Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kompetensi Pendidikan IPS SD” tugas mata kuliah Pendidikan IPS di SD.

Makalah ini membahas tentang kompetensi yang dikembangkan dalam


pendidikan IPS di SD meliputi kemampuan pengembangan aspek intelektualisme serta
pengembangan keterampilan sosial yang dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak.

Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Singkawang, 28 Agustus 2019

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi ......................................................................................5

2.2 Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran IPS SD........................................ ........7

2.3 Kompetensi Pendidikan IPS SD.........................................................................12

2.4 Kompetensi Pendidikan IPS SD dalam Peraturan Mendiknas...........................16

2.5 Arah Pengembangan...........................................................................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................18

3.2 Saran ..................................................................................................................18

Daftar Pustaka ........................................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hakikat kehidupan manusia adalah suatu dinamika yang tetap tidak pernah
berhenti, melainkan selalu aktif. Dinamika manusialah yang memadukan manusia dengan
sesamanya dan dengan lingkungannya. Dinamika manusia merupakan ungkapan jiwa
manusia sebagai makhluk yang berakal budi dan sebagai makhluk sosial.

Hakikat inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Artinya


bahwa manusia bukan semata-mata sebagai makhluk biologis, melainkan juga sebagai
makhluk sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan sebagainya. Aspek-aspek tersebut
terdiri dari interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, kehidupan, norma dan peraturan,
serta sikap. Aspek-aspek inilah yang menghasilkan ilmu pengetahuan sosial, seperti
ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, geografi. Sebagian dari ilmu pengetahuan
tersebut berkembang menjadi disiplin ilmu sesuai dengan perkembangan masyarakat
dewasa ini.

Sebagai guru SD, pengetahuan yang berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial
sangat diperlukan baik yang berhubungan dengan ruang lingkup bahasannya, obyek yang
dipelajari, maupun metode/pendekatan dari tiap-tiap disiplin ilmu-ilmu sosial tersebut.
Dengan menguasai konsep-konsep IPS yang bersumber dari masyarakat dan lingkungan
dapat menambah wawasan yang lebih luas dan mendalam.

3
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Apa yang dimaksud dengan kompetensi ?


2. Apa yang dimaksud kompetensi guru dalam pembelajaran IPS SD?
3. Bagaimana kompetensi guru dalam pembelajaran IPS SD?
4. Apa saja kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rumpun mata
pelajaran IPS di SD ?
5. Bagaimana arah pengembangan kompetensi guru dan kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik mata pelajaran IPS di SD?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :

1. Mengetahui maksud dari kompetensi.


2. Mengetahui maksud dari kompetensi guru dalam pembelajaran IPS SD.
3. Memahami bagaimana kompetensi guru yang dalam pendidikan IPS di SD.
4. Mengetahui kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam mata
pelajaran IPS di SD.
5. Mengetahui arah pengembangan kompetensi guru dan kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik mata pelajaran IPS di SD

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dasar yang


direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang,
dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan
terus-menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki
pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap-sikap dasar dalam melakukan sesuatu.
Kebiasaan berpikir dan bertindak itu didasari oleh budi pekerti luhur baik dalam
kehidupan pribadi, sosial,kemasyarakatan, keber-agama-an, dan kehidupan berbangsa
dan bernegara.

Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002. tentang Kurikulum Inti Perguruan


Tinggi mengemukakan “Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh
tanggungjawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu”.

Gordon (1988 : 109) menjelaskan beberapa aspek yang terkandung dalam konsep
kompetensi sebagai berikut :

1. Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan yang berkaitan dalam bidang


kognitif. Misalnya seorang guru mengetahui teknik-teknik mengidentifikasi
kebutuhan siswa dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan
kebutuhan siswa.
2. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap
individu. Contohnya guru bukan hanya sekedar tahu tentang teknik
mengidentifikasi siswa, tapi juga memahami langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam proses identifikasi tersebut..

5
3. Kemampuan (skill), yaitu kemampuan individu untuk melaksanakan secara
praktik tentang tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya
kemahiran guru dalam menggunakan media dan sumber pembelajaran dalam
proses belajar mengajar di dalam kelas, kemahiran guru dalam melaksanakan
evaluasi pembelajaran.
4. Nilai (value), yaitu norma-norma yang dianggap baik oleh setiap individu. Nilai
inilah yang selanjutnya akan menuntun setiap individu dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Contohnya nilai kejujuran, nilai kesederhanaan, nilai keterbukaan
dan lain-lain.
5. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka) atau
pandangan individu terhadap sesuatu. Misalnya senang atau tidak senang, suka
atau tidak suka. Sikap ini erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki individu,
artinya mengapa individu bersikap demikian? Itu disebabkan karena nilai yang
dimilikinya.
6. Minat (interest), yaitu kecenderungan individu untuk melakukan suatu perbuatan.
Minat adalah aspek yang dapat menentukan motivasi seseorang untuk melakukan
aktivitas tertentu.

