Anda di halaman 1dari 17

BAB II

RUANG LINGKUP PERUSAHAAN


II.1 Pengantar

PT. PINDAD (Persero) adalah Perusahaan Industri Manufaktur Indonesia


yang bergerak dalam bidang Produk Militer dan Produk Komersial. Kegiatan PT.
PINDAD (Persero) mencakup desain dan pengembangan, rekayasa, perakitan dan
fabrikan serta perawatan. PT. PINDAD (Persero) berlokasi di Bandung (Jawa
Barat) dan Turen (Jawa Timur).
Berdiri pada tahun 1908 sebagai bengkel peralatan militer di Surabaya
dengan nama Artillerie Constructie Winkel (ACW), bengkel ini berkembang
menjadi sebuah pabrik dan sesudah mengalami perubahan nama pengelola
menjadi Artillerie Inrichtingen (AI), kemudian dipindahkan lokasinya ke Bandung
pada tahun 1923.
Pada tahun 1942, di masa penjajahan Jepang, namanya berganti menjadi
Dai Ichi Kozo (DIK) dan pada tahun 1947 berganti nama menjadi Leger Productie
Bedrijven (LPB). Setelah kemerdekaan, Pemerintah Belanda pada tahun 1950
menyerahkan pabrik tersebut kepada Pemerintah Indonesia, dan pada tanggal
29 April 1950, yang selanjutnya diperingati sebagai hari jadi Perusahaan, pabrik
tersebut diberi nama Pabrik Senjata dan Mesiu (PSM) yang berlokasi di PT.
PINDAD (Persero) sekarang ini. Pada tahun 1962, Pabrik Senjata dan Mesiu
(PSM) berubah menjadi sebuah industri peralatan militer yang dikelola oleh
AngkatanDarat, sehingga namanya menjadi Perindustrian Angkatan Darat
(PINDAD).
PT. PINDAD berubah status menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dengan nama PT. PINDAD (Persero) pada tanggal 29 April 1983, kemudian pada
tahun 1989 perusahaan ini berada di bawah pembinaan Badan Pengelola Industri
Strategis (BPIS).
Untuk mampu mengimbangi peluang dan tantangan serta perkembangnan
teknologi yang terus maju secara global, pada awal 1996 dilaksanakan
restrukturisasi dengan memberikan wewenang dan tanggung jawab yang lebih
besar kepada unit-unit produksi sebagai unit usaha dengan mengatur kembali
divisi-divisi yang ada menjadi beberapa. Diantaranya Divisi Tempa dan Cor (TC),
Divisi Senjata (JT), Divisi Munisi (MU), Divisi Mesin Industri dan Jasa (MI),
Divisi Rekayasa Industri (RI), serta Unit Pengembangan Kendaraan Fungsi
Khusus (KK).
Pada tahun 1999 berubah nama menjadi PT. Prakarya Industri (Persero)
dan kemudian berubah lagi namanya menjadi PT. Bahana Prakarya Industri
Strategis (Persero). Tahun 2002 PT. BPIS (Persero) dibubarkan oleh Pemerintah,
dan sejak itu PT. PINDAD beralih status menjadi PT. PINDAD (Persero) yang
langsung berada di bawah pembinaan Kementerian BUMN sampai sekarang.
II.2. Tujuan, Visi, dan Misi PT. PINDAD (Persero)
Tujuan PT. PINDAD (Persero) adalah memajukan perusahaan dengan
mingkatkan kemampuan kewirausahaan (entrepreneurship), sehingga dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan serta meningkatkan perolehan keuntungan.
PT. PINDAD (Persero) sebagai BUMN mempunyai tugas pokok
memproduksi peralatan pertahanan, militer dan produk-produk komersial yang
lain untuk menunjang kebutuhan pemerintah maupun swasta. Di samping tugas-
tugas pokok tersebut PT. PINDAD (persero) mempunyai tujuan khusus, yakni:
1. Melaksanakan alih teknologi
2. Mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas
3. Melaksanakan perdagangan dalam arti seluas-luasnya baik di dalam maupun
luar negeri.
Maksud dan tujuan PT. PINDAD (persero) adalah turut melaksanakan
serta menunjang kebijaksanaan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya dan khususnya dalam bidang industri
peralatan militer, peralatan industri manufaktur, energi dan transportasi dengan
memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku.
Adapun visi dan misi PT. PINDAD (Persero) adalah sebagai berikut :
Visi
Menjadi produsen pertahanan terkemuka dan peralatan keamanan di Asia pada
2020 melalui upaya inovasi produk dan kemitraan strategis.
Misi
Menerapkan upaya terpadu dalam bidang peralatan pertahanan dan keamanan dan
juga industri peralatan untuk mendukung pembangunan nasional dan secara
khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan nasional.

II.3. Jajaran Komisaris dan Direksi PT. PINDAD (Persero)


Komisaris:
 Komisaris Utama: Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo
 Wakil Komisaris Utama: Brigjen TNI Ali Yusuf Susanto, S.IP, MM
 Komisaris : Brigjen TNI (Purn) Maman Soemantri
 Komisaris : Dr. Ir. Richard Mengko
 Komisaris : Brigjen TNI Heri Supraba, S.IP
Direksi :
 Direktur Utama : Ir. Adik A. Soedarsono, MSIE, Ph.D.
 Direktur Keuangan : Dr. Lenggogeni, S.E., Ak, MM, CMA.
 Direktur Produk Sistem Senjata : Ir. Slamet Irianto, MM
 Direktur Produk Manufaktur : Ir. Tri Hardjono, MM
 Direktur Perencanaan dan Pengembangan : Ir. Wahyu Utomo, MBA
II.4. Aktifitas Operasional PT. PINDAD (Persero)
Keberadaan PT. PINDAD Persero sebagai salah satu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang termasuk dalam industri pertahanan dan keamanan
strategis menuntut perusahaan ini untuk mendukung Departemen Pertahanan dan
Keamanan (Dephankam) dan TNI dalam menuju swasembada senjata, munisi dan
bahan peledak baik sebagai kebutuhan rutin maupun sebagai cadangan nasional.
Produk yang dihasilkan oleh PT. PINDAD (persero) meliputi produk
militer dan produk komersial. Produk komersial dimaksudkan baik untuk
memenuhi kebutuhan proyek-proyek strategis pemerintah maupun untuk
kebutuhan swasta , masyarakat umum, dan untuk keperluan ekspor.
Macam – macam produk militer dan produk komersial yang telah
diproduksi PT. PINDAD (persero) antara lain :
1. Produk Militer
Meliputi senjata api, munisi, bahan peledak, kendaraan tempur dll. Hingga kini
PT. PINDAD (persero) telah menghasilkan produk seperti Revolver, Senapan
Serbu 1 (SS-1), Senapan Serbu 2 (SS-2), Senapan Serbu 3 (SS-3), Panser Anoa
6x6, Granat Tangan, Granat pecahan tajam, mortir, dsb.

(a) (b) (c)


Gambar 2.1 (a) Senapan Serbu ; (b) Mortir ; (c) Panser Anoa 6x6

2. Produk komersial
Meliputi Bahan peledak komersial, peralatan penunjang fasilitas kereta api,
peralatan penunjang kendaraan fungsi khusus dll.

Gambar 2.2 Produk cor dan stamping komersial

3. Fasilitas Tambahan
Meliputi penerimaan jasa rekayasa Industri, pemotongan, pengelasan dan
perawatan.
(a) (b)
Gambar 2.3 Fasilitas tambahan (a) Cutting Laser; (b) Automatic Welding
Machine

II.5. Profil Divisi Tempa dan Cor


Divisi Tempa dan Cor merupakan salah satu unit usaha yang terdapat di
PT. PINDAD (persero) yang dibentuk pada tanggal 19 Desember 1995. Didirikan
berdasarkan pendekatan produk, Divisi Tempa dan Cor memiliki ruang lingkup
dibidang peralatan industri logam dan jasa.
Divisi ini memiliki tiga departemen produksi yakni Departemen Tempa,
Departemen Cor I, dan Departemen Cor II. Masing-masing departemen
menghasilkan jenis produk yang berbeda.
Divisi Tempa dan Cor terdiri dari delapan departemen yaitu
Pengembangan Produk, Departemen Pemasaran dan Penjualan, Biro Pengadaan,
Kasir, Departemen Administrasi dan Keuangan, Departemen Tempa, Departemen
Cor I, Departemen Prasarana Kereta Api, Departemen Cor II.
Aktifitas masing-masing departemen tersebut di atas dijelaskan sebagai
berikut :
 Departemen Pengembangan produk
a. Melaksanakan intensifikasi pasar
b. Merencanakan dan melaksanakan produksi
c. Melaksanakan pengelolaan sumber daya dan potensi divisi
d. Menyusun serta melaksanakan program penelitian dan pengembangan
praktis dari program lain yang ditetapkan perusahaan
e. Melakukan pengukuran kepuasan pelanggan
f. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberi saran atau
masukan kepada Direktur Produk Komersil.
 Departemen Pemasaran dan Penjualan
Departemen Pemasaran dan Penjualan dipimpin oleh seorang Kepala
Departemen Pemasaran dan Penjualan dengan aktifitasnya sebagai berikut :
a. Melakukan kegiatan intensifikasi pasar
b. Membuatan rencana dan target penjualan
c. Melakukan peninjauan atas pesanan yang diterima
d. Meningkatkan harga beli
e. Melaksanakan negosiasi untuk mencapai kesepakatan harga dengan
konsumen
f. Menyiapkan konsep kontrak penjualan
g. Melaksanakan kegiatan pelayanan purna jual
h. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberikan saran atau
masukan kepada Kadiv Tempa dan Cor
 Biro Pengadaan
Biro Pengadaan dikepalai oleh seorang Kepala Biro pengadaan dengan
aktifitas pokok sebagai berikut :
a. Melakukan evaluasi kebutuhan material atau jasa secara periodik
b. Melakukan evaluasi harga dan spesifikasi teknis dari material atau jasa
yang akan dibeli
c. Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pengadaan
d. Melaksanakan pengadaan material atau jasa melalui Pembelian Materai
Tunai (PMT), Surat Perintah Kerja(SPK), atau Surat Perjanjian (SJAN)
e. Membuat laporan pertanggung jawaban dan realisasi pengadaan
f. Melakukan evaluasi terhadap kinerja rekanan
g. Membina hubungan dengan rekanan / vendor
h. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberi saran atau
masukan kepada Kadiv. Tempa dan Cor
 Departemen Administrasi dan Keuangan
Departemen Administrasi dan Keuangan dikepalai oleh seorang Kepala
Administrasi dan Keuangan yang aktifitas pokoknya adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana anggaran Divisi Tempa dan Cor, serta mengendalikan
pelaksanaannya
b. Menyelenggarakan kegiatan akuntansi keuangan serta analisis keuangan
c. Menyelenggarakan perhitungan realisasi harga pokok, analisa biaya, dan
pengendalian biaya untuk pengendalian keputusan
d. Mengatur likuidasi keuangan serta menghitung pajak yang berkenaan
dengan usaha Divisi Tempa dan Cor
e. Menyelenggarakan administrasi pergudangan ATK serta administrasi
bahan, produk setengah jadi dan produk jadi
f. Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum dan kesekretariatan
g. Mengolah rumah tangga dan aktiva tetap di lingkungan Divisi tempa dan
Cor
 Departemen Tempa
Departemen Tempa dikepalai oleh seorang Kepala Departemen Tempa
yang mempunyai aktifitas pokok sebagai berikut :
a. Menyiapkan data teknik produksi
b. Membuat rencana produksi yang mencakup kebutuhan material,
kebutuhan jam operator dan jam mesin
c. Membuat harga pokok produksi
d. Melaksanakan pemeriksaan mutu material masuk, proses hingga
pemeriksaan akhir
e. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan mesin dan fasilitas
produksi
f. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberikan saran atau
masukan kepada Kadiv Tempa dan Cor
 Departemen Cor 2
Departemen Cor dikepalai oleh seorang Kepala Departemen Cor 2 yang
aktifitas pokoknya adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan data teknik produksi
b. Membuat rencana produksi yang mencakup kebutuhan material,
kebutuhan jam operator dan jam mesin
c. Membuat harga pokok produksi
d. Melaksanakan pemeriksaan mutu material masuk, proses hingga
pemeriksaan akhir
e. Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan mesin dan fasilitas
produksi
f. Melaporkan semua kegiatan dan hasilnya serta memberikan saran atau
masukan kepada Kadiv Tempa dan Cor

Berikut ini adalah struktur organisasi dari PT. PINDAD (Persero)

Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. PINDAD (Persero)


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1 Pengecoran (Casting)

Pengecoran adalah proses dimana logam cair mengalir karena adanya


grafitasi atau gaya yang lain menuju suatu cetakan kemudian membeku dalam
rongga cetakan. Pengecoran ini sudah dilakukan sejak 6000 tahun yang lalu
dengan prisnsip yang sederhana yaitu lebur logam, tuangkan dalam cetakan dan
biarkan dingin dan membeku.Tapi dibalik sederhananya prinsip tersebut
tersimpan banyak faktordan variabel yang harus ditentukan untuk menghasilkan
produk coran yang baik (groover, 2010).
Casting atau pengecoran merupakan metode yang paling sering dilakukan
pada proses manufakturisasi hal ini dikarenakan memiliki kelebihan yang banyak
antara lain sebagai berikut :
 Pengecoran dapat digunakan untuk membuat produk dengn geometri yang
kompleks.
 Beberapa proses pengecoran mampu mengasilkan produk yang net shape,
tidak diperlukan lagi proses finising, disisi lain juga bisa menggasilkan
produk yang near net shape, untuk ini diperlukan proses finising untuk
mempresisikan geometri missal dengan machining
 Pengecoran dapat digunakan untuk memproduksi bentuk yang sangat
besar. Untuk saat ini tercatat lebih dari 100 ton telah dibuat.
 Proses pengecoran ini bisa untuk semua logam asalkan bisa untuk
dicairkan
 Menghasilkan produk yang umumnya bersifat isotropis
 Proses ini cocok untuk produksi tunggal dan massal

Seiring dengan berkembangnya jaman metode-metode pengecoran pun


telah banyak ditemukan, beberapa diantaranya sangat sulit untuk dilakukan dan
menghabiskan biaya yang sangat tinggi. Secara umum dikelompokkan menjadi
dua yaitu unpermanent mold casting (sand casting, investment casting) dan
permanent mold casting (die casting, setrifugal casting). Tapi yang paling banyak
dipakai dari adalah sand casting.
Secara sederhana proses sand casting dapat dilihat pada gambar 3.1,
dimana terdapat tiga bagian utama yaitu Pattern Making, Mold Making, dan
Pouring. Hal yang lain dan perlu diperhatikan adalah adalah preparasi pasir, dan
proses peleburan.

Gambar 3.1 Skema proses pengecoran Sand Casting

III.2 Cacat Pada Pengecoran

III.3 Besi Cor FCD 400

III.4 Base Plate for E-Clip R 54

III.5 Disamatic Moulding Machine

Disamatic 2013 LP adalah suatu mesin yang digunakan untuk mencetak suatu
barang dengan menggunakan pasir yangtelah dibentuk. Disamatic 2013 LP
merupakan perkembangan dari mesin Disamatic2013 Mk4. Alat ini sudah banyak
digunakan pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi bahan logam.
Keunggulan mesin Disamatic 2013 LP, yaitu :

1. Mesinnya dibuat sangat sederhana dan mencetak dengan hasil yang baik.
Mesin ini bekerja dari awal pencetakan hingga pemisahan dari pasir cetak.
2. Mesin Disamatic dibuat dengan alat-alat yang bermutu dan dibuat dengan
sebaik mungkin tanpa ada kesalahan.

Prinsip kerja Disamatic, antara lain :

a. Pengisian, yaitu memasukkan pasir pada alat cetakan (Molding Chamber).


b. Memadatkan pasir yang ada pada cetakan dengan menekannya.
c. Melepaskan alat cetak dan mendorong hasil cetakan (Gambar 3.x1).

Gambar x1 Prinsip kerja Disamatic

Gambar 3.x2 Bagian – bagian Disamatic


Disamatic 2013 LP terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah :

1. Disamatic Molding Machine(DMM),


Mencetak pasir dan memindahkannya kebagian Automatic Mold
Conveyor (AMC).
2. Automatic Mold Conveyor (AMC),
Memindahkan hasil cetakan dari DMM.
3. The Core Setter(CSE),
Berfungsi sebagai pemberian inti pada cetakan. Tempat kontrol DMM,
AMC, CSE.

III.5.1 Disamatic Molding Machine (DMM)

Yang paling utama saat pengisian pasir adalah saat memberikan tekanan
udara dan mengatur tekanan udara yang diberikan. Antara Sand Hopperdan
Compresed Airterdapat penghubung Shot Valve, yang berfungsi untuk membuka
dan menutup Compresed Air. Sand Hopperadalah tempat penampung pasir
semantara sebelum pasir dicetak. Sand Hopperterbuat dari besi baja tahan karat
agar pasir tidak menempel pada dinding-dinding Sand Hopper. Sand
Hopperberada di atas alat cetak yang diantaranya terdapat Slotyang berfungsi
sebagai penghubung pasir pada alat cetak. Besar lubang Slottelah ditentukan
ukurannya agar pasir dapat melewatinya. Pada waktu pengisian, pasir ditekan
dengan Compressed Air. Beberapa komponen penting dalam mencetak, yaitu :

a. Menyiapkan alat cetakan dengan mengatur posisi atas, bawah, dan bagian
luar,
b. Plat cetakan,
c. Wadah penampung pasir (Sand Hopper),
d. Pendorong pasir (Compresed Air), dan
e. Conveyordengan sistem hidrolik yang dapat memadatkan pasirdan
mendorong hasil cetakan.
Gambar 3.x3 Bagian – Bagian alat pencetak

Untuk memudahkan operator dalam penggunaan dan pemeliharaan. Berikut ini


adalah proses membuat cetakan (Mold) pada Disamatic Molding
Machine (DMM) dibagi menjadi 6 macam, yaitu :
1. Pengisian pasir pada cetakan (Molding Chamber)
Ketika melakukan pengisian pada alat cetak (Molding Chamber), penutup
pada Sand Hopper tertutup. Kemudian Shot Valve terbuka pada waktu yang telah
ditentukan untuk mengatur besar tekanan udara, sehingga pasir di dalam Sand
Hopper dapat mengalir melalui Slot dan mengisi Molding Chamber (Gambar
4.x4). Mengatur kecepatan pengisian pasir juga sangat penting, jika tidak akan
mempengaruhi bagian dinding cetakan dan kualitas cetakan.

Gambar 4.x4 Pengisian Pasir Pada Cetakan (Molding Chamber)


2. Menekan cetakan (Squeezing the Molds)
Setelah pengisian pasir pada Molding Chamber, lalu Shot Valve akan
menutup sedangkan saluran pembuangan pada Sand Hopper terbuka. Plat bagian
dalam (Squeeze Plate) menekan pasir dengan menggunakan gaya hidrolik.
Dengan cara seperti ini cetakan ditekan dari kedua sisi, yaitu dari sisi depan dan
belakang cetakan dengan ketebalan cetakan (Mold) setebal 400 mm (Gambar
4.x5).

Gambar 4.x5 Menekan Cetakan (Squeezing the Molds)

3. Membuka cetakan Molding Chamber


Plat bagian depan Molding Chamber bergerak kebelakang dan plat akan
membentuk posisi horizontal agar dapat dilewati cetakan (Mold). Pada saat
bersamaan, Sand Hopper akan terisi pasir (Gambar 4x.6).

Gambar 4.x6 Membuka Cetakan Molding Chamber

4. Mengeluarkan cetakan (Mold)


Slot akan tertutup dan plat bagian belakang akan mendorong cetakan (Mold) pada
Conveyor (Gambar 4x.7)
Gambar 4.x7 Proses Mengeluarkan Cetakan (Mold)
5. Plat pendorong kembali ke posisi semula
Setelah cetakan berada pada posisinya, maka Plat tersebut kembali pada
posisi semula (Gambar 4.x7). Sehubungan dengan itu, berakhir pula pengisian
pasir pada Sand Hopper.

Gambar 4x.8 Plat Pendorong Kembali ke Posisi Semula


6. Plat bagian depan kembali ke posisi semula
Ketika plat bagian belakang berada pada posisi semula, maka plat bagian
depan pun kembali keposisinya semula dengan membentuk posisi vertikal dan
lubang pasir pada Sand Hopper kembali tertutup (Gambar 4xx.9).
Gambar 4.x9 Plat Bagian Depan Kembali ke Posisi Semula

III.5.2 Automatic Mold Conveyor (AMC)

Automatic Mold Conveyor (AMC) yaitu mesin yang berfungsi sebagai


penghantar di dalam pembuatan hasil cetakan di dalam pembuatan, merekatkan
antara Mold dan pendinginan. AMC yaitu mesin yang menggunakan sistem
hidrolik. Mesin AMC memiliki dua ukuran, AMC-12 dengan panjang 12 m dan
AMC-18 dengan panjang 18 m.

[Kek o no gambar teko hp ne ajis sing bagian sing nggowo mold mlaku]

Gambar 4.x10 Mesin Automatic Mold Conveyor (AMC)


Prinsip kerja Automatic Mold Conveyor (AMC)
 Pada mesin Automatic Mold Conveyor (AMC) terdapat dua buah papan
jepit yang tebuat dari besi yang berfungsi untuk menjepit cetakan pada
bagian sisi-sisinya (Gambar 4.x11 Langkah 1).
 Setelah cetakan dijepit pada bagian sisi-sisinya, maka penjepit
akanbergerak maju mendorong cetakan dengan tekanan hidrolik (Gambar
4x.11 Langkah 2).
 Setelah cetakan bergeser dengan jarak tertentu, lalu penjepit itu
melepaskan jepitannya (Gambar 4.11 Langkah 3).
 Ketika penjepit melepas cetakan, maka jepitan akan bergerak mundur
 kembali ke posisi semula (Gambar 4.11 Langkah 4).

Gambar 4.x11 Prinsip Kerja Automatic Mold Conveyor (AMC)


BAB IV

PROSES PRODUKSI

(rc, bh, bd, ip it mng)

Anda mungkin juga menyukai