Pendahuluan
1
kolelitiasis berkisar antara 3% sampai 10%. Berdasarkan data
Haryono, 2012).
Bedah dan Non Bedah. Penangan Non Bedah antara lain Therapi
2
otak. Sehingga timbul persepsi nyeri yang dirasakan oleh pasien
3
dan yang lainnya mengalami nyeri sedang (25,0%). Pada
(65,0%). Tidak ada lagi yang mengalami nyeri hebat dan sangat
efek samping.
pasien.
4
1.3.2 Tujuan Khusus
imajinasi terbimbing.
terbimbing.
imajinasi terbimbing.
terbimbing.
5
dalam pelaksanaan tindakan manajemen nyeri dengan imajinasi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
7
empedu dari unsur-unsur padat yang membentuk cairan empedu,
2.1.2 Etiologi
Tipe lain batu empedu adalah batu pigmen. Batu pigmen tersusun
8
2012). Sedangkan menurut Cahyono, 2014 etiologi Kolelitiasis
yaitu:
1) Supersaturasi kolesterol
9
3) .Penurunan fungsi kandungempedu
2.1.3 Patofisiologi
2 yaitu:
1) Batu Pigmen
Batu pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari
10
karena kurang atau tidak adanya enzim glukuronil transfarase
2) Batu Kolesterol
11
2) Ikterus
berwarna kuning.
berwana lebih sangat gelap. Feses yang tidak lagi diwarnai oleh
4) Defesiensi Vitamin
2.1.5 Komplikasi
12
kolangitis abses hati, sirosis bilier dan ikterus obstruktif (Haryono,
2012).
20%.
4) Pemeriksaan Laboraturium
b) Kenaikan fosfolipid
e) Penurunan urobilirubin
13
f) Peningkatan sel darah putih: 12.000 - 15.000/iu (Normal :
5000 - 10.000/iu)
2.1.7 Penatalaksanaan
menjadi 2 yaitu:
1) Non Bedah
a) Therapi konservatif
gejala penyakit
kemih
(5) Istirahat
b) Farmako Therapi
14
kolesterol yang tak dapat dilarutkan lagi oleh garam -
gastrointestinal ringan.
15
d) Exstra Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
diberikan peroral.
e) Litotripsi Intrakorporeal
16
2) Pembedahan
a) Cholesistektomy
konservatif.
b) Kolisistektomi
kasa absorben.
c) Minikolestektomi
17
d) Koledokostomi
2.2.1 Definisi
Sedangkan menurut Potter & Perry (2010), nyeri adalah sesuatu hal
individu.
18
2.2.2 Klasifikasi Nyeri
nyeri.
dan lain-lain.
menghilang.
19
c) Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas
b) Nyeri kronis, yaitu nyeri yang dirasakan lebih dari tiga bulan.
1) Faktor Fisiologis
a) Usia
b) Kelemahan (Fatigue)
20
c) Gen
d) Fungsi Neurologis
2) Faktor Sosial
a) Perhatian
nyeri.
b) Pengalaman Sebelumnya
21
membuat pengalaman nyeri yang menyebabkan stress
3) Faktor Spiritual
4) Faktor Psikologis
a) Kecemasan
b) Teknik Koping
5) Faktor Budaya
22
beradaptasi terhadap kondisi tersebut. Seseorang akan
b) Suku Bangsa
introvert.
1) Skala Deskriptif
23
(Verbal Descriptor Scale, VDS) merupakan sebuah garis yang
tertahankan”.
2) Skala Numerik
hal ini, klien menilai nyeri dengan menggunakan skala 0-10. Skala
24
Gambar 2.1
Skala Pengukuran Nyeri Numerik, Deskriptif, dan Analog
Oucher terdiri dari dua skala yang terpisah yaitu dengan nilai
10-100 pada sisi sebelah kiri untuk anak-anak yang lebih besar
dan skala fotografik enam gambar pada sisi kanan untuk anak-
25
3
Gambar 2.2
Pengukuran Skala Nyeri Oucher dan Wong-Baker Faces
(Andarmoyo, 2013).
26
respons nyeri klien. Berikut ini beberapa tindakan manajemen
a) Bimbingan Antisipasi
c. Distraksi
27
c) Distraksi
d) Relaksasi
lambat, berirama.
28
e) Imajinasi Terbimbing (Guided Imagery)
f) Hipnosis
g) Massage
sirkulasi.
29
melalui intravena berkerja lebih cepat dan dapat mengurangi nyeri
nyeri (Black & Hawks, 2014). Ada tiga jenis analgesik, yaitu 1)
Tabel 2.3
Analgesik dan Indikasi Terapi (Andarmoyo, 2013)
30
2.3. Imajinasi Terbimbing
tertentu (Smeltzer, dkk., 2010 dalam Patasik, dkk., 2013). Ada banyak
teknik imajinasi yang melibatkan imajinasi visual, tapi teknik ini juga
(Novarenta, 2013).
psikofisiologis yang kuat (Potter & Perry, 2010). Menurut Smeltzer &
31
1) Guided Walking Imagery
2) Autogenic Abeaction
3) Covert Sensitization
32
Teknik guided imagery dimulai dengan proses relaksasi
menutup matanya dan fokus pada nafas mereka, lalu klien didorong
yang dapat membuat damai dan tenang dalam pikiran klien (Patasik
dkk, 2013).
(6). Minta klien untuk bernafas dalam pelan-pelan 3-5 kali sampai
33
- Pegunungan:
- Pantai:
birunya langit.”
34
(12). Evaluasi intensitas nyeri klien setelah tindakan manajemen
2.4.1 pengkajian
1) Anamnesis
a. Identitas
b. Keluhan Utama
35
c. Riwayat Penyakit Sekarang
2016)
anastesi hilang.
36
e. Riwayat Penyakit Keluarga
riwayat keluarga.
4) Pola eliminasi
dan bau feses pada pola eliminasi alvi. Pada pola eliminasi
klien.
6) Pola aktivitas
37
7) Pola hubungan dan peran
Akan timbul rasa nyeri. Sedangkan pada indra yang lain dan
merasa nyeri.
tidak efektif.
38
g. Pemeriksaan Fisik
keadaan klien.
sebagai berikut:
hiperpigmentasi.
39
(4) Posisi dan bentuk ekstremitas (deformitas).
antara lain:
40
2: Gerakan hanya bergeser
aktual dan potensial, atau proses kehidupan (Potter & Perry, 2010).
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan (Tim Pokja SDKI, 2016).
Tabel 2.1
Tanda dan Gejala Mayor Nyeri Akut (Tim Pokja SDKI, 2016)
41
2.4.3 Intervensi
42
•Tanda vital dalam
rentang normal.
•Tidak mengalami
gangguan tidur.
2.4.5 Implementasi
tahapan sebelumnya.
2.4.6 Evaluasi
43
masalah nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan dalam
44