Anda di halaman 1dari 16

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Penyakit bercak daun Septoria atau yang sering disebut juga penyakit bercak

daun pada tomat yang disebabkan oleh cendawan Septoria lycopersici Speg.

menyerang daun tanaman tomat. Gejala ini menimbulkan bercak kecil bulat dan

berair dikedua permukaan daun bagian bawah. Bercak yang timbul berwarna coklat

muda yang berubah menjadi kelabu dan tepi berwarna kehitaman. Garis tengah pada

bercak mencapai ± 2 mm dan serangan terhambat penyakit tomat ini dapat

menyebabkan daun menggulung, kering dan rontok. Bercak tersebut menjadi nekrosis

atau menguning, bergaris lingkar sepusat. Jaringan nekrosis dikelilingi lingkaran

berwarna kuning (sel klorosis). Jika serangan mengganas dapat berakibat bercak akan

semakin membesar, kemudian menyatu sehingga daun menguning, layu dan mati.

Jika bunga terinfeksi penyakit tomat ini maka bunga akan gugur atau rontok.

Buah masak ataupun buah muda jika terserang penyakit tersebut maka akan busuk

dan berwarna hitam, membentuk cekungan dan meluas keseluruh bagian buah.

Penyakit tomat ini umumnya dimulai dari ujung tangkai buah (pangkal buah) dengan

warna coklat tua kemudian membentuk cekungan, diameter 5-20 mm dan diselimuti

massa spora berwarna hitam seperti beledu.

Daur Penyakit bercak daun Septoria Jamur ini memepertahankan dari musim

kemusim pada tanaman sakit, pada sisa-sisa tanaman sakit atau pada biji. Dalam

jaringa daun dapt bertahan sampai satu tahun. Jamur dapt disebarkan oleh angin dan

dilaporkan juga disebarkan oleh kumbang-kumbang.


Tomat tergolong dalam tanaman sayuran yaitu famili Solanaceae. Tanaman

tomat banyak ditanam di dataran tinggi menanam tomat adalah musim kemarau yang

dibantu dengan penyiraman secukupnya (Pracaya, 1994).

Berikut adalah klasifikasi dari tanaman tomat :

Kindom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida Sub

Kelas : Asteridae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum lycopersicum L

Tanaman tomat dapat tumbuh baik di tempat yang bersuhu panas, akan tetapi

tomat memiliki suhu optimum untuk pertumbuhannya, sinar matahari yang

berlebihan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat. Salah

satu bentuk modifikasi iklim mikro yang dapat membantu pertumbuhan dan hasil

tanaman tomat yaitu dengan penggunaan naungan. Tomat sangat bermanfaat bagi

tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan

dan kesehatan. Buah tomat mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah

tomat juga dapat bermanfaat untuk pembentukan tulang dan gigi (zat kapur dan

fospor), sedangkan zat besi (Fe) yang terkandung di dalam buah tomat dapat

berfungsi untuk pembentukan sel darah merah atau hemoglobin. Selain itu tomat
mengandung zat potassium yang sangat bermanfaat untuk menurunkan gejala tekanan

darah tinggi (Cahyono, 2005).

Epidemiologi adalah pengetahuan tentang penyakit dalam tingakat populasi

(Van der plank, 1963). Hal ini dikarenakan penyakit dapat menimbulkan wabah

apabila terdapat dalam tingkat populasi. Dengan kata lain epidemiologi merupakan

ilmu yang mempelajari populasi penyakit dalam populasi tanaman inang dalam ruang

dan waktu yang sama. Proses terjadinya epidemi penyakit pada populasi inang

memerlukan jangka waktu tertentu. Oleh karena itu dalam jangka waktu tersebut

terjadi interaksi antara patogen dan tanaman inang. Interaksi selama itu dipengaruhi

oleh faktor-faktor yang dapat mendukung maupun menghambat proses terjadinya

epidemi, diantaranya disebabkan oleh faktor ketahanan tanaman inang, virulensi

patogen, dan lingkungan baik makro maupun mikro. Faktor ketahanan inang

diperoleh dari jenis varietas tanaman maupun umur tanaman, sedangkan virulensi

patogen dipengaruhi oleh jenis atau ras patogen. Disamping itu kondisi lingkungan

seperti ke lembaban udara, intensitas matahari, suhu dan curah hujan dapat memicu

terjadinya epidemi (Nirwanto, 2007).

Proses epidemi yang terjadi pada suatu luasan dapat diukur dengan

menggunakan laju infeksi. Laju infeksi merupakan percepatan infeksi yang diukur

dari perbedaan luas infeksi pada saat pengamatan awal dengan infeksi pada saat akhir

pengamatan per satuan rentang waktu pengamatan. Laju infeksi dapat cepat dengan

semakin rentan tanaman inang terinfeksi penyakit yang ditunjukkan dengan tingkat

serangan (disease severity) atau besar terjadinya penyakit (disease incidance).

