Anda di halaman 1dari 31

ANALISA LAPORAN KEUANGAN

INSTITUSI PENDIDIKAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Manajemen Sumber Daya Keperawatan

Oleh:
Kelompok IV

Vitri Dyah Herawati 22020115410052


Ni Made Nopita Wati 22020115410058
Primiandrianza Prorenata 22020115410061
Hani Tuasikal 22020115410062
Ardani 22020115410071

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era globalisasi memunculkan kompetisi di semua sektor kehidupan
baik secara individual maupun secara kelembagaan. Hal ini juga terjadi pada
sektor lembaga pendidikan dimana lembaga pendidikan tidak terelakkan harus
berkompetisi karena banyaknya persaingan. Lembaga pendidikan merupakan
salah satu lembaga yang memberikan pelayanan pendidikan sekaligus
bertindak sebagai Badan Penyelenggara yang menghasilkan lulusan yang
berkualitas sesuai dengan tuntutan dunia kerja, selain memberi pelayanan
pendidikan lembaga pendidikan juga mengemban tugas sosial, yaitu
mengutamakan kepentingan masyarakat dan tidak berorientasi pada
keuntungan(1). Oleh karena itu lembaga pendidikan termasuk organisasi non
profit.
Lembaga pendidikan sebagai organisasi non profit sangat memerlukan
informasi biaya. Tanpa informasi biaya, pihak manajemen tidak memiliki
ukuran apakah masukan yang dikorbankan memiliki nilai ekonomis yang
lebih rendah daripada nilai keluarannya, sehingga manajemen tidak memiliki
informasi apakah kegiatan usahanya menghasilkan sisa hasil usaha atau tidak.
Sisa hasil usaha ini sangat diperlukan untuk mengembangkan dan
mempertahankan eksistensi dalam jangka panjang sebuah lembaga pendidikan
tersebut. Begitu juga sebaliknya tanpa informasi biaya, tidak akan dapat
diketahui akurasi didalam penetapan biaya penyelenggara pendidikan itu
apakah terlalu mahal atau terlalu murah. Selain itu pula, pihak manajemen
tidak memiliki dasar untuk mengalokasikan berbagai sumber ekonomi yang
dikorbankan dalam menghasilkan sumber ekonomi yang lain(2) Maka dari itu
akuntabilitas keuangan oleh organisasi non profit dan salah satunya lembaga
pendidikan menjadi sebuah tuntutan.
Akuntabilitas keuangan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap penyelenggaraan pendidikan yang akhirnya mampu mendorong
kesadaran dan partisipasi yang lebih tinggi terhadap lembaga pendidikan.
Akuntabilitas keuangan dapat dilakukan melalui penyampaian kepada
stakeholders (mahasiswa, orang tua mahasiswa, pemerintah ataupun badan
penyelenggara) agar terjadi keseimbangan antara kepentingan pihak
manajemen maupun stakeholders. Lembaga dapat mengkomunikasikan secara
transparan dan terbatas atas biaya penyelenggaraan pendidikan, disatu sisi
masyarakat dapat menilai sekaligus mengevaluasi kinerja keuangan lembaga
tersebut(3). Hal ini akan mengurangi kecurigaan steakholder terhadap
pengelolaan keuangan pada lembaga pendidikan, disamping itu akuntabilitas
dapat diwujudkan dalam bentuk penyajian informasi keuangan.
Penyajian informasi biaya bisa dilaksanakan bila manajemen bisa
mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang telah terjadi dalam melaksanakan
aktivitasnya. Keterbatasan kemampuan pihak manajemen perguruan tinggi
dalam penyajian informasi biaya bisa menyebabkan pengelolaan lembaga
tersebut kurang profesional yang dapat memberi dampak buruk inefisiensi dan
inefektivitas. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena komponen biaya
dalam perguruan tinggi sangatlah beragam sehingga sangat sulit menetapkan
biaya langsung yang berhubungan dengan jasa pendidikan. Selain itu tidak ada
standar baku untuk menetapkan tarif biaya-biaya yang berhubungan dengan
penyelenggaraan penyajian. Agar dapat melaksanakan usaha pokok perguruan
tinggi secara efisien, efektif, produktif dan berkualitas perguruan tinggi
memerlukan informasi biaya satuan atau unit cost,(3) maka dari itu dibutuhkan
manajemen keuangan.
Manajemen keuangan adalah semua aktivitas organisasi didalam upaya
mendapatkan, mengalokasikan, menggunakan dana organisasi secara efektif
dan efisien(4). Manajemen keuangan juga merupakan kegiatan keuangan suatu
perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana
perusahaan dan meminimalkan biaya perusahaan serta upaya pengelolaan
keuangan suatu badan usaha atau organisasi untuk mencapai tujuan keuangan
yang telah ditetapkan.(5) Menejemen keuangan juga dapat dikatakan sebagai
menejemen terhadap fungsi-fungsi keuangan, sedangkan fungsi keuangan
adalah kegiatan uatama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung
jawab dalam bidang tertentu. Fungsi menejemen keuangan adalah
(6)
menggunakan dana dan menempatkan dana. Maka dari itu manajemen
keuangan (financial management) sangat diperlukan karena menyangkut
semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana perusahaan
memperoleh dana, menggunakan dana dan mengelola asset sesuai dengan
tujuan perusahaan secara menyeluruh.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui analisis persfektif keuangan Universitas X
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep manajemen perguruan tinggi
b. Mengetahui manajemen organisasi nirlaba
c. Menganalisis persfektif keuangan pendidikan tinggi
d. Mengenalisis pengelolaan keuangan institusi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen
Manajemen atau sering kali disebut juga ’pengelolaan’ merupakan kata
yang digunakan sehari-hari sehingga diandaikan bahwa semua orang tahu
artinya. Definisi sesungguhnya dari kata tersebut ternyata banyak sekali,
tergantung dari cara pandang, kepercayaan, atau pengertian seseorang. Ada
yang mendefinisikan sebagai ’kekuatan yang mengendalikan bisnis sehingga
menentukan berhasil tidaknya bisnis tersebut’, ada juga yang menyebutnya
sebagai ’bagaimana mendapatkan sesuatu melalui orang lain’, atau juga
’perencanaan dan implementasi’, dan sebagainya. Salah satu definisi yang
dapat digunakan misalnya yang dirumuskan oleh Terry sebagai berikut :
’management is a distinct process consisting of planning, organizing,
actuating, and controlling, performed to determine and ac complish stated
objectives by the use of human beings and other resources’
Jadi ada aktivitas yang jelas, yang merupakan proses manajemen.
Selanjutnya aktivitas ini dilakukan untuk mencapai obyektif tertentu dan
aktivitas ini dilakukan melalui orang lain dengan bantuan sumber daya lain.
Yang dinamakan orang dan sumber daya lain ialah yang biasa disebut 5 M,
yaitu men, materials, machines, methods, dan money. Gambar 2.1
menunjukkan hubungan semuanya tersebut dalam pengertian manajemen.
Kata ’manajemen’ berarti pula kumpulan manajer atau pimpinan yang
memimpin suatu perusahaan. Tetapi bukan itu yang dimaksud dalam
pembahasan ini, tetapi manajemen dalam arti proses seperti definisi di atas.
Proses yang terjadi dalam aktivitas manajemen tersebut, yaitu perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan
pengawasan (controlling) sering juga disebut sebagai fungsi manajemen.
Pengorganisasian sering kali juga dipisah menjadi pengorganisasian dan
pengisian staf (staffing) sehingga ada 5 prinsip 35 manajemen. Pemikiran
manajemen modern mengembangkan manajemen ke dalam beberapa aliran
utama yang mengembangkan manajemen ke arah yang lebih spesifik
manajemen. Pemikiran manajemen modern mengembangkan manajemen ke
dalam beberapa aliran utama yang mengembangkan manajemen ke arah
yang lebih spesifik.

