DISUSUN OLEH :
Judul :
TINJAUAN TATA LETAK PENYIMPANAN BERKAS REKAM
MEDIS
DI PUSKESMAS SEKIP PALEMBANG
TAHUN 2019
Laporan Praktik Kerja Lapangan III ini telah diperiksa dan disahkan
Palembang,
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang
Laporan PKL III ini telah disetujui untuk mempertahankan dalam ujian PKL
Program Studi D-III Rekam Medik dan Informasi Kesehatan
Apikes Widya Dharma
Palembang,
Tanda Tangan
Mengetahui,
Direktur Apikes Widya Dharma Palembang
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengam memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Praktik Kerja Lapangan
Semester IV (Empat) ini tepat pada waktunya. Laporan Praktik Kerja Lapangan
Semester IV (Empat) ini membahas tentang “Tinjauan tata letak penyimpanan
Berkas Rekam Medis di Puskesmas Sekip Palembang tahun 2019”.
Yang telah membantu, baik moril maupun materil ssehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Kami menyadari masih banyak sekali kekurangan, baik segi isi maupun dari
segi penulisan. Untuk itu kami mohon saran dan kritik yang membangun dari
pembaca sehingga dapat membantu kami untuk meningkatkan kreatifitas kamike arah
penyempurnaan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
Palembang,....Agustus 2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui rekam medis pasien merupakan arsip yang bersifat
rahasia. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.269/MENKES/PER/III/2008
tentang rekam medis, pasal 10 ayat (1) bahwa isi rekam medis mengandung riwayat
pengobatan pasien dari awal sampai akhir pasien tersebut berobat. Oleh karena itu
rumah sakit bertanggung jawab atas keamanan dan kerahasiaan berkas rekam medis
pasien.
Untuk menjaga keamanan dan kerahasian rekam medis pasien maka
diperlukan pengelolahan rekam medis yang baik yaitu salah satunya seperti
penggunaan ruang penyimpanan rekam medis yang baik. Ruang rekam medis dapat
dikatakan baik apabila ruangan tersebut dapat dapat menjamin sistem penyimpanan
berkas rekam medis pasien seperti terhindar dari ancaman kehilangan, bencana dan
segala sesuatu yang dapat membahayakan rekam medis tersebut. Salah satu layanan
yang sangat penting adalah sistem penyimpanan berkas rekam medis, layanan ini
sangat di butuhkan oleh pasien. Selain itu pelayanan sistem penyimpanan berkas
rekam medis juga ditunjukan untuk keperluan rumah sakit itu sendiri sehingga
kepuasaan pasien pun dapat selalu terpenuhi.
\
1.5 Ruang Lingkup
TINJAUAN PUSTAKA
Rekam medis sudah dikenal sejak zaman paleolithicum yaitu pada tahun ±
25.000 sebelum masehi (SM) yang berupa pahatan di dinding gua batu di spayol
kemudian pada zaman mesir kuno (egyptian period) seorang ahli pengobatan yang
bernama dewa Thoth kira-kira pada tahun ± 3.000 sebelum masehi (SM) mengarang
36-42 buku, 6 buku diantaranya masalah kedokteran (tubuh manusia, penyakit, alat-
alat pengobatan dan kebidanan). Imhotep adalah dokter yang pertama yang
menjalankan rekam medis dan mendapat kehormatan sebagi medical demiggodhidup
dizaman piramid antara 3000-2500 SM dan membuat papyrus yaitu dokumen ilmu
kedokteran kuno yang berisi 43 kasus pembedahan
Pada zaman yunani kuno Aesculapius dikenal sebagai dewa kedokteran yang
mempunyai tongkat ular yang merupakan simbol ilmu kedokteran sampai saat ini.
Selain itu juga Hipocrates dikenal sebagai bapak ilmu kedokteran yang banyak
menulis tentang pengobatan penyakit dengan metode ilmu modern dan melakukan
penelitian observasi dengan cermat sampai saat ini masih dianggap relevan serta
mengajarkan pentingnya menuliskan catatan penemuan medis kepada murid-
muridnya. Kemudian berkembang lagi pada zaman romawi pada zaman ini terdapat
tokoh-tokoh yang cukup berperan dalam perkembangan ilmu kedokteran yaitu Galen
dan Santa jerome yang memperkenalkan pertama kali istilah rumah sakit yang
didirikan pertama kali di roma italia pada tahun 390 SM,
zaman byzantium perkembangan ilmu kedokteran hanya mencapai pada 3 abad
pertama adanya pencatatan apa yang dilakukan oleh para rahib (dokter kuno).
Di zaman Muhammad Rhazes di rumah sakit persia telah menulis banyak
buku kedokteran begitu pula Ibnu Sena juga banyak menulis buku yang
menggunakan system pencatatan klinis yang baik di rumah sakit tersebut. Pada
zaman pertengahan, rumah sakit St Bartelomeus (London) menyimpan catatan–
catatan pasien di perpustakaannya dan membuat peraturan tentang menjaga
kerahasiaan dan kelengkapan isi rekam medis di rumah sakit tersebut dan sebagai
perintis hal–hal yang harus dikerjakan oleh suatu medical record management.
Pada abad ke 18 dan 19 rekam medis semakin berkembang dengan di bukanya
rumah sakit umum Massacussect di Boston, rumah sakit ini memiliki rekam medis
yang lengkap dan banyak ditemukan istilah-istilah baru dalam rekam medis yaitu
salah satunya mulai menginstruksikan bahwa setiap pasien yang dirawat harus dibuat
Kartu Index Utama Pasien (KIUP). Pada awal abat ke 20 kebutuhan rekam medis
terus berkembang dengan adanya akreditasi dan dengan didirikannya sosiasi-asosiasi
perekam medis disetiap negara, pada tahun 1902 American Hospital
Association pertama melakukan diskusi mengenai rekam medis dan berkembang
kemudian muncul empat sekolah rekam medis, pada tahun 1955 sekolah rekam medis
berkembang menjadi 26 sekolah dengan lulusan sebanyak 1000 orang siswa, tahun
1948 di inggris didirikan empat sekolah rekam medis, di Australia mendirikan rekam
medis oleh seorang ahli rekam medis yang berkebangsaan Amerika
bernama Ny.Huffman. Kemudian dengan kemajuan zaman sampai saat ini rekam
medis di definisikan sebagai berikut
1) Menurut Permenkes No. 269 / Menkes / Per / III / 2008 Rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
2) Menurut surat keputusan Direktorat Jendral Pelayanan Medis No. 78 tahun
1991 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen
tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan
dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasienselama dirawat di
rumah sakit baik di unit rawat jalan maupun unit rawat inap dan gawat
darurat.
3) Menurut Huffman EK. 1992 Rekam medis adalah rekaman atau catatan
mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana, pelayanan yang
diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan
mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi
yang cukup untuk mengenali pasien, membenarkan diagnosis, dan pengobatan
serta merekam hasilnya.
4) Menurut Gemala Hatta Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang
kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termaksud keadaan sakit,
penggobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleh para praktisi kesehatan
dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
5) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Rekam medis adalah sebagai rekaman dalam
bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi
pelayanan medik atau kesehatan kepada seorang pasien.
1. Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu suku kata, dua kata atau lebih.
Nama orang hanya terdiri dari satu suku kata, diindeks
sebagaimana nama itu disebut.
2. Nama Majemuk
Nama orang Indonesia yang majemuk dan oleh si pemilik nama itu
ditulis menjadi satu, diindeks sebagaimana nama itu ditulis.
3. Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang menggunakan nama keluarga, yang
diutamakan nama keluarganya.
b. Menulis Nama Orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya.
1. Nama Asli
Nama asli orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya, diindeks dan
ditulis sebagai nama aslinya.
2. Nama orang Cina yang digabung dengan nama orang Eropa, nama
Cina lebih diutamakan, baru menyusul nama Eropa.
c. Menulis nama orang India, Jepang, Thailand dan sejenisnya.
1. Nama Arab, Persia, Turki dan sejenisnya yang diikuti nama keluarga,
nama keluarga dijadikan kata pengenal utama.
