PERADILAN AGAMA DI
INDONESIA
001
Kelompok 6
Rifki Maulana
Meuthia Syfa
Robiatul Huda
Meri Nurpadilah
Ikhsan Adik P.
Hildan Hidayat
Upaya hukum sebagai hak terdakwa pasal 196 ayat (3) KUHAP menyebutkan, “segera sesudah putusan
pemidanaan diucapkan, hakim ketua sidang wajib memberitahukan kepada terdakwa tentang segala yang
menjadi haknya, yaitu:
1. Hak segera menerima atau menolak putusan
2. Hak mempelajari putusan
3. Hak meminta penangguhan putusan untuk mengajukan grasi dalam hal menerima putusan
4. Hak mengajukan banding
Upaya hukum dalam peradilan agama di Indonesia
Upaya Hukum Luar Biasa Upaya hukum luar biasa adalah upaya hukum yang di
ajukan untuk melawan putusan hakim yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap
1. VERZET
Upaya Hukum Banding ialah pemohonan pemeriksaan kembali terhadap putusan atau
penetapan Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) karena merasa tidak puas atas
putusan atau penetapan tersebut, yang akan diperiksa ulang dalam pemeriksaan tingkat
banding oleh pengadllan tinggi agama.
0 0
0 0 0
1 0 3
2
Prosedur Banding :
1. Pembanding atau kuasanya datang ke pengadilan Agama untuk : menerima keputusan pengadilan Agama dan
menyatakan kehendak banding dalam masa 14 hari setelah yang bersangkutan/ketetapan, atau dalam masa 30
hari setelah keputusan/ketetapan diumumkan dipapan pengumuman Pengadilan Agama pasal 61 UU PA No. 7
tahun 1989.
2. Membayar biaya perkara banding.
3. Pembanding atau kuasanya menyerahkan memori banding ke Pengadilan Agama untuk diteruskan ke
Pengadilan Tinggi Agama.
4. Apabila berkas banding sudah dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama, maka pembanding atau kuasanya, dapat
mengirim memori banding langsung ke Pengadilan Tinggi Agama.
5. Pengadilan Tinggi Agama dapat mengeluarkan produk keputusan sela atau keputusan akhir.
6. Keputusan yang telah mempunyai kekuasaan hukum yang tetap dimintakan pengukuhan pada Pengadilan
Negeri (tidak berlaku lagi setelah diundangkan UU No.7 tahun 1989).
7. Mencabut dan menarik kembali suatu permohonan banding yang sudah diajukan diperbolehkan, asal berkas
perkara belumdikirimkan ke Pengadilan Tinggi. Sekali permohonan banding itu dicabut, sudah tidak boleh
diajukan permohonan banding lagi.
3. Kasasi
Kasasi artinya mohon pembatalan terhadap putusan/ penetapan Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) atau
terhadap putusan Pengadilan tingkat banding (Pengadilan Tinggi Agama) ke Mahkamah Agung di Jakarta, melalui
Pengadilan tingkat pertama (Pengadilan Agama) yang dahulunya memutus, karena adanya alasan tertentu, dalam waktu
tertentu dan dengan syarat-syarat tertentu
Dalam Upaya Hukum Kasasi ada Pemohon kasasi lawannya temohon kasasi
Peninjauan kembali yang dimaksudkan adalah terhadap putusan/penetapan Pengadilan tingkat pertama
(Pengadilan Agama) yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap, atau terhadap putusan
Pengadilan tingkat banding (Pengadilan Tinggi Agama) yang telah memperoleh kekuatan hukum yang
tetap, atau terhadap putusan Mahkamah Agung, karenanya sering disebut dipanjangkan menjadi
"Peninjauan kembali terhadap putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap".
Peninjauan kembali dimaksudkan, diajukan ke Mahkamah Agung melalui Pengadilan tingkat pertama
(Pengadilan Agama) yang dahulunya memutus, dengan alasan dan syarat tertentu tetapi tidak terikat
kepada waktu tertentu
Prinsip Umum Peninjauan Kembali
Peninjauan Kembali diajukan oleh pemohon dalam Sebelum permohonan PK diserahkan ke Mahkamah Agung,
hal ini terpidana atau ahli waris kepada panitera sesuai dengan KUHAP Pengadilan Negeri bertugas untuk
(petugas administrasi pengadilan) Pengadilan memeriksa perkara PK terlebih dahulu. Dalam hal ini Ketua
Negeri yang memutus perkara untuk pertama kali. Pengadilan Negeri berwenang untuk membentuk majelis
Permintaan pengajuan PK dilakukan secara tertulis hakim yang akan memeriksa permohonan Majelis hakim yang
dilengkapi dengan alasan- alasan yang mendasari dibentuk akan melakukan pemeriksaan terhadap materi PK
diajukannya PK. Panitera pengadilan yang terdakwa maupun saksi atau barang bukti yang diperlukan.