Dengan adanya banyak aspek dalam masing-masing kompetensi menjadikan


kompetensi merupakan sebuah kecakapan yang dikuasai peserta didik dan bermanfaat
bukan hanya ketika belajar dan untuk pengetahuan saja namun juga dapat berguna dalam
kegiatan sehari-hari. Dengan kemampuan yang didapat dari penguasaan kompetensi juga
nantinya dapat bermanfaat untuk diaplikasikan pada jenis pekerjaan atau karir yang
hendak ditekuni karena adanya kombinasi aspek knowledge, skill dan interest.

Penguasaan kompetensi juga mampu membentuk pribadi siswa yang menjadikan


adanya keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Ini mengapa sistem
pendidikan dan kurikulum sekarang ini lebih cenderung didesain untuk pembentukan
karakter peserta didik.

6
2.2 Kompetensi Guru Dalam Pembelajaran IPS SD

Guru adalah sosok yang sangat berperan dan mempunyai pengaruh besar dalam
proses pendidikan. Guru sering dianggap sebagai kata kunci pelaksanaan suatu proses
pendidikan. Ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya arti seorang guru dalam
menjalankan sebuah proses pendidikan. Beranjak dari peran sentral seorang guru dalam
proses pendidikan, tentu membawa konsekwensi yang harus dihadapi oleh seorang guru
atau calon guru. Konsekuensi tersebut yaitu adanya tuntutan bagi seorang guru untuk
profesional dalam menjalankan tugasnya. Tuntutan yang profesional ini tentunya
memberikan sebuah penekanan kepada guru untuk menguasai beberapa keahlian dalam
menjalankan tugas sebagai seorang guru agar proses pembelajaran dapat berjalan secara
efektif dan efisien.
Untuk melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, sekurangnya ada enam
komponen dasar pengajaran yang yang harus dikuasai oleh seorang guru antara lain,
yaitu:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Menurut Munif Chatib (2010) dalam bukunya Gurunya Manusia menjelaskan
bahwa sepuluh menit awal pembelajaran adalah gambaran secara umum dari proses
pembelajaran yang akan berlangsung satu jam ke depan. Lebih lanjut, Munif menjelaskan
bahwa jika guru berhasil membuat siswa tertarik pada guru dan apa yang guru sampaikan
pada awal pertemuan maka guru akan mendapatkan perhatian dari para siswa untuk
beberapa jam ke depan. Siswa akan merasa tertarik dengan pembukaan yang dilakukan
guru, selanjutnya siswa akan terus mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penuh daya
tarik dan motivasi tinggi.
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan
mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Dalam membuka pelajaran
peserta didik harus mengetahui tujuan yang akan dicapai dan langkah-langkah yang akan
ditempuh. Hal ini sangat penting terutama untuk menjadikan proses pembelajaran
menjadi lebih terarah dan terstruktur. Keterampilan menutup pelajaran adalah
keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Dalam menutup pelajaran,

7
guru dapat menyimpulkan materi pelajaran, mengetahui tingkat pencapaian peserta didik,
dan tingkat keberhasilan guna dalam proses belajar mengajar. Ini penting dilakukan
sebagai acuan untuk pelaksanaan pembelajaran yang akan datang. Misalnya, setelah
menutup pelajaran guru dapat memperoleh informasi tentang ketercapaian proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga untuk pertemuan berikutnya guru bisa
lebih meningkatkan atau mengoftimalkan proses pembelajaran untuk mencapai hasil
yang lebih baik lagi dari yang sekarang.
Adapun tujuan dari kegiatan membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan
oleh guru antara lain, yaitu:
a. Mengkondisikan siswa agar siap untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.
b. Untuk menimbulkan minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang akan
dibicarakan.
c. Memungkinkan siswa mengetahui tingkat keberhasailan dalam pelajaran.
d. Agar siswa mengetahui batas-batas tugasnya yang akan dikerjakan.

2. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut


Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru
yang menuntut respon atau jawaban dari peserta didik. Keterampilan ini merupakan
kemampuan bagaimana guru menyampaikan pertanyaan kepada siswa dalam proses
pembelajaran baik pertanyaan dasar maupun pertanyaan lanjut. Salah satu tujuannya
adalah agar siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran yang sedang
disampaikan.
Dalam proses belajar mengajar, pada umumnya cara guru mengajukan pertanyaan
kepada siswanya dapat dibedakan atas: ketrampilan bertanya dasar yang mempunyai
beberapa komponen yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan,
sedangkan ketrampilan bertanya lanjut merupakan lanjutan dari bertanya dasar yang
mengutamakan usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa.
Adapun keterampilan bertanya yang dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
antara lain untuk:
a. Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi belajar

8
b. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
c. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa
d. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang
dijelaskan guru.
e. Memusatkan perhatian siswa
f. Mengembangkan SCL (Studen Center Learning)
g. Mencapai tujuan belajar

3. Keterampilan Mengelola Kelas


Menurut Djamarah (1997: 129) Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila
terjadi gangguan dalam proses interaksi edukatif dengan kata lain kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
interaksi edukatif. Termasuk kedalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku
anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan
waktu penyelesaian tugas anak didik, atau penerapan norma kelompok yang produktif.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat dipahami bahwa ketrampilan mengelola kelas
adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal
dan ketrampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Apabila
keterampilan pengelolaan kelas dapat dilakukan dengan baik maka akan berdampak
positif, baik pada siswa maupun pada guru yang bersangkutan.
Adapun manfaat pengelolaan kelas yang baik bagi siswa antara lain yaitu:
a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
tingkahlakunya serta sadar akan mengendalikan dirinya.
b. Membantu siswa mengerti akan arah tingkahlakunya sesuai dengan tatatertib
kelas dan merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan bukan kemarahan.
c. Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkahlaku
yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang berlangsung.

9
4. Keterampilan Mengadakan Variasi
Pengertian penggunaan variasi merupakan keterampilan guru dalam
menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar siswa sekaligus
mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah, dan aktivitas belajar mengajar
yang efektif. Menurut Uzer Usman (2005: 84) Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam
konteks interaksi belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosana siswa
sehingga dalam proses belajar mengajar murid senantiasa menunjukkan ketekunan,
antusiasme,serta penuh partisipasi.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa variasi gaya mengajar
adalah pengubahan tingkah laku, sikap, dan perbuatan guru dalam konteks belajar
mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga siswa memiliki
minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Penerapan variasi yang dilakukan oleh
guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas, tentu tidak terlepas dari adanya tujuan
yang hendak dicapai. Tujuan diterapkannya variasi tersebut antara lain:
a. menghilangkan kejemuan siswa dalam mengikuti proses belajar
b. mempertahankan kondisi optimal belajar
c. meningkatkan perhatian dan motivasi siswa
d. memudahkan pencapaian tujuan pengajaran
e. menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa
f. menyesuaikan kondisi siswa dalam belajar

5. Keterampilan Memimpin Diskusi dan Kelompok Kecil


Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja
sama kelompok yang bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep,
prinsip, atau kelompok tertentu. Diskusi kelompok kecil di sini adalah suatu proses yang
teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara
kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan, dan memecahkan
masalah.
Pelaksanaan kegiatan pembimbingan diskusi kelompok kecil yang dilakukan
guru tentu diharapkan untuk mewujudkan proses pembelajaran yang optimal. Untuk

10
mengoptimalkan kegiatan pembimbingan dalam diskusi kelompok kecil ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan guru, antara lain yaitu:
a. Memperjelas permasalahan
b. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
c. Pemusatan perhatian
d. Menganalisa pandangan peserta didik
e. Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
f. Menutup diskusi/membimbing siswa menyimpulkan hasil diskusi

6. Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah suatu keterampilan menyajikan bahan ajar yang
diorganisasikan secara sistematis sebagai suatu kesatuan yang berarti, sehingga mudah
dipahami siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa keterampilan menjelaskan ini mutlak harus dikuasai oleh
seorang guru.
Kemampuan dalam menjelaskan materi pelajaran kepada siswa, tentu tidak
semudah dan sederhana yang kebanyakan orang bayangkan. Banyak orang guru yang bisa
menjelaskan materi kepada siswa, namun hal itu tidak menjamin adanya hasil atau proses
pembelajaran yang optimal. Perlu diketahui bahwa dalam keterampilan menjelaskan ini,
guru perlu memperhatikan bagaimana menjelaskan materi kepada siswa dengan cara yang
efektif dan penuh makna.
Dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menjelaskan materi kepada siswa, ada
beberapa prinsip yang harus diperhatikan guru, antara lain yaitu:
Bahasa yang digunakan dalam menjelaskan harus sederhana, terang, dan jelas.
a. Bahan yang akan diterangkan dipersiapkan dan dikuasai terlebih dahulu.
b. Pokok-pokok yang diterangkan harus disimpulkan.
c. Dalam menjelaskan serta dengan contoh dan ilustrasi.
d. Adakan pengecekan terhadap tingkat pemahaman peserta didik melalui
pertanyaan-pertanyaan.

11
Kompetensi guru penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar-mengajar
dan hasil belajar siswa karena belajar-mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa
tidak hanya ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dalam membimbing siswa.
Guru yang mampu akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal.
Kompetensi adalah kewenangan, kemampuan untuk menentukan sesuatu.
Sedangkan pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, proses, cara perbuatan mendidik, dan guru adalah seseorang yang profesinya
mengajar.

2.3 Kompetensi Pendidikan IPS SD


Kompetensi yang dikembangkan dalam pendidikan IPS di SD meliputi
kemampuan pengembangan aspek intelektualisme serta pengembangan keterampilan
sosial yang dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Kompetensi yang
harus dikuasai oleh peserta didik dalam rumpun mata pelajaran IPS adalah berupa
keterampilan intelektual yang meliputi keterampilan dasar sebagai kemampuan yang
terendah, kemudian diikuti dengan keterampilan melakukan proses, dan keterampilan
tertinggi berupa keterampilan investigasi. Pengembangan pendidikan IPS tidak hanya
diarahkan pada pengembangan kompetensi yang berkaitan dengan aspek intelektual saja.
Keterampilan sosial menjadi salah satu faktor yang dikembangkan sebagai
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa dalam pendidikan IPS. Keterampilan mencari,
memilih, mengolah, dan menggunakan informasi untuk memberdayakan diri serta
keterampilan bekerjasama dengan kelompok yang majemuk nampaknya merupakan
aspek yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik yang kelak akan menjadi
warganegara dewasa dan berpartisipasi aktif di era global. Alasannya adalah, era global
yang ditandai dengan persaingan dan kerjasama di segala aspek kehidupan
“mempersyaratkan” mereka memiliki keterampilan-keterampilan tertentu.

12
Rumusan tujuan pendidikan yang terdapat dalam pasal 3 undang-undang no.20
tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional berikut ini : “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulai, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Demikian maka
kompetensi yang dikembangkan dalam pendidikan IPS meliputi kemampuan
pengembangan aspek intelektualisme serta pengembangan keterampilan sosial yang
dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Pembelajaran IPS tidak dapat
lepas dari belajar untuk menguasai proses ilmiah dalam aspek ilmu sosial untuk
menemukan/merumuskan konsep/produk ilmiah yang didasari oleh sikap ilmiah secara
interdisipliner. Oleh karena itu, kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam
rumpun mata pelajaran ini adalah berupa keterampilan intelektual yang meliputi
keterampilan dasar sebagai kemampuan yang terendah, kemudian diikuti dengan
keterampilan melakukan proses, dan keterampilan tertinggi berupa keterampilan
investigasi. Keterampilan dasar mencakup keterampilan mengamati gejala sosial yang
selalu berubah, mengumpulkan dan menyeleksi informasi, dan mengikuti instruksi yang
sudah tersusun. Keterampilan melakukan proses ilmiah meliputi menginferensi dan
menyeleksi berbagai cara/prosedur.

Keterampilan investigasi adalah keterampilan inkuiri berupa merencanakan dan


melaksanakan serta melaporkan hasil investigasi terhadap materi pembelajaran dari
dalam/luar kelas, termasuk fenomena sosial. Berkaitan dengan kompetensi
pengembangan intelektualisme tidak terlepas dari faktor tingkat perkembangan usia
peserta didik. Dalam hal ini kita bisa merujuk pedapat Piaget, seorang psikolog yang telah
merumuskan sejumlah kemampuan yang dapat dicapai oleh manusia sesuai dengan
tingkatan perkembangan usianya. Menurut Piaget, tingkat perkembangan tersebut
meliputi sensorimotor, tingkat preoperasional, tingkat operasi konkret dan tingkat operasi
formal.

