Pagi itu sangatlah cerah, mentari pagi muncul memancarkan sinar cerah dengan
semangat 67 eh semangat 45 maksudnya. Sama denganku, hari ini adalah hari dimana
pertama kalinya aku mengikuti kejuaran Petanque tingkat kabupaten Brebes bersama
orang yang selama ini aku kagumi. Semua sudah aku persiapkan dan tidak lupa selalu
berdoa kepada Tuhan YME agar mendapatkan hasil yang memuaskan.
Aku berjalan dengan pedenya sampai gak lihat ada batu di depanku, untungnya
gak jatuh, kalau jatuh malu dong sama pangeran cecakku.
Setelah melewati satu dua tribun stadion, aku melihat Tara lagi berduaan sama Lyla
cewek yang paling aku benci karena gayanya yang kecentilan, sok cantik, sombong
pokoknya aku ilfeel banget deh sama dia. Tanpa sadar tali sepatu aku lepas dan
dengan tidak sengaja aku menginjak tali sepatuku yang membuat aku terjatuh, aku
berlari secepat mungkin sambil menangis.
Aku melihat ekspresi Salsa dan Erin kebingungan dengan tingkahku yang mulai
ceria berubah drastis menjadi duka membara.
“Naura, kamu kenapa?” ucap Salsa sambil memelukku.
“Tara sama Lyla berduaan mereka mesra banget” ucapku terbata bata.
“Udahlah cari yang lain, masih banyak kok. kamu fokus sama pertandingan aja, kata
kamu kan mau buktiin ke Tara” ucap Erin.
Pertandinganpun dimulai, selama pertandingan aku tidak bisa fokus sama sekali
karena terbayang bayang pangeran cecakku sedang berduan sama cewek yang aku
benci. Pada akhirnya hasil pertangingan itu tidak sesuai yang aku bayangkan, yang
tadinya aku mau membuktikan ke pangeran cecakku kalau aku lebih jago dari Lyla, tapi
hasilnya malah sebaliknya.
Pagi ini mendung, mentari enggan untuk memancarkan sinarnya, sama dengan
hatiku. Mungkin mentari mengerti apa yang sedang aku rasakan. Aku berjalan
sempoyongan dengan mata sembab gara-gara menangis semalaman menuju kelasku
disambut oleh sahabat-sahabatku.
“Naura kamu jangan begitu dong, kita kan juga turut sedih jadinya. Strong bro move on
bangkit dari keterpurukan ini” ucap Erin menenangkanku.
“Dan kamu jangan kaget ya, kalau Tara sama Lyla sudah jadian kemarin. Aku tahu
berita ini dari Gita teman sekelas kita” ucap Salsa.
“Iya makasih ya sahabat-sahabatku. Kalian itu orang yang selalu suport aku, aku
sayang kalian. Aku akan move on dari Tara dan selalu bersama kalian” ucapku
menangis terharu. Kita bertiga saling berpelukan.
Sahabat bukanlah selayaknya pacaran yang dapat putus atau nyambung. Namun,
Sahabat adalah persatuan yang abadi.