Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

PENGARUH VARIETAS DAN APLIKASI ZAT


PENGATUR TUMBUH PADA TANAMAN MARIGOLD
(Tagetes erecta L.)

Disusun Oleh:
Abdul Chafid A. 185040200111034
Nisa Ruwaidah 185040200111067
Agma Ekanova P.S 185040200111001

Kelas: P
Program Studi: Agroekoteknologi
Kelompok: Marigold

Asisten Kelas: Nashiha Fillah Imaniyah


Asisten Lapang: Hadi Sebastian

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM


TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

Pengaruh Varietas dan Aplikasi Pengatur Zat Tumbuh pada


Tanaman Marigold (Tagetes ercta L.)

Kelompok : Marigold
Kelas : P

Disetujui Oleh :

Asisten Kelas, Asisten Lapang,

Nashiha Fillah Imaniyah Hadi Sebastian


NIM. 165040201111115 NIM. 175040207111013

ii
RINGKASAN
Abdul Chafid A (185040200111034). Nisa Ruwaidah (185040200111067).
Agma Ekanova P.S(185040200111001). Pengaruh Varietas dan Aplikasi
Pengatur Zat Tumbuh pada Tanaman Marigold (Tagetes ercta L.). Dibawah
Bimbingan Nashiha Fillah Imaniyah sebagai asisten Kelas dan Hadi Sebastian
sebagai asisten lapang.
Bunga Marigold dapat tumbuh sepanjang tahun, mudah ditanaam, serta
memiliki umur panen yang relatif singkat sehingga banyak dibudidayakan di
Indonesia. Budidaya Tanaman Marigold di Indonesia banyak di jumpai di Pulau
Bali. Bunga marigold banyak digunakan sebagai sesaji atau canang oleh masyarakat
Bali. Tanaman marigold sangat berpotensi untuk dibudidayakan lebih besar lagi
dengan menggunakan perlakuan yang tepat dan berkelanjutan. Pemilihan varietas
yang unggul dan dengan bantuan zat pengatur tumbuh sehingga dengan perlakuan
tersebut dapat membantu meningkatkan produksi Tanaman Marigold dengan
maksimal.
Tanaman marigold (Tagetes erecta L.) dapat diklasifikasikan sebagai
berikut, Kingdom: Plantae, Divisi:Spermatophyta, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo:
Asterales, Famili: Compositae, Genus: Tagetes, Spesies: Tagetes erecta L.Tanaman
marigold merupakan salah satu tanaman yang cocok ditanam di Indonesia karena
syarat tumbuhnya sangat cocok dengan keadaan lingkungan di Indonesia. Teknik
budidaya Tanaman Marigold terdapat lima tahap yakni pengolahan tanah,
persemaian, penanaman, perawatan, pemanenan. Jenis varietas Tagetes yang utama
yaitu ada Marigold Afrika atau Amerika (Tagetes erecta), Marigold Prancis
(Tagetes patula) dan Marigold Signet (Tagetes signata) Masing-masing
mempunyai perbedaannya yang menjadi pengaruh varietas. Budidaya tanaman
marigold juga diberi perlakuan zat pengatur tumbuh, contoh zat pengatur yang
diberikan adalah auksin, giberelin, sitokinin dan paklobutrazol.
Waktu penanaman marigold dilaksanakan pada 23 September 2019 di
Lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang berlokasi di
Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Praktikum tanaman
marigold membutuhkan alat-alat penunjang budidaya dan pengamatan seperti
Cangkul, Cetok, Polybag, Ember, Penggaris, kamera dan Alat Tulis. Bahan-bahan
yang digunakan untuk mendukung berjalannya praktikum ini adalah Tanah, Air,
Benih Marigold Crackerjack Mix dan PGPR. Cara kerja praktikum ini adalah
penanaman, pemeliharaan,penyulaman, pemupukan, penyiraman, penyiangan dan
panen. Parameter pengamatan praktikum adalah Presentase tumbuh, tinggi
tanaman, jumlah daun, waktu muncul bunga, jumlah bunga, diameter bunga
intensitas penyakit dan Keragaman arthropoda.

iii
SUMMARY
Abdul Chafid A (185040200111034). Nisa Ruwaidah (185040200111067).
Agma Ekanova P.S (185040200111001). Effect of Varieties and Application of
Growth Regulators on Marigold (Tagetes erecta L.) Plants. Under the
guidance of Nashiha Fillah Imaniyah as a Class assistant and Hadi Sebastian
as a field assistant.
Marigold flowers can grow throughout the year, are easy to grow, and have
a relatively short harvest life so that many are cultivated in Indonesia. Marigold
Cultivation in Indonesia is mostly found on the island of Bali. Marigolds are widely
used as offerings or canang by the Balinese people. Marigold plants have the
potential to be cultivated even greater by using appropriate and sustainable
treatment. Selection of superior varieties and with the help of growth regulators so
that the treatment can help increase the production of Marigold Plants to the
maximum.
Marigold plants (Tagetes erecta L.) can be classified as follows, Kingdom:
Plantae, Division: Spermatophyta, Class: Dicotyledoneae, Order: Asterales,
Family: Compositae, Genus: Tagetes, Species: Tagetes erecta L. Marigold plants
are one of the plants that are suitable to be planted in Indonesia because the
conditions of growth are very compatible with the environmental conditions in
Indonesia. There are five stages of cultivation techniques for Marigold Plants,
namely tillage, seeding, planting, caring, harvesting. The main types of Tagetes
varieties are African or American Marigold (Tagetes erecta), French Marigold
(Tagetes patula) and Marigold Signet (Tagetes signata) Each has a difference which
is the influence of varieties. Marigold cultivation is also given the treatment of
growth regulators, examples of the regulator given are auxin, gibberellins,
cytokinins and paklobutrazol
Marigold planting time was carried out on September 23, 2019 in the UB
Faculty of Agriculture Experimental Field located in Jatimulyo Village,
Lowokwaru District, Malang City. Marigold practicum requires cultivation and
observation support tools such as Hoe, Cetok, Polybag, Bucket, Ruler, camera and
stationary. The materials used to support the running of this practicum are Soil,
Water, Marigold Crackerjack Mix Seed and PGPR. The workings of this practicum
are planting, maintaining, replanting, fertilizing, watering, weeding and harvesting.
The practicum observation parameters were percentage growth, plant height,
number of leaves, time of flower appearance, number of flowers, flower diameter,
intensity of disease and diversity of arthropods.

iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang dengan izin-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan besar berjudul Pengaruh Varietas
dan Aplikasi Pengatur Zat Tumbuh pada Tanaman Marigold (Tagetes ercta L.) ini
tepat pada waktunya. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Teknologi Produksi Tanaman
Dalam proses penyusunan laporan ini tidak lepas dari hambatan baik dari diri
penulis maupun dari luar. Penulis menyadari bahwa kelancaran penulisan laporan
ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak sehingga
segala kendala yang dihadapi dapat teratasi.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun dan membimbing kami khususnya Hadi sebastian selaku asisten
praktikum lapang kami dan Nashiha Fillah Imaniyah selaku asisten praktikum kelas
kami. Semoga laporan ini dapat memperluas wawasan para pembaca mengenai
teknologi produksi tanaman.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan dan
belum sempurna. Karena itu, penulis akan menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca. Semoga dengan kritik dan saran tersebut dapat
memperbaiki penulisan tulisan-tulisan selanjutnya. Akhir kata, kami berterima
kasih atas ketersediaannya untuk membaca laporan ini. Kami berharap dengan
adanya laporan ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi para pembaca.

Malang, Oktober 2019

Penulis

v
DAFTAR ISI

RINGKASAN ....................................................................................................... iii


SUMMARY .......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................. Error! Bookmark not defined.viii
1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 1
2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 2
2.1. Tanaman Marigold .................................................................................... 2
2.2. Teknik Budidaya Tanaman Marigold ....................................................... 4
2.3. Pengaruh Varietas ..................................................................................... 5
2.4 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh ................................................................ 6
3. BAHAN DAN METODE ................................................................................. 9
3.1 Waktu dan Tempat ..................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................................... 9
3.3 Cara Kerja .................................................................................................. 9
3.4 Parameter Pengamatan ............................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13
LAMPIRAN ......................................................................................................... 15

vi
DAFTAR GAMBAR

No Teks Halaman

1. Bunga dan Tanaman Marigold ........................................................................... 3

vii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks Halaman

1. Deskripsi Varietas ............................................................................................ 15


2. Denah Lahan Tanaman Marigold..................................................................... 17
3. Presentase Tumbuh .......................................................................................... 18
4. Logbook kegiatan ............................................................................................. 18

viii
1

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman
hayati yang tinggi, salah satu tanaman yang dapat dijumpai di Indonesia adalah
Tanaman Marigold. Bunga Marigold (Tagetes erecta L) merupakan tanaman yang
sudah banyak dibudidayakan di Indonesia terutaman di Pulau Bali. Bunga Marigold
dapat tumbuh sepanjang tahun, mudah ditanam, serta memiliki umur panen yang
relatif singkat, sehingga membuat banyak dibudidayakan di indonesia yang
digunakan sebagai tanaman hias, bunga dekorasi dan bunga sesaji. Dibidang
pertanian, bunga marigold digunakan untuk mencegah nematoda penganggu
tanaman, penangkal serangga, herbisida dan anti jamur.
Budidaya Tanaman Marigold di Indonesia banyak di jumpai di Pulau Bali.
Bunga Marigold banyak digunakan sebagai sesaji atau canang oleh masyarakat
Pulau Bali, bunga ini juga banyak digumakan oleh pelaku pariwisata di Pulau Bali.
Potensi produksi setiap Tanaman Marigold untuk varietas Maharani Oranye F1 di
Pulau Bali rata-ratanya setiap tahun adalah 1,5 kg per tanaman, produksi tersebut
bisa saja akan mengalami peningkatan apabali permintaan akan semakin tinggi
bersamaan dengan pelakaksaan upacara – upacara besar di Pulau bali. (Setiawan,
2017)
Dengan demikian Tanaman Marigold sangat berpotensi untuk di budidayakan
lebih besar dengan menggunakan perlakuan yang tepat dan berkelanjutan.
Pemilihan varietas sangat berpengaruh untuk keberhasilan panen Tanaman
Marigold, dengan menggunakan varietas unggul maka hasil yang di dapat lebih
maksimal. Selain itu pemberian zat pengatur tumbuh juga dapat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tananaman, cohtohnya zat pengatur tumbuh dapat
dimanfaatkan untuk penundaan atau percepatan pematangan buah, merangsang
pertumbuhan akar, dan pemberantasan gulma. Sehingga dua contoh diatas dapat
membantu meningkatkan produksi Tanaman Marigold dengan maksimal.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan akhir praktikum Teknologi Produksi Tanaman
ini adalah untuk mengetahui pengaruh varietas dan pengaruh aplikasi zat pengaruh
tumbuh pada tanaman Marigold (Tagetes erecta).
2

