Anda di halaman 1dari 25

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Bina Warga Bandung


Mata Pelajaran : Administrasi Pajak
Kelas/Semester : XI AKL/ 1
Program : Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Materi Pokok : SSP PPh Pasal 21
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit (2 pertemuan)

KI 3 KI 4
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan Melaksanakan tugas spesifik dengan
mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
konseptual, operasional dasar, dan yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup sesuai dengan bidang Akuntansi dan Keuangan
kerja Akuntansi dan Keuangan Lembaga pada Lembaga. Menampilkan kinerja di bawah
tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja.
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah,
konteks pengembangan potensi diri sebagai dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
warga masyarakat nasional, regional, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
internasional. pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi,
kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir,
menjadikan gerak alami dalam ranah konkret
terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
KD 3.6 KD 4.6
Menerapkan pengisian surat setoran pajak Melakukan pengisian surat setoran pajak (SSP)
(SSP) PPh pasal 21 PPh pasal 21
IPK IPK
3.6.1 Menjelaskan pengertian surat setoran 4.6.1 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
pajak (SSP) PPh pasal 21 dalam Melakukan pengisian surat setoran
3.6.2 Menerapkan pengisian surat setoran pajak (SSP) PPh pasal 21
pajak (SSP) PPh pasal 21 4.6.2 Melakukan pengisian surat setoran pajak
(SSP) PPh pasal 21
Tujuan Pembelajaran
(untuk mencapai semua IPK)
1. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dan menggali informasi melalui diskusi, peserta
didik dapat:
a. Menjelaskan pengertian Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 21 secara benar dengan
penuh rasa percaya diri;
b. Menerapkan pengisian Surat Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 21 secara benar dengan
penuh rasa percaya diri.
2. Setelah melaksanakan proses pembelajaran dan praktikum, peserta didik dapat:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan pengisian Surat
Setoran Pajak (SSP) PPh pasal 21 dengan penuh rasa tanggung jawab;
b. Melakukan pengisian surat setoran pajak (SSP) PPh pasal 21 dengan benar dan penuh
percaya diri secara teliti.
Materi Pelajaran
1. Pengertian SSP PPh pasal 21
2. Dasar Hukum SSP pasal 21
3. Jenis-Jenis SSP pasal 21
4. Cara mengisi SSP PPh pasal 21
Pendekatan dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
1. Mengamati
2. Menanya
3. Mengumpulkan informasi/mencoba
4. Mengasosiasi/ menalar
5. Mengkomunikasikan
Strategi/ Model : Discovery Learning
Metode : Ceramah, diskusi kelompok, Tanya jawab, praktikum
Media Pembelajaran
Media : Power Point,
Alat/ Bahan : Spidol, Papan tulis (Whiteboard)
Laptop & Proyektor
Hand Out materi SSP PPh pasal 21
Kegiatan Pembelajaran
Nilai Karakter
Alokasi
Tahap Langkah-langkah Pembelajaran (PPK), Literasi,
Waktu
4C, HOTS
Pertemuan 1
Kegiatan Orientasi 15 menit
Pendahuluan  Guru masuk kelas tepat waktu dan Religius
mengucapkan salam
 Guru mempersilakan peserta didik untuk
berdoa sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai dengan dipimpin oleh ketua
kelas
 Guru menyiapkan fisik dan psikis Disiplin
peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan menanyakan
kehadiran peserta didik, memeriksa
kebersihan dan kerapihan kelas, serta
kesiapan buku tulis dan sumber belajar
lainnya
Apersepsi
 Guru mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan
materi sebelumnya
 Guru mengingatkan kembali materi HOTS
prasyarat dengan bertanya
 Guru mengajukan pertanyaan yang ada Rasa ingin tahu
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Guru memberi motivasi pada peserta
didik agar aktif dalam proses
pembelajaran
Pemberian Acuan
 Guru memberitahukan materi pelajaran
yang akan dibahas pada pertemuan yang
berlangsung
 Guru memberitahukan tentang KI, KD,
indikator dan KKM
 Guru menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti Stimulation (Pemberian stimulus) 60 menit
 Guru menyajikan tayangan materi
melalui slide Power Point mengenai SSP Literasi
PPh pasal 21 (Mengamati)
 Peserta didik dikelompokkan dengan Critical
anggota lima orang. Thinking
 Masing-masing kelompok diberikan (Berpikir kritis)
handout oleh guru terkait materi SSP
PPh pasal 21
 Peserta didik dalam setiap kelompok
belajar mengidentifikasi sebanyak
mungkin masalah yang relevan dengan
tayangan maupun dari handout yang Rasa ingin tahu
diberikan yaitu mengenai data/informasi
yang dibutuhkan untuk mengisi Surat
Setoran Pajak PPh pasal 21
 Peserta didik mengajukan pertanyaan
tentang berbagai hal yang tidak Collaboration
diketahuinya terkait dengan tayangan (Kerja sama)
yang diberikan (Menanya)
Problem Statement (Pernyataan/
Identifikasi Masalah)
 Peserta didik dalam kelompok
mendiskusikan data/informasi yang
diperlukan untuk mengisi Surat Setoran
Pajak PPh Pasal 21 (Mengumpulkan Literasi
Informasi)
Data Collection (Pengumpulan Data)
 Peserta didik dalam kelompok
menggunakan berbagai sumber
informasi yang dimiliki untuk
mengumpulkan informasi berkaitan Creativity
dengan data/informasi yang diperlukan (Kreativitas)
untuk mengisi SSP PPh pasal 21.
(Mengumpulkan Informasi)
Verification (Pembuktian)
 Peserta didik dalam kelompok
mencocokkan informasi yang diperoleh
kelompok dengan penerapan real dalam
pengisian Surat Setoran Pajak PPh pasal
21 (Menalar)
Generalization (Menarik Kesimpulan)
 Peserta didik dalam kelompoknya Communicative

menarik kesimpulan/generalisasi (Komunikatif)


(generalization)
 Peserta didik bersama guru bersama-
sama merefleksikan prosedur pengisian
SSP PPh pasal 21 (Mengkomunikasikan)
Kegiatan  Guru melakukan tanya jawab dengan Rasa ingin tahu
Penutup peserta didik untuk membuat rangkuman Creativity
materi belajar. (Kreativitas)
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran,
dan motivasi untuk tetap semangat serta
mengingatkan peserta didik untuk
mempelajari materi baru yang lebih
menantang.
 Guru melakukan evaluasi
 Guru memberikan informasi materi
pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.
Pertemuan kedua
Kegiatan Orientasi 15 menit
Pendahuluan  Guru masuk kelas tepat waktu dan Religius
mengucapkan salam
 Guru mempersilakan peserta didik untuk
berdoa sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai dengan dipimpin oleh ketua
kelas
 Guru menyiapkan fisik dan psikis Disiplin
peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan menanyakan
kehadiran peserta didik, memeriksa
kebersihan dan kerapihan kelas, serta
kesiapan buku tulis dan sumber belajar
lainnya
Apersepsi
 Guru mengaitkan materi/ tema/ kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan
dengan pengalaman peserta didik dengan
materi sebelumnya
 Guru mengingatkan kembali materi HOTS
prasyarat dengan bertanya
 Guru mengajukan pertanyaan yang ada Rasa ingin tahu
keterkaitannya dengan pelajaran yang
akan dilakukan
Motivasi
 Guru memberikan gambaran tentang
manfaat mempelajari pelajaran yang
akan dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari
 Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan yang
berlangsung
 Guru memberi motivasi pada peserta
didik agar aktif dalam proses
pembelajaran
Pemberian Acuan
 Guru memberitahukan materi pelajaran
yang akan dibahas pada pertemuan yang
berlangsung
 Guru memberitahukan tentang KI, KD,
indikator dan KKM
 Guru menjelaskan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar sesuai
dengan langkah-langkah pembelajaran
Kegiatan Inti Stimulation (Pemberian stimulus) 60 menit
 Guru bertanya kepada siswa tentang Komunikatif
pengertian SSP PPh 21
 Guru mengulas materi tentang SSP PPh Literasi
pasal 21 melalui slide power point
(Mengamati)
Problem Statement (Pernyataan/
Identifikasi Masalah) Rasa ingin tahu
 Guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menanyakan materi
yang belum bisa dipahami
 Peserta didik menanyakan materi yang
belum bisa dipahami kepada guru
(Menanya)
Data Collection (Pengumpulan Data) Kerja sama
 Peserta didik melalui diskusi
mengumpulkan data dan informasi
tentang materi pembelajaran mengenai
pengisian SSP PPh pasal 21
(mengumpulkan informasi) Kreativitas

 Guru membimbing siswa untuk


menemukan jawaban atau solusi atas
pemasalahan terkait materi pembelajaran
yang belum bisa dipahami oleh peserta
didik (menalar) Kreativitas

Verification (Pembuktian)
 Peserta didik melakukan pengisian SSP
PPh pasal 21 berdasarkan hasil informasi Komunikatif
yang diperoleh (mengasosiasikan) Kerja Sama

 Peserta didik mempresentasikan hasil


diskusi terkait pengisian PPh pasal 21
(mengkomunikasikan)
Generalization (Menarik Kesimpulan) Berpikir kritis

 Guru membimibing peserta didik untuk


membuat kesimpulan tentang
permasalahan terkait materi SSP PPh
pasal 21
 Guru memberikan revisi serta penguatan
dari hasil diskusi terkait materi SSP PPh
pasal 21
Kegiatan  Guru melakukan tanya jawab dengan Rasa ingin tahu
Penutup peserta didik untuk membuat rangkuman Kreativitas
materi belajar.
 Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran,
dan motivasi untuk tetap semangat serta
mengingatkan peserta didik untuk
mempelajari materi baru yang lebih
menantang.
 Guru melakukan evaluasi
 Guru memberikan informasi materi
pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya.

Sumber Belajar
 Buku paket Administrasi Pajak:
 Harti, Dwi. 2015. Administrasi Pajak. Jakarta: Erlangga
 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir Surat
Setoran Pajak
 Hand Out Akuntansi Pajak
 Internet
Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Penilaian Sikap
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk instrumen : Check list
a. Instrumen Penilaian Sikap
Tanggung
Nama Peserta Santun Teliti
No Jawab Nilai Akhir
Didik/ Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
N
b. Rubrik Penilaian Sikap
Keterangan:
4 = jika empat indikator terlihat.
3 = jika tiga indikator terlihat.
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat
Indikator Penilaian Sikap:
Santun
a. Menghormati orang yang lebih tua
b. Menggunakan bahasa santun saat mengkritik pendapat teman
c. Berterimakasih ketika mendapatkan bantuan dari orang lain
d. Berkomunikasi dan berperilaku yang tidak menyinggung perasaan orang lain
Teliti
a. Mengerjakan tugas secara tepat
b. Kritis dalam menjawab pertanyaan
c. Hati-hati menyikapi permasalahan yang timbul
d. Menyelesaikan setiap permasalahan secara seksama
Tanggung Jawab
a. Mengerjakan tugas tepat waktu
b. Aktif dalam mengerjakan tugas kelompok
c. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan
d. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊
𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒉𝒊𝒓 =
𝟑
Kategori nilai sikap:
Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1

2. Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes tertulis
Bentuk instrument : Soal tes tertulis
Kisi-Kisi dan Soal Pengetahuan :

Kompetensi Jenis
IPK Indikator Soal Soal
Dasar Soal
3.6 Menjelaskan 3.6.1 Menjelaskan 1. Peserta didik Tes Jelaskan
pengertian pengertian surat dapat Tertulis pengertian surat
Surat Setoran setoran pajak menjelaskan setoran pajak
Pajak (SSP) (SSP) PPh pasal pengertian menurut
PPh pasal 21 21 surat setoran pendapat Anda!
secara benar pajak.
dengan penuh
rasa percaya 2. Peserta didik Sebutkan
diri; dapat danjelaskan jenis
menjelaskan jenis surat
jenis-jenis setoran pajak!
surat setoran
pajak

3. Peserta didik Jelaskan fungsi


dapat – fungsi dari
menjelaskan surat setoran
fungsi-fungsi pajak
dari surat
setoran pajak

3.6.2 Menerapkan 4. Peserta didik Jelaskan


pengisian surat dapat kegunaan empat
setoran pajak (SSP) mengidentifi rangkap formulir
PPh pasal 21 kasikan SSP
penggunaan
formulir SSP
5. Peserta didik Jelaskan tata
dapat cara pengisian
menjelaskan formulir SSP!
tata cara
pengisian
SSP

No. Kunci Jawaban Skor


1. SSP Pajak atau Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran pajak atau 10
setoran pajak yang telah dilakukan menggunakan formulir atau dengan
cara lainnya ke kas negara, melalui tempat pembayaran yang ditunjuk
Menteri Keuangan seperti bank persepsi atau kantor pos persepsi.
2. Surat Setoran Pajak Standar 15
Merupakan surat yang digunakan oleh wajib pajak dan berfungsi untuk
melakukan penyetoran pajak yang terutang ke kantor penerima
pembayaran.
Surat Setoran Pajak Khusus
Surat Setoran Pajak khusus merupakan bukti pembayaran atau
penyetoran pajak terutang ke KPP dengan menggunakan mesin transaksi
atau alat lain yang isinya sesuai dengan ketetapan dalam Peraturan
Jenderal Pajak
Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor
Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor atau
SSPCP merupakan SSP yang digunakan wajib pajak khusus untuk
impor.

3. Fungsi utama SSP adalah sebagai surat atau dokumen untuk melakukan 10
pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang
Namun, untuk beberapa jenis pajak tertentu, SSP dapat berfungsi
sebagai pengganti bukti potong, bukti pungut atau pengganti SPT Masa.
4. Formulir Surat Setoran Pajak biasanya dibuat dalam 4 (empat) rangkap 20
yaitu untuk digunakan oleh:
1. Lembar ke-1: untuk arsip wajib pajak;
2. Lembar ke-2: untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN);
3. Lembar ke-3: untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak;
4. Lembar ke-4: untuk arsip Kantor Penerimaan Pembayaran.
5. 1. Kolom NPWP: Diisi sesuai dengan NPWP yang dimiliki oleh wajib 45
pajak. Jika wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka wajib pajak bisa
menggunakan kode 01.000.000.0-xxx.000 (untuk wajib pajak badan)
dan 04.000.000.0-xxx.000 (untuk wajib pajak orang pribadi). Kode
‘xxx’ yang tersedia diisi dengan kode KPP domisili wajib pajak.
2. Nama Wajib Pajak: Kolom ini diisi dengan nama wajib pajak sesuai
yang tertera pada kartu identitas yang dimiliki.
3. Alamat Wajib Pajak: Kolom ini juga diisi sesuai dengan alamat yang
tertera pada KTP yang dimiliki wajib pajak, atau yang tertera pada
Surat Keterangan Terdaftar (SKT).
4. Isikan Nomor Objek Pajak, bila ada. Untuk PPh pasal 21 karena
tidak ada NOP maka kolomnya dikosongkan.
5. Kode Akun Pajak: Kolom ini diisi dengan angka dari kode akun
pajak sesuai dengan jenis pajak yang dibayarkan. Kode ini bisa
dilihat pada Tabel Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran yang
terdapat pada lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
PER-31/PJ/2013.Untuk PPh pasal 21 diisi dengan kode akun 411121
6. Kode Jenis Setoran: Bagian ini diisi dengan angka untuk setiap pajak
yang akan dibayarkan yang juga tertera pada Tabel Kode Akun
Pajak dan Kode Jenis Setoran Pajak. Untuk PPh pasal 21 diisi
dengan kode jenis setoran 100
7. Kolom Uraian Pembayaran: Bagian ini diisi dengan uraian yang
terdapat dalam ‘Jenis Setoran’ yang mempunyai hubungan dengan
Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran. Untuk PPh pasal 21 diisi
dengan keterangan “SPT Masa PPh pasal 21”
8. Masa Pajak: Bagian ini diisi dengan memberikan tanda X atau silang
pada salah satu kolom Masa Pajak untuk waktu pajak yang akan
dibayarkan.
9. Tahun Pajak: Bagian ini diisi dengan tahun terutangnya pajak yang
akan dibayarkan.
10. Nomor Ketetapan: Kolom ini diisi dengan nomor ketetapan yang
tertera pada Surat Ketetapan Pajak atau bisa dilihat pada Surat
Tagihan Pajak jika SSP yang berstatus kurang bayar.
11. Jumlah Pembayaran: Bagian Jumlah Pembayaran diisi dengan nilai
atau angka pajak yang akan dibayarkan dengan mata uang Rupiah.
Jika wajib pajak memiliki kewajiban untuk membayar dalam mata
uang lain (Dolar atau mata uang lain) harus diisi lengkap hingga
satuan nilai sen.
12. Terbilang: Bagian ini diisi dengan nilai pajak yang dibayarkan,
berdasarkan Jumlah Pembayaran. Namun diisikan dengan
menggunakan huruf latin dan bahasa Indonesia.
13. Diterima oleh Kantor Penerima Pembayaran: Bagian ini diisi dengan
tanggal penerimaan saat wajib pajak membayar pajak dari KPP.
Kemudian ditandatangani dan diisi dengan nama penerima
pembayaran dan ditambah dengan cap KPP tempat melakukan
transaksi.
14. Wajib Pajak/Penyetor: Diisi dengan tanggal dan tempat pembayaran,
tanda tangan, kemudian nama jelas dari wajib pajak yang melakukan
penyetoran.
15. Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran ; Bagian terakhir diisi
dengan Nomor Transaksi Penerimaan Negara dan Nomor Transaksi
Bank.
Jumlah 100

Instrumen dan Rubrik Penilaian Pengetahuan


No Rubrik Penilaian Skor Total Catatan
1 SSP Pajak atau Surat Setoran Pajak 10 10 - Skor 10, apabila peserta
adalah bukti pembayaran pajak atau didik dapat menjelaskan
setoran pajak yang telah dilakukan dengan mencakup 1 unsur
menggunakan formulir atau dengan cara pengertian SSP PPh 21
lainnya ke kas negara, melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk Menteri
Keuangan seperti bank persepsi atau
kantor pos persepsi.
2 Surat Setoran Pajak Standar 5 15 - Skor 15, apabila peserta
Merupakan surat yang digunakan oleh didik dapat menjelaskan
wajib pajak dan berfungsi untuk dengan mencakup 3 unsur
melakukan penyetoran pajak yang jenis SSP
terutang ke kantor penerima pembayaran. - Skor 10 , apabila peserta
Surat Setoran Pajak Khusus 5 didik dapat menjelaskan
Surat Setoran Pajak khusus merupakan dengan mencakup 2 unsur
bukti pembayaran atau penyetoran pajak jenis SSP
terutang ke KPP dengan menggunakan - Skor 5 , apabila peserta
mesin transaksi atau alat lain yang isinya didik dapat menjelaskan
sesuai dengan ketetapan dalam Peraturan dengan mencakup 1 unsur
Jenderal Pajak jenis SSP
Surat Setoran Pabean, Cukai dan 5
Pajak dalam Rangka Impor
Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak
dalam Rangka Impor atau SSPCP
merupakan SSP yang digunakan wajib
pajak khusus untuk impor
3 Fungsi utama SSP adalah sebagai surat 5 10 - Skor 10, apabila peserta
atau dokumen untuk melakukan didik dapat menjelaskan
pembayaran atau penyetoran pajak yang dengan mencakup 2
terutang unsur fungsi SSP
Namun, untuk beberapa jenis pajak 5 - Skor 5, apabila peserta
tertentu, SSP dapat berfungsi sebagai didik dapat menjelaskan
pengganti bukti potong, bukti dengan mencakup 1
pungut atau pengganti SPT Masa. unsur fungsi SSP
4 Formulir Surat Setoran Pajak biasanya 20 - Skor 20, apabila peserta
dibuat dalam 4 (empat) rangkap yaitu didik dapat menjelaskan
untuk digunakan oleh: dengan mencakup 4
1. Lembar ke-1: untuk arsip wajib 5 unsur
pajak; - Skor 15, apabila peserta
2. Lembar ke-2: untuk Kantor 5 didik dapat menjelaskan
Pelayanan Perbendaharaan dengan mencakup 3
Negara (KPPN); unsur
3. Lembar ke-3: untuk dilaporkan 5 - Skor 10, apabila peserta
oleh Wajib Pajak ke Kantor didik dapat menjelaskan
Pelayanan Pajak; dengan mencakup 2
4. Lembar ke-4: untuk arsip Kantor 5 unsur
Penerimaan Pembayaran. - Skor 5, apabila peserta
didik dapat menjelaskan
dengan mencakup 1
unsur
5 1. Kolom NPWP: Diisi sesuai dengan 3 45 - Skor 45, apabila peserta
NPWP yang dimiliki oleh wajib didik dapat menjelaskan
pajak. Jika wajib pajak tidak memiliki dengan mencakup 15
NPWP, maka wajib pajak bisa unsur
menggunakan kode 01.000.000.0- - Skor 42, apabila peserta
xxx.000 (untuk wajib pajak badan) didik dapat menjelaskan
dan 04.000.000.0-xxx.000 (untuk dengan mencakup 14
wajib pajak orang pribadi). Kode unsur
‘xxx’ yang tersedia diisi dengan kode - Skor 39, apabila peserta
KPP domisili wajib pajak. didik dapat menjelaskan
2. Nama Wajib Pajak: Kolom ini diisi 3 dengan mencakup 13
dengan nama wajib pajak sesuai yang unsur
tertera pada kartu identitas yang - Skor 36, apabila peserta
dimiliki. didik dapat menjelaskan
3. Alamat Wajib Pajak: Kolom ini juga 3 dengan mencakup 12
diisi sesuai dengan alamat yang unsur
tertera pada KTP yang dimiliki wajib - Skor 33, apabila peserta
pajak, atau yang tertera pada Surat didik dapat menjelaskan
Keterangan Terdaftar (SKT). dengan mencakup 11
4. Isikan Nomor Objek Pajak, bila ada. 3 unsur
Untuk PPh pasal 21 karena tidak ada - Skor 30, apabila peserta
NOP maka kolomnya dikosongkan. didik dapat menjelaskan
5. Kode Akun Pajak: Kolom ini diisi 3 dengan mencakup 10
dengan angka dari kode akun pajak unsur
sesuai dengan jenis pajak yang - Skor 27, apabila peserta
dibayarkan. Kode ini bisa dilihat pada didik dapat menjelaskan
Tabel Kode Akun Pajak dan Kode dengan mencakup 9 unsur
Jenis Setoran yang terdapat pada - Skor 24 , apabila peserta
lampiran Peraturan Direktur Jenderal didik dapat menjelaskan
Pajak Nomor PER-31/PJ/2013.Untuk dengan mencakup 8 unsur
PPh pasal 21 diisi dengan kode akun - Skor 21, apabila peserta
411121 didik dapat menjelaskan
6. Kode Jenis Setoran: Bagian ini diisi 3 dengan mencakup 7 unsur
dengan angka untuk setiap pajak yang - Skor 18, apabila peserta
akan dibayarkan yang juga tertera didik dapat menjelaskan
pada Tabel Kode Akun Pajak dan dengan mencakup 6 unsur
Kode Jenis Setoran Pajak. Untuk PPh - Skor 15, apabila peserta
pasal 21 diisi dengan kode jenis didik dapat menjelaskan
setoran 100 dengan mencakup 5 unsur
7. Kolom Uraian Pembayaran: Bagian 3 - Skor 12, apabila peserta
ini diisi dengan uraian yang terdapat didik dapat menjelaskan
dalam ‘Jenis Setoran’ yang dengan mencakup 4 unsur
mempunyai hubungan dengan Kode - Skor 9, apabila peserta
Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran. didik dapat menjelaskan
Untuk PPh pasal 21 diisi dengan dengan mencakup 3 unsur
keterangan “SPT Masa PPh pasal 21” - Skor 6, apabila peserta
8. Masa Pajak: Bagian ini diisi dengan 3 didik dapat menjelaskan
memberikan tanda X atau silang pada dengan mencakup 2 unsur
salah satu kolom Masa Pajak untuk - Skor 3, apabila peserta
waktu pajak yang akan dibayarkan. didik dapat menjelaskan
9. Tahun Pajak: Bagian ini diisi dengan 3 dengan mencakup 1 unsur
tahun terutangnya pajak yang akan
dibayarkan.
10. Nomor Ketetapan: Kolom ini diisi 3
dengan nomor ketetapan yang tertera
pada Surat Ketetapan Pajak atau bisa
dilihat pada Surat Tagihan Pajak jika
SSP yang berstatus kurang bayar.
11. Jumlah Pembayaran: Bagian Jumlah 3
Pembayaran diisi dengan nilai atau
angka pajak yang akan dibayarkan
dengan mata uang Rupiah. Jika wajib
pajak memiliki kewajiban untuk
membayar dalam mata uang lain
(Dolar atau mata uang lain) harus
diisi lengkap hingga satuan nilai sen.
12. Terbilang: Bagian ini diisi dengan 3
nilai pajak yang dibayarkan,
berdasarkan Jumlah Pembayaran.
Namun diisikan dengan
menggunakan huruf latin dan bahasa
Indonesia.
13. Diterima oleh Kantor Penerima 3
Pembayaran: Bagian ini diisi dengan
tanggal penerimaan saat wajib pajak
membayar pajak dari KPP. Kemudian
ditandatangani dan diisi dengan nama
penerima pembayaran dan ditambah
dengan cap KPP tempat melakukan
transaksi.
14. Wajib Pajak/Penyetor: Diisi dengan 3
tanggal dan tempat pembayaran,
tanda tangan, kemudian nama jelas
dari wajib pajak yang melakukan
penyetoran.
15. Ruang Validasi Kantor Penerima 3
Pembayaran ; Bagian terakhir diisi
dengan Nomor Transaksi Penerimaan
Negara dan Nomor Transaksi Bank.

Nama Peserta Skor setiap nomor soal Jumlah


No.
didik/Kelompok No. 1 No. 2 No. 3 No.4 No.5 Nilai
1
2
3
4
5
3. Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Penilaian unjuk kerja dengan melakukan diskusi
Bentuk instrument : Soal praktik
Kisi-Kisi dan Soal Pengetahuan :

Kompetensi IPK Indikator Soal Jenis Soal


Dasar soal
4.6 Melakukan 4.6.1 Peserta didik Prakti Perhatikan Kartu NPWP
pengisian surat Menyiapkan dapat kum sebagai berikut:
setoran pajak alat dan bahan menyiapkan alat
(SSP) PPh yang dan bahan yang
pasal 21 diperlukan diperlukan
dalam dalam mengisi
Melakukan SSP PPh pasal
pengisian surat 21 Pada tanggal 9 september
setoran pajak 2015, PT Najwa Bina
(SSP) PPh Indonesia (NBI) telah
pasal 21 menyetorkan PPh pasal 21
terutang sebesar 650.000,00.
4.6.2 Peserta didik Berdasarkan data tersebut,
Melakukan dapat Anda diminta:
pengisian surat melakukan a. Mengisi SSP PPh 21
setoran pajak pengsian SSP untuk PT NBI.
(SSP) PPh PPh pasal 21 b. Menentukan langkah
pasal 21 selanjutnya yang harus
dilakukan PT NBI setelah
mengisi SSP PPh pasal 21

Instrumen dan Rubrik Penilaian Keterampilan


Nilai
No Kategori
1 2 3 4
KUALITAS
1 Persiapan baik
2 Organisasi jelas
3 Penguasaan materi yang baik
4 Informasi disampaikan dengan jelas
5 Argumentasi
ETIKA
1 Menggunakan bahasa yang santun
2 Menghormati argumentasi teman
3 Saling mendengarkan dan merespon
4 Tidak emosional
LAIN-LAIN
1 Media presentasi
Kriteria penilaian:
 3,51-4,00 : A (Sangat baik)
 2,51-3,50 : B (Baik)
 1,51-2,50 : C (Cukup)
 1,00-1,50 : D (Kurang)
Remedial dan Pengayaan
a) Program Remedial :
• Remedial Tes diberikan kepada siswa yang mendapatkan nilai di bawah 7,5(untuk
pengetahuan dan keterampilan), dengan catatan jumlah siswa yang remedialnya sebanyak
maksimal 30% dari jumlah seluruh siswa di kelas.
• Dan jika jumlah siswa yang remedial mencapai 50% maka diadakan remedialteaching
terlebih dahulu, lalu dilanjutkan remedial tes.
b) Program Pengayaan :
Program pengayaan diberikan/ditawarkan kepada siswa yang mendapatkan nilai diatas 7,5
sebagai bentuk pendalaman terhadap materi yang diberikan

Bandung, 1 Desember 2019


Mengetahui,
Kepala SMK Setia Bhakti Bandung Guru Mata Pelajaran

(…………………………………….) (…………………………………)
LAMPIRAN

1. Pengertian SSP Pajak/Surat Setoran Pajak


SSP Pajak atau Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran pajak atau setoran pajak
yang telah dilakukan menggunakan formulir atau dengan cara lainnya ke kas negara, melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk Menteri Keuangan seperti bank persepsi atau kantor pos
persepsi.
Sebelum Modul Penerimaan Negara Generasi 2 (MPN G2) yang
memungkinkan pembayaran pajak online berlaku, wajib pajak yang ingin membayar pajak
harus melakukan setor manual ke kantor bank atau kantor pos persepsi. Wajib pajak pun
harus membawa dan menyerahkan lembar SSP Pajak atau formulir Surat Setoran Pajak yang
sudah diisi kepada petugas bank atau kantor pos.
2. Dasar Hukum Surat Setoran Pajak
Peraturan terkait SSP berikut cara mengisi formulir Surat Setoran Pajak dapat Anda
temukan dalam beberapa dasar hukum formulir Surat Setoran Pajak berikut ini:
 PER-23/PJ/2010 tanggal 22 April 2010 Tentang Perubahan PER-38/PJ/2010 Tentang
Bentuk Surat Setoran Pajak
 PER-24/PJ/2013 tanggal 2 Juli 2013 Tentang Perubahan Kedua PER-38/PJ/2010
Tentang Bentuk Surat Setoran Pajak
 PER-30/PJ/2015 tanggal 5 Agustus 2015 Tentang Perubahan Ketiga PER-38/PJ/2010
Tentang Bentuk Surat Setoran Pajak
3. Jenis Surat Setoran Pajak
Surat Setoran Pajak dikelompokan menjadi beberapa jenis, berikut ini sejumlah di
antaranya:
a. Surat Setoran Pajak Standar
Merupakan surat yang digunakan oleh wajib pajak dan berfungsi untuk melakukan
penyetoran pajak yang terutang ke kantor penerima pembayaran. Surat setoran pajak standar
ini digunakan sebagai bukti pembayaran dengan bentuk, ukuran isi sebagaimana ditetapkan
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak(Per-01/PJ/2006).
Surat Setoran Pajak standar diisi sesuai dengan buku petunjuk pengisian SSP yang ditetapkan
pada lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per-01/PJ/2006.
b. Surat Setoran Pajak Khusus
Surat Setoran Pajak khusus merupakan bukti pembayaran atau penyetoran pajak
terutang ke KPP dengan menggunakan mesin transaksi atau alat lain yang isinya sesuai
dengan ketetapan dalam Peraturan Jenderal Pajak no PER-01/PJ/2006
SSP khusus dicetak kantor penerima pembayaran yang telah mengadakan kerjasama
monitoring pelaporan pembayaran pajak dengan Direktorat Jenderal Pajak.
c. Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor
Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor atau SSPCP merupakan
SSP yang digunakan wajib pajak khusus untuk impor.
SSPCP dibuat rangkap delapan dengan peruntukan sebagai berikut:
 Lembar 1a untuk KPBC melalui penyetor
 Lembar 1b untuk penyetor
 Lembar 2a untuk KPBC melalui KPPN
 Lembar 2b dan 2c untuk KPP melalui KPPN
 Lembar ke 3a dan 3b untuk KPP melalui penyetor
 Lembar ke 4 untuk Bank Devisa Persepsi, Bank Persepsi atau PT POS Indonesia
d. Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN Hasil Tembakau Buatan
Dalam Negeri
Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai merupakan SSP yang digunakan oleh
pengusaha untuk cukai atas barang kena cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri.
Surat setoran ini dibuat dalam enam rangkap yaitu :
 Lembar 1a untuk KPBC melalui penyetor
 Lembar 1b untuk penyetor
 Lembar 2a untuk KPBC melalui KPPN
 Lembar 2b untuk KPP melalui KPPN
 Lembar 3 untuk KPP melalui penyetor
 Lembar ke 4 untuk bank persepsi
4. Cara Mengisi Formulir SSP Pajak/Surat Setoran Pajak
SSP Pajak atau formulir Surat Setoran Pajak merupakan lembaran yang berisi informasi
berupa NPWP, nama wajib pajak, alamat wajib pajak, nomor objek pajak, alamat objek
pajak, kode akun pajak dan kode jenis setoran.
Selain itu terdapat juga uraian pembayaran, masa pajak, tahun pajak, nomor ketetapan dan
jumlah pembayaran.
Perlahan tapi pasti, cara setor pajak manual pun ditinggalkan karena banyaknya kelemahan.
Sejumlah kelemahan yang menonjol adalah buruknya kualitas data pembayaran, serta
banyaknya pembatalan transaksi yang dilakukan perbankan.
Penyebab dibatalkannya transaksi biasanya karena kesalahan petugas teller maupun wajib
pajak itu sendiri. Alasan lain diubahnya sistem pembayaran pajak adalah karena pembayaran
pajak secara manual sudah tidak lagi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.

Contoh
Formulir Surat Setoran Pajak
Berikut ini, panduan mudah cara mengisi Formulir Surat Setoran Pajak secara manual:
1. Isikan NPWP atau Nomor Pokok Wajib Pajak Anda.
2. Isikan nama wajib pajak.
3. Isikan alamat wajib pajak.
4. Isikan Nomor Objek Pajak, bila ada.Nomor Objek Pajak Pajak Bumi dan Bangunan
yang selanjutnya disingkat dengan NOP adalah nomor identitas objek pajak Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) yang diberikan oleh DJP Pajak pada saat dilakukan
pendaftaran dan/atau pendataan objek pajak PBB dan digunakan dalam administrasi
perpajakan serta sebagai sarana wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
5. Isikan alamat Objek Pajak Anda pada formulir Surat Setoran Pajak bila ada.
6. Isikan Kode Akun Pajak (KAP). Kode Akun Pajak adalah kode dari nama pajak yang
akan Anda setorkan. Misalnya, Kode Akun Pajak untuk PPh Pasal 21 adalah KAP
411121.
7. Isikan Kode Jenis Setoran (KJS). Kode Jenis Setoran adalah kode jenis setoran pajak
yang hendak Anda bayarkan. Misalnya Kode Jenis Setoran untuk penyetoran SPT
Masa adalah 300. Lihat daftar lengkap KAP dan KJS di sini.
8. Isikan uraian pembayaran berupa keterangan yang Anda perlu Anda tuliskan.
9. Berikan tanda silang (X) pada masa pajak atau bulan yang pajaknya hendak Anda
setorkan.
10. Isikan tahun dari pajak yang hendak bayarkan pada formulir Surat Setoran Pajak
Anda.
11. Isikan nomor ketetapan, bila ada denda yang hendak harus dibayarkan, yaitu STP
(Surat Tagihan Pajak), SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) atau SKPKBT
(Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan).
12. Isikan jumlah pembayaran pajak dalam mata uang rupiah.
13. Isikan jumlah terbilangnya.
14. Terakhir, bubuhkan tanda tangan Anda beserta tanggal penyetoran pajak pada bagian
bawah formulir Surat Setoran Pajak.
Setelah selesai mengisi formulir Surat Setoran Pajak, silakan lanjutkan ke tahapan
pembayaran pajak secara manual, berikut ini:
 Menyerahkan SSP pajak yang sudah dilengkapi kepada teller bank, maupun kantor
pos persepsi beserta uang setoran sebesar nilai yang tertera dalam Surat Setoran
Pajak.
 Menerima kembali SSP pajak lembar 1 dan 3 yang berisi NTPN dan NTB/NTP dan
telah ditandatangani oleh pejabat bank atau kantor pos sebagai bukti setor.
 Melaporkan bukti setor pada KPP

Anda mungkin juga menyukai