2. Nama orang Arab, Persia, Turki, yang menggunakan kata bin, binti,
nama yang didahului kata itu dijadikan sebagai pengenal utama
Nama Diindeks akan ditulis
e. Menulis nama orang Eropa, Amerika, dan sejenisnya.
2. Sistem Penomoran
Sistem penomoran dalam pelayanan rekam medis yaitu tata cara
penulisan nomor yang diberikan kepada pasien yang datang berobat sebagai
bagian dari identitas pasien yang bersangkutan. Tujuannya yaitu :
2.5 SIMPUS
2.5.1 Pengertian Sistim Informasi Manajemen Puskesmas
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) merupakan suatu
tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu
proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya
(Depkes RI, 1997). Simpus diharapkan dapat meningkatkan manajemen
puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdayaguna melalui
pemanfaatan secara optimal dari sistem pencatatan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP). Simpus merupakan prosedur pemrosesan data
berdasarkan teknologi informasi dan diintegrasikan dengan prosedur
manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan informasi yang tepat
waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan
manajemen.
Simpus adalah program sistem informasi kesehatan daerah yang
memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di
tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat
sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat. Latar Belakang
penggunaan SIMPUS adalah belum adanya ke-validan data (mengenai
orang sakit, penyakit, bumil, dll dalam wilayah suatu puskesmas),
Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna laporan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten, memasuki Era Otonomi Daerah mutlak diperlukan
Informasi yang tepat, akurat dan up to date berkenaan dengan data orang
sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu hamil, masalah imunisasi dll.
2. Mekanisme
1) Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan dan diinterpretasikan
sesuai dengan petunjuk pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP
serta petunjuk dari masing-masing program yang ada (seperti
program ISPA, malaria, imunisasi, kesehatan lingkungan, KIA, gizi,
perkesmas dsb).
2) Pengolahan, analisis, interpretasi dan penyajian dilakukan oleh para
penanggung jawab masing-masing kegiatan di puskesmas dan
pengelola program di semua jenjang administrasi.
3) Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interpretasi data
SP2TP serta sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti
meningkat, menurun, atau tidak ada perubahan) dan
bersifat kuantitatif dalam bentuk angka, seperti jumlah, presentase,
dsb. Informasi tersebut dapat berupa laporan tahunan puskesmas.
3. Pemanfaatan
1) Informasi yang diperoleh SP2PT dan informasi lainnya di
manfaatkan untuk menunjang proses manajemen di tingkat
puskesmas sebagai bahan untuk penyusunan rencana tahunan
puskesmas, penyususnan rencana kerja operasional puskesmas, bahan
pemantauan evaluasi dan pembinaan.
2) Informasi dari SP2PT dan informasi lainnya akan membantu Dinas
Kesehatan DATI II dalam penyusunan perencanaan tahunan,
penilaian kinerja puskesmas berdasarkan beban kerja dan pencapaian
hasil kegiatan puskesmas sebagai bahan untuk pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan program di wilayah, untuk menentukan
prioritas masalah dan upaya pemecahan serta tindak lanjut.
3) Informasi dari SP2PT akan membantu kelancaran perencanaan (P1),
penggerakan pelaksanaa (P2) dan penilaian (P3) program-program,
sebagai masukan untuk diskusi UDKP.
HASIL PENGAMATAN
3.1.2 Geografi
Puskesmas Sekip Palembang terletak di wilayah Kelurahan 20
Ilir D.II Kecamatan Kemuning Kota Palembang dengan luas wilayah
557 Ha. Letaknya sangat strategis di tepi jalan raya sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat umum baik dengan kendaraan umum
maupun pribadi.
Geografi wilayah kerja Puskesmas Sekip sebagian besar terdiri
dari daerah daratan dan sebagian kecil di pinggir sungai dan rawa,
Batas wilayah kerja meliputi :
Sebelah utara dengan Jl. R. Sukamto
Sebelah selatan dengan Jl Mayor Ruslan
Sebelah barat dengan Sungai Bendung 9 Ilir
Sebelah timur dengan Jl. Jendral Sudirman
Luas wilayah :
Luas Tanah : 585 m²
Luas Bangunan : 330 m²
Data demografi :
Data jumlah penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Sekip
adalah 41.404 jiwa.
3.1.3 DAFTAR PELAYANAN DI PUSKESMAS SEKIP
1. Ruangan Pendaftaran dan Rekam Medik
2. Ruangan Pemeriksaan Umum
- Pelayanan remaja >14 s.d 19 Tahun
- Pelayanan dewasa 19 s.d 45 Tahun
- Pelayanan pralansia 45 s.d 59 Tahun
- Pelayanan lansia 60 Tahun keatas
- Pemeriksaan surat keterangan sehat
- Medical check-up
- Pelayanan Pemeriksaan Haji
- Pelayanan Dokter spesialis penyakit dalam
3. Ruangan KIA, KB dan Imunisasi
- Imunisasi bayi, balita, TT Bumil, TT Calon Pengantin (Catin)
- KB
- Pemeriksaan Bumil, Bufas
- Kesehatan Reproduksi
- Pemeriksaan IVA
- Tindik
- RUANG MENYUSUI
- USG
4. Ruangan Pemeriksaan Gigi
- Pemeriksaan gigi dan mulut
- Pencabutan gigi susu
- Pencabutan gigi tetap
- Penambalan gigi susu
- Penambalan gigi tetap
- Rujukan pro endodontic
- Perawatan syaraf
5. Ruangan Tindakan
- Tindakan gawat darurat
- Pemeriksaan EKG
6. Ruangan Rujukan
7. Ruangan Pemeriksaan Anak- Anak umur 0 Tahun s/d 14
Tahun
8. Ruangan Farmasi PIO/ Pemberian Informasi Obat
9. Ruangan promosi kesehatan
- Gizi
- Promkes
- PHBS
- Kesling
10. Ruangan Laboratorium
- Darah rutin
- Led
- Diffcount
- Gula darah
- Kolestrol
- Triglyseride
- Asam urat
- Widal
- Malaria
- Bta
- Golongan darah, Rhesus
- Urine rutin
- Reduksi urine
- Protein urine
- Sedimen urine
- Billirubine urine
- Tes kehamilan
- ASTO
- RF
- HBsAg (Khusus Ibu Hamil)
- HIV (Khusus Ibu Hamil)
11. Ruangan DOTS
- Tb paru
- Ekstra tb
MISI
1. Mewujudkan pelayanan prima yang sesuai dengan standar
profesi
2. Mewujudkan profesionalisme SDM
3. Memanfaatkan profesi yang ada dengan kemitraan
4. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan yang bermutu
prima
5. Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat dalam bidang
kesehatan
MOTTO
“ Kesehatan anda kebahagian kami “
TATA NILAI
1. S = SENYUM
Senantiasa menampilkan keramahan dalam memberikan pelayanan
2. E = EMPATI
Menempatkan diri kita seperti pada orang lain
3. K = KOMUNIKATIF
Memberikan informasi kesehatan pada masyarakat dengan benar
4. I = INTEGRITAS
Bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas
5. P = PELAYANAN PRIMA
Pelayanan terbaik yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan sesuai standar prosedur dan kompetensi.
a. Struktur organisasi Rekam Medis
3.4 Simpus
3.4.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) merupakan
suatu tatanan atau peralatan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran
kegiatannya (Depkes RI, 1997). Simpus diharapkan dapat
meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan
berdayaguna melalui pemanfaatan secara optimal dari sistem
pencatatan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). Simpus merupakan
prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi dan
diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk
menghasilkan informasi yang tepat waktu dan efektif untuk
mendukung proses pengambilan keputusan manajemen.
Simpus adalah program sistem informasi kesehatan daerah
yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan
masyarakat di tingkat PUSKESMAS mulai dari data diri orang sakit,
ketersediaan obat sampai data penyuluhan kesehatan masyarakat.
Latar Belakang penggunaan SIMPUS adalah belum adanya ke-validan
data (mengenai orang sakit, penyakit, bumil, dll dalam wilayah suatu
puskesmas), Memperbaiki pengumpulan data di Puskesmas, guna
laporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten, memasuki Era Otonomi
Daerah mutlak diperlukan Informasi yang tepat, akurat dan up to date
berkenaan dengan data orang sakit, ketersediaan obat, jumlah ibu
hamil, masalah imunisasi dll.
PEMBAHASAN
Pencahayaan
Menurut sedarmayanti (2003), ruang filling itu harus terang (terkena
sinar matahari tak langsung) dan mempunyai ventilasi yang merata.
Sedangkan observasi kami selama praktek di Puskesmas Sekip
Palembang, pencahayaan sudah optimal karena walaupun
pencahayaan berasal dari sinar matahari tetapi menjangkau sudut rak
penyimpanan Rekam Medis. Sehingga mempermudah petugas untuk
mengambil ataupun menyimpan kembali Berkas Rekam Medis.
B. Temperatur dan Kelembaban
Menurut Rustianto dan Rahayu (2011), ruang filling di jaga agar tetap
kering (tempratur ideal antara 18-28℃, dengan kelembaban antara 40-
60%) agar berkas tidak berjamur.
Berdasarkan hasil pengamatan di Ruangan Rekam Medis di
Puskesmas Sekip Palembang dengan menggunakan aplikasi pengukur
suhu, suhu udara berkisar .... dan kadangkala berubah sesuai dengan
cuaca pada saat itu. Suhu ruangan kadangkala tidak stabil karena
menggunakan pintu yang berukuran.... dan hanya menggunakan rak
sebagai batas antara ruangan penyimpanan sementara dan poliklinik.
Keamanan Dari Bahaya Kebakaran Dan Kebocoran Air
Menurut Firdaus (2012), hanya petugas rekam medis yang di izinkan masuk
ruang penyimpanan dokumen rekam medis, di larang mengutip sebagian atau seluruh
isi rekam medis untuk badan-badan perorangan, kecuali yang telah di tentukan oleh
peraturan perundang-undang yang berlaku, dan selama penderita di rawat, rekam
medis menjadi tanggung jawab perawat ruangan dan menjaga kerahasiaanya.
Tetapi jumlah rak tidak mencukupi untuk menyimpan bindex yang berisi
Rekam Medis pasien, sehingga banyak bindex yang masih diletakkan di lantai, bukan
di dalam rak penyimpanan. Fungsi lain rak juga adalah sebagai pembatas antara
poliklinik dan ruangan penyimpanan rekam medis. Tentunya hal tersebut tidak
ergonomis karena jika bindex tidak diletakkan ke dalam rak secara benar bisa saja
bindex terjatuh dan mengenai petugas poli yang sedang bekerja. Dalam segi
ergonomi, keamanan sangat diutamakan.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan kami, ruangan penyimpanan sementara Puskesmas
Sekip Palembang memiliki ukuran luas 300x270cm dimana ruangan penyimpanan
digabungkan menjadi satu dengan loket pendaftaran pasien. Sehingga petugas lebih
kesulitan jika lebih dari 2 orang saat mengambil atau mengembalikan berkas rekam
medis . ruangan berbentuk liter L dan hanya memiliki 3 rak yang berfungsi untuk
penyimpanan berkas rekam medis dan sebagai batas ruangan anrara poliklinik dengan
ruang penyimpanan.
Rak besi berjumlah 2 buah dan rak kayu 1 buah sebagai media penyimpanan
berkas rekam medis, 1 rak besi berisi 5 baris, pada arak besi terdapat bindex sebanyak
11 buah, sedangkan rak kayu menyimpan sebanyak 23 buah bindex. Didalam bindex
terdapat map rekam medis berwarna dengan kodenya seperti; Biru D2 (Dua Puluh
Ilir), Merah Lw (Luar Wilayah), Hijau Sj (Sekip Jaya), Kenung Phl (Pahlawan) untuk
menandakan wilayah kerja. Penyimpana berkas di puskesmas tersebut sudah Familiy
folder sejak tahun 2017.
5.2 Saran
1. Sebaiknya sebelum petugas mmengembalikan berkas rekam medis
harus lebih memperhatikan nomor rekam medis yang sudah tertera
pada bindex sehingga map rekam medis sesuai pada tempatnya.
2. Berkas rekam medis segera dikembalikan sesudah pasien mendapatkan
pelayanan sehingga map supaya bisa langsung disusun ke dalam
bindex.