Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastr
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastr
Gastritis
By SeputarSehat.com On Saturday, February 9th, 2013 Categories : Keperawatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri (Suprajitpno,
2004 hal 27).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut.
Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis
dapat dibagi menjadi beberapa macam Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi,Gastritis kronis adalah
inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau malignadari
lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001, hal. 127)
Komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada penderita gastritis ialah Perdarahan saluran
cerna bagian atas. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi
vitamin. (Mansjoer, 1999, hal : 493).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara (2012), bahwa jumlah pasien Gastritis
yang berobat ke Puskesmas dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara dari bulan juni 210-Juni
2011 adalah 16174 orang penderita ISPA. dan pada tahun 2011-2012 terhitung dari juni
2011– Mei 2012 terdapat 7163 orang yang berobat dengan penyakit gastritis. Dan bila dilihat
data dari Puskesmas blang managat (2012), di mulai dari Bulan juni 2011- Mei 2012 terdapat
9194 pasien yang berobat Gastritis.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka penulis tertarik untuk lebih mengenal, menangani
dan memberi asuhan keperawatan serta langsung kepada keluarga dengan gastritis dalam
karya tulis ilmiah berjudul “Asuhan Keperawatan Pada keluarga Ny. A Dengan Gastritis
pada An.T di gampong asan kareung kecamatan blang mangat”
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Metode penulisan
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini memakai metode deskriptif sasaran penelitian
diarahkan pada suatu kasus dengan tujuan mendapatkan gambaran tentang perkembangan
perawatan keluarga secara lengkap, dilakukan melalui pendekatan.
Study kepustakaan ini dilakukan dengan cara mempelajari dan memahami literatur-literatur
yang bersifat teoritis berdasarkan pendapat ahli yang ada kaitannya dengan judul yang
penulis bahas
a. Wawancara
Suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan Tanya jawab, baik langsung maupun
tidak langsung yang diperoleh melalui keluarga, anggota keluarga dan family terdekat
keluarga serta fasilitas kesehatan yang bertanggung jawab terhadap keluarga
yangbersangkutan.
b. Pengamatan
Yaitu pengamatan secara langsung terhadap perkembangan keluarga, anggota keluarga yang
akan dilakukan tindakan keperawatan.
Pada tahap pengkajian dilakukan pemeriksaan fisik yang mengacu pada format pengkajian
sesuai standart akademik,
d. Dokumentasi
Pendokumentasian setiap tahap dari proses keperawatan yang dilakukan dalam melaksanakan
asuhan keperawatan menggunakan format sesuai standart akademik dalam karya tulis ini.
D. Sitematika penulisan
Karya tulis ini penulis susun secara sistematis dalam 5 bab sebagai berikut :
Bab I : pendahuluan, bab ini terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
Bab II : tinjauan teoristis, bab ini menjelaskan tentang kosep dasar, meliputi pengertian,
etiologi, Epidemiologi, Manifestasi klinis, Patofisiologis, Penatalaksanaan, Komplikasi,
konsep dasar keluarga dan pengkajian keperawatan keluarga.
Bab III : tinjauan kasus, bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pada keluarga Ny.A dengan gastritis pada An.T di Ds. Asan kareung kecamatan blang
mangat..
Bab IV : pembahasan, berisi penjelasan tentang kesenjangan antara teori dan fakta.
Bab V : penutup, merumuskan kesimpulan dan saran-saran yang dianggap relavan dalam
rangka pemecahan masalah.
Pada akhir karya tulis ini penulis mencantumkan juga daftar pustaka, biodata dan surat izin
pengambilan kasus.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara
histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang daerah tersebut.
Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis besar, gastritis
dapat dibagi menjadi beberapa macam :
a. Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan
kerusakan-kerusakan erosi.
b. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
benigna atau malignadari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001,
hal. 127)
2. Etiologi
Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar kasus, gastritis
erosive menyertai timbulnya keadaan klinis yang berat.keadaan klinis yang sering
menimbulkan gastritis erosive misalnya trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal
napas, penyakit hati yang berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala, dan
septicemia. Kira-kira, 80-90% pasien yang dirawat diruang intensif menerita gastritis akut
erosive ini. Gastritis akut jenis ini sering disebut gastritis akut stress. (Soeparman, 2001, hal
127)
3. Patofisiologi
Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosife karena keadaan-keadaan klinis yang
berat belum diketahui benar. Factor-faktor yang amat penting adalah ischemia pada mukosa
gaster di samping factor popsin, refluks empedu dan cairan pakreas. Aspirin dan obat
antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat
ini dapat menghambat aktivitas siklooksigenese mukosa. Siklooksigenese merupakan
enzimyang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglandin
mukosa merupakan salah satu factor defensive mukosa lambung yang amat penting. Selain
menghambat prostaglandin mukosa, aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid tertentu dapat
merusak mukosa secara topical. (Soeparman, 2001, hal 128)
4. Manifestasi Klinis
b. Rasa tak nyaman pada abdomen dengan sakit kepala, kelesuan, mual, dan anorexsia.
Mungkin terjadi muntah dan cegukan.
c. Beberapa pasien menunjukkan asimptomatik.
d. Dapat terjadi kolik dan diare jika makan yang mengiritasi tidak dimuntahkan, tetapi
malah mencapai usus.
e. Pasien biasanya pulih kembali sekitar sehari, meskipun nafsu makan mungkin akan
hilang selama 1 sampai 3 hari.
5. Komplikasi
b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorbsi vitamin. (Mansjoer,
1999, hal : 493).
6. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alcohol dan makanan
sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejal menetap, caira perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan
terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi
saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat
asam atau alkali, pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
(Suzane & Smelzhert, 2001, hal 1062)
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian
dari keluarga, seperti yang dijelaskan oleh Friedmen (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar pernikahan antara orang dewasa
yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah, seperti yang dikemukakan oleh Sayekti (1994) dalam Suprajitno (2004, hal 1).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau anaknya, atau
ibu dan anaknya (UU No. 10 tahun 1992 Suprajitno, 2004, hal 1). Dari ketiga definisi diatas
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga adalah :
2. Ciri-ciri keluarga
3. Tipe keluarga
a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi
b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti dengan ditambah anggota keluarga
lain yang masih hubungan darah (kakek, nenek, paman, dan bibi)
c. Keluarga bentukan kembali (dyaic family) adalah keluarga baru yang terbentuk dari
pasangan yang telah cerai atai kehilangan pasangannya.
d. Orang tua tunggal (singgle parent family) adalah keluarga yang terdiri dari salah satu
orang tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangan
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah (the
single adult living alone)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family)
4. Fungsi keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut friedman (1998) dalam Suprajitno (2004, hal 13)
adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mepersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan
orang lain. Fungsi ini di hubungkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
b. Fungsi asosialisasi dan tempat untuk bersosialisasi (socialization and social placement
function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak berkehidupan sosial
sebelum meninggal rumah untuk berhubungan orang lain di luar rumah.
d. Fungsi perawatan / memelihara kesehatan (the healht care funcion) yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas
tinggi, fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
Menurut Duvall (1985) dalam Suprajitno (2004, hal 03), tugas perkembangan keluarga
adalah :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga misal kebutuhan tempat tinggal, privasi dan aras
aman.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik didalam maupun diluar keluarga (keluarga
lain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (biasanya keluarga mempunyai
tingkat kerepotan yang tinggi).
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan lingkungan
lebih luas.
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
2) Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi : kehilangan pasangan, kekuatan fisik dan
penghasilan keluarga.
Menurut Suprajitno (2004, hal 17), fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga mempunyai tugas
di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan meliputi :
1. Pengkajian Keperawatan
Menurut Effendy (1998, hal 46). Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan
oleh perawat untuk mengukur keadaan klien (keluarga) dengan memakai norma-norma
kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem yang terintegrasi dan
kesanggupan keluarga untuk megatasinya.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah, seperti yang
dijelaskan oleh Effendy (1998, hal 46) dan tambahan isi format pengkajian keluarga :
a. Data umum
Data umum, yaitu meliputi nama keluarga, alamat dan telepon, komposisi kleuarga
(dilengkapi dengan genogran keluarga), tipe keluarga, suku (dikaji data yang berhubungan
dengan suku kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan suku seseorang atau keluarga),
agama (dikaji tentang agama yang dianut), aktifitas rekreasi keluarga (dikaji data tentang
kebiasaan dan pendapatan keluarga), status ekonomi keluarga (dikaji data tentang besarnya
penghasilan atau pendapatan keluarga).
