0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
61 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas pengkajian stok ikan, termasuk model pengkajian stok ikan secara holistik dan analitik. Model holistik menganggap stok ikan sebagai biomasa homogen tanpa memperhatikan struktur umur atau panjang, sedangkan model analitik lebih rinci dan membutuhkan data berkualitas tinggi. Dokumen juga membahas penghitungan hasil tangkapan maksimum berimbang lestari (MSY) berdasarkan analisis upaya dan hasil tang
Dokumen tersebut membahas pengkajian stok ikan, termasuk model pengkajian stok ikan secara holistik dan analitik. Model holistik menganggap stok ikan sebagai biomasa homogen tanpa memperhatikan struktur umur atau panjang, sedangkan model analitik lebih rinci dan membutuhkan data berkualitas tinggi. Dokumen juga membahas penghitungan hasil tangkapan maksimum berimbang lestari (MSY) berdasarkan analisis upaya dan hasil tang
Dokumen tersebut membahas pengkajian stok ikan, termasuk model pengkajian stok ikan secara holistik dan analitik. Model holistik menganggap stok ikan sebagai biomasa homogen tanpa memperhatikan struktur umur atau panjang, sedangkan model analitik lebih rinci dan membutuhkan data berkualitas tinggi. Dokumen juga membahas penghitungan hasil tangkapan maksimum berimbang lestari (MSY) berdasarkan analisis upaya dan hasil tang
proses pengumpulan,penganalisisan dan pelaporan data dan informasi perikanan untuk keperluan mengetahui respon sumberdaya ikan terhadap kebijakan pengelolaan MODEL PENGKAJIAN STOK IKAN
Suatu kegiatan perikanan dapat dilihat dari 3 unsur dasar:
(1) Masukan (upaya tangkap, misalnya, jumlah hari tangkap) (2) Keluaran (ikan yang didaratkan) (3) Proses yang menghubungkan antara masukan dan keluaran (proses biologi dan operasi penangkapan)
Pengkajian stok ikan bertujuan untuk memaparkan proses tersebut
dengan menggunakan alat yang disebut “MODEL”. Suatu model adalah uraian yang disederhanakan tentang keterkaitan antara data masukan dan data keluaran.
MASUKAN PROSES KELUARAN
(upaya tangkap) (Model matematik) (hasil tangkap) Secara umum Model Pengkajian Stok Ikan dapat dikelompokkan menjadi dua, yitu: (1) Model Holistik (2) Model Analitik Model Holistik yang sederhana menggunakan parameter populasi yang lebih sedikit dibandingkan Model Analitik. Pada Model Holistik suatu stok ikan dianggap sebagai biomasa yang homogen tanpa memperhatikan struktur panjang atau struktur umur dari stok tersebut. Model Analitik didasarkan pada uraian yang lebih rinci tentang stok dan membutuhkan kualitas dan kuantitas yang lebih tinggi dari data masukan. Model ini dipahami dapat memberikan ramalan yang lebih dapat dipercaya. Model mana yang sebaiknya digunakan dalam pengkajian stok tergantung pada kualitas dan kuantitas data masukan. Jika tersedia data untuk model analitik, model tersebut hendaklah digunakan, sedangkan model holistik digunakan jika data yang tersedia terbatas. Syarat mendapatkan data yang dapat dipercaya: Sadar akan pentingnya data untuk perencananan, pengendalian dan pengembangan kegiatan perikanan yang bertanggung jawab
Jujur dalam pengumpulan dan pelaporan data
Kerjasama yang serasi antara
penentu kebijakan, pelaku perikanan dan peneliti
Dilakukan terus menerus secara periodik
dengan menggunakan kaedah ilmiah TANGKAPAN MSY, MAKSIMUM BERIMBANG LESTARI sejak tahun 1930, ketika ahli biologi perikanan dari Norwegia,Hjort memperkenalkan teori penangkapan dalam keseimbangan atau disebut equilibrium fishing menangkap sejumlah ikan yang setara dengan jumlah populasi yang meningkat melalui proses pertumbuhan dan reproduksi. Hjort menyatakan: jumlah ikan maksimal yang bisa ditangkap adalah sebesar setengah dari ukuran populasi pada kondisi alami (tidak ada penangkapan). perikanan harus melakukan monitoring terhadap stok ikan dan jumlah armada perikanan.Ketika stok ikan sudah menurun dan mencapai ukuran setengah dari kondisi alami, jumlah total armada perikanan harus dipertahankan konstan dengan cara menutup ijin usaha perikanan tangkap. Pemantauan stok ikan sangat mahal dan bahkan sekarang, 70 tahun kemudian, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan hasil dugaan yang cukup baik terhadap jumlah ikan di laut. Peneliti lain, Schaefer, mencoba mengatasi kesulitan ini pada tahun 1950-an dengan metode berdasarkan analisis data effort atau upaya dengan hasil tangkap (Smith, 1988). Metode inilah yang digunakan oleh DKP, seperti juga banyak institusi perikanan lainnya di dunia, untuk menduga potensi hasil tangkapan (PCI 2001a; 2001b; 2001c; Venema, 1996). Secara esensial, DKP menelusuri informasi tentang jumlah armada perikanan dengan jumlah total hasil tangkapan dari armada tersebut, dengan perhitungan sederhana bisa dihasilkan suatu penduga potensi hasil tangkap dan juga ukuran atau jumlah alat yang beroperasi untuk menghasilkan potensi tersebut. Potensi hasil tangkapan ini sering disebut dengan hasil tangkapan maksimum berimbang lestari (maximum sustainable yield), atau MSY STOK IKAN DALAM KONDISI KESEIMBANGAN Perhitungan MSY berdasarkan Schaefer bisa dilakukan dengan asumsi bahwa stok ikan berada pada kondisi keseimbangan, artinya jika usaha atau effort dibidang penangkapan dipertahankan konstan, hasil tangkap dan populasi spesies yang dieksploitasi juga akan tetap konstan.
Namun pada kondisi dimana perikanan tangkap
berkembang secara bertahap, populasi ikan membutuhkan waktu penyesuaian terhadap tekanan alat tangkap yang lebih banyak.Periode waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan tidak pernah diketahui. Model Holistik ini tidak menggunakan struktur umur atau panjang dalam menggambarkan stok, tapi menganggap suatu stok sebagai suatu biomasa yang homogen. Metode produksi surplus menggunakan tangkapan per satuan upaya, mis., kg ikan tertangkap oleh trawl per jam, sebagai masukan. Data yang digunakan biasanya data deret waktu tahunan yang diperoleh dari contoh perikanan komersial. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa biomasa ikan di laut proporsional terhadap tangkapan per satuan upaya. Dugaan tangkapan diperoleh dari penggandaan upaya dengan tangkapan per satuan upaya.