Disamping itu semakin virulen patogen pada suatu jenis inang, semakin besar laju
infeksi. Laju infeksi dapat pula dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Interaksi

yang menyebakan tinggi rendahnya laju infeksi dapat digambarkan oleh segitiga

penyakit (Nirwanto, 2007).

Manusia sebagai faktor yang dapat berperan terjadinya peledakan penyakit,

dalam konsep tetrahedron penyakit mempunyai peran yang sangat berpengaruh

terhadap timbulnya epidemi. Peranan manusia sebagai pengontrol dan monitoring

sangat diperlukan dalam pengambilan keputusan dalam tindakan pencegahan dan

pengendalian penyakit. Terjadinya epidemi pada suatu jenis tanaman dapat

mendorong petani melakukan upaya yang berlebihan terhadap mikroorganisme yang

dapat menyebabkan penyakit. Penggunaan pestisida yang berlebihan dikarenaka

kurangnya pengetahuan akan prinsip-prinsip terjadinya epidemi, sehingga Kerusakan

akan semakin besar dengan semakin banyaknya rantai makanan yang terputus,

sehingga kerusakan ekosistem menjadi tidak stabil (Nirwanto, 2007).

Tujuan

Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengtahui gejala penyakit

dan menghitung intensitas penyakit pada tanaman tomat.


BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan

Bahan yang digunakan dalam pengamatan kali ini adalah tanaman tomat

bergejala.

Alat

Adapun alat dan digunakan dalam pengamatan kali ini adalah kamera dan

alat tulis.

Waktu dan Tempat

Pengamatan ini dilakukan pada hari Minggu, tanggal 1, 8, 15, 22 November

2019, pada pukul 16.00 – Selesai. Di lahan pertanian tanaman tomat Bapak Andi di

Banjarbaru, Loktabat Utara.

Metode

Metode yang digunakan dalam pengamatan ini dengan mengambil sampel


secara acak setiap 20 langkah sekali dan menggunakan 4 bedengan bagian tengah.
Pengamatan dilakukan seminggu sekali selama 4 kali pengamatan.
Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam pengamatan kali ini adalah sebagai berikut:

1. Mengamati tanaman tomat yang ada dilahan.

2. Mengamati daun tomat yang bergejala bercak daun.

3. Menentukan skor tingkat serangan.

4. Mendokumentasikan gejala yang diamati.

5. Menghitung intensitas serangan penyakit.


HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Perhitungan Intensitas Serangan Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman
Tomat.
Tanaman M1 M2 M3 M4
T1 0 0 0 0
T2 0.25 0.35 0.45 0.5
T3 0.25 0 0 0
T4 0.25 0.4 0.5 0.9
T5 0.35 0.35 0 0
T6 0.25 0.35 0.5 0.65
T7 0.25 0.35 0.55 0.7
T8 0.3 0.5 0.5 0.7
T9 0 0 0 0
T10 0.35 0.35 0.35 0.35
T11 0 0 0 0
T12 0.5 0.5 0.5 0.55
T13 0 0 0 0
T14 0 0 0 0
T15 0 0 0 0
T16 0.25 0.85 1 1
T17 0 0 0 0
T18 0.25 0.95 1 1
T19 0.25 0.65 1 1
T20 0 0 0 0
T21 0.4 0.4 1 1
T22 0,25 0,25 0,4 0,7
T23 0 0 0 0
T24 0 0 0 0
T25 0,25 0,35 0,7 0,85
T26 0,3 0,65 1 1
T27 0,25 0,4 0,95 1
T28 0,25 0,25 0,45 1
Rata2 0.169565 0.26087 0.347917 0.436538
Tabel 2. Nilai Skoring Keparahan Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Tomat
menurut Fauzan, et.al., (2013).
Nilai Skala Intensitas serangan (%)

0 Tidak ada gejala serangan


1 1 – 25
2 26 – 50
3 51 – 75
4 76 – 100

Grafik 1. Intensitas Serangan Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Tomat.

Intensitas Serangan
0.5
0.45
0.4
0.436538462
0.35
Rata-Rata

0.3 0.347916667
0.25
0.2 0.260869565
0.15
0.1 0.169565217
0.05
0
1 2 3 4
Minggu Ke-

Tabel 3. Laju Infeksi Serangan Penyakit Bercak Daun Pada Tanaman Tomat.
R₁ R₂ R₃ Rata-Rata
0.087367 0.054606 0.054431 0.065468
Rumus laju infeksi serangan penyakit adalah sebagai berikut :

2,3 𝑋₂ 𝑋₁
𝑟= (log − log )
𝑡₂ − 𝑡₁ 1 − 𝑋₂ 1 − 𝑋₁

Keterangan :

r = laju infeksi

t₁ = waktu pengamatan awal


t₂ = waktu pengamatan akhir

X₁ = proporsi awal bagian tanaman sakit

X₂ = proporsi akhir bagian tanaman sakit

Jadi untuk melakukan perhitungan laju infeksi (r), adalah :

2,3 0,26 0,16


𝑟₁ = (log − log )
14 − 7 1 − 0,26 1 − 0,16

2,3 0,26 0,16


𝑟₁ = (log − log )
14 − 7 0,74 0,84

𝑟₁ = 0,087367

2,3 0,34 0,26


𝑟₂ = (log − log )
14 − 7 1 − 034 1 − 0,26

2,3 0,34 0,26


𝑟₂ = (log − log )
14 − 7 0,66 0,74

𝑟₂ = 0,054606

2,3 0,43 0,34


𝑟₃ = (log − log )
14 − 7 1 − 0,43 1 − ,34

2,3 0,43 0,34


𝑟₃ = (log − log )
14 − 7 0, 57 0,66

𝑟₃ = 0,054431

Dari hasil perhitungan laju infeksi (r), kemudian dicari rata-rata dan diperoleh

hasil rata-rata adalah 0,065468.

Pembahasan

Bercak daun Septoria sebenarnya tidak selalu berakibat fatal pada tanaman

yang terserang. Namun penyakit ini dapat menyebar dengan cepat dan melemahkan
tanaman. Tanaman menjadi tidak dapat menghasilkan buah hingga matang. Spora

jamur Septoria lycopersici. Cendawan Septoria lycopersici yang merupakan

cendawan yang siklus hidupnya polisiklik bertahan hidup di bekas tanaman tomat dan

rumput liar sebagai inangnya. Kemudian menyebar melalui perantara air dan angin.

Dan cepat berkembang ketika menemukan kondisi yang ideal (lembab). Secara kasat

mata, identifikasi awal tanaman terinfeksi penyakit ini adalah munculnya bintik atau

bercak daun berbentuk melingkar di bagian bawah daun yang sudah tua. Ukurannya

sangat kecil dengan warna coklat gelap atau keabu-abuan di pusatnya dan kering.

Saat penyakit bercak daun Septoria berkembang, bintik-bintik itu akan membesar dan

menyatu. Tanaman yang terinfeksi dapat dilihat gejalanya pada daun-daun tua di

bagian bawah dekat permukaan tanah. Namun gejala serangan juga dapat muncul di

batang dan kelopak bunga.

Apabila tak segera ditangani, penyakit ini akan menyebabkan daun cepat

menguning, kering dan akhirnya rontok. Hal ini tentu akan berdampak langsung pada

tanaman dan buahnya. Daun-daun yang gampang rontok pada akhirnya akan

melemahkan tanaman tomat dan membuatnya berhenti berproduksi. Seandainya pun

berbuah, buahnya kecil-kecil dan kurang disukai pasar.

Epidemi penyakit tanaman merupakan fenomena siklis, yang terdiri dari

siklus perkembangan patogen yang terjadi secara berulang-ulang dan dipengaruhi

oleh tanaman inang dan lingkungannya. Pengamatan yang digunakan mengambil

sampel dengan cara acak (tiap 20 langkah sekali) menggunakan 4 bedengan bagian

tengah, pengamatan dilakukan seminggu sekali selama 4 kali pengamatan.


Dalam suatu tanaman apabila terserang penyakit pastinya menginginkan

gejala tersebut berkurang. Penyakit tanaman dapat dilakukan pengendalian yang

mana terlebih dahulu harus mengetahui siklus hidup penyakitnya dan menghitung

intensitas serangannya untuk dapat meramal peningkatan penyakit tanaman beberapa

tahun kedepan. Intensitas penyakit tanaman dapat dihitung dengan total dari skor (n)

dikali berapa jumlah skor yang terdapat pada tanaman yang digunakan (v) dibagi

jumlah daun yang diamati (N) dikali skor tertinggi (Z). Setelah diperoleh data

perhitungan intensitas serangan maka rata-rata hasil intensitas tanaman tiap minggu

diperoleh sebesar 0,169565 pada minggu pertama, 0,26087 pada minggu kedua,

0,347917 pada minggu ketiga dan 0,436536 pada minggu keempat.