Gambar 2.1 Arti Manajemen


Sumber: George E Terry
Aliran atau gerakan manajemen ini, secara singkat dapat dikategorikan
ke dalam :
1. Manajemen ilmiah (scientific management), yang berasal dari
engineering, yang mencari elemenelemen basis dari pekerjaan
seseorang, melalui metoda ilmiah, untuk mengganti metoda kira-kira.
Ini kemudian berkembang dalam industrial engineering. Manajemen
produksi, manajemen persediaan, manajemen pergudangan dan
sejenisnya termasuk dalam pengembangan aliran ini.
2. Manajemen organisasi (organization theory), yang semula berkembang
dari manajemen tradisional, dan kemudian berkembang menjadi
manajemen antar disiplin. Pengembangan proses, pengembangan
organisasi dan sejenisnya termasuk dalam aliran ini.
3. Manajemen personalia (personnel management), yang berkembang dari
manajemen personalia, hubungan antar orang, pengetahuan tentang
tingkah laku orang dan sebagainya. Rekrutmen, remunerasi, manajemen
pelatihan, manajemen perubahan, dan sejenisnya termasuk dalam aliran
ini.
4. Manajemen kuantitatif (quantitative management), yang berkembang
dalam management science dan operation research. Banyak peralatan
manajemen yang dikembangkan dari aliran ini seperti break even point
analysis, economic order quantity (EOQ), management by objective
(MBO) dan sejenisnya.
5. Manajemen akuntansi (managerial accounting), atau disebut juga
manajemen keuangan (financial management), yang merupakan salah
satu aliran yang paling kuno dalam manajemen.
6. Manajemen ekonomi (managerial economics), adalah pengembangan
dari ekonomi makro ke dalam ekonomi mikro, dimana teori ekonomi
diterapkan dalam manajemen perusahaan. Manajemen marketing,
manajemen logistik, manajemen pembelian, manajemen transport,
manajemen distribusi, dan sejenisnya adalah pengembangan dari aliran
ini.
7. Manajemen informasi (information management), yang dapat dianggap
sebagai aliran baru dalam manajemen, menanggapi jaman informasi,
dengan ditemukannya teknologi komputer dan telekomunikasi yang
makin canggih. Teknologi informasi, sistem manajemen informasi,
manajemen pengetahuan dan sejenisnya berkembang dalam aliran ini.

B. Manajemen Organisasi Nirlaba


Organisasi yang didirikan bukan terutama untuk mencari keuntungan
bagi pendirinya biasanya disebut organisasi nirlaba (non profit atau not for
profit organization) atau organisasi sosial. Organisasi semacam ini misalnya
adalah organisasi pemerintah, pendidikan, rumah sakit, keagamaan,
pramuka, perlindungan/suaka alam, dan sebagainya. Namun istilah nirlaba
atau tanpa laba sering kali rancu karena dapat saja organisasi semacam itu
mendatangkan keuntungan, namun keuntungan tersebut bukan untuk
pemilik atau pendiri organisasi, tetapi digunakan untuk mengembangkan
organisasi tersebut. Hanya kalau memang keuntungan tersebut digunakan
atau dibagikan untuk menambah kekayaan pemilik atau pendirinya,
organisasi semacam itu tidak patut disebut sebagai organisasi ’sosial’ atau
organisasi nirlaba. Dalam Undang-Undang RI Nomor 16 Tahun 2001
Tentang Yayasan misalnya, Yayasan disebut sebagai badan hukum yang
harus mempunyai maksud dan tujuan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 1999 Tentang Penetapan
Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum, digunakan istilah ’nirlaba’.
Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 Tentang
Pendidikan Tinggi, disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan tinggi
yang dilakukan oleh masyarakat haruslah berbentuk yayasan atau badan
yang bersifat ’sosial’. Jadi dalam praktek, agaknya istilah ’nirlaba’ dan
’sosial’ digunakan dengan maksud dan arti yang sama. Dalam pandangan
sebagian besar masyarakat, juga di negara yang sudah sangat maju seperti
Amerika Serikat, istilah ’manajemen’ masih selalu diartikan sebagai
’manajemen bisnis’, sedangkan seperti dijelaskan dalam definisi di atas,
manajemen diartikan sebagai suatu proses untuk setiap organisasi.
Dari definisi manajemen yang sudah disampaikan di atas, terlihat
bahwa organisasi sosial atau nirlaba juga memerlukan manajemen, karena di
dalamnya ada sejumlah sumber daya yang harus digunakan untuk tujuan
tertentu dengan melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan. Organisasi sosial atau nirlaba menghadapi
juga keterbatasan sumber daya, memerlukan juga marketing, seringkali
menghadapi persaingan, memerlukan efisiensi dan efektivitas kerja, dan
sebagainya seperti perusahaan biasa. Namun tentu saja ada perbedaan,
disamping penggunaan keuntungan seperti yang telah disebutkan di atas.
Perbedaan tersebut misalnya terlihat dari motivasi, metoda, peserta
(stakeholder) kunci yang spektrumnya dapat dilukiskan sebagaimana
terlihat dalam Tabel 2.1
Organisasi sosial atau nirlaba sering kali dihadapkan pada kenaikan
biaya terus menerus, penerimaan sumbangan dan donasi yang relative
makin mengecil, dan kompetisi organisasi perusahaan yang masuk bidang
sosial. Untuk itu mereka sering kali terpaksa mencari pemecahan dengan
melakukan usaha lain yang mendatangkan pendapatan untuk menunjang
kegiatan utamanya, yaitu kegiatan sosial. Oleh karena itu, sering kali suatu
organisasi sosial harus mengelola beberapa kegiatan yang bersifat
campuran, yaitu kegiatan sosial dan kegiatan usaha yang mendatangkan
keuntungan. Disini dibutuhkan manajemen untuk usaha yang mendatangkan
keuntungan dan manajemen untuk usaha sosial. Di sini diperlukan
ketrampilan manajemen untuk mencegah jangan sampa usaha bisnis yang
mendatangkan keuntungan tersebut justru menenggelamkan usaha sosial
utamanya.
Tabel 2.1 Spektrum Organisasi sosial
Sumber: J.Gregory Dees
Spektrum kegiatan usaha sosial yang diperlihatkan di Tabel 2.1 di atas
kiranya dapat membantu untuk memahami kemungkinan-kemungkinan
yang ada sehingga para pimpinan dapat menempatkan diri secara tepat dan
mengambil kebijakan dan strategi yang tepat pula. Kegiatan dan tanggung
jawab sosial yang dapat dilakukan Pemerintah sangatlah terbatas.
Banyaknya kegiatan yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga
non pemerintah menunjukkan betapa sebagian besar layanan sosial yang
diberikan kepada masyarakat diselenggarakan oleh organisasi swasta. Tidak
hanya itu saja. Kegiatan sosial dapat berkembang dan akan merupakan juga
nilai sentral dari masyarakat, dan memberikan nilai tersendiri pada
masyarakat dan mengembangkan tradisi masyarakat. Hal ini membenarkan
anggapan bahwa kegiatan sosial atau nirlaba harus dikelola dengan lebih
baik, dengan cara dan sistem yang lebih menjamin efisiensi dan efektivitas,
dengan cara-cara yang lebih modern dan teruji. Untuk itu diperlukan
manajemen kegiatan sosial atau nirlaba. Hanya sayang bahwa literatur
khusus mengenai manajemen kegiatan nirlaba jumlahnya sangat terbatas,
tidak sebanding dengan jumlah literatur di bidang manajemen bisnis.
Namun sebetulnya sebagian besar prinsip-prinsip manajemen kegiatan
bisnis berlaku pula untuk manajemen kegiatan nirlaba.