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Marigold
Tanaman marigold (Tagetes erecta L.) merupakan tanaman hias tahunan yang
berasal asli dari Meksiko. Varietas spesies dari Tagetes digunakan secara luas
sebagai tanaman hias,namun dilain sisi marigold juga dimanfaatkan untuk herba
seperti pengobatan penyakit kulit karena bunga dari marigold mengandung minyak
atsiri dimana minyak atsiri memiliki salah satu kandungan yaitu aromaterapi
sehingga dapat menyembuhkan kulit dengan kuat. Selain itu juga dapat digunakan
untuk pengobatan sakit gigi dan gondokan. Didaerah timur bunga dari marigold
digunakan sebagai sarana persembahyangan. Menurut Bharathi (2014) tanaman
marigold (Tagetes erecta L.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom:
Plantae, Divisi:Spermatophyta, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Asterales, Famili:
Compositae, Genus: Tagetes, Spesies: Tagetes erecta L.
Tanaman marigold merupakan salah satu tanaman yang cocok ditanam di
Indonesia karena syarat tumbuhnya sangat cocok dengan keadaan lingkungan di
Indonesia. Menurut Winarto (2010) Syarat tumbuh tersebut diantaranya marigold
dapat tumbuh pada kondisi yang cukup dengan paparan sinar matahari setiap
harinya, tidak meletakkan marigold pada tempat teduh karena kebutuhan cahayanya
adalah full sun atau pencahayaan penuh, Meskipun tanaman ini dapat bertahan
tumbuh jika 20% mendapat tempat teduh. Pada musim kemarau dan kondisi
lingkungan yang panas marigold sangat membutuhkan air yang cukup. Hal ini
dikarenakan air dalam tanah yang menjadi kebutuhan tanaman mengalami
penguapan. Selain itu marigold jugadapat ditanam pada tanah yang memiliki pH
netral yaitu berkisar 7, serta lingkungan yang memiliki pengairan yang baik.
Menurut Arini et al. (2015) Marigold tumbuh baik pada suhu 18° – 23°C dengan
kelembaban 40-70 %. Tanaman marigold mampu beradaptasi baik di dataran tinggi
dengan ketinggian 800 meter diatas permukaan laut (mdpl).
Morfologi tanaman marigold adalah suatu kenampakan dari tanaman marigold.
Morfologi tanaman marigold adalah.
a) Akar
Akar dari tanaman marigold merupakan akar tunggang yang merupakan ciri
dari tanaman kelas Dicotyledoneae. Akar tersebut berwarna putih kekuningan serta
memiliki rambut akar yang berguna untuk mengambil nutrisi serta air yang terdapat
3

di dalam tanah. Tanaman marigold pada umumnya tumbuh tegak ke atas dengan
tinggi berkisar 0,6 m - 1,3 m (Sukarman dan Chumaidi, 2010)
b) Daun
Marigold memiliki bentuk tulang daun menyirip. Daun tersebut berbentuk
lanset, tepi beringgit dengan ujung yang meruncing. Bunga dari tanaman marigold
dapat tumbuh hingga diameter bunga 7,5 – 10 cm (Winarto, 2010).
c) Batang
Batangnya berwarna putih kehijauan jika pucuknya masih muda dan jika sudah
dewasa berwarna hijau, tumbuh tegak dan bercabang-cabang. Tinggi tanaman ini
berkisar 30 cm hingga 120 cm. Pada sekujur batangnya, tumbuh daun majemuk
yang berujung runcing dan tepinya bergerigi. Batangnya tumbuh tegak dan
bercabang-cabang. Lapisan terluarnya merupakan epidermis batang. Bagian batang
yang disebut korteks, disusun oleh parenkim korteks. (Winarto, 2010).
d) Bunga
Bunga marigold memiliki bentuk yang menyerupai cawan serta memiliki
warna mencolok yaitu oranye dan kuning cerah. Warna kuning bunga marigold
disebabkan oleh dua pigmen utama, yaitu pigmen karotenoid dan sebagian kecil
flavonoid. Bunga memiliki organ bunga yang lengkap yaitu putik dan benang sari.
(Winarto, 2010).