Dikaji tentang tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh keluarga.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi saat ini. Dikaji tentang maladaptif
dari tengah pertumbuhan dan perkembangan keluarga yang terpenuhi.
Menjelaskan riwayat kesehatan diatas orang tentang riwayat penyakit keturunan, upaya
generasi tersebut tentang upaya peanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang di
pertahankan sampai saati ini.
c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Dikaji tentang ukuran rumah, jumlah kamar, ventilasi, sumber air, jumlah keliarga, saluran
pembuangan limbah, jamban keluarga, pembuangan sampah dan kandang ternak.
Meliputi tentang jenis pekerjaan yang dominan dari tetangga diawali yang terdekat dengan
kleuarga.
3) Mobilitas keluarga
Meliputi tentang sumbe pendukung eperti orang tua, mertua, saudara, teman dan lain-lain.
d. Struktur keluarga
3) Struktur peran
Meliputi data tentang peran anggota keluarga misalnya, ayah berperan sebagai kepala
keluarga.
Meliputi data tentang nilai dan aturan yang ada dalam keluarga.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
Meliputi sikap dan perhatian masing-masing keluarga terhadap anggota keluarga yang lain.
2) Fungsi sosialisasi
Meliputi bagaimana keluarga mengajarkan anak-anak untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Meliputi mekanisme pertanahan diri yang digunakan oleh keluarga jika mendapatkan
masalah/stressor.
Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri (koping) keluarga yang maladaptif.
5) Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan head to toe untuk semua anggota keluarga baik sehat maupun yang
sakit.
g. Harapan keluarga
Meliputi tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang diberikan oleh perawat
keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Seitawan dan Dermawan (2008, hal 40) diagnosa keperawatan adalah kumpulan
pernyataan, uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung, dan pengukuran dengan
menunjukkan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi, sampai masalah aktual.
Setelah mengumpulkan data dan menganalisa, maka diagnosa keperawatan keluarga yang
mungkin terjadi pada keluarga dengan masalah gastritis menurut klasifikasi NANDA dapat
dirumuskan sebagai berikut :
a. Nyeri akut/kronis
3. Intervensi Keperawatan
Menurut ANA (1995) intervensi sebagai rencana tindakan perawat untuk kepentingan klien
atau keluarga. Perencanaan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan standar yang
mengacu pada penyebab, selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi
pada kriteria dan standar.
a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah dan mempunyai jangka waktu yang sesuai
dengan kondisi klien.
b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan
pancaindra perawat yang objektif.
c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang dimiliki
ketergantungan dapat diminimalisasi.
4. Implementasi
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan keluarga. Eveluasi merupakan
tahapan yang menentukan apakah tujuan dapat tercapai sesuai yang ditetapkan dalam tujuan
direncanakan keperawatan. Apabila setelah dilakukan evaluasi tujuan tidak tercapai maka ada
beberapa kemungkinan yang ditinjau kembali yaitu (Setiawan dan Dermawan, 2008, hal 47) :
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
KEPALA KELUARGA
PEKERJAAN KK
PENDIDIKAN KK
KOMPOSISI KELUARGA
TIPE KELUARGA
SUKU BANGSA
AGAMA
Keluarga Ny. A sekarang pada tahap keluarga dengan anak usia dewasa dan belum menikah,
dengan tugas perkembangan antara lain:
2. Menjaga agar keluarga terhindar dari segala macam bahaya termasuk menjaga kesehatan
anggota keluarga.
An. T belum menikah dan keluarga berharap agar An. T segera menikah.
An. T mengatakan sering merasa sakit perut dan malas makan akibat dari sakit perut.
An. T sudah lama sering sakit-sakit perut sudah sejak 2 tahun yang lalu.
