A. Upaya Hukum
sengketa antara Penggugat dan Tergugat itu belum juga berakhir. Karena
salah satu pihak atau dua-duanya merasa tidak puas dengan putusan yang
dalam hal menuntut cara yang diatur dalam undang-undang. Upaya hukum
putusan tersebut.91
91
Martiman Prodjohamidjojo, Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1996, hlm 112
92
Martiman Prodjohamidjojo, loc.cit.
74
75
2. Pemerikasaaan banding
pertama.
3. Pemeriksaan kasasi
menerima putusan.
132).
1. Putusan PTUN
para pihak yang merasa dirugikan. Hakim wajib memutus bagian dari
80
tuntutan tetapi hakim dilarang melebihi dari tuntutan atau hal-hal yang
tidak dituntut.
sah.
a. Gugatan ditolak
93
Ibid, hlm. 99.
81
c. Gugatan gugur
d. Gugatan dikabulkan
94
Irfan Fachruddin dalam Damar Bayukesumo, Kajian Normatif Eksekusi atas Putusan Peradilan
Tata Usaha Negara, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010, hlm, 21.
82
a. Putusan pokok
b. Putusan Tambahan
berupa:
bersangkutan;
negatif.
c. Putusan Remidial
d. Putusan Penguat
adalah:
hukum antara kedua belah pihak yang bersengketa itu sudah dapat
ditarik kembali atau tidak bisa diubah lagi karena sudah tertutup upaya
eksekutorial.96
banyak waktu, tenaga dan biaya akan menjadi sia-sia tanpa manfaat.
Tahun 2009 adalah sengketa yang timbul dalam sengketa Tata Usaha
Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau
96
Martiman Prodjohamidjojo, op.cit. hlm. 107.
86
paksa atau biasa disebut eksekusi riil. Berbeda dengan Peradilan Tata
pemerintahan.
membayar (solvabel).97
1) Eksekusi Otomatis
lagi.
oleh juru sita (Mahkamah Agung, 2008: 66). Sesuai sifat dari
2) Eksekusi Hierarkis
99
Fiktif Negatif : Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang menerima permohonan dianggap
telah mengeluarkan keputusan yang berisi penolakan permohonan tersebut apabila tenggang waktu
90
yang ditetapkan telah lewat dan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara itu bersikap diam, tidak
melayani permohonan yang telah diterimanya.
91
pengawasan.
tersebut.
ketentuan tersebut”.
93
tersebut.
94
administratif.
pengawasan.
perundang-undangan.
pengadilan tata usaha negara sebagaimana di atur dalam Pasal 97 ayat (8)
atau
dengan pembebanan ganti rugi dan apabila putusan itu mengenai sengketa
pemberian rehabilitasi. Hal ini diatur dalam Pasal 97 ayat (9) dan ayat
(10).