C. Manajemen perguruan tinggi


Sebagian besar perguruan tinggi adalah organisasi sosial atau nirlaba,
sebagian kecil lebih cenderung disebut sebagai perusahaan komersial
sebagaimana perusahaan bisnis yang lain. Oleh karena itu, yang dibicarakan
disini adalah manajemen perguruan tinggi sebagai salah satu bentuk
manajemen kegiatan sosial atau nirlaba. Seperti telah disinggung dalam
permulaan buku ini, buku ini terutama tidak akan membahas mengenai arah
yang harus dituju dan cara untuk menuju mengenai kegiatan utama
universitas yaitu kegiatan belajar mengajar, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat. Juga bukan mengenai kebijakan nasional mengenai pendidikan
dan sebagainya. Demikian juga buku ini bukan merupakan pedoman atau
panduan kegiatan administrasi yang baik dalam suatu universitas.
Bahasan utama yang akan disajikan adalah mengenai proses dan
aktivitas manajemen yang perlu dilakukan, dengan pokok bahasan mengenai
manajemen strategis dan cara pengukuran keberhasilan kinerja manajemen.
Kalau hal-hal di atas yaitu kegiatan belajar mengajar, sistem pendidikan
nasional, dan kegiatan administrative disinggung, hanyalah merupakan
sekedar contoh kegiatan atau latar belakang pembahasan dan bukan
merupakan titik sentral pembahasan. Kecuali beberapa dimensi makna atau
fungsi yang meliputi hakekat dari universitas, seperti telah disebutkan di
atas, makna korporasipun masih mempunyai sub-dimensi pengertian lagi.
Korporasi universitas dapat dipandang pula sebagai suatu lembaga, suatu
perusahaan, dan suatu agen atau perantara. Mengenai hal ini misalnya,
Balderston menulis sebagai berikut :
“Now the university has become a mixture of institution, enterprise, and
agency. This is partly because it has assembled a large and confusing range
of activities and operations, but partly also because the major parties at
interest want to view it in different ways; the faculty and students, as an
institution; the trustees and some administrators, as an enterprise; and the
government sponsors, as an agency. Conflict of purpose, law, motivation,
and style flow from these different views…. But I believe that important
consequences flow from the voluntaristic and self - propelling character of
the process of learning by individuals and group of scholars.”
Agaknya keadaan itulah yang menyebabkan mengapa begitu sulit dan
rancunya pengaturan mengenai pendidikan pada umumnya dan pendidikan
tinggi pada khususnya. Untuk selanjutnya, baiklah disinggung mengenai
beberapa aplikasi fungsi manajemen umum dalam manajemen perguruan
tinggi.
1. Perencanaan.
Perencanaan program kerja termasuk perencanaan anggaran, bukan
merupakan hal yang baru bagi perguruan tinggi, baik perencanaan lima
tahunan maupun perencanaan tahunan. Namun perencanaan perlu juga
dilakukan untuk perencanaan strategis, yaitu perencanaan yang
menentukan hidup matinya dan berkembang tidaknya suatu universitas.
2. Pengorganisasian.
Fungsi pengorganisasian termasuk fungsi pengisian staf yang sesuai
untuk setiap tugas atau kedudukan. Mengenai pengisian staf atau
karyawan, perlu dibedakan beberapa jenis karyawan yang bekerja di
suatu universitas, yang masing-masing mempunyai tugas khas dan
mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Ada sekurang-kurangnya
empat jenis kelompok karyawan yang mempunyai tugas yang berbeda :
a. Karyawan akademi. Adalah para dosen dan para peneliti yang
bertugas mengajar dan melakukan penelitian ilmiah.
b. Karyawan administrasi. Adalah karyawan yang bekerja di rektorat,
keuangan, pendaftaran, personalia dan sebagainya.
c. Karyawan penunjang akademi. Adalah mereka yang bekerja
sebagai ahli atau karyawan di perpustakaan, laboratorium, bengkel
latihan, dan sejenisnya.
d. Karyawan penunjang lain. Adalah karyawan lain seperti sopir,
tukang kebun, petugas pembersihan gedung, petugas pemeliharaan,
dan sejenisnya. Tugas pengorganisasian dan staf termasuk
perencanaan, rekrutmen, seleksi, pelatihan, pengembangan karier,
pembuatan perincian tugas (job description) dan kebutuhan tugas
(job requirement), penetapan otorisasi, menentukan organigram,
menentukan hubungan lini dan hubungan staf, menentukan rentang
kendali (span of control), membuat penilaian tugas jenjang tugas
(job evaluation dan job establishment), merencanakan kaderisasi,
dan sebagainya.
3. Penggerakan.
Tugas penggerakan (actuating) adalah tugas menggerakkan
seluruh manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan agar masing-
masing bekerja sesuai dengan yang telah ditugaskan dengan semangat
dan kemampuan maksimal. Ini merupakan tantangan yang sangat besar
bagi fungsi manajemen karena menyangkut manusia, yang mempunyai
keyakinan, harapan, sifat, tingkah laku, emosi, kepuasan,
pengembangan, akal budi dan menyangkut hubungan antar pribadi.
Oleh karena itu, banyak yang mengatakan bahwa fungsi ini adalah
fungsi yang paling penting dan juga paling sulit dalam keseluruhan
fungsi manajemen. Fungsi ini berada pada semua tingkat, lokasi, dan
bagian perusahaan. Dalam fungsi ini termasuk memberikan motivasi,
memimpin, menggerakkan, mengevaluasi kinerja individu, memberikan
imbal jasa, mengembangkan para manajer dan sebagainya. Fungsi
penggerakan kadang-kadang diganti dengan istilah lain misalnya fungsi
kepemimpinan (leading).
Alat yang sering kali digunakan untuk membantu memahami
kebutuhan manusia ialah hirarki kebutuhan yang dikembangkan oleh
A.H.Maslow, yang mengenali lima tingkat (kadang-kadang dibagi
menjadi enam) kebutuhan dasar manusia, dari yang paling rendah
sampai yang paling tinggi, sebagai berikut :
Gambar2.2. Teori Jenjang Maslow
a) Kebutuhan fisiologis (physiological need). Lapar dan haus adalah
kebutuhan yang paling dasar bagi manusia dan ini harus dipenuhi
terlebih dahulu sebelum semua kebutuhan lainnya dipenuhi.
b) Kebutuhan keamanan (safety need). Ini adalah tingkat kebutuhan
ke dua, berupa pakaian tempat perlindungan atau rumah tempat
tinggal dan lingkungan yang menjamin keamanan seperti pekerjaan
tetap, pensiun, dan asuransi.
c) Kebutuhan afeksi (affection need).Termasuk dalam kebutuhan
tingkat tiga ini adalah pengakuan termasuk dalam lingkungan
tertentu, bukan saja lingkungan keluarga, tetapi juga lingkungan
sosial lainnya, seperti tempat kerja.
d) Kebutuhan penghargaan (esteem need). Kebutuhan ini berbentuk
kebutuhan penghargaan-diri, rasa keberhasilan, dan pengakuan dari
orang lain. Kebutuhan akan status merupakan dorongan utama
untuk mencapai keberhasilan lebih lanjut.
e) Kebutuhan aktualisasi-diri (self-actualization need). Tingkat
tertinggi dari kebutuhan manusia adalah rasa pemenuhan-diri, yaitu
sumbangan optimalnya pada sesama manusia, suatu realisasi penuh
atas potensi diri manusia.
4. Pengawasan.
Pengawasan adalah fungsi terakhir manajemen, namun bukan berarti
yang paling kurang penting. Pengawasan adalah pengamatan dan
pengukuran, apakah pelaksanaan dan hasil kerja sudah sesuai dengan
perencanaan atau tidak. Kalau tidak, apa kendalanya, dan bagaimana
menghilangkan kendala tersebut, agar hasil kerja dapat sesuai dengan
yang diharapkan. Fungsi pengawasan tidak harus hanya dilakukan
setiap akhir tahun anggaran, tetapi justru harus secara berkala dalam
waktu yang lebih pendek, misalnya setiap bulan, sehingga perbaikan
yang perlu dilakukan, tidak terlambat dilaksanakan.
Tabel 2.2 Perbedaan Manajemen Bisnis dan Perguruan Tinggi

Selain yang sudah disebutkan di atas, ada baiknya disampaikan juga


beberapa perbedaan pokok antara manajemen bisnis dan manajemen
perguruan tinggi. Tabel 2.2 memberikan gambaran perbedaan tersebut.
D. Perspektif Keuangan Perguruan Tinggi
1. Komponen Pendapatan dan Pengeluaran
Ukuran kinerja universitas dari perspektif keuangan agaknya
ukuran kinerja terpenting setelah perspektif pelanggan. Ini berbeda
dengan ukuran kinerja perusahaan bisnis, dimana perspektif keuangan
merupakan ukuran pertama yang paling penting. Ini adalah satu
perbedaan terpenting dalam aplikasi metoda Balanced Scorecard antara
organisasi nirlaba dan perusahaan bisnis. Untuk mempersiapkan
pemilihan ukuran kinerja universitas dari perspektif keuangan, perlu
kiranya disinggung terlebih dahulu tentang anatomi keuangan suatu
universitas, khususnya komponen pendapatan dan biaya. Tentu saja in
sangat bervariasi, khususnya dari segi pendapatan, karena ada
universitas yang semua sumber pendapatannya adalah hanya dari
sumbangan mahasiswa, tetapi ada juga yang dari sumber-sumber lain.
Namun secara garis besar, komponen pendapatan dan biaya umumnya
sama. Di bawah ini diberikan suatu contoh perincian komponen
pendapatan dan biaya universitas yang sumber pendapatannya ada
beberapa, disusun secara konsolidasi.
Tabel 2.3 Contoh Anatomi Komponen Pendapatan dan Beban
Universitas (Laporan Rugi Laba)
Prosentase dari masing-masing pendapatan dan pengeluaran adalah
sekedar contoh belaka, karena masing-masing universitas mempunyai
data sendiri-sendiri. Namun dari perincian jenis sumber biaya dan
pengeluaran serta prosentase masing-masing dapat ditarik beberapa
kesimpulan. Misalnya universitas dengan data di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar sumber dana adalah masih dari mahasiswa, yaitu
69%. Namun universitas tersebut sudah mulai memupuk dana dari
kegiatan usaha dan penyertaan, meskipun baru 5%. Dengan pendapatan
dari deposito sebesar 8% berarti bahwa jumlah rata-rata saldo deposito
di Bank sebanyak kira-kira 62% dari anggaran satu tahun (dengan
asumsi tingkat bunga deposito 13%). Dari kecenderungan
perkembangan angka-angka tersebut dari tahun ke tahun, dapat
diketahui kecenderungan kekuatan keuangan universitas, misalkan
makin tergantung dari sumbangan mahasiswa atau makin mampu
mencari sumber dana alternatif. ’Kenaikan (penurunan) aktiva bersih’
adalah istilah yang digunakan untuk akuntansi usaha nirlaba sebagai
pengganti istilah ’laba (rugi)’, atau ’sisa hasil usaha’, atau ’surplus
(defisit)’ yang dirasakan sudah tidak cocok lagi. Demikian juga istilah
’beban’ digunakan untuk mengganti istilah ’biaya’. Kenaikan aktiva
bersih sebesar 6% tersebut menunjukkan bahwa universitas berhasil
menambah dana untuk pengembangan dan pembangunan universitas.
Untuk dana pembangunan dari hasil tahun bersangkutan, dapat
dikumpulkan sebesar 10% dari penyusutan dan 6% dari ’surplus’
tersebut, jadi sebanyak 16%. Kelihatannya jumlah ini banyak dan
memadai, namun sebetulnya dana yang diperuntukkan untuk
pengembangan universitas ialah sebesar 25%, yaitu Sumbangan
Pengembangan Pendidikan dari mahasiswa. Dengan demikian dana
pembangunan tadi masih berkurang sebesar 9%, atau dengan perkataan
lain, sebagian dana dari Sumbangan Pengembangan Pendidikan
terpakai untuk membiayai biaya rutin. Demikian contoh analisis
keuangan yang dapat ditarik dari data di atas. Masih banyak lagi
kesimpulan yang dapat diambil, tergantung dari kepentingan analisis
dari masing-masing universitas.
2. Anggaran Biaya dan Anggaran Kas
Terdapat analisis lain yang dapat dibuat, yaitu berdasarkan arus kas.
Ada perbedaan antara pengeluaran secara kas dan perhitungan biaya.
Pengeluaran kas adalah pengeluaran uang yang betul-betul dilakukan
melalui kas universitas atau melalui rekening bank universitas.
Sedangkan biaya adalah perhitungan pengorbanan yang dilakukan dan
dihitung sesuai dengan disiplin dan kaidah akuntansi. Disini bukan
maksudnya untuk menjelaskan secara panjang lebar mengenai cara-cara
akuntansi, namun yang penting-penting saja yang perlu diketahui oleh
manajemen. Perbedaan tersebut juga berlaku untuk pembuatan
anggaran, jadi ada anggaran biaya dan ada anggaran kas. Secara garis
besar, sebagian besar perincian pendapatan dan pengeluaran untuk
anggaran tersebut sama, kecuali dalam pengeluaran, yang menyangkut
penyusutan. Tetapi toh ada perbedaan sedikit dalam cara perhitungan.
Pada pendapatan dalam anggaran biaya, pendapatan dihitung dari
jumlah pendapatan yang seharusnya diterima, sedangkan dalam
anggaran kas, pendapatan dihitung dari penerimaan yang nyata-
nyataditerima. Demikian pula mengenai pengeluaran dalam anggaran
biaya, dihitung dari jumlah pengeluaran yang seharusnya dilakukan,
tetapi dalam anggaran kas pengeluaran dihitung dari pengeluaran yang
nyata-nyata terjadi. Penyusutan dan amortisasi adalah tipikal
perhitungan biaya, yaitu perhitungan pembebanan dan perhitungan
biaya untuk barang kapital atau modal yang berbentuk fisik
(penyusutan) atau yang berbentuk bukan fisik (amortisasi). Penyusutan
dan amortisasi hanya terdapat dalam perhitungan anggaran biaya.
Sebaliknya dalam anggaran kas, pengeluaran untuk membelian atau
pembangunan barang modal atau kapital dimasukkan sebagai
pengeluaran. Kedua jenis anggaran tersebut dalam praktek perlu dibuat
semuanya, karena masing-masing mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
Anggaran kas untuk manajemen arus kas, dan anggaran biaya untuk
pengendalian biaya.
Tabel 2.4 Perbandingan Anggaran Biaya dan Anggaran Kas

Secara perbandingan, komponen dari anggaran biaya dan


anggaran kas dapat dipaparkan dalam Tabel 2.4 di atas. Yang perlu
diperhatikan ialah bahwa dalam pembuatan anggaran, haruslah bersikap
konsisten, yaitu apabila membuat anggaran biaya harus sesuai dengan
kaidah-kaidah anggaran biaya, demikian pula kalau membuat anggaran
kas harus sesuai dengan kaidah-kaidah anggaran kas seperti di atas. Jadi
tidak dapat dicampur aduk satu sama lain
3. Data terpenting manajemen keuangan
Semua usaha bisnis menggunakan uang atau dana sebagai bahan
baku dan untuk itu harus dibayar. Untuk itu maka usaha bisnis itu harus
menghasilkan pendapatan pula untuk membayar kembali bahan baku
tersebut. Perusahaan yang terus-menerus menghasilkan pendapatan
yang cukup untuk membayar kembali dana tersebut dengan tarip pasar,
akan berhasil. Perusahaan yang dalam waktu cukup panjang gagal
mencapai hal tersebut, umumnya tidak akan berhasil. Rumus tersebut
adalah logika sederhana dalam manajemen keuangan suatu usaha
bisnis. Dalam usaha nirlaba, prinsip tersebut tetap berlaku, hanya
mungkin perlu dirubah sedikit perumusannya sebagai berikut. Semua
organisasi nirlaba menerima dana dari bermacam-macam sumber untuk
membiayai pelaksanaan misinya. Organisasi yang terus menerus
mampu mengumpulkan dana yang melebihi atau mampu menutupi
pembiayaan usaha nirlaba tersebut, akan berhasil. Sebaliknya organisasi
yang dalam waktu yang lama selalu mengalami defisit, akan gagal
melaksanakan misinya. Kecukupan dana untuk melaksanakan kegiatan,
baik untuk perusahaan bisnis maupun organisasi nirlaba, tidak hanya
tergantung dari banyaknya dana yang dapat dikumpulkan, tetapi juga
dari kemampuan mengelola dana tersebut. Untuk itulah diperlukan
manajemen keuangan.
Ada banyak jenis data yang dapat dikumpulkan untuk kegiatan
suatu organisasi atau perusahaan, namun hanya tiga yang sangat
penting, dimana analisis keuangan suatu organisasi dapat dibuat. Data
tersebut adalah neraca keuangan, perhitungan laba rugi , dan
perhitungan arus kas. Para manajer non keuangan tidak perlu
mengetahui mengenai caracara pembukuan secara terinci, namun perlu
mengetahui dan dapat membaca secara mencukupi mengenai ke tiga
data tersebut. Secara mencukupi termasuk mengetahui arti dari masing-
masing data dan menghubungkannya dengan kinerja keuangan
organisasi. Apalagi penyelenggara yayasan, yang tidak hanya
mengelola perguruan tinggi, tetapi juga mengelola kegiatan usaha lain
yang mendukung, perlu memahami dan dapat menganalisis data
tersebut. Penjelasan secara singkat mengenai ke tiga data tersebut,
diberikan di bawah ini.
1. Neraca Keuangan.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa Neraca Keuangan adalah
gambaran sesaat mengenai kekayaan yang digunakan oleh
perusahaan dan dana yang berhubungan dengan kekayaan tersebut.
Neraca Keuangan adalah data statis yang menggambarkan keadaan
keuangan perusahaan pada satu saat tertentu. Oleh karena itu
diperlukan beberapa Neraca Keuangan yaitu bulanan, kuartalan, atau
tahunan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai
pergerakan dan perubahan kekayaan tersebut. Neraca Keuangan
terdiri dari dua kolom yaitu kiri dan kanan. Kolom kiri adalah kolom
’aset’ yang mencantumkan susunan berbagai jenis aset yang
mempunyai nilai yang dimiliki oleh perusahaan. Aset terdiri atas dua
kelompok besar, yaitu aset tetap dan aset lancar. Masingmasing
kelompok dibagi lagi menjadi beberapa jenis. Aset disebut juga
Aktiva, atau Debit, atau Kekayaan. Kolom kanan adalah kolom
’hutang’ yang mencamtumkan susunan berbagai milik dari pihak ke
tiga, yang merupakan hutang perusahaan. Hutang terdiri dari 3
kelompok besar, yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka panjang,
dan modal (sendiri). Hutang disebut juga Pasiva, atau Kredit, atau
Kewajiban. Contoh Neraca Keuangan secara jenerik adalah sebagai
dipaparkan di Tabel 2.5.
2. Laporan Laba Rugi
Untuk organisasi nirlaba, Laporan Laba Rugi biasanya disebut
sebagai Perhitungan Aktive Bersih Tidak Terikat. Laporan ini
mencantumkan perincian pendapatan dan perincian pengeluaran atau
biaya (beban) dan selisih antara keduanya, apakah terjadi laba atau
surplus, atau terjadi rugi atau defisit, atau apapun namanya. Berbeda
