Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN STOK IKAN

Nurfadillah, M.Si

Mk. Biologi Perikanan


KAJIAN STOK IKAN

proses pengumpulan,penganalisisan
dan pelaporan data dan informasi
perikanan untuk keperluan
mengetahui respon sumberdaya ikan
terhadap kebijakan pengelolaan
MODEL PENGKAJIAN STOK IKAN

Suatu kegiatan perikanan dapat dilihat dari 3 unsur dasar:


(1) Masukan (upaya tangkap, misalnya, jumlah hari tangkap)
(2) Keluaran (ikan yang didaratkan)
(3) Proses yang menghubungkan antara masukan dan keluaran (proses
biologi dan operasi penangkapan)

Pengkajian stok ikan bertujuan untuk memaparkan proses tersebut


dengan menggunakan alat yang disebut “MODEL”. Suatu model
adalah uraian yang disederhanakan tentang keterkaitan antara data
masukan dan data keluaran.

MASUKAN PROSES KELUARAN


(upaya tangkap) (Model matematik) (hasil tangkap)
Secara umum Model Pengkajian Stok Ikan dapat dikelompokkan
menjadi dua, yitu:
(1) Model Holistik
(2) Model Analitik
Model Holistik yang sederhana menggunakan parameter populasi
yang lebih sedikit dibandingkan Model Analitik. Pada Model
Holistik suatu stok ikan dianggap sebagai biomasa yang
homogen tanpa memperhatikan struktur panjang atau struktur
umur dari stok tersebut.
Model Analitik didasarkan pada uraian yang lebih rinci tentang stok
dan membutuhkan kualitas dan kuantitas yang lebih tinggi dari
data masukan. Model ini dipahami dapat memberikan ramalan
yang lebih dapat dipercaya.
Model mana yang sebaiknya digunakan dalam pengkajian stok
tergantung pada kualitas dan kuantitas data masukan. Jika
tersedia data untuk model analitik, model tersebut hendaklah
digunakan, sedangkan model holistik digunakan jika data yang
tersedia terbatas.
Syarat mendapatkan
data yang dapat dipercaya:
Sadar akan pentingnya data untuk
perencananan, pengendalian dan pengembangan
kegiatan perikanan yang bertanggung jawab

Jujur dalam pengumpulan dan pelaporan data

Kerjasama yang serasi antara


penentu kebijakan, pelaku perikanan dan peneliti

Dilakukan terus menerus secara periodik


dengan menggunakan kaedah ilmiah
TANGKAPAN MSY, MAKSIMUM BERIMBANG
LESTARI
 sejak tahun 1930, ketika ahli biologi perikanan dari
Norwegia,Hjort memperkenalkan teori penangkapan
dalam keseimbangan atau disebut equilibrium fishing
 menangkap sejumlah ikan yang setara dengan jumlah
populasi yang meningkat melalui proses pertumbuhan
dan reproduksi.
 Hjort menyatakan: jumlah ikan maksimal yang bisa
ditangkap adalah sebesar setengah dari ukuran populasi
pada kondisi alami (tidak ada penangkapan).
 perikanan harus melakukan monitoring terhadap stok
ikan dan jumlah armada perikanan.Ketika stok ikan
sudah menurun dan mencapai ukuran setengah dari
kondisi alami, jumlah total armada perikanan harus
dipertahankan konstan dengan cara menutup ijin usaha
perikanan tangkap.
 Pemantauan stok ikan sangat mahal dan bahkan
sekarang, 70 tahun kemudian, hampir tidak mungkin
untuk mendapatkan hasil dugaan yang cukup baik
terhadap jumlah ikan di laut.
 Peneliti lain, Schaefer, mencoba mengatasi kesulitan ini
pada tahun 1950-an dengan metode berdasarkan analisis
data effort atau upaya dengan hasil tangkap (Smith,
1988).
 Metode inilah yang digunakan oleh DKP, seperti juga
banyak institusi perikanan lainnya di dunia, untuk
menduga potensi hasil tangkapan (PCI 2001a; 2001b;
2001c; Venema, 1996).
 Secara esensial, DKP menelusuri informasi tentang
jumlah armada perikanan dengan jumlah total hasil
tangkapan dari armada tersebut, dengan perhitungan
sederhana bisa dihasilkan suatu penduga potensi hasil
tangkap dan juga ukuran atau jumlah alat yang
beroperasi untuk menghasilkan potensi tersebut.
 Potensi hasil tangkapan ini sering disebut dengan hasil
tangkapan maksimum berimbang lestari (maximum
sustainable yield), atau MSY
STOK IKAN DALAM KONDISI
KESEIMBANGAN
 Perhitungan MSY berdasarkan Schaefer bisa
dilakukan dengan asumsi bahwa stok ikan
berada pada kondisi keseimbangan, artinya jika
usaha atau effort dibidang penangkapan
dipertahankan konstan, hasil tangkap dan
populasi spesies yang dieksploitasi juga akan
tetap konstan.

 Namun pada kondisi dimana perikanan tangkap


berkembang secara bertahap, populasi ikan
membutuhkan waktu penyesuaian terhadap
tekanan alat tangkap yang lebih banyak.Periode
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseimbangan tidak pernah diketahui.
Model Holistik ini tidak menggunakan struktur umur atau panjang dalam
menggambarkan stok, tapi menganggap suatu stok sebagai suatu biomasa
yang homogen.
Metode produksi surplus menggunakan tangkapan per satuan upaya, mis.,
kg ikan tertangkap oleh trawl per jam, sebagai masukan. Data yang
digunakan biasanya data deret waktu tahunan yang diperoleh dari contoh
perikanan komersial. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa biomasa
ikan di laut proporsional terhadap tangkapan per satuan upaya. Dugaan
tangkapan diperoleh dari penggandaan upaya dengan tangkapan per
satuan upaya.

TML

Tangkapan per satuan


Hasil tangkap

upaya

Upaya tangkap Upaya tangkap

MODEL PRODUKSI SURPLUS


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai