HOERUL STIAWAN
2016200003
DI WONOSOBO
2019
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 2016200003
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar – benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil atau
pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan
Karya Tulis Ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Hoerul Stiawan
Mengetahui
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Hoerul Stiaw an, NIM 2016200003 dengan judul “
Asuhan Keperawatan pada TN.S dengan gangguan sistem persarafan : Stroke Non
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah oleh Hoerul Stiawan dengan judul “ Asuhan Keperawatan
Pada Tn. S Dengan gangguan sistem pers arafan : Stroke Non Hemmorrhage di
Dewan Penguji
Mengetahui Kaprodi
iv
KATA PENGANTAR
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan
Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sains Al-
terima kasih atas dukungan dan bimbingan selama penyusunan laporan Karya
Wonosobo.
v
5. Ns. Sri Mulyani. M.Kep selaku Kaprodi sekaligus pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan saran sehingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan.
memberikan arahan, saran dan bimbingan dalam menyusun tugas akhir ini.
8. Pasien dan keluarga yang telah berpartisipasi dalam studi kasus, sehingga
10. Kedua orang tua tercinta, Bapak Triono dan Ibu Wartinah yang telah
11. Orang tua kedua saya, K.H.Habib Syuja’i beserta keluarga dan K.H.
Hakimin yang telah memberikan bantuan moral, materi dan doa sehingga
12. Fifi Nur Aeni wanita yang setia menemani, menyemangati penulis selama
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa laporan
vi
ujian tugas akhir ini masih banyak kekurangan untuk itu segala saran dan
kritik yang bersifat positif sangat penulis harapkan guna melengkapi dan
Hoerul Stiawan
vii
Asuhan Keperawatan Stroke Non Hemorrhage (SNH) pada TN.S
ABSTRAK
viii
Nursing care for Non Hemorrhage Stroke (SNH) at Mr. S in Flamboyan ward
ABSTRACT
Background : stroke is number three killer after heart and blood vessel disease,
but stroke is the leading cause of disability number one. Stroke is also a medical
emergency (brain attack)
Purpose : Understand nursing care in patients with non- hemorrhage stroke
Methods : This case study was carried out for 3 x 24 hours with 1 subjec or non-
hemorrhagic stroke patients using motive interview, observation and physical
examination in patients.
Outcome : In the case of mr.s, having a lacunar non-hemorrhage stroke is
diagnosed, among other, the risk of ineffective perfusion of cerebral tissue, the
risk of decreased cardiac output and deficiency of knowledge related to lack of
information, After doing nursing care 3 x 24 hours, the result of dizziness have
diminished, the patient is still experiencing tingling and the preasure is above
normal limits.
Conclusion : The results obtained after nursing care for 3 x 24 jam hours,
namely knowledge deficiency nursing diagnoses have been resolved, and diagnose
the risk of ineffective perfusion of the cerebral tissue and risk of decreasing
cardiac output not yet tightened.
Keyword : non hemorrhage stroke, nursing care.
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAC ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
a. Definisi........................................................................................ 13
x
b. Klasifikasi ................................................................................... 14
c. Etiologi........................................................................................ 16
d. Patofisiologi ................................................................................ 18
e. Pathway....................................................................................... 20
g. Komplikasi .................................................................................. 21
h. Penatalaksanaan .......................................................................... 22
1. Fokus Pengkajian............................................................................. 24
2. Masalah Keperawatan...................................................................... 34
xi
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh .......... 42
C. Definisi operasional....................................................................... 45
B. Karakteristik Pasien....................................................................... 50
D. Keterbatasan .................................................................................. 63
E. Pembahasan ................................................................................... 63
A. Kesimpulan.................................................................................... 72
B. Rekomendasi ................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
modern saat ini. Stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir
dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental baik pada usia
merupakan stroke yang terjadi akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah
otak yang dapat disebabkan oleh tumpukan thrombus pada pembuluh darah
otak, sehingga aliran darah ke otak terhenti. Stroke iskemik atau stroke non
1
2
pembuluh darah otak akibat adanya penumpukan atau penimbunan lemak (plak)
komplikasi stroke apabila tidak ditangani dengan tepat menurut (Black 2014)
menyebabkan kematian.
stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi, selain
itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan oleh tingginya kadar
glukosa dalam tubuh. Tingginya kadar gula darah dalam tubuh secara patologis
beberapa penyakit vaskuler. Kadar glukosa darah yang tinggi pada saat stroke akan
laktat akibat metabolisme glukosa secara anaerobik yang merusak jaringan otak
terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah
pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2% . Prevelensi stroke
lebih tinggi (8,2%) dibandingkan dengan daerah pedesaan (5,7%). Pada tahun
3
2018 prevelensi stroke naik dari 7% (Riskesdas 2013 ) menjadi 10,9%. Kenaikan
prevelensi stroke berhubungan dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi
Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada (2015) jumlah kasus stroke di
Jawa Tengah yaitu terdiri dari stroke hemorrhage sebanyak 4.558 da stroke non
tertinggi terdapat dikota kebumen sebesar 558 kasus. Berdasarkan data dari hasil
studi pedahuluan oleh ilyas salim tahun 2017 yang dilakukan di Rumah Sakit
semakin meningkat setiap tahunnya. Perhitungan jumlah kasus stroke pada tahun
2010, 2011, dan 2013 secara berturut- turut mencapai 924, 1019, 1061 untuk
semua kasus stroke hemorrhage dan stroke non hemorrhage pada januari hingga
dan lokasi otak yang rusak, kesehatan umum pasien yang bersangkutan, sifat-sifat
(personality) dan kondisi emosional pasien, dukungan dari keluarga dan kawan-
Hal ini sangat penting bagi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan
Setjonegoro Wonosobo.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam studi kasus ialah penulis mampu melakukan asuhan
2. Tujuan Khusus
Wonosobo.
Wonosobo
5
Wonosobo
Wonosobo.
Wonosobo.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi Rumah Sakit : Dapat menambah pelayanan yang terbaik bagi pasien
haemorrhage.
6
TINJAUAN PUSTAKA
Susunan saraf terdiri dari susunan saraf sentral dan saraf perifer.
Susunan saraf sentral terdiri dari otak (otak besar, Otak kecil, dan batang otak)
dan medula spinalis. Susunan saraf perifer terdiri dari saraf somatik dan saraf
Menurut Syaifudin (2012), ada tiga jenis batang saraf yang dibentuk
a. Saraf motorik yang menghantarkan impuls dari perifer dan sumsum tulang
pusat saraf dalam otak dan sumsum tulang belakang. Serabut-serabut saraf ini
disebut serabut saraf asosiasi atau komisural. Susunan saraf terdapat pada
bagian kepala. Terdapat 12 pasang saraf kranial, saraf-saraf tersebut antara lain
(Syaifudin, 2012).
7
8
membran mukosa bagian atas rongga hidung dan di atas konka nasalis
dan berakhir pada bulbus olfaktorius dalam fosa kranial anterior. Sifat-sifat
otak. Serabut saraf mata keluar dari bukit IV dan pusat dekat serabut tersebut
saraf mata, sebagai serabut yang terletak sebelah sisi saluran optik yang
datang dari sebelah kanan retina. Di dalam optik kiri dan kanan berfungsi
serabut saraf otonom parasimpatis. Saraf penggerak bola mata keluar dari
sebelah tangkai otak menuju ke lekuk mata dan persarafan otot yang
mata atas, selain dari otot miring atas mata dan otot lurus sisi mata.
9
terletak dibelakang pusat saraf, penggerak mata dan saraf ini masuk kedalam
e. Nervus Trigeminus (N V)
kepala, muka, mulut, gigi, rongga hidung, sinus paranasalis, dan serabut otot
1) Nervus Optikus
2) Nervus Maksilaris
maksilaris.
3) Nervus Mandibularis
terbesar yang mempunyai dua buah akar besar yang mengandung saraf
tengkorak.
10
Berfungsi sebagai saraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di
sebelah bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela turiska setelah
Nervus koklea terdiri dari dua pengangkat saraf yaitu koklearis (saraf
Berfungsi sebagai saraf lidah dan tekak. Saraf ini melewati lorong
diantara tulang belakang dan tulang karang, terdapat duaa simpul saraf
j. Nervus Vagus (N X)
Berfungsi sebagai saraf perasa karena saraf ini keluar dari sumsum
berasal dari otak dan yang berasal dari sumsum tulang belakang. Apabila
11
saraf ini mengalami kerusakan, gerakan kepala dan bahu tidak dapat
oksipitalis. Kerusakann pada nervus hipoglosus, otot lidah pada sisi yang
sama mengalami kelumpuhan. Posisi mulut tertarik ke sisi yang sehat dan
yaitu:
a) Otak
Otak merupakan organ tubuh yang menjadi pusat dari semua organ
dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Bagian dari otak terdiri dari
terbesar dari otak yang mengisi penuh bagian depan atas rongga
memori, pusat untuk menangis, dan perasaan ingin buang air kecil dan
jantung,
b) Medula Spinalis
guna mensarafi anggota badan atas dan bawah, dan pleksus dari daerah
antara otak dan semua bagian tubuh, dan gerak refleks. Untuk terjadinya
a. Definisi
serangan otak. Persendian darah diinterupsi untuk bagian tertentu dari otak,
dengan segera bisa berakhir dengan kematian batang otak tersebut. Stroke
(Junaidi,2011).
infeksi.
b. Klasfikasi
a) Stroke hemoragik
atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat istirahat. Kesadaran klien
umumnya menurun.
terjadi ketika setelah lama beristirahat, baru bangun tidur, atau di pagi
umumnya baik.
stadiumnya (Muttaqin,2012)
beberapa jam. Gejala yang timbul akan hilang dengan spontan dan
2) Stroke involusi
3) Stroke Komplet
TIA berulang.
16
c. Etiologi
beberapa cara. Iskemia terjadi ketika suplai darah kebagian otak terganggu
atau tersumbat total. Kemampuan bertahan yang utama pada jaringan otak
trombosis atau embolik. Stroke yang terjadi karena trombosis lebih sering
pada arteri serebral utama, seperti pada karotid interna, serebral anterior,
pembuluh darah kecil terjadi pada pembuluh darah kecil yang merupakan
cabang dari pembuluh darah besar yang masuk ke bagian dalam otak.
a) Trombosis
b) Embolisme serebral
c) Perdarahan (hemorrhage)
d) Penyebab lain
aliran darah ke arah otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang
d. Patofisiologi
serebral karena tidak seperti jaringan pada bagian tubuh lain, misalnya otot,
sistem neurologis sementara atau TIA. Jika aliran darah tidak diperbaiki,
terjadi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada jaringan otak atau infark
dalam hitungan menit. Luasnya infark bergantung pada lokasi dan ukuran
arteri yang tersumbat dan kekuatan sirkulasi kolateral ke area yang disuplai.
perubahan yang permanen dapat terjadi dalam waktu 3-10 menit. Tingkat
darah dapat terganggu oleh masalah perfusi lokal, seperti pada stroke atau
pada perfusi secara umum, misalnya pada hipotensi atau henti jentung.
sekelilingnya. Sel-sel dibagian tengah atau utama pada lokasi stroke akan
mati dengan segera setelah kejadian stroke terjadi. Hal ini dikenal dengan
istilah cedera sel-sel saraf primer (Primary Neuronal Injury). Daerah yang
mengalami hipoperfusi juga terjadi disekitar bagian utama yang mati. Bagian
ini disebut penumbra. Ukuran dari bagian ini bergantung pada jumlah
otak. Perbedaan dalam ukuran dan jumlah pembuluh darah koleteral dapat
oksigen radikal bebas (oxygen free radicals), nitro oksida (nitric oxide), dan
edema sitotoksik dan kematian sel. Hal ini di kenal dengan perlukaan sel-sel
sementara. Edema bisa berkurang dalam beberapa jam atau hari dan klein
e. Pathway
f. Manifestasi klinis
Menurut (DiGiulio, 2014 edisi bahasa Indonesia) tanda dan gejala dari
stroke adalah :
a.Ketidakseimbangan mental
b.Disorientasi, bingung
g. Komplikasi
a. Perdarahan
dari 50%. Semua perdarahan intrakranial yang fatal terjadi dalam waktu
b. Edema serebral
c. Stroke berulang
kematian. Oleh karena itu, penggunaan heparin pada semua klien dengan
h. Penatalaksanaan
yaitu :
23
a. Terapi Umum
1) Letakan kepala pasien pada posisi 30 derajat, kepala dan dada pada
b. Terapi khusus
i. Pemeriksaan penunjang
darurat)
infarktus.
1. Fokus pengkajian
Pengkajian pada klien stroke non hemorrhage menurut Wijaya (2013) dan
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk RS, nomer
kesadaran.
kesehatan,
Pola kebiasaan makan, makanan yang disukai dan tidak disukai, jumlah
naik/ turun
26
5) Pola Eliminasi
Bagaimana klien memandang dirinya, hal apa yang disukai klien, apakah
dirinya.
8) Pola koping
Masalah utama selama masuk RS, perubahan yang terjadi pada dirinya,
terjadi masalah.
Peran klien dalam keluarga dan masyarakat, apakah klien puny teman
dekat, siapa yang dipercaya untuk membantu klien jika ada kesulitan,
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
operasi
b) Mata
gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam
c) Mulut
d) Thorax
e) Abdomen
f) Ekstermitas
Tabel 2.1
Nilai Kekuatan otot
Nilai kekuatan otot
Respon Nilai
Tidak dapat sedikitpun kontraksi otot,lumpuh total 0
Terdapat sedikit kontraksi otot 1
Gerak tidak mampu melawan gaya berat (gravitasi) 2
Dapat mengadakan gerak melawan gravitasi 3
Disamping dapat melawan gaya berat,dapat pula 4
menahan sedikit tahanan yang diberikan
Tidak ada kelumpuhan 5
Sumber : Tarwoto, (2013)
d. Pemeriksaan neurologi
1. Status Mental
Tabel 2.2
Nilai GCS (Glasgow Coma Scale)
Respon membuka Nilai Respon motorik Nilai Respon Verbal Nilai
mata
Spontan 4 Menurut 6 Baik menjawab /orientasi 5
perintah penuh
Dengan perintah 3 Mengetahui 5 Bingung 4
lokasi nyeri
Dengan rangsang 2 Reaksi 4 Kata-kata tidak dapat 3
nyeri menghindar dimengerti
nyeri
Tidak merespon 1 Fleksi abnormal 3 Suara tidak jelas 2
(detorikasi)
Fleksi abnormal 2 Tidak berespon 1
(desebrasi)
Tidak berespon 1
(Tarwoto, 2013)
30
(GCS 3)
panjang).
kemampuan menghitug.
mata.
Prosedur : goreskan dengan kapas pada bagian dahi, pipi, dan dagu.
e) Nervus Fasialis : ekspresi wajah, otot wajah, sensasi lidah 2/3 bagian
pada lidah.
kemampuan menelan.
c) Pemeriksaan rasa suhu dengan air panas (suhu 40-50º C) atau air
kaki, maleolus lateral dan medial, tibia, sternum, dan radius ulna.
a) Tonus otot
2) Pemeriksaan refleks
a. Refleks normal
1) Refleks tendon
dan pronasi.
Tabel 2.3
nilai refleks tendon dalam
jari. Reaksi positif jika terdapat gerakan dorso fleksi ibu jari
2. Masalah keperawatan
Masalah keperawatan yang dapat muncul pada klien dengan Stroke Non
1) Definisi
Keterbatasan dalam gerak fisik atau satu atau lebih ekstermitas secara
2) Batasan karakteristik
b) Gerakan lambat
c) Gerakan spastik
e) Instabilitas postur
h) Ketidaknyamanan
b) Gangguan neuromuskular
mengganggu kesehatan.
2) Faktor resiko
a) Aterosklerosis aortik
b) Infark miokardial
c) Diseksi aorta
d) Embolisme
e) Endokarditis infeksi
f) Fibrilasi atrium
g) Hipertensi
h) Kardiomiopati dilatasi
j) Miosoma atrium
1) Definisi
2) Batasan karateristik
h) Ketidatepatan verbalisasi
i) Pelo
j) Sulit bicara
1) Definisi
2) Batasan karakteristik
a) Berat badan 20% atau lebih bawah rentang berat badan ideal
a) Ketidakmampuan makan
38
e. Kerusakan memori
1) Definisi
2) Batasan Karakteristik
sebelumnya
dilakukan
h) Mudah lupa
a) Distraksi lingkungan
b) Gangguan neurologis
c) Hipoksia
3. Intervensi keperawatan
Tabel 2.4
NOC Pergerakan Sendi
Deviasi Deviasi Deviasi Deviasi Tidak ada
berat cukup sedang ringan deviasi
Skala outcome 1 2 3 4 5
keseluruhan
INDIKATOR
Rahang 1 2 3 4 5
Leher 1 2 3 4 5
Punggung 1 2 3 4 5
Jari (kanan) 1 2 3 4 5
Jari (kiri) 1 2 3 4 5
Jempol (kanan) 1 2 3 4 5
Jempol (kiri) 1 2 3 4 5
Pergelangan tangan 1 2 3 4 5
(kanan)
Pergelangan tangan (kiri) 1 2 3 4 5
Siku (kanan) 1 2 3 4 5
Siku (Kiri) 1 2 3 4 5
Bahu (kanan) 1 2 3 4 5
Bahu (Kiri) 1 2 3 4 5
Pergelangan Kaki (kanan) 1 2 3 4 5
Pergelangan kaki (kiri) 1 2 3 4 5
Lutut (kanan) 1 2 3 4 5
Lutut (kiri) 1 2 3 4 5
Panggul (kanan) 1 2 3 4 5
Panggul (kiri) 1 2 3 4 5
(Moorhead dkk,2016)
f) Bantu latihan ROM aktif, sesuai jadwal yang teratur dan terencana.
40
tidur
Tabel 2.5
NOC Perfusi Jaringan : serebral
Deviasi Deviasi Deviasi Deviasi Tidak ada
berat cukup sedang ringan deviasi
Skala outcomes 1 2 3 4 5
Keseluruhan
INDIKATOR
Tekanan intrakranial 1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik 1 2 3 4 5
Tekanan darah diastolik 1 2 3 4 5
Berat Cukup Sedang Ringan Tidak ada
Sakit kepala 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Penurunan tingkat 1 2 3 4 5
kesadaran
Reflek saraf terganggu 1 2 3 4 5
(Moorhead dkk,2016)
1) Monitor neuroogi
c) Monitor GCS
41
b) Letakkan kepala dan leher klien dalam posisi netral, hindari fleksi
pinggang.
3) Pemberian obat
Tabel 2.6
Komunikasi : mengekspresikan
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
terganggu terganggu terganggu terganggu terganggu
Skala outcomes keseluruhan 1 2 3 4 5
INDIKATOR
Menggunakan bahasa yang tertulis 1 2 3 4 5
Menggunakan bahasa lisan 1 2 3 4 5
Vokal 1 2 3 4 5
Kejelasan bicara 1 2 3 4 5
Menggunakan foto dan gambar 1 2 3 4 5
Menggunakan bahasa isyarat 1 2 3 4 5
Menggunakan bahasa non verbal 1 2 3 4 5
Mengarahkan pesan pada penerima 1 2 3 4 5
yang tepat
(Moorhead dkk ,2016)
42
diksi.
bicara
kemampuan bicara.
Tabel 2.7
NOC Status Nutrisi
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
menyimpan menyimpan menyimpan menyimpan menyimpan
g g g g g
Skala outcomes 1 2 3 4 5
Keseluruhan
INDIKATOR
Asupan gizi 1 2 3 4 4
Asupan cairan 1 2 3 4 4
Energi 1 2 3 4 4
Berat badan 1 2 3 4 4
Hidrasi 1 2 3 4 4
(Moorhead dkk ,2016)
43
kebutuhan gizi
e. Kerusakan Memori
Tabel 2.8
NOC Status neurologi
Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak
terganggu terganggu terganggu terganggu terganggu
Skala outcome keseluruhan 1 2 3 4 5
INDIKATOR
Kesadaran 1 2 3 4 5
Kontrol motor sentral 1 2 3 4 5
Fungsisensorik dan 1 2 3 4 5
motorikkranial
Fungsisensorik dan motorik 1 2 3 4 5
spinal
Fungsi otonom 1 2 3 4 5
Tekanan intra cranial 1 2 3 4 5
Status kognitif 1 2 3 4 5
Orientasi kognitif 1 2 3 4 5
Berat Cukupberat Sedang Ringan Tidakada
Sakit kepala 1 2 3 4 5
44
a) Monitor tingkatkesadaran
b) Monitor tingkatorientasi
e) Monitor TTV
f) Monitor caraberjalan
METODE PENULISAN
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Penelitian studi kasus adalah
jam.
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria ekslusi
a. Klien dengan atau keluarga tidak setuju sebagai peserta studi kasus
C. Definisi operasional
Pasien Stroke Non Hemorrhage adalah pasien yang mengalami kekakuan pada
anggota tubuhnya, ditandai dengan bicara pelo serta kesulitan membolak – balikan
tubuhnya. Asuhan keperawatan pada pasien stroke adalah suatu tindakan dari
45
46
Adapun lokasi dan waktu studi kasus akan dilakukan oleh penulis yaitu :
1. Wawancara
Penulis melakukan observasi dan pengkajian fisik terhadap masalah atau sistem
guna membuat intervensi yang sesuai dengan masalah yang dialami pasien
3. Studi Dokumentasi
pemeriksaan penunjang.
47
sistem persarafan : Stroke, penulis terlebih dahulu akan memvalidasi data yang
dokumentasi kepada pihak keluarga, pasien, dan perawat yang berkaitan dengan
1. Pengumpulan data
2. Mereduksi data
Data yang telah diperoleh oleh penulis dalam bentuk catatan lapangan
normal.
3. Penyajian data
Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks
responden.
48
4. Kesimpulan
Setelah didapatkan hasil yang diperoleh dari responden penulis akan membuat
responden, dan akan menyajikan hasil studi kasus tanpa nama hanya menggunakan
sakit ini berdiri sejak tahun 1930. RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo
sakit ini terletak dipusat kota wonosobo dengan kapasitas tempat tidur saat ini
(pasca pembangunan) terdapat 246 tempat tidur. Luas tanah 7445 m² yang terdiri
dari dua area yaitu area barat seluas 1356 m² dan area timur seluas 6000 m².
umum, poliklinik spesialis, dan poliklinik gigi. Poliklinik spesialis terdiri dari
bedah umum, bedah ortopedi, kebidanan dan penyakit kandungan, anak, syaraf,
THT, mata, gigi, paru, kulit kelamin, rehabilitasi medik, jantung dan pembuluh
Penulis melakukan studi kasus di Ruang Flamboyan yaitu Ruang Non Bedah
49
50
kelas 3 (10 TT, 2 TT Isolasi), HCU (4 TT). Studi kasus yang diambil berada pada
kelas III kamar 7 D. Ruang Flamboyan memiliki jumlah perawat 18 orang dibagi
dalam 3 shift.