13
Berdasarkan tingkat usianya, siswa SD berada pada taraf perkembangan operasi
konkret. Pada tingkatan operasi konkret, anak mulai mengembangkan kemampuan
berpikir beraneka. Mereka sudah dapat membedakan mana benda atau kondisi yang tidak
berubah dan mana yang berubah. Kemampuan mengelompokkan sudah berkembang pada
masa ini walaupun masih terbatas pada hal-hal yang konkret. Kemampuan berpikir yang
lebih abstrak belum sepenuhnya berkembang pada masa operasi konkret. Kemampuan
berpikir yang formal dan abstrak baru dapat berkembang dengan baik dimulai pada usia
12 tahun.
Pendidikan IPS tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban mengembangkan aspek
afektif. Aspek afektif ini adalah tujuan yang berkenaan dengan aspek sikap, nilai dan
moral. Dimana dengan memberikan ketiga aspek ini diharapkan dapat menimbulkan
suatu pribadi yang utuh dari mereka-mereka yang dibekali dengan pendidikan IPS.
Keterampilan sosial yang dibangun melalui ranah kognitif menjadi dasar untuk
mengembangkan penguasaan ranah afektif berupa keterampilan sosial dalam kerja sama
dan berkomunikasi dengan kelompok yang majemuk, mencintai lingkungan fisik dan
sosialnya, serta kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah sosial.
Keterampilan mencari, memilih, mengolah, dan menggunakan informasi untuk
memberdayakan diri serta keterampilan bekerjasama dengan kelompok yang majemuk
nampaknya merupakan aspek yang sangat penting dimiliki oleh peserta didik yang kelak
akan menjadi warganegara dewasa dan berpartisipasi aktif di era global.
Alasannya adalah, era global yang ditandai dengan persaingan dan kerjasama di segala
aspek kehidupan “mempersyaratkan” mereka memiliki keterampilan-keterampilan
tertentu.
Keterampilan-keterampilan apakah yang harus dikembangkan dalam proses
pembelajaran IPS di kelas ? Setiap negara memiliki rumusan-rumusan keterampilan serta
kompetensi yang harus dimiliki oleh peserta didiknya agar mereka kelak menjadi warga
yang berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan memenangkan persaingan dan kerjasama
di era global ini. Departemen Pendidikan Nasional , misalnya , melalui Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
telah merumuskan profil lulusan pendidikan sekolah umum yang antara lain memiliki

14
keterampilan dalam mengikuti perkembangan global. Profil lulusan yang diharapkan
memiliki kompetensi atau keterampilan dalam beberapa hal, antara lain :
a. mampu mencari, memilah dan mengolah informasi dari berbagai sumber
b. mampu mempelajari hal-hal baru untuk memecahkan masalah sehari-hari
c. memiliki keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
d. memahami, menghargai dan mampu bekerjasama dengan orang lain yang
majemuk
e. mampu mentransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan
perkembangan masyarakat, lingkungan dan perkembangan global serta aturan-
aturan yang melingkupinya, serta keterampilan-keterampilan lainnya yang
relevan.

Sebuah kurikulum memuat sejumlah tujuan dan kompetensi yan diharapkan


muncul pada diri siswa setelah melalui proses pendidikan. Kurikulum mengisyaratkan
tujuan akhir dari proses pendidikan IPS pada tingkat sekolah dasar adalah untuk
mengarahkan peserta didik agar dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,
dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Tujuan ini telah
mengarahkan pada pengembangan diri siswa untuk menjadi warga negara dan warga
dunia yang baik. Pengembangan kompetensi sosial yang dikembangkan pada Kurikulum
tidak hanya diarahkan pada pengembangan kemampuan siswa untuk hidup pada masa
sekarang akan tetapi sudah diarahkan pada tantangan masa depan. Hal ini terlihat dari
latar belakang yang dirumuskan dalam kurikulum yang menyebutkan bahwa di masa
yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata
pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.