3. DATA LINGKUNGAN
a. Karakteristik rumah:
Rumah keluarga Ny.A berukuran 6 x 10 m2 terdiri dari ruang tamu,3 buah kamar tidur,1
ruang keluarga,1 kamar mandi dan dapur, WC terletak di bagian belakang rumah,lantai
rumah dari plaster,setiap kamar ada jendela.
b. denah rumah
Tetangga keluarga Ny.A rata rata ber mata pencarian sebagai petani lahan persawahan,ada
kebiasaan kurang baik dari lingkungan Ny.A dimana di belakang rumah sering di gunakan
untuk buang sampah
Keluarga Ny.A hidup serumah dengan anggota keluarga nya ,keluarga belum pernah
berpindah rumah ketempat lain.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Interakasi dengan masyarakat baik,terlihat dari ke ikut sertaan anggota keluarga dalam
kegiatan ke agamaan kampung yang dilaksanakan setiap hari jumat.
Yang merupakan system pendukung keluarga adalah adik daripada Ny. A yang sudah ber
rumah tangga.
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran:
Ny. A berperan sebagai kepala rumah tangga, ibu rumah tangga dan juga mencari nafkah
dengan bekerja sebagai petani sawah, An. T juga berperan sebagai petani sawah.
Keluarga cukup taat dalam melaksankan kewajiban agama nya yaitu ibadah sholat 5 waktu
dan mengikuti pengajian.
5. Fungsi keluarga
Angota keluarga saling menyayangi, memiliki dan mendukung. Persoalan dalam rumah
tangga selalu dibicara kan bersama sehingga tidak memicu terjadinya masalah komunikasi.
b. Fungsi sosialisasi:
Diantara anggota keluarga berusaha selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya, begitu pula
berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
c. Fugsi ekonomi:
Ny.A seorang petani sawahan begitu pula anaknya yaitu An. T. penghasilan perbulan kurang
lebih 2-4 juta per kali panen. keluarga menganggap penghasilan ini sudah cukup untuk
mencukupi kehidupan sehari hari.
d. Fungsi pemenuhan ( perawatan/pemeliharaan )kesehatan.
Keluarga mengatakan tidak mengenal tentang masalah kesehatan baik yang diderita oleh
anggota keluarganya yaitu gastritis pada An. T dan juga masalah kesehatan yang lain.
Keluarga mengatakan tidak tau cara merawat anggota keluarga yang sakit dengan benar
Keluarga mengatakan masih memasak dengan menggunakan bahan penyedap rasa seperti
royko, masako, ajino moto dll.
Keluarga telah menggunakan fasilitas kesehatan yaitu dengan pergi ke puskesmas setempat.
e. Fungsi religious:
Keluarga mengatakan tidak akan pernah berpaling dari agama yang di anut nya yaitu agama
islam, dan selalu rajin melakukan ibadah sholat 5 waktu.
f. Fungsi rekreasi:
Keluarga mengatakan bahwa dengan menonton TV dirumah dan berkumpul dengan tetangga
di depan rumah dengan berbincang-bincang sambil ketawa-ketiwi sudah termasuk rekreasi
yang indah.
g. Fungsi reprodusi:
Keluarga Ny.A adalah keluarga single parent sehingga tidak mungkin lagi untuk mempunyai
anak.
Stress bila belum panen memikir kan uang untuk membeli keperluan rumah tangga seperti
ikan dan juga pakaian
b. Streesor(masalah)jangka panjang:
Stressor jangka panjang bagi keluarga adalah An. T yang sudah usia dewasa belum menikah.
Respon keluarga terhadap stressor baik,dengan cara merawat seluruh padinya yang disawah
dengan baik dan An. T tetap sabar menunggu ada orang yang melamarnya.
Belum ada strategi adaptasi yang disfungsinal di keluarga Ny.A karena Ny.A juga taat
beribadah
DAFTAR PUSTAKA
Efendy Nasrul. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Edisi 2). Jakarta :
EGC
Baughman, D, C & Hackley, J, C. (2000). Keperawatan medical bedah, alih bahasa : yasmin
asih. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif, 1999, Kapita Selekta Kedokteran, edisi 3, Jilid I, FKUI, Jakarta.Menurut
ANA (1995)