Catin Sehat
Pembimbing:
dr. Adolfina Vitria Nilasari
Disusun Oleh:
dr. Muhammad Iqbal Al Ghifarry
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Berdasarkan Peraturan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama. Salah satu program UKM
esensial yaitu pelayanan kesehatan ibu dan anak. Oleh karena itu pemerintah
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah
mengurangi angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. (Peraturan
Salah satu indikator kesejahteraan suatu wilayah yaitu angka kematian ibu
kehamilan, saat persalinan, atau dalam periode 42 hari setelah persalinan yang tidak
oleh kehamilan dan penanganannya. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan jumlah
Goals(SDGs) yang memiliki target global dan nasional. Target global dari SDGs
adalah menurunkan AKI mnejadi <70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
1
2030. Sedangkan target nasional dari SDGs adalah menurunkan AKI menjadi dua
per tiganya dihitung dari data dasar pada tahun 2010. Sedangkan pada MDGs,
harapannya Indonesia dapat memenuhi AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran
fluktuasi, namun belum bisa mencapai AKI di bawah 75 per 100.000 kelahiran
hidup, sesuai dengan target global dari SDGs. Meskipun telah memenuhi target
125
117
109
100 101 102
92 89 94 88
87 86 84
66
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 MDG
Keterangan : poin merah merupakan target yang menjadi ketetapan sesuai dengan MDG
Pada tahun 2017, sesuai dengan Audit Maternal Perinatal (AMP) Daerah
jumlah kematian ibu di kabupaten/kota se-DIY pada tahun 2017 adalah sebagai
berikut :
2
Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten/Kota di DIY
Jumlah
12
10
6
4
3
disebabkan oleh: perdarahan pascasalin (2), preeklamsi berat (1), aids (1),
hipertiroid (1), ket (1), reaksi transfusi (1), infeksi pascasalin (1), jantung (1), dan
unclassified (1). Penyebab kematian ibu tersebut sangat beragam dan melibatkan
tempat rujukan. Sedangkan empat terlalu yakni, (1) terlalu muda, (2) terlalu tua,
(3) terlalu sering, dan (4) terlalu banyak. (Kemenkes RI, 2016)
Kehamilan dengan risiko tinggi merupakan salah satu hal yang perlu kita
identifikasi untuk dapat menekan angka kematian ibu. Kehamilan dengan risiko
dan komplikasi yang lebih besar bagi ibu maupun janin dalam kandungan, dan
3
Hasil analisa data kunjungan ibu hamil selama bulan Januari- November
ibu hamil yang berkunjung adalah faktor usia (terlalu muda dan terlalu tua), terlalu
banyak, terlalu sering, riwayat obstetrik buruk (riwayat abortus dan seksio sesaria),
dan asma).
Gambar 3. Sepuluh Besar Risiko yang dimiliki Ibu Hamil periode kunjungan Januari-
November 2018 di Puskesmas Banguntapan 1
saat kehamilan, hingga saat proses kelahiran. Salah satu program yang relevan
dalam komitmen tersebut adalah pelaksanaan ANC terpadu. (POGI DIY, 2017)
4
Sebagai upaya yang mendukung program dan komitmen POGI DIY
untuk mengurangi faktor risiko pada ibu hamil agar dapat mengurangi angka
Program “Uwis Mak” dalam bahasa Indonesia berarti uwis : sudah, mak :
bu/ibu, yang secara makna berarti himbauan untuk menyudahi risiko tinggi yang
ada pada ibu hamil dan menekan jumlah kematian ibu. Program “Uwis Mak” ini
nantinya akan terbagi menjadi dua focus utama, yaitu pencegahan atau langkah
Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan menurunkan risiko tinggi ibu
hamil harus dilaksanakan secara menyeluruh. Intervensi tidak bisa hanya dilakukan di
bagian hilir saja yaitu pada ibu hamil, namun juga harus ditarik lebih ke hulu yaitu pada
kelompok remaja dan dewasa muda untuk memastikan individu dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat.
5
Saat ini, masalah kesehatan reproduksi pada remaja belum tertangani
sepenuhnya. Hal ini terlihat dengan masih tingginya perkawinan usia dini,yaitu sebesar
46,7% (Riskesdas, 2010) dan masih tingginya kelahiran pada usia remaja (ASFR), yaitu
sebesar 48 per 1000 wanita (SDKI, 2012). Rendahnya pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi dan kejadian kehamilan pada usia remaja masih tinggi yakni
16,7% (Riskesdas, 2010) serta tingginya angka ibu hamil dengan risiko tinggi di
puskesmas banguntapan 1, melihat keadaan ini maka selain pada kelompok remaja,
pemberian pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan seksual secara komprehensif
perlu diberikan kepada usia dewasa muda/calon pengantin yang akan memasuki
gerbang pernikahan.
