Anda di halaman 1dari 28

KONSEP DAN PROSES EVOLUSI BIOLOGIS

(SUDUT PANDANG EKOLOGI)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evolusi, Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi

Oleh
Alda Agustina 162154077
Muhammad Ridwan 162154129
Euis Rahmawati 172154033
Susi Pertiwi 172154101
Kelas C

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Dan Proses Evolusi Biologis (Sudut Pandang Ekologi)”
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi.

Sholawat beserta salam semoga senan tiasa terlimpah curahkan kepada


Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai
kepada kita selaku umatnya, amin.

Makalah ini penulis susun dengan tujuan untuk mengetahui Konsep dan
Proses Evolusi Biologis dari Sudut Pandang Ekologi.

Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Tasikmalaya, 23 September 2019

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan Makalah ........................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................
A. Pengaruh Lingkungan Terhadap Evolusi Ekologi ....................
B. Mekanisme Evolusi...................................................................
a. Seleksi Alam ........................................................................
b. Aliran/Hanyutan Genetik .....................................................
C. Ko Evolusi dan Spesiasi ...........................................................
a. Kompetisi .............................................................................
b. Ekspoitasi .............................................................................
c. Mutualisme ..........................................................................
D. Spesiasi .....................................................................................
E. Garis Wallace Kaitannya Dengan Evolusi ...............................
F. Bukti-bukti Darwin Seleksi Alam Berkaitan Dengan Ekologi
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seleksi Alam ...............
b. Mekanisme Seleksi ..............................................................
c. Bukti Adanya Seleksi Alam Secara Ekologi .......................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat
hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan
kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lain selalu
berhubungan dan mengadakan kontak yang saling menguntungkan. Tetapi ada
juga sebagian kecil mahkluk hidup yang selalu merugikan makhluk lain, biasanya
makhluk ini disebut dengan parasite, Lingkungan itu mencakup pada pola
interaksi antara jasad hidup itu sendiri hal ini berkaitan dengan halnya evolusi
ekologi.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad individu, di
antara dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas populasi
yag berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya
yang merupakan lingkungan yang efektif tempat hidup jasad, populasi atau
komunitas itu. Lingkungan efektif itu mencakup kesemberautan pada interaksi
antara jasad hidup itu sendiri.
Ekologi dan ekologi dianggap “bersaudara” dalam disiplin ilmu
kehidupan. Seleksi alam, sejarah hidup, perkembangan, adaptasi, populasi, dan
pewarisan sifat adalah contoh dari konsep yang mirip antara teori ekologi dan
evolusi. Morfologi, perilaku, dan sifat genetik, misalnya, dapat dipetakan ke
pohon evolusi untuk mempelajari sejarah perkembangan suatu spesies dalam
katannya dengan fungsi dan peran mereka dalam lingkungan ekologi yang
1
2

berbeda. Dalam hal ini, alat-alat analisis ekologi dan evolusi saling
tumpang tindih karena sama-sama mengatur, mengklasifikasikan, dan menyelidiki
kehidupan yang sistematis seperti filogenetik atau sistem taksonomi Linnaeus.
Tidak ada batasan yang memisahkan ekologi dan evolusi, hanyasaja berbeda pada
fokus studinya. Ekologi mempelajari faktor-faktor abiotik dan biotik yang
mempengaruhi proses evolusi. Evolusi bisa terjadi dengan cepat yaitu pada
rentang waktu ekologi yang sesingkat pada suatu generasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu :
1. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap evolusi ekologi?
2. Bagaimana mekanisme evolusi ataupun on of gen terhadap pengaruh
adaptasi?
3. Bagaimana pengaruh ko-evolusi terhadap spesiasi pada evolusi ekologi?
4. Bagaimana pengaruh garis Wallace terhadap evolusi ekologi?
5. Bagaimana Pengaruh manusia terhadap evolusi ekologi?
6. Bagaimana perbedaan antara antara flora dan fauna Indonesia, oriental dan
Australia ditinjau dari kaitannya evolusi ekologi?
7. Bagaimana bukti-bukti Darwin terhadap seleksi alam berkaitan dengan
evolusi ekologi?

