Tugas Makalah Pengujian Kesehatan Benih KELOMPOK
Tugas Makalah Pengujian Kesehatan Benih KELOMPOK
Kelompok II
2012
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
BAB 1. PENDAHULUAN
Banyak jasad renik yang terbawa oleh benih bersifat fatogenetik. Penyakit yang
ditimbulkan oleh jasad renik tersebut dapat menyerang benih, kecambah, tanaman muda
maupun tanaman dewasa. Usaha tani harus menggunakan benih yang bebas dari jasad renik
yang bersifat fatogenetik untuk mencegah atau mengurangi gangguan penyakit tersebut.
Di samping menjadi sumber infeksi bagi tanaman yang berasal dari benih itu sendiri,
jasad renik patogen tersebut dapat sumber infeksi bagi tanaman disekitarnya, bahkan juga ke
daerah lain. Menurut S utopo (2002) pentingnya uji kesehatan benih dilakukan adalah karena
penyakit pada benih dapat mengganggu perkecambahan dan pertumbuhan benih dengan
demikian merugikan kualitas dan kua ntitas hasil, benih dapat menjadi pengantar baik hama
maupun penyakit ke daerah lain dimana hama dan penyakit itu tidak ada sebelumnya.
Sehingga baik cendawan, bakteri, virus dan serangga (hama lapang dan gudang) yang semula
dari infeksi yang terbawa oleh benih dapat merusak tanaman, dengan dilakukan uji kesehatan
benih fatogen akan terdekteksi dan dapat mengurangi penyakit pada benih tersebut dan
merupakan informasi tentang adanya suatu resiko.
1. Untuk mengetahui apakah dalam benih terdapat mikroorganisme yang bersifat fatogen.
2. Untuk mengetahui apakah pada benih terdapat nematoda.
3. Untuk mengetahui kesehatan benih secara fisiologis
4. Untuk membandingkan antar seed lot
5. Untuk menentukan je nis inokulum yang menginfeksi benih
6. Untuk mengevaluasi kesehatan benih sebelum disebarkan ke berbagai tempat untuk usaha
tani.
7. Untuk mengevaluasi efek dari festisida yang dipakai untuk perawatan benih.
8. Untuk mengevaluasi usaha pemberantasan penyakit yang d isebabkan oleh benih di
lapangan.
www.p3gt.blogspot.com 1
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
9. Untuk survei penyakit benih tingkat regional atau nasional guna mendeteksi
penyebaranya.
10. Untuk tujuan karantina dalam rangka mencegah masuknya penyakit benih dan sekaligus
mencegah terjadinya penyebaran penyakit benih tersebut.
www.p3gt.blogspot.com 2
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
2.1 Definisi
1 Kesehatan benih
Kesehatan benih terutama ditandai oleh ada tidaknya penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme seperti cendawan, bakteri, virus dan penyakit yang disebabkan oleh
hewan seperti cacing dan serangga, atau secara fisiologis karena adanya kekurangan
unsur mikro.
2 Pengujian pendahuluan
Pengujian yang hanya dapat memberikan penilaian yang menentukan.
3 Patogen benih
Semua patogen tanaman dapat terbawa oleh benih karena benih dapat terinfeksi patogen
baik hetika masih di tanaman induk, terkontaminasi pada waktu diproses maupun
didalam rantai pemasaran. Patogen yang menginfeksi benih dapat menyebabkan benih
menjadi :
a) Berubah secara fisik dan kimiawi
b) Berkecambah secara abnormal
c) Tidak dapat berkecambah
d) Kecambahnya tidak mampu muncul kepermukaan lahan
e) Hasil pengujian viabilitas kecambahnya jadi terpengaruh.
4 Jasad renik yang terbawa oleh benih dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan
yaitu :
a) Cendawan
Merupakan jasad renik yang paling banyak terbawa dan menginfeksi benih.
b) Bakteri
Bakteri yang menginfeksi benih biasanya sangat tahan terhadap kekeringan. Bakteri
ini terdapat pada bagian hilum atau pada bercak – bercak yang di permukaan kulit
benih. Bakteri yang ditularkan melalui benih adalah tergolong dalam genis Cory-
nebacterium, Pseudomonas, dan Xanthomonas.
www.p3gt.blogspot.com 3
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
c) Virus
Virus yang menginfeksi benih biasanya ditularkan oleh tanaman induk. Dengan
demikian virus tersebut terdapat dalam jaringan benih. Meskipun demikian seringkali
pula tedapat virus yang terdapat pada permukaan benih.
d) Nematoda
Nematoda tercampur ke dalam benih bersama – sama dengan kotoran yang ikut
terbawa pada waktu benih tersebut menjalani prosesing.