menerima pemintaan PK mencatat permintaan PK Pemeriksaan pendahuluan di Pengadilan Negeri bersifat resmi
tersebut dalam suatu surat keterangan yang disebut dan terbuka untuk umum. Setelah pemeriksaan selesai, majelis
Akta Permintaan Peninjauan Kembali. Tidak ada hakim akan membuat pendapat terhadap PK yang diajukan.
batas waktu dalam pengajuan PK, yang lebih Pendapat tersebut dituangkan dalam Berita Acara Pendapat
diutamakan ialah terpenuhinya syarat-syarat yang turut dilimpahkan bersama berkas PK ke Mahkamah
pengajuan PK yang diatur UU dan KUHAP. Agung.
2. Pada Mahkamah Agung
Derden Verzet/ Perlawanan Pihak Ketiga Yaitu perlawanan yang diajukan oleh pihak ketiga terhadap
putusan yang merugikan pihaknya. Perlawanan ini di ajukan kepada hakim yang menjatuhkan putusan
yang dilawan itu dengan menggugat para pihak yang bersangkutan itu dengan cara biasa. Apabila
perlawanan dikabulkan, maka putusan yang dilawan itu diperbaiki sepanjang yang merugikan pihak
ketiga
Derden verzet dilakukan apabila putusan pengadilan merugikan pihak ketiga. Derden verzet termasuk
upaya hukum luar biasa karena pada dasarnya suatu putusan hanya mengikat para pihak yang berperkara
saja dan tidak mengikat pihak ketiga (pasal1917 KUHPer), Derden Verzet. Derden verzet adalah
perlawanan (dari) pihak ketiga. Memang pada azasnya putusan pengadilan hanya mengikat para pihak
yang berperkara dan tidak mengikat pihak ketiga. Namun tidak tertutup kemungkinan ada pihak ketiga
yang dirugikan oleh suatu putusan pengadilan. Terhadap putusan tersebut, pihak yang dirugikan dapat
mengajukan perlawanan (derden verzet) ke Hakim Pengadilan Negeri yang memutus perkara tersebut.
Tata cara mengajukan perlawanan, yaitu :
a. Perlawanan diajukan kepada pengadilan yang memutus perkara pada tingkat pertama.
b. Perlawanan diajukan dengan gugatan kepada para pihak dalam putusan yang dilawan
sebagaimana mengajukan gugatan biasa.
c. Para pihak dalam perlawanan pihak ketiga adalah pihak yang mengajukan permohonan
perlawanan disebut pelawan dan pihak lawan disebut terlawan. Pemeriksaan perkaraa
perlawanan pihak ketiga adalah sebagaimana pemeriksaan dalam perkara gugatan biasa.
Apabila perlawanan pihak ketiga dikabulkan maka sita diletakkan terhadap barang-
barang pihak ketiga akan diperintahkan untuk diangkat. Dan apabila perlawanan ditolak
maka hakim menyatakan perlawanan adalah pelawan yang tidak benar dan
mempertahankan sita yang telah dilakukan
Kesimpulan
Upaya hukum adalah upaya yang dapat dilakukan oleh pihak yang berkepentingan terkait dengan adanya
putusan pengadilan. Upaya hukum tersebut dilakukan dengan tujuan mengoreksi dan meluruskan kesalahan
yang terdapat dalam putusan yang telah dijatuhkan baik putusan tersebut telah memiliki kekuatan hukum
tetap maupun belum berkekuatan hukum tetap. terdapat dua macam upaya hukum yaitu upaya hukum biasa
dan upaya hukum luar biasa. Upaya hukum timbul Apabila salah satu pihak yang berperkara merasa bahwa
putusan hakim tidak ( belum ) memenuhi rasa keadilan para pihak dapat mengajukan keberatan atas putusan
hakim pada tingkat pertama untuk diperiksa kembali oleh pengadilan atau peradilan di tingkat yang lebih
tinggi yaitu melalui :
1. Upaya hukum biasa, yaitu upaya hukum yang di ajukan untuk
melawan putusan hakim yang belum memiliki kekuatan
hukum tetap, yang secara umum tenggang waktu pengajuannya
adalah 14 hari setelah pemberitahuan kepada pihak-pihak yang
terkait dalam perkara persidangan. Yang termasuk upaya
hukum biasa yaitu : Verzet, Banding, Kasasi.
2. Upaya Hukum Luar Biasa, yaitu upaya hukum yang di ajukan
untuk melawan putusan hakim yang telah memiliki kekuatan
hukum tetap. Yang termasuk upaya hukum luar biasa yaitu :
Peninjauan kembali dan Derden Verzet.
APAKAH ADA YANG
DITANYAKAN ?
002