Anda di halaman 1dari 8

Ⅰ.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia
merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas
dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakannya dengan kelas yang lain
adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi
seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu
dapat mengelupas atau melakukan pergantian kulit secara total yaitu pada anggota
sub-ordo Ophidia dan pengelupasan kulit sebagian pada anggota sub-ordo Lacertilia.
Sedangkan pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah
mengalami pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali
kelenjar kulit (Brotowidjoyo, 1993). Spesies reptil yang sering dijumpai adalah kadal
pari (Tachydromus sexlineatus), kadal kebun (Eutropis multifasciata), kadal pohon
hijau (Dasia olivacea), kadal terbang (Draco obscurus), cicak terbang (Draco
volans), tokek (Gecko gecko) dan cicak kayu (Hemidactylus frenatus) (Findua et al.,
2016).
Kadal (Eutropis multifasciata) termasuk hewan vertebrata yang termasuk
kedalam class Reptilia (ordo Squamata), yaitu sekelompok vertebrata yang mampu
menyesuaikan diri di tempat yang kering di tanah. Kadal memiliki panjang tubuh
kurang dari 40 cm. Kulitnya kering karena tidak memiliki kelenjar mukus. Lapisan
luar yang menanduk dari kulit mengelupas secara berkala (Radiopoetro, 1991).
Kadal mermiliki struktur anatomi antara lain caput, truncus, extremitas
enterior, extemitas posterior dan cauda. Kadal mempunyai dua pasang kaki depan
dan belakang yang berari lima dengan cakar diujungnya. Kelima kaki ini sangat kuat
sehingga memungkinkan untuk memanjat. Eutropis multifasciata bernafas didalam
rongga hidungnya, terdapat tulang tipis yang melipat-lipat, yang dinamakan tulang
turbinal. Selain itu system pencernaannya meliputi rongga mulut, farinks,
oesophagus, kerongkongan, lambung, usus, rectum dan berakhir pada anus
(Mahardono, 2005).
Tubuh kadal memanjang, tertekan lateral, berkaki empat, kuat dan dapat
digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior dan tulang
pterigoid, berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat digerakkan.
Sabuk pectoral dapat berkembang baik dan mulut lengkap. Ekornya digunakan
untuk keseimbangan gerak ketika berlari (Ville et al., 1998).
Kadal (Eutropis multifasciata) digunakan sebagai preparat praktikum untuk
mewakili kelas reptilian. Kadal merupakan reptilian yang tidak berbisa sehingga
tidak berbahaya. Kadal (Eutropis multifasciata) memiliki struktur morfologi dan
anatomi yang mudah diamati sehingga mempermudah praktikan dalam pengamatan
(Rachman & hadi, 2008)
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum Anatomi Kadal (Eutropis multifasciata) kali ini adalah
untuk mengetahui Morfologi dan Anatomi Kadal (Eutropis multifasciata).
Ⅱ. MATERI DAN CARA KERJA

A. Materi
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah baki preparat,
gunting bedah, dan pinset.
Bahan-bahan yang digunakan di antaranya adalah kadal (Eutropis
multifasciata), air kran, kloroform, dan tissue.
B. Cara Kerja
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Kadal di bius menggunakan kloroform hingga mati lemas.
2. Kadal yang telah mati di siapkan dan di letakan di atas penampang.
3. Bagian kepala langsung diamati tanpa dilakukan pembedahan terlebih dahulu.
4. Pembedahan dimulai dengan pengguntingan di depan lubang kloaka ke sisi kiri
dan kanan tubuh kearah dapen melewati kaki sampai ke tengah rahang bawah.
5. Bagian-bagian dari hewan tersebut diamati dan dijelaskan oleh asisten, lalu
dicatat dengan memberi keterangan pada gambar yang telah diberikan oleh
asisten.
6. Hemipenis pada kadal jantan dapat diketahui dengan cara menekan pangkal
ekor.
B. Pembahasan
Klasifikasi kadal (Eutropis multifasciata) menurut Batuwita (2016) adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Sub ordo : lacertilia
Famili : Scincidae
Genus : Eutropis
Spesies : Eutropis multifasciata
Hasil pengamatan anatomi kadal didapatkan hasil bahwa tubuh kadal
(Eutropis multifasciata) terbagi menjadi tiga bagian yakni kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (cauda). Kadal mempunyai dua pasang kaki yang terletak pada
bagian depan (ekstrimitas anterior) dan bagian belakang (ekstrimitas posterior). Kulit
kadal terdapat squamae epididymis. Hal itu sesuai dengan pernyataan Sukiya (2005)
bahwa squamae pada kadal berbentuk tanduk dan terletak pada lapisan dermal yang
menulang. Lapisan terluar dari integumentum yang menanduk tidak mengandung
sel-sel saraf dan pembuluhan darah, bagian inti mati, dan lama-lama akan
mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinitasi, lapisan keratin ini
ikut hilang apabila kadal berganti kulit. Eutropis multifasciata mempunyai kulit yang
bersisik dan kering. Kulitnya yang kurang menembus air, sehingga cairan yang
hilang dari badan melalui kulit sedikit. Tulang rusuk pada kadal dapat bergantian
merenggang kemudian merapat karena terdapat perangkat-perangkat otot tulang
rusuk yang berlawanan (Kimball, 1991).
Ciri-ciri morfologi dari kadal adalah bagian-bagian kadal dibagi menjadi tiga
yaitu kepala, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat hidung, mata, mulut.
Dilihat pada mulut terdapat choana priver, dentes, palatum, choana sekunder, ostium
tubuli auditif, faring rima glatis dan lingua titida pada kadal alat pendengaranya
berupa membran timfani. Alat gerak kadal mempunyai kaki empat dimana pada
bagian depan terdiri dari branchium dibagian paling atas, ante branchium dibawah
branchium, manus adalah telapak tangan dan digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada
tiap digiti terdapat cakar-cakar yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki
bagian belakang terdiri dari femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan
dan belakang berbeda dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada
kadal mempunyai panjang dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal bersifat halus
dan mengkilat pada bagian belakang terdapat sisik sosmoid (Condrokusumo, 1983).
Sistem pencernaan pada kadal yaitu mulut yang dapat terbuka lebar memiliki
dentes (gigi-gigi) yang berfungsi untuk keperluan ofensif dan mempertahankan serta
mengunyah. Barisan gigi itu dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang
conisch (bentuk kerucut) menempel pada rahang dan gigi ini sebagai
gigi pleurodont, bengkok ke arah cavum oris. Pada palatum (tulang langit-langit)
terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatini. Lingua yang tipih bersifat
bipida (bercabang dua) terletak di dasar cavum oris. Dibelakang faring terdapat
oesophagus yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas
bagian vundus yang agak bulat dan bagian kecil di sebut viloris bagian ini
bersambung dengan intestinum tenue (usus halus) terus di lanjutkan oleh intestinum
crasum (usus besar) yang sering di sebut rektum. Diantara kedua intestinum itu
terdapat caecum yang sangat pendek akhirnya rektum bermuara pada kloaka.
Gladulae digestiva berupa hepar yang terdiri atas lobus dexter dan sinister berwarna
coklat. Pada bagian caudal lobus dexter hepatis terdapat vesica fellea. Glandulae
pancreatisa terlatak antara ventriculum dan bagian craneal intestinum tenue. Kloaka
merupakan muara umum untuk tractus digestiva, excretoria dan reproductiva (Jasin,
1989).
Kadal (Eutropis multifasciata) merupakan hewan yang fertilisasinya terjadi di
dalam tubuh (fertilisasi internal). Kadal bersifat ovovivipar, telur kadal akan menetas
di dalam tubuh induk betinanya. Makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang
ada dalam telur. Sistem reproduksi pada kadal jantan terdiri dari sepasang
testis, epididymis, vas defferens dan sepasang hemipenis. Hemipenis merupakan alat
kopulasi yaitu untuk memasukan sperma ke dalam tubuh kadal
betina, hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat
dibolak-balikan seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Karena kadal mempunyai
alat kopulasi, maka kadal mengadakan fertilisasi internal. Kadal betina menghasilkan
ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak disepanjang oviduct menuju
kloaka. Ovum kadal betina yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang
tahan air, hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakan dalam lingkungan
basah (Parker & haswell, 1962).
Kadal betina terbukti lebih unggul dibanding kadal jantan. Kadal betina
menentukan pasangan, memegang keputusan tentang di mana mereka akan tinggal,
bahkan juga menentukan jenis kelamin anak. Semua siklus reproduksi dan
perkawinan sangat tergantung oleh pihak betina. Ukuran tubuh betinanya hanya
setengah dari kadal jantan. Namun kadal betina memiliki siklus reproduksi yang
cukup unik. Bukan hanya menentukan pasangan dan tempat tinggal saja, kadal betina
juga bebas berpasangan dengan lima atau enam kadal jantan sekaligus dalam sekali
masa reproduksi. Kadal betina mengumpulkan semua sperma dari pasangannya di
dalam rongga perutnya yang bernama spermateka. Kadal betina juga bebas memilih
sperma ini untuk menentukan jenis kelamin anak sesuai keinginannya. Secara
teori, kadal betina memilih sperma berdasarkan kromosom seks. Kepioniran kadal
betina dibanding pejantannya ini masih merupakan teka-teki, sebab terbukti tubuh
kadal betina lebih kecil dari pejantan. Sebelum mengawini betinanya, kadal jantan
biasanya berkelahi terlebih dahulu untuk memperlihatkan penguasaannya (Smith,
1963).
Ⅳ. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai


berikut :
1. Morfologi Kadal (Eutropis multifasciata) terdiri dari kepala (caput), badan
(truncus), dan ekor (cauda).
2. Anatomi Kadal (Eutropis multifasciata) meliputi Anatomi rongga mulut
kadal terdiri dari tuba eustachius, ovomer, nasofaing, palatum molae, glottis,
lingua, dan palatum durum. Anatomi viscera In-situ kadal terdiri dari esofagus,
cor, pulmo, hepar, gastrum, ventricle, intestine, dan cloaca. Anatomi sistem
pencernaan kadal terdiri dari, esofagus, hepar, vesica felea, ductus hepaticus,
pancreas, limpa, intestine, rectum, gastrum, ductus cysticus, ductus pancreaticus ,
ductus choleodochus, dan cloaca. Anatomi sistem reproduksi kadal betina terdiri
dari osteum tuba, ovarium, oviduct, ren,vesica urinaria, ureter, uterus, dan cloaca.
Terakhir yaitu anatomi sistem reproduksi kadal jantan terdiri dari testis,
epididimis, vasa differens, ureter, ren, vesica urinaria, cloaca, dan hemipenis.
DAFTAR PUSTAKA

Sudesh Batuwita. 2016. Description of Two New Species of Eutropis (Reptilia:


Scincidae) from Sri Lanka with a Redescription of Eutropis madaraszi
(Méhely). Journal of Herpetology 50 (3), pp. 486- 496.
Brotowidjoyo, M. 1993. Zoologi Dasar. Jakarta : Erlangga.
Condrokusumo, M. I. 1983. Biologi Umum. Malang : Departemen Biologi.
Findua A.W., Harianto S.P., dan Nurcahyani, N. 2016. Keanekaragam Reptil Di
Repong Damar Pekor Pahmungan Pesisir Barat (Studi Kasus Plot Permanen
Universitas Lampung). Jurnal Sylva Lestari 4 (1), pp. 53-69
Jasin. 1989. Sistematika Hewan vertebrata dan invertebrata. Surabaya: Sinar
Wijaya.
Kimball, J.W. 1991. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.
Mahardono, A. 2005. Anatomi Reptil. Surabaya: PT Internasa.
Parker, T.J. and Haswell. 1962. Textbook og Zoologi Volume II. Hongkong: Mac
Rachman, A. dan Hadi, S. 2008. Strukur Makro dan Mikro Anatomi Otot Ekor Pada
Ekor Asli dan Regenerasi Ekor Kadal. Yogyakarta: Berkala Ilmiah Biologi.
Radiopoetro. 1991. Zoologi. Jakarta: Erlangga.
Smith, E.F. 1963. General Zooogy. London: WB Saunders Company.
Ville, C. A., W. F. Walker, R. D. Barries. 1998. General Zoology. Philadelphia: W.
B. Saunders Company.

Anda mungkin juga menyukai