Klien bernama Tn. S berusia 64 tahun, nomor rekam medis klien 767186,
berjenis kelamin laki – laki, klien beragama Islam, pekerjaan petani, bertempat
a. Pengkajian
keluhan utama saat masuk rumah sakit klien datang dengan keluhan
kesemutan pada tangan dan kaki kanan. Keluhan utama saat pengkajian klien
kesemutan pada tangan dan kaki kanan, pusing sejak 2 hari yang lalu tanggal
KRT Setjonegoro, Klien masuk IGD pukul 14.15 WIB, kemudian klien
hipertensi, akan tetapi klien tidak berobat secara rutin, klien memiliki
makanan yang asin – asin, saat ditanya klien dan keluarga tidak diet bagi
Riwayat psikososial dan kultur keluarga klien mengatakan klien tidak ada
keluarga.
tubuh 36,8°C, BB/TB : 65 kg/164 cm, pada pemeriksaan kepala bentuk kepala
mesochepal, rambut bersih, tidak ada lesi, distribusi rambut merata, mata
gangguan penglihatan. Hidung bersih, tidak ada deviasi septum, tidak ada
agak kaku, tidak ada afasia, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
limfe. Inspeksi paru : dada simetris, tidsk ada ketinggalan gerak,palpasi paru :
tactile fremitus sama pada kanan dan kiri, perkusi paru : sonor, auskultasi paru
: vesikuler, inspeksi jantung : tampak pulsasi ictus cordis pada SIC V mid
clavicula sinistra, palpasi jantung : teraba pulsasi ictus cordis pada SIC V mid
inspeksi abdomen : supel, tidak ada lesi, auskultasi abdomen : bising usus 11
x / menit, perkusi abdomen : timpani, palpasi abdomen : tidak ada nyeri tekan
dan pembesaran masa abnormal, inguinal tidak ada kelainan, genital : jenis
kelamin laki-laki, tidak terpasang DC, ekstermitas : tangan dan kaki kanan
kesemutan kekuatan otot 5 pada ekstermitas kanan dan kiri, terpasang infus di
tangan kiri, turgor kulit elastis, CRT < 2 detik, akral hangat, reflek bisep :
kanan kiri normal (2+), reflek trisep : kanan kiri normal (2+), reflek Babinski :
merupakan hal yang penting, jika ada anggota keluarga yang sakit maka
mengatakan makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi, sayur, dan lauk.
Pola persepsi dan konsep diri klien mengatkan dirinya adalah seorang
laki-laki berumur 64 tahun, sebagai kepala rumah tangga akan tetapi ketika
skit tidak bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan, klien ingin cepat
Data penunjang yang didapat Tn. S yaitu program terapi tanggal 29-31
mg/oral.
hypertrophy.
b. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data hasil pengkajian dan Analisa data pada tanggal 29 Mei
c. Analisa data
d. Intervensi
Penurunan 5 5
kesadaran
Keterangan
1. Berat
2. Cukup Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
Resiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemberian obat (2300)
Penurunan Curah selama 3 x 24 jam diharapkan Penurunan 1.Monitor kemungkinan alergi
Jantung curah jantung tidak terjadi dengan kritera obat
hasil Keefektifan pompa jantung (0400) 2.Monitor TTV
3.Berikan obat sesuai teknik dan
Indikator Awal Tujuan cara yang tepat
Tekanan darah 3 5 4. Beritahu klien mengenai jenis,
sistol alasan dan efek obat.
Tekanan darah 3 5 5. Kolaborasi dengan dokter
diastole pemberian obat
Denyut nadi 5 5
perifer
Keterangan :
1.Deviasi berat dari kisaran normal
2.Deviasi cukup berat dari kisaran
normal
3.Deviasi sedang dari kisaran
normal
4.Deviasi ringan
5.Tidak ada Deviasi
Keterangan
1.Tidak ada pengetahuan
2.Pengetahuan terbatas
3.Pengetahuan sedang
4.Pengetahuan banyak
5.Pengetahuan sangat banyak
e. Implementasi
O:-
57
O : TD :141/69mmHg
N : 69x/menit
S : 36°C
RR : 18x/menit
Kesadaran : composmentis
GCS: E4V5M6
O : TD:155/91 mmHg
N : 71x/menit
S: 36,3°C
RR :18x/menit
15:30 1 Kolaborasi dengan dokter S : Klien mengatakan mau disuntik Hoerul
memberikan obat piracetam
58
O : TD :165/74mnHg
N : 78X/menit
RR :20x/menit
kesadaran Composmentis
GCS :E4 V5 M6
10:15 3 Memberikan Pendidikan S : Keluarga mengatakan paham Hoerul
kesehatan mengenai dengan yang diajarkan
pentingnya merubah gaya
hidup O : Keluarga mampumenyebutkan
manfaat gaya hidup sehat,
makanan yang dibatasi dan
dianjurkan untuk diet
hipertensi
O : TD : 173/92mmHg
N : 80x/menit
S : 36°C
RR : 20x/menit
59
f. Evaluasi
Hari ke 1
O : TD : 162/75 mmHg
3
A : Masalah belum teratasi
60
P : Lanjutan intervensi
- Berikan Pendidikan kesehtan mengenai nutrisi untuk
hipertensi
- Libatkan keluarga dalam rencana memodifikasi gaya
hidup
Hari ke 2
Hari ke 3
O : TD :173/92mmHg
N : 80x/menit
-Riw : hipertensi
-Hasil rontgen Thorax : cor,suspect cardio megali
-Hasil EKG Left ventricular hypertrophy
A : Masalah belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Tekanan darah systole 3 5 3
Tekanan darah diastole 3 5 3
Denyut nadi perifer 5 5 5
P : Pasien pulang edukasi minum obat sesuai dengan
aturan
D. Keterbatasan
a) Aspek teoritis
b) Aspek metodologis
Penyusunan KTI ini dilakukan secara bertahap, dimulai dari teori hingga
kesalahan antara lain penulisan tidak sesuai EYD dan salah dalam pengetikan.
E. Pembahasan
Stroke Non Hemorrhage Lacunar selama 3 hari mulai tgl 28 mei – 31 mei 2019
resiko penurunan curah jantung, dan defisiensi pengetahuan. Pada kesempatan ini
penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan praktik yang
digunakan sebagai acuan dan hasil pengkajian yang ditemukan pada klien.
64
a) Pengkajian
tekanan darah klien 176/65 mmHg dan mempunyai riwayat hipertensi. Factor
pecah, maka timbullah perdarahan otak dan apabila pembuluh darah otak
menyempit, maka aliran darah keotak akan terganggu dan sel – sel otak akan
nadi 70 x/menit, frekuensi pernafasan 20 x/menit dan suhu tubuh 36°C. Tingkat
: (Berorientasi jelas)
65
Hasil pemeriksaan reflek Babinski pada pasien : tidak ada pada ektermitas
kiri dan kanan. Pemeriksaan reflek babinski merupakan salah satu reflek
patologis yang terjadi jika ada gangguan neurologi, dan paling sering terjadi
pada gangguan spinal cord atau saraf pusat, reflek bisep dan trisep : kiri (2+),
kanan (2+), reflek kornea : mata klien dipejamkan saat bagian mata disentuh
dengan sepotong kapas yang ujungnya dibuat runcing, Reflek bisep, trisep dan
kornea merupakan reflek normal yang terjadi saat pemeriksaan reflek. Reflek
bisep dan trisep termasuk reflek tendon, sedangkan reflek kornea termasuk
hiperthrophy. Hal ini terjadi karena suatu keadaan di mana jantung yang
mempunyai fungsi utama untuk memompa darah ( Huddak & Gallo, 2010) Hal
ini dapat dilakukan dengan baik apabila kemampuan otot jantung untuk
memompa cukup baik, sistem katupnya sendiri serta irama pemompaan yang
baik. Bila ditemukan ketidaknormalan pada salah satu diatas maka akan
mempunyai riwayat hipertensi akan tetapi klien tidak berobat secara rutin, klien
66
memiliki kebiasaan merokok, suka makan- makanan yang berminyak dan asin-
asin, saat ditanya klien dan keluarga tidak diet bagi penderita hipertensi dan
informasi yang salah, kurangnya keinginan untuk mencari informasi, dan tidak
b) Diagnosa
oksigen ke jaringan otak. Jika suplai darah yang membawa oksigen ke otak
gangguan serebrovaskuler.
serebral adalah factor resiko Hipertensi karena pada hasil pemeriksaan fisik
sekuncup.
Etiologi yang diambil penulis untuk masalah resiko penurunan curah jantung
aorta dan pulmonal serta memompa darah kedalam arteri pulmonalis dan aorta,
informasi.
68
informasi karena keluarga dan klien tidak mengetahui bahwa hipertensi harus
berobat secara rutin dan membatasi garam sodium ,serta merubah gaya
(Rosjidi, 2014)
c) Perencanaan
pada diagnosa kedua yaitu monitor TTV, kolaborasi dengan dengan dokter
d) Implementasi
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehtan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil
resiko hipertensi adalah mengukur tanda tanda vital untuk mengetahui adanya
peningkatan tekanan darah, jika terjadi tekanan darah bisa disebabkan karena
tidak adekuatnya perfusi organ vital. Memberikan posisi elevasi 30° untuk
minum obat golongan antikoagulan yaitu obat oral Aspilet 80 mg sesuai dengan
70
aturan pakai dan juga mengevaluasi kepatuhan minum obat klien. Antikoagulan
tersebut berfungsi untuk mengobati sumbatan pada aliran darah atau mencegah
darah ( Junaidi,2011)
keperawatan resiko penurunan curah jantung adalah monitor tanda tanda vital
untuk mengetahui adanya peningkatan tekanan darah, jika terjadi tekanan darah
yang tidak adekuat bisa disebabkan karena tidak adekuatnya perfusi organ vital.
(Tarwoto,2013)
alergi obat dan kepatuahan meminum obat, menganjurkan klien untuk minum
e) Evaluasi
teratasi atau tidak (Potter & Perry 2011) Berdasarkan hasil tersebut penulis
hipertensi belum teratasi karena masih ada indikator yang belum sesuia
dengan yang ditargetkan penulis yaitu tekanan darah dalam batas normal dan
sakit kepala.
belum teratasi, karena masih ada indikator yang belum sesuai dengan yang
PENUTUP
A. Kesimpulan
asuhan keperawatan selama 3x24 jam pada Tn.S dengan gangguan sistem
mengalami pusing, tangan dan kaki kanan mengalami kesemutan kekuatan otot
ekstermiatas atas kanan dan kiri : 5 ekstermitas bawah kanan dan kiri : 5, tekanan
akan tetapi tidak berobat secara rutin, klien mempunyai kebiasaan merokok, suka
makan yang asin-asin dan berminyak,klien dan keluarga tidak mengetahui diet dan
72
73
jaringan serebral dan resiko penurunan curah jantung belum teratsi dan defisiensi
B. Rekomendasi
serebral, resiko penurunan curah jantung dan defisensi pengatahuan pada kasus
bimbingan secara intensif agar hasil laporan kasus sesuai dengan yang
laporan kasus yang dibuat ini dapat dijadikan acuan untuk laporan kasus yang
datang.
dengan ahli terapi dalam mengembangkan dan menetapkan program latihan jika
74
terapi obat pada klien juga diharapkan agar bisa diberikan tepat pada waktunya.
Black, Joyce M & Hawks, Jane Hokanson. 2014. Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 4 8. Singapore Elseiver.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah 2015. Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015
Hariyanto, A., & Sulistyowati, R. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Ed.I. Yogyakarta. Ar – Ruzz Media
Muttaqin, Arif. 2012 Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Potter, Perry 2011. Fundamental of Nusing: 7th Edition. Singapura. Mosby
Elsevier
Salim, Ilyas. 2017 Asuhan Keperawatan pada Ny. G dengan gangguan Sistem
Persarafan Stroke Non Hemorrhage di Ruang flamboyant RSUD KRT
Setjonegoro. Karya Tulis Ilmiah. Universitas Sains AL – Qur’an.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah
mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang
akan dilakukan oleh Lestari Dewi Pamungkas dengan judul “Asuhan
Keperawatan pada Ny. T Dengan Stroke Non Hemorrhage dan Hipertensi”
…………………………. …………………………
Hoerul Stiawan
2016200003
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN
(PSP)
Peneliti
Hoerul Stiawan
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
I. Identitas
a. Pasien
Nama : Tn. S
Agama : Islam
Pekerjaan : Tani
Alamat : Wonosobo
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Alamat : Wonosobo
Pekerjaan : Tani
asin. saat ditanya klien dan keluarga tidak diet bagi penderita
Nadi : 70 x/menit
Pernafasan : 20x/menit
BB/TB : 65 kg/164 cm
i. Kepala
ii. Mata
iii. Hidung
penciuman.
iv. Telinga
vi. Leher
Limfe
vii. Thorak
Perkusi : Redup
viii. Abdomen
Perkusi : Timpani
ix. Inguinal
x. Genital
xi. Ekstremitas
a. Kekuatan otot
5 5
5 5
Keterangan :
gravitasi
tahanan
Keterangan :
2+ : Normal
runcing.
kanan.
cahaya.
baik.
didorong
dan berputar
IV. Pengkajian Pola Fungsional (11 pola fungsional gordon)
1. Program diit di RS
2. Intake makanan
dengan porsi sedang, komposisi nasi, lauk dan sayur, selera makan
baik tidak mengalami mual muntah dan tidak ada alergi makanan.
3. Intake cairan
dalam sehari
1 gelas.
penurunan.
c. Pola Eliminasi
kekuningan
kekuningan
Oksigenasi :
e. Pola Istirahat dan Tidur
Tangan dan kaki kanan kesemutan, terasa berat saat digerakan, tidak
ada perubahan daya ingat selama di RS, untuk berbicara mulut terasa
kaku.
sebagai kepala rumah tangga, akan tetapi saat sakit tidak bisa
satu istri dan dua orang anak, klien tinggal dengan istri dan anak ke 2
klien percaya bahwa setiap penyakit ada obatnya dan yakin sakitnya
akan sembuh
V. Data Penunjang
a. Program Terapi
29 Mei 2019
1) Aspilet 1 x 80 mg/oral
2) Candesartan 1x 16 mg/oral
4) Infus RL 20 tpm
6) Piracetam 3 x 3 gram/Iv
8) Omeprazol 1 x 40 mg/Iv
Terlampir
VI. Analisa Data
Do : TD : 176/65 mmHg
N : 70 x/menit
GCS : E4V5M6
Composmentis
Keterangan :
1.Deviasi berat dari
kisaran normal
2.Deviasi cukup
berat dari kisaran
normal
3.Deviasi sedang dari
kisaran normal
4.Deviasi ringan
5.Tidak ada Deviasi
VIII. Implementasi
LEMBAR KONSULTASI
BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH