privasi Ada Dalam kasus ini dokter menghargai
dengan tidak mencari tahu lebih dalam
mengenai keinginan pasien untuk aborsi.
Menjaga rahasia pasien Tidak Tidak ada dalam kasus.
Menghargai rasionalitas Tidak Tidak ada dalam kasus.
pasien
Melaksanakan informed Ada Sebelum aborsi dilakukan dokter
consent melakukan informed consent terlebih
dahulu informed consent itu disetujui oleh
mahasiswi.
Membiarkan pasien Tidak Tidak ada dalam kasus.
dewasa dan kompeten
mengambil keputusan
sendiri
Tidak mengintervensi atau Ada … namun dokter tidak bisa mecampuri
menghalangi outonomi hak pasien.
pasien
Mencegah pihak lain Tidak Tidak ada dalam kasus.
mengintervensi pasien
dalam membuat
keputusan, termasuk
keluarga pasien sendiri
Sabar menunggu Ada Akhirnya mereka memutuskan untuk
keputusan yang akan meminta bantuan untuk dilakukan aborsi.
diambil pasien pada kasus Setelah dicapai kesepakatan (dalam hal
non emergensi ini dokter bersabar menunggu
keputusan akhir).
Tidak berbohong ke pasien Tidak Tidak ada dalam kasus.
meskipun demi kebaikan
pasien
Menjaga hubungan Tidak Tidak ada dalam kasus.
(kontrak)

KATA SULIT :

1. Aborsi : pengguguran kandungan yang dikeluarkannya janin sebelum waktunya,

baik itu secara sengaja maupun tidak.

2. Informed Consent : sebuah persetujuan dalam pelaksanaan tindakan medis.

BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam makalah yang memuat kasus Aborsi dengan menganut pedoman

autonomy ini kita dapat memahami dan mengetahui prinsip autonomy yang

berhubungan dengan kasus Aborsi dan juga kita bisa menentukan kasus yang

terdapat dalam check-list observation pada autonomy.

DAFTAR PUSTAKA
1. Jurnal Fakultas Kedokteran digilib. Universitas Lampung

2. Tesis: Tinjauan Yuridis Persetujuan Tindakan Medis.Universitas Diponegoro.

2009.

Anda mungkin juga menyukai