Gambar 1. Bunga dan Tanaman Marigold (Winarto, 2010)


4

2.2 Teknik Budidaya Tanaman Marigold


Tanaman Marigold juga mempunyai teknik budidaya sendiri untuk
mengasilkan pertumbuhan yang maksimal, tentunya dalam teknik budidaya
Marigold tidak gampang di dalamnya perlu adanya perawatan yang intensif untuk
mencegah Tanaman Marigold terserang hama dan penyakit seperti tanaman
lainnya. Sehingga teknik budidaya ini dibutuhkan untuk menghasilkan produksi
Tanaman Marigold yang maksimal.
Menurut Khanal (2014) teknik budidaya tanaman marigold adalah sebagai
berikut:
a) Tahapan pengolahan tanah
Gemburkan lahan dengan cara ditraktor atau dicangkul, taburkan kapur
pertanian atau dolomit untuk menetralkan pH tanah, kebutuhan kapur pertanian
disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah sebelum diberi perlakuan. Buat
bedengan dengan ukuran tinggi 20-30 cm, lebar 1-1,5 m dan panjang menyesuaikan
kondisi lahan, Kemudian tutup bedengan dengan mulsa plastik hitam perak,
pemasangan mulsa sebaiknya dilakukan pada siang hari saat matahari terik agar
mulsa dapat ditarik dan dikembangkan maksimal. Setelah 3-5 hari di atas bedengan
dibuat lubang tanam dengan jarak 50×50 cm.
b) Tahapan persemaian
Benih marigold harus disemai terlebih dahulu sebelum ditanam dalam
bedengan, proses semai dapat dilakukan berbarengan dengan olah tanah. Media
tanam yang digunakan untuk semai adalah campuran tanah, arang sekam, pupuk
kandang dan sabut kelapa dengan perbandingan 1:1:1:1. Masukkan media tanam ke
dalam pot tray/tray semai, dan benih ditanam dengan posisi sayap benih diatas.
Selama persemaian penyiraman wajib dilakukan setiap hari, bahkan jika
persemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya penyiraman dilakukan 2
kali sehari yaitu pagi dan sore. Setelah umur 16-18 hari pasca semai bibit siap
dipindah tanam pada bedengan.
c) Tahap penanaman
Tahapan berikutnya adalah bibit dipindah pada lubang tanam, setiap lubang
tanam diisi dengan 1 bibit, proses pindah tanam sebaiknya dilakukan pada sore hari
dan langsung diikuti penyiraman agar bibit tidak layu kepanasan, di fase awal
5

pertumbuhan tanaman sangat membutuhkan pasokan air, karenanya pada umur satu
minggu sejak pindah tanam tanaman wajib disiram setiap hari, untuk selanjutnya
tanaman bisa disiram 2-3 hari sekali tergantung kondisi cuaca.
d) Tahap Perawatan
Penyiraman marigold sebaiknya dilakukan dari bawah, Karena jika
menuangkan air dari atas, hal ini akan membuat daun dan bunga mudah busuk.
Kemudian dilakukan deadhead, perawatan ini merupakan proses penghilangan
bunga yang telah mati dari suatu tanaman. Hal ini dapat membuat tanaman lebih
cepat menghasilkan tumbuhan bunga baru. Sama seperti tanaman lainnya, marigold
juga rentan terhadap serangan hama. Berikan sedikit semprotan insektisida khusus
tanaman bunga untuk membantu menjauhkan dari serangan hama tanpa harus
meracuni tanaman
e) Tahap Pemanenan
Tanaman marigold sudah dapat dipanen perdana pada usia 55-56 HST
tergantung varietas yang digunakan, selanjutnya panen dapat dilakukan berulang
hingga sekitar 20 kali petikan. Supaya kualitas panen terjaga baik, disarankan
proses panen dilakukan pagi atau sore hari.

2.3. Pengaruh Varietas


Sebelum membahas pengaruh varietas, kita harus mengenal jenis varietas
Tagetes yang utama yaitu ada Marigold Afrika atau Amerika (Tagetes erecta),
Marigold Prancis (Tagetes patula) dan Marigold Signet (Tagetes signata) . Masing-
masing mempunyai perbedaannya yang menjadi pengaruh varietas.
Marigold Amerika mempunyai bentuk bunga bulat dan tumbuh besar
mencapai 12,5 cm dan warna bunganya kuning hingga jingga. Marigold Prancis
mempunyai tinggi 12,5-45 cm tetapi bentuk bunganya kecil hanya sampai 5 cm dan
warna bunganya merah, kuning dan jingga. Marigold signet tumbuh lebat dengan
bunga tunggal yang kecil serta bunganya berwarna kuning hingga jingga, bunganya
beraroma pedas, daunnya beraroma lemon dan bunganya bisa dimakan. Dari
masing-masing perbedaan varietas inilah yang menjadi pengaruh karena tidak
semua bisa ditanam di iklim Indonesia yang tropis dan permintaan pasar juga
berpengaruh. (Priyanka et.al.2013).
6

2.4 Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh


Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik yang diberikan pada
tanaman untuk merangsang, menghambat dan memodifikasi proses fisiologis
dalam tumbuhan namun tidak berperan sebagai nutrisi. Berdasarkan sifatnya
menurut Syaputra (2017) ZPT terbagi menjadi dua yaitu ada yang bersifat memacu
pertumbuhan dan ada yang menghambat pertumbuhan. Menurut Kurniati et al.
(2017) Zat Pengatur Tumbuh didalam bidang pertanian yaitu dapat dimanfaatkan
untuk penundaan atau percepatan pemasakan buah, merangsang tumbuhnya akar,
pemberantasan gulma, pengendalian ukuran organ dan lain-lain. Seiring dengan
kemajuan pengetahuan dan teknologi tentang biokimia, saat ini telah ditemukan
beberapa senyawa yang memiliki fungsi fisiologis serupa dengan hormon
tumbuhan. Konsep ZPT diawali dengan konsep hormon, yaitu senyawa organik
tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses fisiologis terutama
diferensiasi dan perkembangan tanaman.
Hormon auksin, giberelin dan sitokinin berinteraksi dalam menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji. Menurut
Kurniati et al. (2017) hormon auksin berfungsi dalam pengembangan sel
pertumbuhan akar fototropisme, geotropisme(respon tanaman terhadap rangsangan
terarah oleh gravitasi bumi sehingga menyebabkan pelengkungan), apikal
dominan,pembentukan kalus dan respirasi. Auksin pada konsentrasi tertentu
terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan pada tanaman. Secara alami, hormon
auksin sebenarnya dapat diproduksi oleh tanaman itu sendiri. Menurut Majda et al.
(2018) Auksin merupakan salah satu ZPT yang berperan sebagai sinyal terhadap
sel untuk melakukan pemanjangan dan disintesis di daerah meristematis pada
tanaman. Daerah meristematis pada tanaman terkonsentrasi di ujung akar dan ujung
daun. Oleh karena itu, keberadaan auksin bertanggung jawab sebagai salah satu zat
yang menentukan pertumbuhan akar dan batang dari suatu tanaman.
Hormon giberelin merupakan salah satu ZPT yang berpengaruh terhadap
pembesaran tanaman, sehingga dikatakan bahwa kemampuan giberelin untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman lebih kuat dibandingkan dengan auksin
apabila diberikan secara tunggal. Menurut Gupta et al. (2013) Peran lain dari
giberelin adalah perkecambahan, terutama dalam pemecahan dormansi. Hormon
7

giberelin mendukung pertumbuhan meristem apikal melalui stimulasi pemanjangan


ruas (internode). Kebanyakan tanaman lebih cenderung merespons terhadap
pemberian giberelin dengan pertambahan panjang batang. Peran utama giberelin
dalam pertumbuhan tanaman yaitu dalam perpanjangan ruas tanaman yang
disebabkan oleh sel-sel yang bertambah besar dan jumlahnya sehingga mampu
meningkatkan tinggi tanaman.
ZPT lainnya yaitu sitokinin, sitokinin merupakan salah satu ZPT yang
berperan dalam pembelahan sel. Sitokinin alami dihasilkan pada jaringan yang
tumbuh aktif terutama akar, embrio dan buah. Sitokinin dapat meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan sel. Karjadi et al. (2008) mengemukakan bahwa
dalam sitokinin terkandung senyawa nitrogen yang berperan untuk pengoptimalan
proses sintetis asam-asam amino dan protein. Asam amino dan protein ini
selanjutnya dimanfaatkan untuk pertumbuhan daun. Pertumbuhan sel pada tanaman
dirangsang oleh sitokinin, selanjutnya sel-sel yang membelah tersebut akan
berkembang menjadi tunas, cabang dan daun. Menurut Darmanti et al. (2008)
menjelaskan bahwa menurunnya kadar auksin di ketiak daun akan memacu
pembentukan hormon sitokinin endogen yang berperan dalam pembentukan cabang
lateral. Dalam hal ini sudah tidak terjadi dominansi apikal dalam tanaman.
Permulaan terbentuknya akar tidak hanya dipengaruhi oleh ZPT auksin
saja, Menurut Hartman (2002) hal ini juga dipengaruhi oleh sitokinin dan giberelin
dan sejumlah kofaktor pembentuk akar lainnya. Sehingga giberelin, auksin, dan
sitokinin bekerja secara bersama-sama pada proses pertumbuhan dan
perkembangan tanaman meskipun fase yang dipengaruhinya berbeda-beda.Respon
positif tanaman terhadap aplikasi zat pengatur tumbuh dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya jenis tanaman, fase tumbuh tanaman, jenis zat pengatur tumbuh,
konsentrasi dan cara aplikasi zat pengatur tumbuh (Fahmi, 2014).
Paklobutrazol merupakan ZPT yang dapat menghambat pertumbuhan
tanaman. Paklobutrazol bila diberikan pada tanaman yang responsif dapat
menghambat perpanjangan sel pada meristem sub apikal, mengurangi laju
perpanjangan batang tanpa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun
(Tumewu et al., 2012). Paklobutrazol bekerja dengan cara menghambat
pembentukan dan kerja giberelin merangsang kerusakan giberelin sehingga
8

konsentrasi giberelin dalam tanaman menurun. Menurut Pulungan (2017)


menyatakan bahwa tanaman tidak akan respon terhadap zat pengatur tumbuh yang
bersangkutan apabila tidak diberikan pada masa pekanya. Secara keseluruhan,
diperoleh bahwa semakin awal paklobutrazol diberikan pada tanaman maka sifat
penghambatnya akan semakin besar, sebaliknya semakin lama paklobutrazol
diberikan pada tanaman maka sifat penghambatan yang ditimbulkan semakin kecil.
9

3. BAHAN DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan praktikum Teknologi Produksi Tanaman dilaksanakan mulai
tanggal 26 Agustus 2019 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya yang bertempat di Jalan Kuping Gajah, Jatimulyo, Kec. Lowokwaru,
Kota malang, Jawa Timur dengan ketinggian 440 – 667 meter diatas permukaan
laut dab terletak pada 112,06° - 112,07° Bujur Timur dan 7,06° − 8,02° Lintang
Selatan. Suhu rata – rata di Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya berkisar antara 22,07℃ − 25,1℃ dengan rata – rata kelembapan
berkisar antara 79% - 86% (Pemerintahan Kota Malang,2019).

3.2 Alat dan Bahan


Selama praktikum Teknologi Produksi Tanaman komoditas Marigold
menggunakan alat-alat penunjang budidaya dan pengamatan seperti Cangkul,
Cetok, Polybag, Ember, Penggaris, kamera dan Alat Tulis. Bahan-bahan yang
digunakan untuk mendukung berjalannya praktikum ini adalah Tanah, Air, Benih
Marigold Crackerjack Mix dan PGPR.

3.3 Cara Kerja


3.3.1. Penanaman
Penanaman benih marigold yaitu didalam media polybag . polybag diisi
tanah terlebih dahulu kemudian penanaman dilakukan dengan cara melubangi tanah
di polybag lalu memasukkan benih sebanyak 1 biji pada setiap lubang polybag.
Tutup kembali tanah dan menyiram dengan air secukupnya. Jumlah polybag
sebanyak 10 sehingga jumlah benih yang ditanam sebanyak 10 benih tanaman
marigold.
3.3.2. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Penyulaman merupakan mengganti tanaman yang baru pada lubang tanam
yang sebelumnya tanamannya tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dua minggu
setelah tanam (MST) dengan cara menanam benih baru pada lubang tanam yang
sebelumnya tanamannya tidak tumbuh. Kemudian menyiram hingga kapasitas
lapang.
10

b. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman marigold menurut Pratiwi (2016) yaitu dapat diberi
pupuk SP-36 yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas bunga. Fosfor berperan
pada pertumbuhan benih, akar, bunga dan buah. Kebutuhan energi yang meningkat
pada proses pembungaan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan fosfor yang
diperlukan oleh tanaman. Menurut Poerwanto (2003) fosfor juga berfungsi sebagai
penyusun karbohidrat dan penyusun asam amino yang merupakan faktor internal
yang mempengaruhi induksi pembungaan. Kekurangan karbohidrat mengakibatkan
terhambatnya pembentukan bunga dan buah.
c. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari dianjurkan pada pagi atau sore hari. karena
apabila dilakukan pada siang hari ketika cuaca sangat panas dapat merusak tanaman
karena proses penguapan akan berjalan lebih cepat. Sinar matahari akan membuat
air menguap terlebih dulu sebelum terserap oleh tanaman. Penyiraman dilakukan
hingga kapasitas lapang.
d. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila gulma tumbuh disekitar tanaman marigold
yang ada didalam polybag hal itu karena dapat berkompetisi dalam penyerapan
unsur hara.
3.3.3 Panen
Tanaman marigold yang sudah cukup umur yaitu ± 50 hst akan berbunga yang
berwarna kekuningan dengan mahkota bunga yang mengembang sehingga sangat
bagus dengan diameter ± 10 cm. Tanaman marigold sudah dapat dipanen perdana
pada usia 55-56 hst tergantung varietas yang digunakan supaya kualitas panen
terjaga baik, disarankan proses panen dilakukan pagi atau sore hari. (Abdurrosyid,
2018)

3.4 Parameter Pengamatan


Terdapat beberapa parameter pengamatan pada tanaman marigold, yaitu
sebagai berikut.
1. Presentase Tumbuh
Pengamatan persentasi tumbuh tanaman dilakukan setiap minggu untuk
mengetahui berapa persentasi tanaman yang tumbuh. Untuk mengetahui jumlah
11

persentasi tanaman tumbuh, pengamat harus menghitung jumlah tanaman yang


tumbuh dan berapa jumlah tanaman total, setelah itu menhitung persentasinya
dengan rumus :
jumlah tanaman hidup
Persentase tanaman =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

Setelah itu catat persentasi tanaman tumbuh yang telah dihitung sebelumnya
pada form pengamatan.
2. Tinggi Tanaman
Pengukuran tinggi tanaman diukur dengan cara mengukur panjang
batang/cabang dari pangkal batang/cabang atau dari permukaan tanah hingga titik
tumbuh pada ujung batang/cabang. Setelah itu catat pada form pengamatan.
3. Jumlah Daun
Jumlah daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang telah terbuka
sempurna pada masing-masing tanaman sampel. Waktu pengamatan jumlah daun
sama dengan pengamatan tinggi tanaman yang dilakukan seminggu sekali.
Kemudian mencatat hasil pengukuran dan mendokumentasi sampel yang telah
diamati.
4. Waktu Muncul Bunga
Pengamatan waktu muncul bunga diamati sejak muncul bunga sampai bunga
yang mekar pada rangkaian bunga (Arini, 2015).
5. Jumlah Bunga
Sejak pengamatan telah dilakukan, lakukan pengamatan apakah pada tanaman
marigold telah muncul bunga atau belum.Apabila telah muncul bunga catat data
kapan munculnya bunga, dan dilakukan rutin setiap seminggu sekali.
(Campbell,2003)
6. Diameter Bunga
Pengukuran diameter bunga dapat diukur pada saat bunga sudah mekar dan
saat bunga telah dipanen. Kemudian dapat diukur dengan meteran atau jangka
sorong (Arini, 2015).
7. Intensitas Penyakit
Pengukuran intensitas penyakit dapat menggunakan dua metode perhitungan
yaitu metode mutlak dan metode skoring. Metode mutlak untuk menghitung
12

penyakit yang menyerang keseluruhan bagian tanaman. Intensitas keseluruhan


penyakit didapatkan dengan membagi jumlah tanaman yang terserang dengan total
populasi tanaman dan kemudian dikalikan 100%.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡


i = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚𝑎𝑛 × 100%

Metode skoring yang digunakan untuk menghitung penyakit yang menyerang


tidak seluruh tanaman. Metode yang dilakukan seminggu sekali tiap pengamatan
adalah metode skoring (Ginting, 2013). Intensitas penyakit dengan metode skoring
menggunakan rumus :

𝛴 ( 𝑛 ×𝑣)
IP = × 100%
𝑧 ×𝑁

IP = Intensitas serangan
n= jumlah daun dari tiap serangan
v = nilai skala dari tiap serangan
Z = nilai skala dari tiap serangan tertinggi
N = jumlah daun yang diamati
Namun sebelum masuk rumus diatas, maka harus melakukan pengukuran
pada masing-masing daun setiap sampel tanaman yang didasarkan pada skala
penyakit. Daun pada tanaman sampel diamati untuk mengetahui skala penyakit (v)
yang menyerang tanaman, adapun skala penyakit dibagi menjadi lima yaitu:
Skala 0 = tidak ada daun yang terserang
Skala 1 = luas daun yang terserang 1-25%
Skala 2 = luas daun yang terserang 26-50%
Skala 3 = luas daun yang terserang 51-75%
Skala 4 = luas daun yang terserang 76-100 %
8. Arthropoda
Pengamatan arthropoda dilakukan dengan cara melihat berbagai arthropoda
yang ada ditanaman marigold. Kemudian dapat digolongkan hama ataupun musuh
alami. Metode yang digunakan yaitu manual, pengamatan dilakukan dengan cara
melihat tanaman yang terserang hama dengan tanda yang ada pada daun ataupun
musuh alami yang hinggap di marigold. Pengamatan arthropoda juga dapat diliat di
yellow sticky trap yang berada di sekitar area komoditas marigold. Pengamatan
arthropoda dilakukan setiap minggu pada saat perawatan tanaman.
13

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrosyid. 2018. Cara Budidaya Bunga Marigold. www. KampusTani.com.
Diakses pada 19 Oktober 2019
Arini N.,D.W Respatie dan S. Waluyo.2015. Pengaruh Takaran SP36
Terhadap Pertumbuhan, Hasil dan Kadar Karotena Bunga Cosmos
sulphureus Cav. dan Tagetes erecta L. di Dataran Rendah. Vegetalika. 4(1):
1 – 14
Bharathi, T.U., Jawaharlal, M., Kannan, M., Manivannan, N., & Raveendran, M.
(2014). Correlation and Path Analysis in African Marigold (Tagetes erecta
L.).The Bioscan. 9(4):1673-1676
Campbel. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga
Fitri K, T. Sudartini, dan D. Hidayat. 2017. Aplikasi Berbagai Bahan
ZPT Alami untuk Meningkatkan Pertumbuhan Bibit Kemiri Sunan
(Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw). Jurnal Agro. 4(1): 1-10
Gupta, R., and S.K. Chakrabarty. 2013. Gibberellic Acid in Plant. [Online].
Available: www.ncbi.nlm.nih.gov. Diakses pada 19 Oktober 2019
Hartman, H.T., Kester, D.E., dan Davies, F.T. 2002. Plant Propagation. Principles
and Practices 7th. ed. Pearson Education INC. New Jersey
Karjadi, A.K., dan Buchory, A. 2008. Pengaruh auksin dan sitokinin terhadap
pertumbuhan dan perkembangan jaringan meristem kentang kultivar
granola. J. Hort. 18(4): 380-400.
Khanal, Bhikas. 2014. Effects Of Growing Conditions Of Marigold in Ilam District,
Nepal. American Journal Of Plant Sciences 3389 – 3395. Department of
Horticulture, Agriculture and Forestry University, Chitwan, Nepal.
Majda, M., & Robert, S. (2018). The role of auxin in cell wall expansion.
International Journal of Molecular Sciences, 19(4): 25-35
Poerwanto, R. 2003. Budidaya buah-buahan: proses pembungaan dan pembuahan.
Bahan Kuliah. Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.
Pratiwi, Rima., D.W. Respatie dan S. Trisnowati. 2016. Pengaruh Takaran SP-36
terhadap Pertumbuhan Tanaman, Pembungaan dan Kandungan Lutein
Tagetes erecta L. dan Cosmos sulphureus Cav. di Dataran Tinggi.
Vegetalika. 5(1): 46-59
Priyanka,S dan Vandana,S., 2013.A Review Article On: super disintegrant.
Int.J.Drug Res. Dech. 3(4): 76-82
Pulungan A. S., R.R. Lahay dan E. Purba. 2017. Pengaruh Waktu Pemberian dan
Konsentrasi Paklobutrazol Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.). Jurnal Agroekoteknologi. 5(3):716- 721.

Sukarman dan Chumaidi, 2010. Bunga Tai Kotok (Tagetes sp.) Sebagai Sumber
14

Karotenoid Pada Ikan Hias. Prosiding forum inovasi teknologi akuakultur.


BRBIHAT, Depok.
Tumewu, P., Paula Ch. Supit, Ridson B., Anni E. Tarore, dan Selvie Tumbelaka.
2012. Pemupukan Urea dan Paklobutrazol Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Jagung (Zea mays saccharata Sturt.). Eugenia. 18(1):
14-23
Winarto L. 2010. Tagetes Erecta. www. sumut.litbang.deptan.go.id . Diakses
tanggal 8 Oktober 2019 pukul 19.30
Setiawan, Diah. 2017. Jadi Pelangkap di Bali, Potensi Bisnis Bunga Marigold
Tinggi. www.kompas.com Diakses tanggal 23 Oktober 2019 Pukul 22.00
15

LAMPIRAN
Lampiran 1. Deskripsi Varietas
Asal : Introduksi dari JYK Seed Co.Ltd.
China
Silsilah : MG 8001 A x MG 8001 B
Golongan varietas : Hibrida
Tinggi tanaman : 50, 50 – 53,90 cm
Bentuk penampang batang : Bulat
Diameter batang : 0,68 – 0,99 cm
Warna batang : Ungu (Purple RHS MCC71 A)
Warna daun : Hijau Tua (Dark Green RHS MCC
137 A)
Bentuk daun : Berbagi Menyirip
Ukuran daun : Panjang 9,80 – 11,52 cm
Lebar 7,21 – 9,13 cm
Tipe daun : Majemuk
Ujung daun : Runcing
Tinggi bunga : 3,50 – 3,60 cm
Panjang tangkai bunga : 4,44 – 5,47 cm
Tepi daun : Bergerigi
Tipe bunga : Tunggal
Warna bunga : Oranye kuning (Orange Yellow
RHS MCC 23 A)
Diameter bunga kuncup : 1,13 – 1,15 cm
Diameter bunga mekar : 8,50 – 8,84 cm
Umur mulai berbunga : 26 – 27 hari setelah tanam
Umur mulai panen bunga : 36 – 37 hari setelah tanam
Bentuk biji : Pipih, kecil memanjang
Warna biji : Hitam, ujung dan pangkal putih
(Black RHS MCC N 186 B)
Berat 1.000 Biji : 2,30 – 2,50 cm
Berat per bunga : 10,25 – 11,56 cm
Lama kesegaran bunga : 3 – 5 hari setelah panen
Jumlah bunga per tanaman : 115 – 120 bunga
Hasil bunga per tanaman : 1,17 – 1,38 kg
Hasil bunga per hektar : 33,00 – 38,90 ton
Ketahanan terhadap hama1) :

Ketahaan terhadap penyakit1) :

Populasi per hektar : 24.000 – 28.000 tanaman


Kebutuhan benih per hektar : 69 – 87 gram
Penciri utama : Tanaman pendek dengan ukuran
daun kecil dan tangkai bunga
pendek produktivitas tinggi
16

Keunggulan varietas wilayah adaptasi : Sesuai di dataran tinggi di


Kabupaten Buleleng di musim
hujan
Pemohon : PT BISI International, Tbk.
Pemulia : Mr Tonny Yu
Peneliti : Agung Adriansyah
17

Lampiran 2. Denah Lahan Tanaman Marigold U

3 4

240 cm
25 cm

150 cm

Keterangan :

= Tanaman Marigold

= Tanaman sampel
18

Lampiran 3. Presentase Timbuh


4
Presentase tumbuh = 10 × 100% = 40%

Lampiran 4. Logbook Tumbuh


Tabel. Log Book Kegiatan Praktikum Lapang TPT Kelompok Marigold kelas P
No Tanggal Kegiatan Deskripsi Dokumentasi

Memasukkan
media tanah
23 September kedalam
1 Penanaman
2019 polybag dan
menanam
benih

Pemeliharaan
seperti
30 September Perawatan, penyiraman
2
2019 penyiraman dan juga
penyiangan
gulma

Pembersihan
7 Oktober Penyulaman gulma,
3
2019 dan Perawatan penyiraman
dan
19

penyulaman
pada tanaman
marigold

Pemeliharaan
tanaman
Perawatan,
seperti
pengamatan
14 Oktober penyiangan,
4 dan
2019 penyiraman
Pengaplikasian
serta
PGPR
pengaplikasian
PGPR

Pemeliharaan
tanaman
seperti
21 Oktober Pengamatan penyiangan,
5
2019 dan perawatan penyiraman
serta
pengamatan

Anda mungkin juga menyukai