dengan Neraca Keuangan yang menggambarkan situasi keuangan
suatu saat tertentu,
Tabel 2.5 Neraca Keuangan
C. TEKNIK ANALISA LAPORAN KEUANGAN
Teknik analisa yang dipakai adalah
1. Identifikasi unsur-unsur dalam laporan keuangan.
2. Analisa fungsi-fungsi keuangan dalam tugas pokok manajemen keuangan/
manajer keuangan.
3. Analisa perencanaan keuangan jangka panjang manajer keuangan institusi.
4. Analisa laporan keuangan institusi.

D. HASIL ANALISA LAPORAN KEUANGAN INSTITUSI PENDIDIKAN


Dari hasil analisa laporan keuangan institusi diatas didapatkan:
1. Identifikasi unsur-unsur dalam laporan keuangan/ neraca keuangan :
a. Asset/ Aktiva/ Kekayaan/ Harta
Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan yang berperan dalam
operasi perusaah misalnya kas,persediaan,aktiva tetap,aktiva yang tak
berwujud dan lain- lain.Aktiva tetap terdir dari investasi jangka
panjang, perlangkapan yang tidak berwujud seperti hak paten,hak merk
dan hak cipta.Sedangkan aktiva lancar seperti kas,investasi jangka
pendek,piutang,persediaan dan biaya yang dibayar dimuka.
Kekayaan yang dimiliki oleh institusi pendidikan tersebut berupa:
- Aktiva lancar : berupa uang kas yayasan, rekening bank/tabungan,
deposito, piutang karyawan
- Aktiva tidak lancar (harta kekayaan yang tidak dapat dijadikan
uang tunai dalam waktu singkat) : aset tetap berupa tanah,
bangunan, kendaraan, inventaris, peralatan laboratorium dan buku
perpustakaan.
b. Hutang/ Liabilities:
Kewajiban disini termasuk juga saldo kredit atau yang ditunda yang
buka merupakan hutang atau kewajiban ( Harapap,2001). Hutang
jangka pendek terdiri dari hutang dagang,hutang wesel,hutang
pajak,biyaa yang masih harus dibayar,hutang jangka panjang yang
segera jatuh tempo,penghasilan yang dterima dimuka. Hutang jangka
panjang terdiri dari hutang obligasi dan hutang hipotik. Dalam neraca
keuangan institusi diatas tidak menunjukkan besarnya
hutang/kewajiban. Sumber dana yang digunakan oleh institusi untuk
membeli aktiva tidak didapatkan melalui hutang.
c. Ekuitas/ modal sendiri:
Sumber dana yang digunakan oleh institusi untuk membeli aktiva
didapatkan melalui ekuitas/ modal sendiri yaitu kekayaan bersih
institusi yang dapat dihitung sebesar nilai bersih harta institusi. Untuk
organisasi yang berkarakter not for trofit seperti institusi pendidikan
pada umumnya persamaan tersebut dimodifikasi menjadi:
Asset (Aktiva/Kekayaan/Harta) = Hutang (liablities) + Net Asset
(Aset Bersih)
2. Berdasarkan fungsi keuangan dalam tugas pokok manajemen keuangan :
a. Allocation of fund/ keputusan-keputusan tentang investasi (investment
decision) adalah semua bentuk kebijakan-kebijakan keuangan yang
berkaitan dengan penggunaan dana.
Manajer keuangan dalam hal ini mengalokasikan dana untuk
pembelian aset tetap berupa gedung kampus , inventaris dan peralatan
laboratorium.
b. Raising of fund/ keputusan pembelanjaan (financing decision) adalah
semua bentuk yang berhubungan dengan pencarian dan perolehan
dana.
Perolehan dana didapatkan melalui pendapatan dari mahasiswa.
Manajer keuangan dalam hal ini mengambil keputusan untuk tidak
menggunakan hutang untuk “membeli” aktiva.
3. Manajer keuangan merencanakan keuangan jangka panjang melalui:
a. Nilai waktu uang, satu rupiah saat ini selalu dihargai lebih tinggi
daripada satu rupiah di masa yang akan datang. Manajer keuangan
dalam hal ini membuat keputusan untuk mendepositokan kas/kekayaan
di bank.
b. Konsep opportunity cost, dalam bentuk deposito saja (tingkat bunga
8%), tidak dengan usaha asuransi dan bisnis. Sehingga opportunity
costnya adalah 4% saja karena kesempatan untuk bisnis ataupun
menggunakan jasa asuransi yang tidak dimanfaatkan dianggap sebagai
biaya.
c. Konsep arus kas, terjadi arus kas positif (cash inflow/uang masuk
dikurangi cash outflow hasilnya positif)
d. Konsep dasar penilaian aset yang digunakan pada institusi tersebut
menggunakan metode garis lurus (straight line method)
4. Laporan Keuangan, informasi keuangan yang didapatkan dari :
a. Laporan aktivitas,
b. Laporan arus kas, besarnya aktiva didapatkan dari arus kas bersih
melalui aktivitas operasi
c. Neraca / Laporan posisi keuangan, didapatkan kenaikan
asset/harta/kekayaan dari institusi tersebut dibanding tahun
sebelumnya

E. PENYUSUNAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN INSTITUSI


BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan yang biasanya disusun oleh perusahaan/ institusi meliputi:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang wajib dibuat/disusun oleh perusahaan
untuk menggambarkan kekayaan dan kewajiban yang dimilikinya. Suatu
perusahaan akan dianggap gagal dalam menyediakan informasi jika tidak
menyusun suatu laporan keuangan yang diantaranya adalah menyusun
neraca, hal ini wajar karena dalam neraca mengandung informasi-
informasi yang material untuk berbagai pihak seperti shareholder,
bondholder, government, calon investor, akademisi, dan berbagai pihak
lainnya.
2. Laporan Laba Rugi
Perhitungan laba rugi menggambarkan jumlah hasil,biaya,laba atau rugi
perusahaan pada suatu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil
yang dterima perusahaan selama satu periode serta biaya- biaya yang
dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya. Revenue
( Hasil ) sebagi hasil dari penjualan barang atau pemberian jasa yang
dibebankan kepada langganan atau mereka yang menerima jasa. Expense (
biaya ) adalah semua biaya yang telah dikenakan atau dapat dikurangkan
pada penghasilan.Gains ( Laba atau keuntungan dari transaksi tertentu
yang sifatnya insidentil ) adalah naiknya nilai modal sendiri dari transaksi
yang sifatnya insidentil dan bukan kegiatan utama perusahaan dan dari
transaksi atau kejadian lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama
satu peride tertentu kecuali yang berasal dari hasil atau investasi pemilik.
3. Laporan Perubahan Modal

F. ANALISA

Tabel Rancangan Anggaran Universitas Sahid Surakarta


Tahun 2015

Agustus Sept 14 -
Keterangan
2015 Agust 15
PENERIMAAN :
A OPERASIONAL
1 Form Pendaftaran 12,750,000 72,150,000
2 SWP 105,686,000 928,296,000
3 SPP 257,565,000 1,528,635,000
4 SKS 291,612,500 2,045,869,500
5 Daftar Ulang / Registrasi - -
6 Ujian 72,620,000 741,332,500
7 T.A 5,450,000 130,072,250
8 TOGA - -
9 Wisuda - 96,685,150
10 Praktikum 64,270,000 760,650,000
11 S.P -
12 Dana Kemahsisw 14,105,000 166,803,750
13 Seragam (Srg Praktek + Jkt Alm ) 2,575,000 46,972,500
14 Perpus 1,950,000 35,838,500
15 Lain2 5,355,000 210,243,500

SUB TOTAL 833,938,500 6,763,548,650


B NON OPERASIONAL
1 Jasa Giro 995,688 16,834,958
2 Bunga Deposito
3 Side Income 35,430,000
4 Poliklinik -
5 Lain2/ LOGO - -

SUB TOTAL 995,688 52,264,958

TOTAL PENERIMAAN 834,934,188 6,815,813,608


PIUTANG TAK TERTAGIH -
TOTAL PENERIMAAN STLH DIKURANG 834,934,188 6,815,813,608
PTT 7 %
OVERHEAD COST 2.5% - -
PENERIMAAN BERSIH 834,934,188 6,815,813,608

BIAYA :
A BIAYA PT & ER
BIAYA OPERASIONAL PENDK
LANGSUNG
1 Pejabat Struktural 156,146,485 746,669,670
2 Kary Tetap 15,054,000 177,075,320
3 Kary TT 44,860,621 508,631,222
4 Dosen Tetap 65,069,659 779,016,308
5 Dosen TT - 314,422,500
6 Dosen Tamu - 50,635,000
7 Pemb. Akd - -
8 Koor.MK - -
9 Pph 21 - -

SUB TOTAL 281,130,765 2,576,450,020

BIAYA OPERASIONAL PENDK TDK


LANGSUNG
1 Upah Lembur - 4,522,700
2 Uang Makan 975,000 2,032,000
3 Transport - 10,360,300
4 Uang Sidang - -
5 Ass. Kes 3,184,020 8,468,695
6 Pensiun 7,313,252 93,680,799
7 Kepanitiaan Kerja - 10,425,000
8 Fasilitas Jabatan 70,000 18,860,000
9 Bonus & THR 8,500,000 188,884,039

SUB TOTAL 20,042,272 337,233,533


TOTAL BIAYA PT & ER 301,173,037 2,913,683,553

B OPERASIONAL PENDK LANGSUNG


1 Vakasi - 65,332,000
2 Praktikum 47,320,000 647,671,250
3 Orientasi Industri - -
4 Tour - -
5 Orientasi Pendidikan 132,273,000 170,785,891
6 Seragam Mhs - 38,811,000
7 Pengembangan Mhs 1,500,000 32,055,000
8 Asuransi Mhs - 10,322,000
9 Ekstrakulikuler - -
10 By. Semester Pendek - -
11 Proses Jenjang Kepangkatan - -
12 Penyetaraan - -
13 Widya Wisata - 24,350,000
14 Lain - Lain - -

TOTAL BIAYA LANGSUNG 181,093,000 989,327,141


.
BIAYA TDK LANGSUNG
1 Bahan Kepustakaan 376,000 4,777,100
2 Penelitian - 3,000,000
3 Pengabdian Pd Masyarakat - 1,100,000
4 Wisuda Dan Kuliah Perdana - 297,842,900
5 HMJ - -
6 Mahasiswa Baru - 105,500,000
7 Seminar 2,000,000 11,775,000
8 Pengemb. Belajar - 16,333,500
9 Studi Lanjut - -

