Anda di halaman 1dari 7

Cara Membedakan Jamur Beracun dan Tidak Beracun

Jamur merupakan salah satu jenis tumbuhan yang bisa dikonsumsi dan bahkan bisa
dijadikan sebagai bahan makanan andalan ataupun obat-obatan. Namun, perlu
diketahui bahwa tidak semua jenis jamur aman untuk dikonsumsi. Ada beberapa jenis
jamur yang mengandung racun dan sangat berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia
ataupun hewan.
Pada dasarnya jamur bisa dibedakan menjadi 2 jenis yaitu jamur yang bisa dikonsumsi
atau jamur edible dan juga jamur yang beracun atau non edible.
Jamur edible banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh dunia. Jamur yang
termasuk ke dalam jenis ini adalah, jamur kancing (Agaricus bisporus), jamur kuping
(Auricularia polytrica), jamur shiitake (Lentinula edodes), jamur tiram (Pleurotus
ostreatus) dan jamur merang (Volvariella volvacea).
Sementara Amanita phalloides dan Amanita virosa adalah sebagian dari jenis jamur non
edible. Jamur Amanita phalloides merupakan salah satu jamur paling beracun dari jenis
jamur payung. Racunnya dapat menyebabkan iritasi, rasa sakit yang parah serta
kerusakan pada mata dan kulit. Sedangkan jamur Amanita virosa dapat merusak organ
hati dan ginjal secara singkat.
Lantas, bagaimana cara membedakan jamur yang beracun dan yang tidak?
Di Indonesia sendiri tidak ada pedoman pasti untuk mengetahui kadar racun di dalam
sebuah jamur. Banyak orang yang mengacu pada warna, bentuk serta tempat
tumbuhnya sebagai penentu apakah jamur itu layak dikonsumsi atau tidak. Meskipun
tidak salah, namun cara tersebut tidak bisa dipercayai 100%, karena nantinya ditakutkan
akan muncul jenis jamur baru yang cirinya melawan dari teori tersebut.
Namun untuk saat ini kebanyakan para ahli mengatakan bahwa kebanyakan jamur
beracun memiliki warna yang cukup mencolok, seperti warna merah, cokelat, hitam,
hijau tua, biru, dan warna mencolok lainya.
Selain pada warnanya yang mencolok, jamur beracun juga biasanya memiliki bau yang
busuk, karena memiliki kandungan sulfide di dalamnya. Senyawa ini pula yang
membuat serangga enggan untuk mendekati jamur tersebut.
Berikut adalah beberapa tips untuk memilih jamur yang beracun dan yang tidak.

 Jangan mengambil jamur yang memiliki cawan pada bagian pokok batangnya,
kecuali bila sudah kenal betul jenis jamur tersebut seperti jamur merang dan
lainnya
 Jangan mengambil jamur yang berbau tidak enak dan berwarna coklat
kehitaman, kecuali sudah kenal betul seperti jamur shitake yang berbau seperti
petai
 Jangan mengambil jamur yg belum mekar benar karena belum diketahui jenisnya
dan sulit dibedakan mana jenis yang beracun ataupun tidak
 Jangan mengambil jamur yang tumbuh pada tumpukan kotoran hewan, tempat
yang kotor ataupun tempat yang berbau
 Jangan memakan jamur yang mengeluarkan getah setelah dipotong
 Biasakan membawa logam perak untuk menguji apakah jamur yang diambil
beracun atau tidak. Bila logam perak digosokkan pada tubuh jamur dan pada
logam perak berubah warna menjadi kehitaman atau kebiruan, maka tandanya
jamur tersebut beracun.
 Nasi akan berwarna kuning bila jamur tersebut diletakkan di dalamnya.

Dampak yang terjadi jika mengkonsumsi jamur beracun adalah timbulnya beberapa
variasi gejala seperti sakit pada bagian perut, wajah pucat, berkeringat dingin, mual
bahkan sering muntah, tubuh lemas dan terkadang disertai kejang-kejang, bibir kering,
mata berkunang-kunang, pingsan dan bahkan dapat berujung pada kematian.
Oleh karena itu, sewajarnya kita bisa mewaspadai ketika akan mengkonsumsi jamur
terutama saat beraktifitas di alam. Untuk amannya, sebaiknya kita bisa mengkonsumsi
jamur yang sudah dibudidayakan.
Jamur dibagi menjadi dua kategori yaitu jamur edible dan jamur non edible. Edible memiliki arti
jamur yang biasa kita konsumsi, sedangkan non edible biasa dikenal dengan jamur herbal dan
jamur beracun. Beberapa jenis jamur beracun memiliki tampilan yang mirip dengan jamur yang
biasa dimakan. Kemiripan ini sering menjadi sebab kesalahan mengidentifikasi sehingga jamur
beracun disangka jamur pangan.

Berikut beberapa ciri-ciri jamur beracun yang harus Anda kenali:

1. Jamur beracun biasanya memiliki warna yang sangat mencolok, seperti merah, hijau, biru,
hitam, dan sebagainya.

2. Jamur beracun lazimnya berisi senyawa sulfida sehingga menimbulkan bau busuk atau
senyawa cianida. Biasanya jamur yang berisi senyawa itu jarang dihinggapi serangga atau hewan
kecil lainnya.

3. Jenis jamur beracun mempunyai cincin atau cawan. Walaupun ada yang sebaliknya, seperti
jamur merang mempunyai cawan dan jamur kompos mempunyai cincin, tetapi tidak beracun.

4. Benda yang terbuat dari perak akan kehitaman jika dimasukkan ke dalam masakan jamur
beracun. Biasanya berlaku pada jamur Lactarius terminosus dan tidak berlaku pada jamur
Amanita phalloides.

5. Jenis jamur beracun umumnya tumbuh pada tempat yang kotor: tempat pembuangan sampah,
kotoran kandang, dan sebagainya. Walaupun untuk penanaman dan pemeliharaan jamur kompos
justru dipakai kotoran kandang atau kotoran kuda.

Gejala Keracunan
Ketika seseorang mengalami keracunan jamur banyak vareasi gejala yang mungkin
dialaminya. Gejala-gejala itu dapat berupa:
•Sakit pada bagian perut
•Wajah pucat
•Berkeringat dingin
•Mual, bahkan muntah
•Tubuh lemas terkadang disertai kejang-kejang
•Bibir kering
•Mata berkunang-kunang
•Pingsan, bahkan
•Meninggal dunia
Penanganan
Penanganan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada kejadian
keracunan jamur yaitu:
•Jangan banyak bergerak
•Minum air putih sebanyak-banyaknya untuk mencegah dehidrasi
•Bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat

Anda mungkin juga menyukai