Manajemen Risiko
Manajemen Risiko
Hasil dari penilaian tingkat maturitas tersebut akan dijadikan salah satu acuan dalam
menyusun program kerja implementasi manajemen risiko di PT Garuda Indonesia. Hal
tersebut dimaksudkan agar terdapat perbaikan dalam efektivitas manajemen risiko.
Saat ini, PT Garuda Indonesia memiliki lima besaran kategori risiko yaitu risiko yang
berhubungan dengan strategik, operasional, keamanan dan keselamatan penerbangan,
finansial, dan risiko kepatuhan. Kelima besaran risiko ini memiliki kriteria tersendiri untuk
dilakukan pengelolaan. Pengelolaan tersebut tentunya didasarkan pada tingkat prioritas risiko
yang dinilai berdasarkan besarnya eksposur risiko. Berikut adalah gambaran risiko-risiko
utama PT Garuda Indonesia yang telah diidentifikasi di tahun 2015:
1. Tantangan dalam Mencapai Target Pendapatan
Akibat dari sifat industri penerbangan yang rentan terhadap siklus ekonomi, politik, dan
sosial dapat secara negatif mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil PT Garuda Indonesia.
Selain itu, pada tahun 2015 faktor eksternal berupa bencana alam memiliki pengaruh yang
cukup signifikan terhadap pencapaian pendapatan perusahaan seperti erupsi gunung berapi,
bencana kabut asap dan lainnya. Sebagai dampak dari letusan gunung berapi pada tahun
2016, terjadi penutupan bandara di Denpasar dan Surabaya yang berdampak pada pembatalan
penerbangan.
Untuk meminimalisir dampak dari risiko tersebut, PT Garuda Indonesia mengambil langkah-
langkah strategis dalam melakukan mitigasi risiko, diantaranya:
Adapun mitigasi yang telah dilakukan PT Garuda Indonesia dalam menghadapi risiko
tersebut meliputi:
Terdapat kekurangan personel kunci, yaitu kru pesawat di industri penerbangan baik di
lingkungan nasional maupun global. PT Garuda Indonesia memandang bahwa kekurangan
tenaga kerja ini akan meningkat karena perusahaan dan pesaing lainnya, khususnya di
industri penerbangan Indonesia, berusaha meningkatkan jumlah armada pesawatnya. Untuk
memenuhi jumlah kebutuhan tersebut, perusahaan juga perlu untuk meningkatkan usaha
pelatihan. Keterbatasan PT Garuda Indonesia dalam merekrut, melatih, mempertahankan dan
memotivasi kru dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan hasil
usaha PT Garuda Indonesia.
Salah satu strategi pertumbuhan PT Garuda Indonesia adalah dengan menambah jumlah
armada, menambah frekuensi dan membuka rute baru. Dalam melakukan ekspansi tersebut
dibutuhkan waktu untuk memperoleh keuntungan sehingga dalam proses pembukaan rute
baru perusahaan akan menghadapi kondisi yang tidak menguntungkan. Hal ini terkait dengan
investasiawal yang harus dikeluarkan oleh PT Garuda Indonesia. Kondisi ini juga memiliki
ketergantungan dengan ketidakpastian ekonomi, bencana alam, kompetisi, dan lainnya.
Dalam mendukung program rebound PT Garuda Indonesia di tahun 2015, terdapat beberapa
program Quick Wins yang dilaksanakan oleh manajemen, yaitu revenue generator, cost
driver dan reprofiling. Dalam pengelolaan risiko di tahun 2015, sejumlah inisiatif yang
diimplementasikan sebagai bagian dari program Quick Wins untuk program rebound PT
Garuda Indonesia mencakup antara lain:
Efektifitas pengelolaan risiko telah ditinjau dan dievluasi secara berkala setiap triwlan.
Adapun tinjauan dan evaluasi ini dilakukan dengan kontribusi dari berbagai lini PT Garuda
Indonesia melalui workshop PRO Team (Performance and Risk Officer Team), focus group
discussion, maupun sharing session. Implementasi ERM terintegrasi dengan corporate
strategi yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia. Sehingga setiap pengambilan keputusan PT
Garuda Indonesia mempertimbangkan dan menanggapi ketidakpastian dalam bisnis.
Implementasi tersebut dilakukan dengan tujuan memberikan gambaran mengenai resiko-
resiko yang mungkin terjadi sehingga tindakan mitigasi terhadap resiko tersebut dapat
dilaksanakan dengan baik sebagai upaya untuk menjaga pencapaian sasaran yang diharapkan
oleh PT Garuda Indonesia.
PT Garuda Indonesia menilai implementasi sistem manajemen risiko yang telah ada di tahun
2015 sudah efektif dan memadai dengan turut mencakup mekanisme yang sistematis dan
langkah antisipatif terhadap kondisi internal dan eksternal sesuai kapabilitas Perusahaan.
Untuk meningkatkan keakuratan pengukuran risikonya, PT Garuda Indonesia juga melakukan
evaluasi secara berkala terhadap efektivitas sistem manajemen risikonya. Fungsi ini
dijalankan oleh unit Internal Audit sebagai salah satu perangkat utama dalam Sistem
Pengendalian Internal PT Garuda Indonesia untuk meningkatkan efektivitas manajemen
risiko.
AUDITING II
OLEH :