C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap evolusi ekologi;
2. Mengetahui mekanisme evolusi ataupun on of gen terhadap pengaruh
adaptasi;
3. Mengetahui pengaruh ko-evolusi terhadap spesiasi pada evolusi ekologi;
4. Mengetahui pengaruh garis Wallace terhadap evolusi ekologi;
5. Mengetahui Pengaruh manusia terhadap evolusi ekologi;
6. Mengetahui perbedaan antara flora dan fauna Indonesia, oriental dan
Australia ditinjau dari kaitannya evolusi ekologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Lingkungan Terhadap Evolusi Ekologi
Charles Leyll berpendapat bahwa perubahan geologis bersifat gradual
(perlahan-lahan tapi pasti), konsisten dan terus menerus. Mulai dari batuan,
pulau-pulau dan benua selalu mengalami perubahan. Pola sebaran dan
keanekaragaman spesies dapat dijelaskan melalui gabungan berbagai faktor
biologi evolusi seperti spesiesi, kekerabatan, endemisasi, kepunahan, serta
faktor geologi dan iklim masa lalu seperti gerakan lempeng tektonik, hanyutan
benua, glasialisasi, perubahan tinggi muka air laut dan ketersediaan sumber
daya alam.
Teori Darwin (1859) menegaskan bahwa pemencaran merupakan
penyebab awal terjadinya evolusi yaitu terbentuknya jenis baru melalui proses
seleksi alam selama pemencarannya. Proses pemencaran menggambarkan
pemencaran jenis-jenis yang lebih primitif dari daerah asal (center of origin)
dan kemudian terjadi kompetisi sehingga jumlahnya semakin berkurang
karena dibatasi oleh jarak yang semakin jauh (Matthew, 1915). Teori center of
origin ini sangat tergantung dan didukung oleh pengetahuan fosil dan iklim
masa lalu (purba) sebagai faktor pembatas dan pendorong terjadinya
pemencaran spesies.
Teori Darwin center of origin dan penyempurnaannya tidak dapat
dipertahankan setelah muncul teori hanyutan benua (continental drifting) yang
menyatakan bahwa benua yang ada sekarang berasal dari satu daratan utama
(center of geography) pada tahun 1960-an dan mendapat banyak sanggahan
dari pemikiran teori evolusi dan biogeografi setelah Darwin.
Tahun 1974, Briggs dan banyak ahli biologi laut lainnya dalam
tulisannya marine zoogeography menjelaskan tentang pergerakan lempek
tektonik kaitannya dengan distribusi biota laut. Saat ini, teori center of origin
dengan konsep dispersal tetap menjadi dasar dalam menjelaskan bagaimana
pengembangan wilayah distribusi nenek moyang suatu spesies (Brember,
1992; Posadas et al, 2006).
3
4