5. Patogen yang menginfeksi benih dapat diidentifikasi sebagai berikut :
a) Seed bornediseases ialah inokulum yang terdapat pada benih dan ditularkan oleh
tanaman induk.
b) Seed transmitted diseases ialah inokulum yang terdapat pada benih dan ditularkan ke
tanaman la in di lahan.
c) Seed contamination diseases ialah inokulum yang terdapat pada benih yang bera sal
bukan dari tanaman induk.
d) Benih yang berasal dari tanaman induk yang mengalami defisiensi unsur hara
digolongkan sebagai benih yang tidak sehat secara fisio logis.
6. Yang dimaksud dengan inokulum adalan ba han yang mengandung atau bagian dari bibit
penyakit yang dapat ditularkan dapat berupa cendawa n, bakteri, virus dan nematoda.
7. Benih yang pada waktu diuji terserang penyakit, tetapi diyakini bahwa inokulum yang
menyerangnya tidak berasal dari benih itu mak a benih tersebut dikatan sehat.
8. Pretreatment adalah setiap perlakuan baik secara fisik atau kimiawi terhadap working
sample agar proses inkubasi berhasil.
9. Inkubasi adalah mengkondisikan benih dengan keadaan tertentu sehingga memungkinkan
patogen berkembang atau tampak gejala seranganya. Waktu antara meletakan benih di
dalam agar, kertas blotter atau sebagainya, sampai dengan saat tercatat adanya infeksi
atau keadaan kesehatan benih tersebut disebut masa inkubasi.
10. Sumber inokulum
Tempat patogen untuk memperta hankan diri selama tidak ada tanaman inang. Sumber
inokulum primer misalnya biji benih, sisa – sisa tanaman dan tanah.
www.p3gt.blogspot.com 4
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
2.2 Prinsip
1. Pengujian kesehatan dapat dilakukan atas permintaan dari pe ngirim benih / pelanggan.
2. Pengujian hanya dilakukan untuk mendeteksi mikroorganisme tertentu ata u penyakit
fisiologis tertentu.
3. Estimasi jumlah benih yang terserangdilaksanakan sebaik mungkin sesuai dengan
ketelitian yang dimungkinkan oleh metode yang digunakan.
4. Apabila contoh kirim telah mendapat perlakuan (seed treatment) dengan pestisida atau
perawatan lain, maka pengirim harus menyebutkanya, karena hal ini mungkin akan
mempengaruhi determinasi dan evaluasi pengujian kesehatan benih.
5. Pengujian kesehatan benih harus dilakukan dengan menggunakan metode dan alat yang
sudah dipastikan kelayakanya untuk digunakan.
6. Metode yang digunakan tergantung pada jenis patogen atau kondisi yang akan diamati,
jenis benih dan tujuan pengujian.
2.3 Prosedur
1. Contoh kerja
Pada pengujian kesehatan, benih working sample diambil dari hasil pengujian kemirnian
benih.
Contoh kerja dapat terdiri dari seluruh contoh kirim atau hanya sebagian saja tergantung
dari metode yang digunakan. Contoh kirim yang diperlukan sama dengan berat contoh
kirim untukpengujian rutin, kecuali hal – hal khusus. Co ntoh benih harus dikemas dan
dikirimkan dalam keadaan yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan status
kesehatan benih. Pada umumnya contoh kerja (benih yang diuji) minimal 400 butir, yang
terdiri dari beberapa ulangan tergantung metode dan kebijaksanaa n masing – masing
laboratorium. Variasi diantara ulangan biasanya lebih besar dibanding variasi dalam
pengujian daya berkecambah. Karena mikroplora yang ada dalam benih dapat berubah
selama penyimpanan (walaupun didalam kondisi yang mendukung viabilitas benih),
maka pemilihan kondisi penyimpanan harus sesuai yaitu suhu dan tempat
penyimpanannya optimal sehingga integritas contoh terjaga, bila dalam pengujian terjadi
perkembangan cendawan penyimpanan yang berlebihan, maka hal ini dapat menunjukan
www.p3gt.blogspot.com 5
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
kualitas be nih tersebut buruk. Hal ini dapat disebabkan oleh penanganan saat panen,
prosesing, penyimpanan atau saat penuaan (ageing). Dalam hal ini benih perlu diberikan
perlakuan pendahuluan.
2. Metode pengujian
Patogen yang terdapat pada benih memerlukan keadaan lingkungan yang berbeda agar
dapat tumbuh dan menghasilkan spora. O leh sebab itu kondisi lingkungan pada waktu
pengujian kesehatan benih harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat merangsang
pertumbuhan patogen. Hal sangat penting agar patogen tersebut dapat diidentifikasi,
terutama patogen yang terdapat dalam benih. Berbagai metode pengujian yang telah ada,
mempunyai kepekaan dan kemungkinan untuk diulang dengan metode yang berbeda.
Disam[ing itu memerlukan latihan dan macam peralatan yang berbeda pula. Metod e yang
digunakan / dipilih tergantung dari jenis patogen atau keadaan yang akan diselidiki, jenis
benih tanaman dan maksud dari pengujian. Pemilihan metode yang tepat serta evaluasi
hasil, memerlukan pengetahuan dan pengalaman.
Pada pengujian kesehatan benih terdapat beberapa metode dasar yaitu :
a. Metode tanpa inkubasi
1. Metode pengamatan langsung terhadap benih tanpa bantuan peralatan atau dengan
menggunakan bantuan kaca pembesar (lup) dan dapat juga dibawah mikroskop
stereo.
Pengujian ini dilakukan secara cepat untuk mendapatkan informasi awal tentang
penampakan atau status kesehatan benih. Kekurangan metode ini yaitu hanya
mendeteksi cendawan yang ada di permukaan benih atau tercampur bersama benih
serta kondisi fisik benih.
Metode ini digunakan untuk mendeteksi cendawan yang menyebabkan gejala
khas pada benih misalnya disklorisasi atau perubahan warna pada kulit benih,
perubahan ukuran, dan bentuk benih. Sebagai tambahan metode ini berguna untuk
mengetahui adanya serangan/infestasi serangga benih atau kerusakan benih atau
melihat adanya perlakuan benih dengan pestisida. Metode ini berkaitan langsung
dengan kegiatan analisis kemurnian benih (purity), yaitu apakah benih tercampur
dengan benda-benda dan benih lainnya dalam proses pemberian sertifikasi benih.
www.p3gt.blogspot.com 6
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
Prosedur : metode ini bersifat kualitatif, sehingga tidak ada standar dalam jumlah
contoh benih tertentu yang digunakan dalam pengujian.
www.p3gt.blogspot.com 7
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
www.p3gt.blogspot.com 8
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
Tiap cawan petri diberi label nomor benih dan tanggal pengujian.
Sebelum benih diletakkan, cawan dialasi dengan 2 lapis kertas saring basah.
Usahakan air jangan terlalu banyak (tidak tergenang). Letakkan benih satu per
satu dengan menggunakan pinset.
Selanjutnya benih diinkubasi pada suhu kamar dengan penyinaran lampu ultra
violet 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian selama 7 hari.
Pada hari ke-8 dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop.
b) Metode agar
Di banding metode blotter metode ini memberikan kondisi yang lebih memasiai
untuk tumbuhnya sporulusai atau gejala adanya serangan penyakit. Sejumlah
benih di letakan pada media agar di dalam petridish. Media agar yang umum di
gunakan adalah malt ekstract dan potato dextract. Untuk mencegah kontaminasi
dengan jasad saprofit maka benih didisinfektan dahulu, sebelum di tempatkan
pada media agar. Masa inkubasi adalah 5-7 hari pada suhu (20±2)0C. Tempat
inkubasi juga di lengkapi dengan lampu UV dan diatur gelap dan terang masing-
masing 12 jam. Pengamatan presentase (%) serangan dilakukan secara
www.p3gt.blogspot.com 9
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
mikroskopis, yaitu dengan melihat bentuh dan warna dari koloni cendawan yang
tumbuh dari benih tersebut. Apabila kurang jelas dapat di lakukan pemgamatan
secara mikroskopis.
Prosedur :
Media agar steril disiapkan dalam cawan petri steril.
Sebanyak 400 benih dari satu contoh benih diberi perlakuan sterilisasi
permukaan dengan NaOCl 1 % selama 1 menit. Kemudian benih dibilas
dengan aquades, ditiriskan pada kertas saring steril.
Benih diletakkan pada media agar dalam cawan petri. Tiap cawan ditanami 10
butir benih. Pekerjaan penanaman benih tersebut dilakukan secara aseptik,
yaitu membersihkan tempat dan alat kerja dengan alkohol 70 %.
Benih diinkubasikan pada suhu 20±2 0 C selama 7 hari dengan penyinaran
lampu ultra violet 12 jam terang dan 12 jam gelap secara bergantian.
Pengamatan dengan mikroskop stereo dilakukan pada hari ke-8 tetapi dapat
pula dilakukan mulai hari ke-4, karena koloni cendawan sudah mulai tampak.
Hal yang diamati adalah karakteristik koloni dan struktur cendawan. Untuk
bakteri bahkan pengamatan sudah dapat dilakukan pada hari ke-2 atau ke-3.
www.p3gt.blogspot.com 10
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
Sejumlah bakteri, cendawan atau virus terbawa benih sering menghasilkan gejala
infeksi atau serangan pada kecambah atau bibit tanaman. Gejala terjadi pada akar,
batang, daun ata u seluruh bagian kecambah atau bibit tanaman. Pada berbagai
www.p3gt.blogspot.com 11
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
www.p3gt.blogspot.com 12
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
2.6 Catatan
Perkiraan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri melalui benih pada
awalnya kurang diperhatikan, karena akibatnya masih belum begitu terasa.
1. Produksi benih dari berbagai komoditi sering dikonsentrasikan untuk kemudian
digunakan diseluruh dunia yang memiliki kondisi ekologi dan ekonomis yang
memungkinkan.
2. Diterbitkanya beberapa peraturan oleh European Economic Community (EEC) dan
rekomendasi dari European P lant Protection Organization (EPPO).
Dalam kedua publikasi tersebut disebutkan bahwa banyak penyakit yang disebabkan oleh
www.p3gt.blogspot.com 13
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
bakteri dan virus yang disebarkan melalui benih pada beberapa spesies tanaman sehingga
dalam sertifikasi juga perlu disebutkan macam pa togen yang menginfeksi benih.
3. Patogen yang disebabkan oleh bakteri dan virus seringkali sukar dideteksi dilahan karena
serangan virus sering tidak menunjukan gejala pada tanaman walau sebenarnya virus
tersebut sudah menginfeksinya.
Gejala yang timbul akibat serangan virus sangat erat kaitanya dengan kondisi ekologi dan
kultivar yang terserang. Benih yang diproduksi di negara yang belum maju seringkali
kurang baik karena minimnya tenaga pengawas lapangan.
4. Meskipun tingkat serangan rendah. < 0,1 %, tetapi penyakit ini dapat tersebar lewat benih
yang diproduksi.
5. Belum tersedia virosida untuk perawatan benih, sedangkan bakterisida tidak diizinkan
untuk digunakan sebagai pestisida untuk tanaman karena digunakan untuk manusia. Jika
yang terinfeksi hanya permukaan kulit benih maka perawatan benih dengan pemanasan
masih efektif.
6. Sertifikat yang berlaku secara international didasarkan pada pengawasan di lapangan dan
banyak patogen ya ng disebabkan oleh bakteri dan virus yang sukar dideteksi di lapangan.
www.p3gt.blogspot.com 14
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
BAB 3. KESIMPULAN
Meski uji kesehatan benih tidak dilakukan secara rutin dilembaga sertfikasi benih namun
pengujian ini cukup sering dilakukan. Uji kesehatan benih dilak ukan jika benih yang disertifikasi
merupakan benih impor atau benih yang akan diekspor. Tujuannya adalah untuk mencegah
masuknya atau menyebarnya patogen d ari satu daerah kedaerah lain.
Dengan melakukan uji kesehatan benih, kita dapat mengetahui apakah benih-benih yang
sampai akhir periode pengujian belum berkecambah sudah mati atau masih hidup. Serta dapat
menduga secara cepat viabilitas benih, khususnya benih-benih yang masih dalam masa dormansi.
Hasil pengujian kesehatan benih dapat memberikan cara perlakuan (treatment) dalam
suatu lot benih untuk mengendalikan patogen terbawa benih atau mengurangi penyebaran
penyakit.
Patogen terbawa benih dapat berupa cendawan, bakteri, virus dan nematodA. Kelompok
cendawan merupakan patogen yang paling dominan berasosiasi dengan benih.
Metode pengujian kesehatan benih yang digunakan sangat tergantung pada jenis benih,
jenis patogen yang terbawa benih dan tujuan pengujian.
Metode pengujian kesehatan benih ( cendawan ) dikelompokkan menjadi :
a. Metode Tanpa Inkubasi
- Metode Pengamatan secara Visual terhadap Benih Kering
- Metode Pencucian Benih
b. Metode Inkubasi
- Media Kertas (Blotter Test)
- Media Agar
- Media Pasir
- Uji Gejala pada Bibit / Kecambah
www.p3gt.blogspot.com 15
Makalah Pengujian Kesehatan Benih
Balai Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2004. Pengujian Mutu
Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Perbenihan, Direktorat Jendral Bina
Produksi Tanaman Pangan, Departemen Pertanian, Jakarta. 255 hal.
Balai Besar Pengembangan Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2010. Kesehatan
Benih (Cendawan, Bakteri, Virus dan Nematoda. Direktorat Jendral Tanaman Pangan,
Kementrian Pertanian, Jakarta. 86 hal.
Ependi, I. 2009. Uji Kesehatan Benih. http ://asga rse l.b lo gspo t.co m/2009/10 /uji-kese ha ta n-
benih. html. (diakses, 12 Maret 2011 jam 15:00).
Harahap, L. H. 2010. Pengujian Kesehatan Benih Impor. www.bbkpbe lawa n. go. id .dep ta n. go. id.
(diakses 26 Juli 2012 jam 15:00).
ISTA. 2010. International Rules for Seed Testing Edition 2010. IS TA Co., S witzerland.
(diakses, 26 Juli 2012 jam 13:26).
www.p3gt.blogspot.com 16