15
2.4 Kompetensi Pendidikan IPS SD dalam Peraturan Mendiknas Nomor 23 Tahun
2006
Aspek pengembangan intelektual dalam kurikulum meliputi pengembangan
kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya serta memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan
kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan
sosial. Sementara pengembangan kompetensi dalam hal keterampilan sosial meliputi
kemampuan untuk memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan serta memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Berikut adalah contoh pengembangan pendidikan IPS SD dalam kurikulum :
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kelas III, Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami lingkungan dan 1.1 Menceritakan lingkungan alam dan


melaksanakan buatan di
kerjasama di sekitar sekitar rumah dan sekolah
rumah dan sekolah 1.2 Memelihara lingkungan alam dan
buatan di
sekitar rumah
1.3 Membuat denah dan peta lingkungan
rumah
1.4 Melakukan kerjasama di lingkungan
rumah, sekolah, dan kelurahan/desa

Kelas III, Semester 2


Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami jenis 2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan
pekerjaan dan 2.2 Memahami pentingnya semangat
penggunaan uang kerja
2.3 Memahami kegiatan jual beli di
lingkungan
rumah dan sekolah
2.4 Mengenal sejarah uang
2.5 Mengenal penggunaan uang sesuai
dengan
Kebutuhan

16
2.5 Arah Pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk
mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan pembelajaran dan penilaian
perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar Penilaian.
Dengan penanaman kecerdasan sosial di sekolah, peserta didik diharapakan memiliki
hati nurani, rasa peduli, empati, simpati terhadap sesama. Sikap sosial yang dimiliki
peserta didik harus diimbangi dengan pegetahuan yang luas, sehingga dalam bersosial
tidak asal – asalan. Dalam mewujudakan peserta didik yang memiliki kecerdasan sosial,
ada bebrapa cara yang dapat dilakukan seorang guru yaitu berdiskusi, bermain peran, dan
kunjungan langsung ke masyarakat. Cara tersebut dapat berjalan efektif apabila dilakukan
secara berkelanjutan. Dengan kecerdasan sosial yang dimiliki peserta didik akan
menjadikan peserta didik yang peduli dengan kondisi lingkungan sekitarnya dan ikut serta
dalam memecahkan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kompetensi dasar, adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta


didik dalam mata pelajaran ter-tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran. Dengan adanya banyak aspek dalam masing-masing kompetensi
menjadikan kompetensi merupakan sebuah kecakapan yang dikuasai peserta didik dan
bermanfaat bukan hanya ketika belajar dan untuk pengetahuan saja namun juga dapat
berguna dalam kegiatan sehari-hari. Dengan kemampuan yang didapat dari penguasaan
kompetensi juga nantinya dapat bermanfaat untuk diaplikasikan pada jenis pekerjaan atau
karir yang hendak ditekuni karena adanya kombinasi aspek knowledge, skill dan interest.
Penguasaan kompetensi juga mampu membentuk pribadi siswa yang menjadikan adanya
keselarasan antara pikiran, perkataan dan perbuatan.

Meningkatkan kompetensi guru juga merupakan sebagai salah satu cara untuk
memenuhi standar kompetensi guru sesuai dengan tuntutan profesi dan perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Meningkatkan Kompetensi Guru menjadi bagian
penting yang harus selalu dilakukan secara terus menerus atau berkelanjutan untuk
menjaga profesionalitas guru.

3.2 Saran

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan kompetensi guru dalam


melaksanakan tugas profesinya, maka peningkatan kemampuan dan kompetensi guru
dapat dilakukan dengan mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan
pertumbuhan kemampuan (abilities), sikap (attitude), dan keterampilan (skill) harus
dilakukan. Dari kegiatan ini diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan perilaku
guru yang secara nyata perubahan perilaku tersebut berdampak pada peningkatan kinerja
guru dalam proses belajar mengajar di kelas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Kencana Prenada Media Group

https://ilmu-pendidikan.net/pembelajaran/tujuan-pembelajaran/aspek-kompetensi-
sebagai-tujuan (di akses pada 29 Agustus 2019 pukul 10.50)

https://www.kompasiana.com/ahmadturmuzi/550e0e63a33311bc2dba7ddf/pengembang
an-kompetensi-guru-menuju-pelaksanaan-dan-tanggung-jawab-secara-profesional di
akses pada 29 Agustus 2019 pukul 10.50)

http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-kompetensi-
pendidikan-guru.html (di akses pada 28 Agustus 2019 pukul 19.50)

Malik, Oemar. 2009. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta:


PT. Bumi Aksara

Jahiriansyah, Wahyudi dan M. Syukri. 2013. Peran Kepala Sekolah Sebagai Pendidik
Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Vol 2, No 10. Diakses dari id.portalgaruda.org pada 4 Oktober 2017.

Siswoyo, Dwi. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

19

Anda mungkin juga menyukai