Brings menjelaskan pola distribusi (pemencaran dari daerah asal) yang


melintasi batas geografis serta isolasi dan pemisahan telah menyebabkan
terjadinya spesiasi melalui proses evolusi pada wilayah geografis tertentu.
Teori ini dikenal dengan pusat evolusi (evolutionary radiation centre) yang
menetapkan Sentral Indo-Pasifik sebagai pusat evolusi tersebut yang dicirikan
oleh keanekaragaman tinggi (center of biodeversity), namun bukan pusat asal
usul. Hal ini ditandai dengan beberapa karakteristik pendukung antara lain:
a. Cakupan wilayah geografis yang lebih luas
b. Topografi yang berbeda-beda
c. Kehangatan dan suhu perairan yang relatif konstan
d. Keanekaragaman jenis yang maksimum
e. Spesies dan genera yang lebih maju
Berbeda dengan teori Biogeografi Kladistik oleh Henning (1966) yang
mengatakan, bahwa karakter-karakter primitive spesies ditemukan pada
bagian wilayah yang berdekatan, bukan yang berjauhan atau yang saling
terpisah. Bringgs memberikan penekanan jika suatu spesies tersebar melewati
suatu pembatas kemudian secara perlahan-lahan pada tempat yang baru
tersebut terdiferensiasi menjadi kelompok taksa baru ( allopatric speciation).
Teori center of origin umum menjelaskan dan memprediksi pola
geografis spesifik dalam proses pembentukan spesies. Dalam skala lokal, pola
ini akan memberikan prediksi sebaran spesies secara amphitropikal, sebaran
terpisah, dimana populasi dari spesies yang sama terisolasi pada sisi ekuator.
Kejadian tersebut berlangsung pada masa Miosen-Pleistosen (24-0,01 juta
yang lalu) akibat peningkatan suhu, gerakan lempeng tektonik, pentautan
daratan/ pulau dan perubahan suhu secara vertikal.
Darwin memperoleh ide tentang evolusi pertama kali dari fenomena
penyebaran geografis spesies. Darwin mencatat bahwa tumbuhan dan hewan
di daerah beriklim sedang (temperata) Amerika Selatan lebih dekat
kekerabatanny adenganspesies yang hidup di daerah tropis benua tersebut
dibandingkan dengan spesies didaerah beriklim sama namun hidup di benua
lain. Sebagai contoh, hewan monotremata dan kebanyakan marsupialia
5

(binatang berkantung) ditemukan hanya di Australia. Hal ini


menunjukkan bahwa nenek moyang umum mereka, yaitu mamalia berplasenta
hidup sebelum tenggelamnya jembatan daratan masa lampau antara Australia
dan Asia.
Punahnya beberapa spesies hewan seperti dinosaurus dan reptil-reptil
raksasa lainnya diduga karena tidak dapat beradaptasi terhadap perubahan-
perubahan lingkungan yang terjadi pada zaman Meozoikum 180 juta tahun
lalu. Para peneliti menduga bahwa pada saat itu terjadi tabrakan antar bumi
dan meteor. Tabrakan itu menyebabkan bumi tertutup debu, akibatnya sinar
matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hal ini menyebabkan tumbuhan
tidak dapat melakukan fotosintesis dan akhirnya mati. Sehingga matinya
tumbuhan-tumbuhan ini menyebabkan dinosaurus pemakan tumbuhan mati
dan akhirnya dinosaurus pemakan daging pun mati.
B. Mekanisme Evolusi
a. Seleksi Alam
Seleksi alam adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi
(kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan
bereproduksi). Seleksi alam terjadi melalui suatu interaksi antara
lingkungan dan keanekaragaman yang melekat di antara individu-individu
organisme yang menyusun suatu populasi. Produk seleksi alam adalah
adaptasi populasi organisme dengan lingkungannya.
Menurut The American Heritage Science Dictionary, seleksi alam
adalah suatu proses dimana organisme-organisme yang lebih baik
penyesuaiannya terhadap lingkungan akan menghasilkan keturunan yang
lebih banyak dibanding yang lain. Sebagai hasil dari seleksi alam, proporsi
organisme suatu spesies dengan karakteristik yang bersifat adaptif
terhadap lingkungan meningkat pada masa-masa generasi. Oleh karena itu,
seleksi alam secara acak termodifikasi variasi asal dari ciri-ciri genetik
suatu spesies sehingga alel-alel yang bersifat menguntungkan karena
survive akan mendominasi, sedangkan alel-alel yang tidak menguntungkan
akan berkurang.
6