TOTAL BIAYA TDK LANGSUNG 2,376,000 440,328,500


TOTAL OPERASIONAL PEND 183,469,000 1,429,655,641

C OVERHEAD
I BEBAN KANTOR
1 ATK Bulanan 4,539,500 23,449,600
2 Percetakan / Reproduksi 6,955,035 42,952,930
Ongkos Kantor/Biaya Administrasi Non- 1,826,100 32,122,415
3 Bank
4 Representasi - 1,900,750
5 By. Kesehatan 1,901,007 14,186,924
6 Iuran / Sumbangan - 34,925,371

TOTAL BEBAN KANTOR 15,221,642 149,537,990

II BEBAN UMUM
1 HUT 13,225,250 35,080,650
2 Senat Akademik / Guru Besar - -
3 Biaya Audit / Sistem 3,500,000 44,335,000
4 Biaya Transport / BBM - 24,623,650
5 Seragam Karyawan - 35,346,000
6 Biaya Promosi Dan Advertensi 21,996,340 122,417,170
7 Asuransi Ged - -
8 Asuransi Kendaraan - 12,864,100
9 Kebersihan Gedung 325,000 3,550,000
10 Keamanan Kampus - -
11 Perjalanan Dinas 2,650,000 64,694,000
12 Olah Raga - 48,000
13 Entertainment - 871,100
14 DPJ - -
16 Evaluasi Kerja - -
17 Lain2 - -

TOTAL BEBAN UMUM 41,696,590 343,829,670

III BEBAN PEMELIHARAAN


1 Pemeliharaan Gedung 66,357,000 347,592,395
2 Pemeliharaan Elevator - -
Pemeliharaan Perlengkapan Dan Peralatan 1,400,000 13,344,800
3 Kantor
4 Pemeliharaan Laboratorium - 3,275,000
5 Pemeliharaan Perpustakaan - -
6 Pemeliharaan Kendaraan 2,116,500 22,683,690

TOTAL BEBAN PEMELIHARAAN 69,873,500 386,895,885

IV BEBAN LISTRIK, AIR DAN TELEPON


1 Listrik 6,578,250 128,970,810
2 Air - -
3 Telepon 967,550 13,359,000

TOTAL BEBAN LISTRIK, AIR TELP 7,545,800 142,329,810

TOTAL I + II + III + IV 134,337,532 1,022,593,355


Jumlah Biaya Op A + B + C 618,979,569 5,365,932,549
0 215,954,619 1,449,881,059

D PENGEMBANGAN OP NON FISIK


1 Pengembangan SDM - 20,933,000
Lembaga Penelitian Pengabdian Pd Masy - -
2 (LPPKM)
3 Pengembangan Kelembagaan Dg PTN / PTL - 13,500,000
4 Pengembangan Kelembagaan Dg PTN - -
5 Pengembangan Kelembagaan Dg PTL - -
6 Biaya Adm & Akreditasi 24,250,500 38,119,925

TOTAL PENGB OP / NON FISIK 24,250,500 72,552,925

E BIAYA NON OPERASIONAL


1 Biaya Side Income - -
1 Kursus - -
2 Sewa Ruang - -
3 Biaya Administrasi Bank 359,137 4,620,635
4 Pajak Jasa Giro - -
5 Fasilitas Gedung - -
6 Pajak Kendaraan - -
7 Bunga - -

TOTAL BY. NON. OPERASIONAL 359,137 4,620,635

TOTAL BY. A + B + C + D + E 643,589,206 5,443,106,109

Depresiasi / Amortisasi 28,736,341 335,628,700

Surplus / ( Defisit ) 162,608,641 1,037,078,799

F PENERIMAAN KHUSUS
1 Penerimaan Dana Siswa - -
2 Penerimaan Hibah -
3 Penerimaan Beasiswa - -
Penerimaan Penelitan - -

TOTAL PENERIMAAN KHUSUS - -

G BIAYA KHUSUS
1 Biaya Kegiatan Siswa - -
2 Biaya Hibah - -
3 Biaya Beasiswa - -
4 Biaya Penelitian - -

TOTAL BIAYA KHUSUS - -

SELISIH P. KHUSUS - BY. KHUSUS - -

Surplus / ( Defisit ) Stlh Ditambh P. Khusus 162,608,641 1,037,078,799

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari universitas sahid maka akan
dilakukan analisis laporan keuangan neraca periode 2015 dengan
menggunakan beberapa metode,yaitu sebagai berikut :

a. Analisis Rasio
1. Current Ratios:
Aset lancar = 834,934,188 = 191,344,982
Liabilitas jangka pendek 643,589,206

Dalam rasio liquiditas semakin tinggi rasio lancer, maka akan


semakin besar kemampuan sebuah institusi/organisasi untuk
membayar berbagai tagihannya, akan tetapi rasio ini harus
dianggap sebagai ukuran kasar karena tidak memperhitungkan
liquiditas (liquidity) dari setiap komponen asset lancer.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa institusi dapat
mengukur kemampuan universitas untuk memenuhi atau
melunasi kewajiban jangka pendek.
2. Debt Ratios dirumuskan
Total hutang = 7% = 5,21%
Total aktivitas 134,337,532
Ratio utang terhadap ekuitas didapatkan hasil…..
3. Rasio cakupan
EBID = 643,589,206
Beban Bunga

G. KESIMPULAN
Dalam analisis likuiditas perusahaan diperoleh rasio lancar mengalami
penurunan dari……………….

Daftar Pustaka

1. Anwar DF. Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan Dalam Meningkatakan


Peminat Layanan Pendidikan Di Madrasah Muallimin Muhammadiyah
Jogjakarta. Tesis Progr Pascasarj UIN Sunankalijaga. 2014;

2. Opu Nur Vita, Suriana Ida MY. Analisis Biaya Satuan (Unit Cost)
Mahasiswa Berdasarkan Activity Based Costing Pada Politeknik “X” Di
Balikpapan. J SAINS Terap. 2014;2(1).

3. Hanif JY. Perhitungan Unit Cost Penyelenggaraan Pendidikan Program


Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta Dengan Metode Activity Based Costing. Progr Stud Pendidik
Akunt Jur Pendidik Akunt Fak Ekon Univ NEGERI YOGYAKARTA.
2015;

4. Carter KW. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba; 2009.

5. Armen F dan AV. Dasar-dasar Manajemen Rumah Sakit. Gosyen Publising.


Yogyakarta; 2013.
6. Bastian. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga; 2007.

Anda mungkin juga menyukai