Anda di halaman 1dari 11

Bahan dan Metode

1. Waktu dan Tempat


Praktikum Survailens Malaria dan Uji Resistensi Insektisida dilaksanakan pada :
Waktu : 08.00-21.00 WIB
Tempat : Balai Besar Vektor Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit
(B2P2VRP) Salatiaga

2. Bahan
a) Identifikasi Nyamuk
Bahan yang digunakan untuk identifikasi nyamuk meliputi,
1) Mikroskop
2) Buku pedoman identifikasi morfologi nyamuk
3) Nyamuk yang telah di tempel dalam kertas dan jarum
4) Alat tulis untuk mencatat
b) Pemeriksaan Malaria dan Filariasis
1) Survei Darah Jari
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktik survei darah jari
meliputi,
1. Alkohol swab 8. Slide box
2. Lancet 9. Safety box
3. Autoklik 10. Kantong sampah
4. Kaca obyek 11. Alat tulis
5. Tissue 12. Kapas kering
6. Sarung tangan 13. Masking tape
7. Kapiler tube dg tanda batas 60 ul 14. Slide box
2) Pembuatan sediaan darah malaria
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktik pembuatan sediaan
darah malaria meliputi,
1. Kaca slide 12. Sarung Tangan
2. Sarung Tangan 13. Kapas alkohol (alcohol swabs)
3. Kapas alkohol (alcohol swabs) 14. Jarum dan alat lanset
4. Jarum dan alat lanset 15. Kapas kering atau kassa
5. Kapas kering atau kassa 16. Kotak sampah benda tajam
6. Kotak sampah benda tajam 17. Pensil
7. Pensil 18. Kaca benda/slide/object glass
8. Kaca benda/slide/object glass 19. Lanset steril
9. Kaca slide 20. Desinfektan jari
- Kapas & alkohol 70%
- Alkohol swab
10. Tissu/kasa steril 21. Box book slide
11. Kotak slide

3) Pewarnaan Sediaan Darah Malaria


Alat dan bahan yang digunakan untuk praktik pewarnaan sediaan
darah malaria meliputi,
1. Sarung tangan 9. Gelas ukur 10 cc dan 100 cc
2. Larutan buffer (pH 7.2) 10. Beaker Glass 50 cc dan 100 cc
3. Giemsa Stok 11. Kertas Whatman No.2
4. Botol pembilas 12. Sarung tangan
5. Pipet tetes 13. Larutan buffer (pH 7.2)
6. Botol penyimpan giemsa dan botol 14. Gelas ukur 10 cc dan 100 cc
buffer
7. Beaker Glass 50 cc dan 100 cc 15. Kertas Whatman No.2
4) Pemeriksaan Plasmodium Malaria
Alat dan bahan yang digunakan untuk praktik Pemeriksaan
Plasmodium Malaria meliputi,
a. Slide/Kaca sediaan (Object Glass)
b. Lancet steril
c. Kapas
d. Alkohol 70 %
e. Minyak imersi (immersion oil)
f. Larutan buffer (pH 7.2)
g. Larutan Giemsa
h. Metanol
c) Uji Resistensi Insektisida
Alat yang digunakan untuk uji resistensi insektisida yaitu,
a. 4 tabung uji standar dari WHO, 1 tabung tidak diberi kertas berinsektisida
karena sebagai kontrol, dan 3 kertas lainnya diberi kertas berinsektisida
untuk uji resistensi
b. Sampel nyamuk yang digunakan untuk uji resisitensi
c. Stopwatch/timer

2
d. Form uji resistensi insektisida
d) Survei nyamuk
Alat yang digunakan untuk praktik survei nyamuk yaitu,
a. Aspirator
b. Gelas kertas
c. Karet gelang
d. Kain kasa
e. Kapas
f. Gunting
g. Senter
3. Metode
a) Identifikasi Nyamuk
1. Siapkan 5 sampel nyamuk yang telah ditempel pada kertas dan jarum yang
akan digunakan untuk identifikasi
2. Siapkan alat seperti mikroskop dan buku pedoman morfologi nyamuk
3. Dihidupkan mikroskop
4. Letakkan sampel nyamuk pada gabus di mikroskop
5. Lakukan identifikasi nyamuk, untuk melihat scutellum nyamuk posisikan
jarum tidur atau miring, dan posisi nyamuk tengkurap.
6. Untuk mengidentifikasi probosis posisikan jarum lurus dan nyamuk
tengkurap.
b) Pemeriksaan malaria
1. Survei darah jari
a. Konfirmasi nama responden sesuai pada daftar
b. Cek kebersihan dari kaca objek
c. Tulis kode dan tanggal pada kaca sediaan dengan pensil.
d. Ujung jari manis tangan kiri responden dibersihkan dengan kapas
alkohol dan keringkan
e. Tusuk ujung jari dengan blood lancet steril
f. Bersihkan tetes pertama dengan kapas atau tissue kering.

3
g. Urut jari yang ditusuk dimulai dari pangkal untuk mendapatkan tetesan
darah yang cukup besar.
h. Ambil tetes darah dengan menggunakan pipet kapiler sebanyak 60 ul 
setinggi 6 cm
i. Teteskan 3 tetes darah masing-masing ± 20 ul pada kaca sediaan yang
telah diberi kode dengan posisi seperti pada gambar 1
j. Tarik memanjang dengan menggunakan ujung obyek gelas atau bagian
belakang blood lancet sehingga membentuk sediaan seperti gambar 1.1
di bawah,

2. Pembuatan sediaan darah malaria


a. Pegang kaca slide membentuk 45 derajat, dengan ujung menyentuh
setetes darah.
b. Biarkan darah menyebar pada ujung kaca slide.
c. Setelah darah menyebar, dengan cepat dorong kaca slide ke depan
sampai membentuk seperti lidah. Seperti paga gambar 1.2

d. Letakkan kaca slide di tempat yang data sampai kering.


e. Kaca slide yang sudah ada darahnya, dijaga jangan sampai dihinggapi
lalat, diganggu semut atau serangga lainnya. Jika sudah kering,
kemudian diletakkan ke dalam box book slide.
3. Pewarnaan Sediaan Darah Malaria
Langkah 1 : Fiksasi

4
a. Pastikan SD sudah kering sempurna
b. SD tipis difiksasi dengan methanol, dengan cara ditetes atau dicelupkan
c. Methanol tidak boleh mengenai SD tebal
d. Biarkan kering diudara sebelum diwarna
Langkah 2
a. Siapkan giemsa stock dan buffer untuk membuat pewarnaan 3%
b. Ambil 3 bagian giemsa stok
c. Tambahkan 97 bagian larutan buffer
d. Aduk larutan hingga larut dan merata
Langkah 3
Letakkan sediaan darah pada rak pewarna
Langkah 4
a. Teteskan larutan giemsa 3% menggunakan pipet sampai seluruh SD
tebal dan tipis terendam dengan rata
b. Diamkan selama 45-60 menit
c. Bilas sediaan darah dengan air mengalir sampai bersih
d. Tunggu sediaan darah kering diudara
e. Sediaan darah siap untuk diperiksa
f. Simpan sediaan darah yang telah diperiksa ke dalam box slide
c) Uji Resistensi Insektisida
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Masukan nyamuk yang akan digunakan sebagai uji resistensi insektisida ke
dalam tabung uji
3. Pindahkan nyamuk ke tabung yang berisi kertas berinsektisida dengan cara
di tiup secara perlahan setelah semua nyamuk berpindah tutup dengan rapat
tabung tersebut. untuk tabung yang berisi nyamuk sebagai kontrol tidak
perlu di pindahkan.
4. Beri label pada setiap tabung untuk membedakan tabung kontrol dan tabung
uji

5
5. Lakukan pengamatan pada setiap tabung dengan waktu 5, 10, 15, 20, 25,
30, 40, 50, 60 menit dan hitung berapa nyamuk yang jatuh (sudah tidak
berterbangan) dan catat hasilnya pada form suceptibilty test
6. Setelah pengamatan selama 60 menit dilakukan pindahkan kembali nyamuk
dari tabung yang terdapat kertas berinsektisida ke tabung yang tidak ada
kertas berinsektisida dengan cara ditiup secara perlahan
7. Hitung hasil uji resistensi insektisida dengan rumus :
(%kematian−%kematian kontrol)
x100%
(100−%kematian kontrol)

d) Survei Nyamuk
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Penangkapan nyamuk dilakukan pada pukul 19.00
3. Nyamuk hinggap ditangkap menggunakan aspirator dan dimasukkan ke
dalam gelas kertas.
4. Lokasi potensial nyamuk hinggap antara lain tumpukan makanan ternak,
dinding kandang, tanaman di sekitar kandang atau pada tubuh hewan ternak.
5. Gelas kertas diberi label keterangan metode dan periode waktu
penangkapan
A. Hasil
Hasil dibawah ini merupakan hasil dari praktikum yang dilakukan sebagai berikut,
1. Identifikasi Nyamuk
Dalam praktikum identifikasi nyamuk digunakan 5 genus nyamuk yaitu
nyamuk Armigeres, Mansonia, Culex, Aedes Aegypti, dan Toxorhyncties untuk
dilakukan identifikasi morfologinya berikut hasil identifikasi nyamuk,
Armigeres

6
Mansonia

2. Pemeriksaan atau Identifikasi plasmodium malaria dan mikrofilaria


1) Identifikasi Mikrofilaria
Brugia pahangi

2) Identifikasi Plasmodium
Plasmodium Vivax

Plasmodium malariae

3. Uji Resistensi Insektisida


Hasil dari uji resistensi insektisida nyamuk Aedes Aegypti dengan jenis
insektisida Cypermethron 0,05% yang terdiri dari 3 tabung berisi kertas
berinsektisida dan 1 tabung untuk kontrol didapatkan hasil pengamatan sebagai
berikut,

7
Gambar 1.3 Form Sucebtibility Test
B. Pembahasan
1. Identifikasi Nyamuk
Dari hasil identifikasi nyamuk didapatkan 5 genus nyamuk dengan
morfologi sebagai berikut,
a. Nyamuk Aedes Aegypti
1) Memiliki Scutellum 3 lobi
2) Palpus kurang dari 1/3 panjang probosis dan probosis lurus
3) Sisik sayap simetris
4) Terdapat rambut post spiracular
b. Nyamuk Armigeres
1) Memiliki Scutellum 3 lobi
2) Palpus 1/4-1/2 panjang probosis, probosis agak melengkung ke bawah
c. Nyamuk Anophele
1) Memiliki Scutellum 1 lobi
2) Probosis lurus
d. Nyamuk Mansonia
1) Memiliki Scutellum 3 lobi
2) Palpus kurang dari 1/3 panjang probosis dan probosis lurus

8
3) Sisik sayap tidak simetris
e. Nyamuk Culex
1) Memiliki Scutellum 3 lobi
2) Palpus kurang dari 1/3 panjang probosis dan probosis lurus
3) Sisik sayap simetris
4) Tidak ada rambut post spiracular
2. Pemeriksaan atau Identifikasi plasmodium malaria dan mikrofilaria
1) Identifikasi Mikrofilaria
Dari hasil identifikasi mikrofilaria didapatkan beberapa ciri-ciri sebagai
berikut,
a) Brugia Malayi
- Ruang kepala (panjang:lebar) yaitu 2:1
- Susunan inti badan kasar dan tidak teratur, bergerombol
- Lekuk badan kasar atau kaku
- Warna sarung merah
- Memiliki 2 inti ekor
b) Brugia Timori
- Ruang kepala (panjang:lebar) yaitu 3:1
- Susunan inti badan kasar dan tidak teratur, bergerombol
- Lekuk badan kasar atau kaku
- Tidak berwarna
- Memiliki inti 2 ekor
c) Wuchereria bancrofti
- Ruang kepala (panjang:lebar) yaitu 0,8:1
- Susunan inti badan halus teratur terpisah
- Lekuk badan halus
- Berwarna merah muda
d) Brugia pahangi
- Ruang kepala (panjang:lebar) yaitu 2:1
- Susunan inti badan kasar dan tidak teratur, bergerombol
- Lekuk badan kasar atau kaku

9
- Warna sarung merah
- Memiliki inti 2 ekor
2) Identifikasi Plasmodium
a) Plasmodium falciparum
- Ukuran kecil sampai sedang
- Bentuk yang sering ditemukan biasanya cincin dan koma
- Kadang-kadang ditemukan berinti 2
- Sitoplasma teratur, halus sampai tebal
b) Plasmodium Ovale
- Ukuran kecil
- Bentuk yang sering dtemukan bentuk cincin sampai bentuk bulat atau
kompak
- Memiliki inti tunggal dan menonjol
- Sitoplasma agak teratur , tebal, pigmen kasar tersebar
c) Plasmodium Vivax
- Ukuran kecil sampai besar
- Bentuk yang sering ditemukan cicncin dengan sitoplasma terputus-
putus sampai sitoplasma yang berbentuktidak teratur
- Memiliki inti tunggal
d) Plasmodium malariae
- Ukurannya kecil
- Bentuk yang sering ditemukan bentuk cincin sampai bentuk bulat atau
kompak sitoplasma teratur, tebal
- Memiliki inti tunggal dan besar
- Sitoplasma teratur padat, pigmen berjumlah banyak tersebar berwarna
kuning pada stadium lanjut.
3. Uji Resistensi Insektisida pada Nyamuk Aedes Aegypti
Dari hasil uji resistensi yang dilakukan belum dapat dilihat hasilnya karena
harus di holding minimal 24 jam dan dilakukan pengamatan selama 60 menit
sehingga hasil dari uji resistensi insektisida yang dilakukan belum dapat di ambil

10
kesimpulan. Berikut pedoman kriteria uji resistensi apabila uji resistensi telah
dilakukan,
100% = Rentan
98%-99% = Toleran
<97% = Resisten
Dari hasil sementara yang dilakukan saat uji resistensi insektisida dapat
dilakukan perhitungan dengan rumus sebagai berikut,
(%kematian−%kematian kontrol)
x100%
(100−%kematian kontrol)
(60−4)
x100%
(100−4)

62,5%
Dari hasil penghitungan diatas dapat di lihat bahwa hasil uji resistensi
insektisida didapatkan hasil 62,5% jika dilihat dari kriteria yang di gunakan hasi uji
resistensi insektisida tersebut termasuk dalam kategori resisten karena kurang dari
97%.
C. Kesan dan Saran
Kesan dari adanya praktek survailens malaria dan Uji resistensi insektisida ini
sangat berkesan dimana kami dapat menambah wawasan kami sebagai mahasiswa
kesehatan masyarakat di peminatan epidemiologi.

11

Anda mungkin juga menyukai