Pemberian konseling, informasi dan edukasi kesehatan reproduksi kepada calon
pengantin diharapkan calon pengantin dapat mempersiapkan diri untuk menjalani
kehidupan berkeluarga termasuk merencanakan kehamilan yang sehat sehingga dapat
menurunkan angka ibu hamil dengan risiko tinggi dan melahirkan generasi penerus
yang berkualitas.
Di puskesmas banguntapan 1 sudah memiliki program catin (calon pengantin)
terpadu, Calon pengantin yang akan membuat surat keterangan sehat harus mengikuti
alur darii mulai pendaftaran, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, konsultasi
gizi dan pemberian edukasi mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan calon pengantin
pada saat awal pernikahan atau persiapan kehamilan guna menunjang terwujudnya ibu
hamil dengan tingkat kesehatan yang maksimal.
Namun kegiatan pemberian edukasi kepada calon pengantin di puskesmas saja
dirasa belum cukup sehingga diperlukan inovasi agar calon pengantin dapat mengakses
dan mempelajari hal-hal tersebut dengan lebih mudah, yaitu dengan membuat media
yang dapat diakses dimana saja.
B. Lokasi Kegiatan
6
C. Perumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Mengentaskan permasalahan tingginya angka kematian ibu.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui alur pelaksanaan catin terpadu di Puskesmas Banguntapan I
b. Menemukan cara pemberian edukasi pada calon pengantin agar berjalan
efektif.
c. Membuat media atau sarana edukasi untuk calon pengantin agar lebih lebih
efektif dan mudah diakses.
7
BAB II
KEGIATAN POKOK
Kegiatan Pokok : Membuat media edukasi yang lebih efektif dan mudah diakses
guna memudahkan calon pengantin mendapatkan informasi sehingga dapat
mengurangi angka kematian ibu hamil di wilayah cakupan Puskesmas
Banguntapan I.
Rincian Kegiatan :
1. Melakukan analisis alur pelaksanaan catin (calon pengantin) terpadu di
Puskesmas Banguntapan I
2. Penentuan media edukasi yang tepat untuk calon pengantin yang bisa
digunakan lebih efektif dan lebih mudah diakses.
3. Pembuatan media edukasi (ebook) untuk calon pengantin yang bisa digunakan
lebih efektif dan lebih mudah diakses.
4. Sosialisasi kepada calon pengantin yang berkunjung ke puskesmas
Banguntapan 1.
B. Sasaran
Sasaran dari mini project ini adalah calon pengantin yang berkunjung ke
puskesmas Banguntapan 1.
C. Jadwal Pelaksanaan
8
D. Proses Kegiatan
1. Pengumpulan & analisis data faktor risiko ibu hamil di wilayah cakupan
Puskesmas Banguntapan I.
2. Analisis alur pelaksanaan catin (calon pengantin) terpadu di Puskesmas
Banguntapan I.
3. Konsultasi dengan dokter pembimbing dan pemegang program catin terkait
dengan hal-hal yang perlu dilakukan guna menunjang program catin terpadu.
4. Survey dan wawancara kepada calon pengantin yang berkunjung ke
puskesmas Banguntapan 1.
5. Penyusunan konten yang dapat digunakan sebagai sarana edukasi
6. Konsultasi dengan dokter pembimbing dan pemegang program catin.validasi
konten edukasi
7. Pembuatan ebook sebagai sarana edukasi calon pengantin.
8. Evaluasi isivalidasi konten dengan penanggungjawab UKP Puskesmas
Banguntapan I dan validasi lay out ebook dengan dokter penanggungjawab
UKP pembimbing dan calon pengantin
9. Publish ebook Catin Sehat.
E. Hasil Kegiatan
Pendaftaran
Cek Laboratorium
Konsul Gigi
Konsultasi Gizi
Konsultasi Gizi
Konsultasi dg dokter
Suntik TT
9
Mendapatkan surat keterangan kesehatan
2. Media edukasi (ebook) untuk calon pengantin Jelaskan sumber referensi.
Gambar berasal dari mana.jelaskan cara publish nya. Jelaskan proses
sosialisasi. Jelaskan evaluasi pelaksanaan. Kendala, kekurangan. Sudah di
cbkan pada berapa pasangan. Bagaimana tanggapan catin thd aplikasi tsb
10
11
DAFTAR PUSTAKA
12