Dilihat dari hasil grafik, terjadi peningkatan serangan tiap minggunya dimana

dipengaruhi oleh interaksi inang patogen, interaksi lingkungan dengan inang,

interaksi lingkungan dengan patogen, interaksi patogen inang lingkungan,

kelembaban, pengaruh suhu, perkembangan epidemi. Pada interaksi inang patogen,

Perkembangan patogen pada tanaman inang dipengaruhi oleh virulensi patogen dan

kerentanan tanaman inang. Pada interaksi lingkungan dengan inang berkiatan dengan

pengelolaan lingkungan untuk mendapatkan tanaman yang baik sehingga tanaman

lebih tahan terhadap patogen. Pada interaksi patogen inang dengan lingkungan harus

sesuai dengan konsep segitiga penyakit. Dalam segitiga penyakit dapat terjadi

hubungan timbal balik sampai pada tingkatan tertentu. Kondisi lingkungan yang baik

dapat menciptakan tanaman yang tumbuh subur dan tahan terhadap serangan

mikroorganisme. Kelembaban mempengaruhi inisiasi dan perkembangan penyakit

tanaman dalam banyak hubungan. Hal ini mungkin berada sebagai hujan atau air
irigasi pada permukaan tanaman atau sistem akar, sebagai kelembaban relatif di

udara, dan sebagai embun. Kelembaban sangat diperlukan untuk perkecambahan

spora jamur dan penetrasi pada inang oleh tabung kecambah. Kelembaban dalam

bentuk seperti percikan hujan dan air mengalir, juga berpengaruh pada distribusi dan

penyebaran banyak patogen pada tanaman yang sama atau ke tanaman yang lain.

suhu juga mempengaruhi laju tumbuhnya penyakit pada tanaman, pengaruh penting

adalah pada laju perkecambahan yang selanjutnya menentukan waktu untuk infeksi.

Disamping mempengaruhi waktu infeksi, temperatur juga mempengaruhi masa

inkubasi, periode sporulasi dan periode infeksi.

Dari faktor diatas menunjukan bahwa bedengan 1 dari hasil pengamatan

terjadi peningkatan intensitas serangan penyakit setiap minggunya. Tetapi tidak pada

bedengan 2 beberapa tanaman mati sebelum dilakukanya pengamatan. kemudian

pada pengamatan ke 2 semua tanaman pada tiap bedengan sudah mulai mengalami

serangan pada skor tertinggi (4) dan pada pengamatan ke 3, hampir semua tanaman

pada tiap bedengan sudah mencapai kerusakan tertinggi. Selanjutnya dari data diatas

dapat pula menghitung laju infeksi (r), yang dimana dari hasil perhitungan tersebut

dapat meramal atau mengira laju infeksi perkembangan patogen sehingga kita dapat

mengetahui kapan saja patogen itu bertambah atau bertambah sehingga lebih mudah

melakukan pengendalian.

Laju infeksi 1 (r₁) diperoleh perhitungan sebesar 0,087367, laju infeksi 2 (r₂)

diperoleh perhitungan sebesar 0,054606 dan laju infeksi 3 (r₃) diperoleh perhitungan
sebesar 0,054431. Kemudian laju infeksi tersebut dirata-ratakan sehingga diperoleh

hasil rata-rata sebesar 0,065468.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Gejala yang ditimbulkan pada daun tanaman tomat yaitu terdapat bercak berbentuk

melingkar pada bagian bawah daun yang sudah tua dan berwarna coklat keabu-

abuan.

2. Gejala tersebut merupakan penyakit bercak daun Septoria yang disebabkan oleh

jamur Septoria lycopersici yang dapat menyebar melalui perantara air dan angin

yang penyebarannya sangat cepat.

3. Pada pengamatan menggunakan pengambilan sampel secara acak yaitu setiap 20

langkah sekali dengan menggunakan 4 bedengan bagian tengah.

4. Intensitas serangan penyakit diperoleh rata-rata setiap minggu sebesar 0,169565

pada minggu pertama, 0,26087 pada minggu kedua, 0,347917 pada minggu ketiga

dan 0,436536 pada minggu keempat.

5. Faktor yang mempengaruhi perkembangan intensitas serangan penyakit yaitu

interaksi inang patogen, interaksi lingkungan dengan inang dan patogen,

kelembapan, suhu, perkembangan epidemi dan lain-lain.

6. Laju infeksi yang diperoleh dari perhitungan adalah r₁ sebesar 0,087367, r₂ sebesar

0,054606 dan r₃ sebesar 0,054431.


Saran
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad Fauzan, Lahmuddin Lubis, Mukhtar Iskandar Pinem. 2013. Keparahan


Penyakit Busuk Buah Kakao (Phytophthora palmivora Butl.) Pada Beberapa
Perkebunan Kakao Rakyat Yang Berbeda Naungan Di Kabupaten Langkat.
Vol.1, No.3, Fakultas Pertanian. USU.

Nirwanto, H. 2007. Pengantar Epidemi dan Manajemen Penyakit Tanaman. UPN


”Veteran”. Jawa Timur.

Van der Plank, 1963. Plant disease epidemic and control. Academic Press. New York
and London. 327 p.

Anda mungkin juga menyukai