Menurut Webster’s Medical Dictionary, seleksi alam adalah suatu


proses alami yang akan menghasilkan individu yang survive atau
kelompok terbaik yang sesuai dengan kondisi dimana mereka hidup dan
ini sama pentingnya untuk mengabadikan kualitas genetik yang diinginkan
dan untuk menghapus gen yang tidak diinginkan sebagai hasil dari
rekombinasi atau mutasi gen.
Darwin mengenai seleksi alam, “perjuangan untuk
mempertahankan diri”, dan kapasitas organisme untuk “bereproduksi
secara berlebihan”. Sebelumnya, Darwin telah mengetahui perjuangan
untuk mempertahankan diri ketika ia membaca sebuah tulisan mengenai
populalsi manusia yang ditulis ole Thomas Malthus pada tahun 1978.
Malthus berpendapat penderitaan, ganyaknya manusia (penyakit,
kelaparan, gelandangan dan perang) merupakan akibat yang tidak dapat
dihindari dari potensi peningkatan populasi manusia yang cepat
dibandingkan dengan persediaan makanan dan sumber daya alam lainnya.
Kapasitas untuk bereproduksi berlebihan kelihatannya merupakan ciri
khas spesies. Diantara banyak telur yang dikeluarkan, anak yang lahir dan
benih yang ditabur, hanya sebagian kecil diantaranya yang berhasil
menyelesaikan perkembangannya dan menghasilkan keturunan. Sisanya
dimangsa, beku, kelaparan sakit dan tidak kawin atau tidak mampu
bereproduksi karena alasan lain. Dalam setiap generasi, faktor lingkungan
menyaring variasi yang dapat diwariskan sehingga menguntungkn suatu
variasi tertentu atau variasi lain.
Darwin menemukan bukti bahwa seleksi ini dapat menyebabkan
perubahan mendasar dalam suatu populasi, hal itu bisa terjadi dalam
seleksi tiruan (artifial selection), yaitu pemuliaan tumbuhan dan ternak
yang dibudidayakan. Manusia telah memodifikasi spesies lain selama
beraba-abad dengan cara menyeleksi individu dengan sifat yang
diinginkan sebagai induk dalam pembibitan. Hewan dan tumbuhan yang
kita budayakan untuk makanan sering kali membawa sedikit kemiripan
dengan nenek moyang yang masih liar.
7

Ketika fakta menunjukkan banyak perubahan dapat dicapai dengan


seleksi tiruan dalam suatu periode waktu yang relatif pendek, Darwin
memberikan penegasan bahwa se1eksi alam seharusnya mampu
melakukan modifikasi yang sangat banyak pada spesies selama ratusan
atau ribuan generasi. Meskipun keuntungan beberapa sifat yang
diwariskan dibandingkan dengan sifat lain hanya sedikit, variasi yang
menguntungkan akan terakumulasi dalam populasi setelah sekian banyak
generasi. Seleksi alam menghilangkan variasi yang kurang
menguntungkan. Darwin menggabungkan konsep gradualisme (suatu
konsep yang sangat penting dalam geologi Lyell), ke dalam teori
evolusinya. Ia memandang kehidupan sebagai sesuatu yang berkembang
melalui suatu akumulasi perubahan kecil secara bertahap, dan ia membuat
dalil bahwa seleksi alam yang bekerja pada konteks yang berbeda selama
rentang waktu yang panjang dapat menyebabkan keanekaragaman
kehidupan secara keseluruhan. Sekarang kita dapat meringkaskan kedua
pokok pandangan Darwinian mengenai kehidupan: Bentuk kehidupan
yang beranekaragam muncul melalui pewarisan dengan modifikasi dari
spesies nenek moyangnya, dan mekanisme modifikasi itu adalah seleksi
alam yang bekerja secara terus-menerus selama periode waktu yang sangat
panjang.
Beberapa Catatan Tentang Seleksi Alam adalah sebagai berikut.
1) Pentingnya populasi dalam evolusi Populasi adalah sekumpulan
kelompok individu yang saling kawin dan termasuk ke dalam suatu
spesies tertentu serta berbagi tempat di daerah geografi yang sama.
Suatu populasi adalah satuan terkecil yang dapat berkembang. Seleksi
alam melibatkan interaksi antara individu dalam lingkungannya, seleksi
alam bekerja pada populasi, bukan pada individu. Evolusi dapat diukur
hanya dengan melihat perubahan dalam pembagian relatif variasi dalam
satu populasi selama beberapa generasi.
2) Seleksi alam akan memperbesar atau memperkecil variasi yang dapat
diwariskan Seperti kita lihat, suatu organisme bisa dimodifikasi melalui
8

hal-hal yang dialaminya sendiri selama masa hidupnya, dan ciri yang
didapatkan seperti itu bahkan mungkin lebih mengadaptasikan
organisme tersebut dengan lingkungannya, tetapi tidak ada bukti bahwa
ciri-ciri atau sifat-sifat yang didapat selama hidup itu dapat diwariskan.
Kita harus membedakan antara adaptasi yang didapat oleh organisme
melalui tindakannya sendiri, dengan adaptasi yang diwariskan dan
berkembang dalam suatu populasi selama beberapa generasi sebagai
akibat dari seleksi alam.
3) Ciri khas seleksi alam tergantung pada situasi; faktor lingkungan
berbeda dari suatu tempat ke tempat lain dan dari suatu masa ke masa
lain. Suatu adaptasi dalam suatu situasi mungkin tidak berguna atau
bahkan merugikan pada keadaan lain yang berbeda, beberapa contoh
akan memperkuat kualitas seleksi alam yang tergantung pada situasi.
b. Aliran/hanyutan genetik (Genetic Drift)
Aliran/pergeseran genetik adalah perubahan dalam frekuensi gen
pada suatu populasi berukuran kecil akibat kejadian acak. Secara ideal
suatu populasi harus berukuran besar agar aliran/hanyutan genetik tidak
mempengaruhi kumpulan gennya. Pada umumnya aliran/hanyutan genetik
disebabkan oleh bencana besar dan pembentukan koloni baru oleh
sejumlah kecil individu. Bencana besar misalnya letusan gunung berapi
dan tsunami dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Akibatnya,
struktur genetik populasi kecil yang selamat mungkin tidak mewakili
struktur populasi semula, situasi ini biasanya disebut sebagai efek leher
botol dan aliran/hanyutan genetik yang diakibatkannya, akan mengurangi
keanekaragaman genetika dalam suatu popilasi. Efek leher botol dapat
menjelaskan mengapa populasi cheetah memperlihatkan variasi genetik
yang sangat sedikit.
Aliran/hanyutan genetik juga dapat terjadi ketika pembentukan
koloni baru oleh beberapa individu yang menempati suatu habitat yang
terisolasi. Semakin kecil ukuran populasi koloni baru, maka semakin kecil
kemungkinan susunan genetiknya akan mewakili kumpulan gen populasi
9

asalnya. Aliran/hanyutan genetik dalam suatu koloni baru dikenal sebagai


efek pendiri (founder effect).
C. Ko Evolusi dan Spesiasi
Apabila di dalam interaksi itu ada sifat-sifat dari spesies A yang muncul
karena kehadiran spesies B, dan sifat-sifat spesies B yang muncul karena
kehadiran spesies A maka terjadilah apa yang disebut koevolusi. Berdasarkan
sifat hubungan ekologis antara spesies-spesies yang berinteraksi maka sifat
interaksi tersebut dapat dibedakan atas: kompetisi, eksploitasi dan
mutualisme.
a. Kompetisi
Interaksi spesies disebut kompetisi jika kehadiran masing- masing
populasi menghambat perkembangan populasi yang lain yang dapat
menimbulkan salah satu dari kemungkinan berikut.
1. Salah satu spesies mungkin teradaptasi lebih baik sehingga mampu
memonopoli relung ekologis, sedangkan yang kurang teradaptasi dapat
mengalami kepunahan.
2. Salah satu atau keduanya mungkin mengalami perubahan (ke arah) untuk
mengurangi kompetisi langsung di antara mereka. Misal jika dua
populasi yang bersaing itu adalah spesies burung sesama pemakan biji.
Maka salah satu akan memilih biji denagn tipe dan ukuran tertentu
sedangkan yang satu lagi memilih biji dengan tipe ukuran yang berbeda.
Akibatnya terjadi divergensi ciri dan sifat pada kedua spesies burung
tersebut.
b. Eksploitasi
Yang dimaksud dengan interaksi yang bersifat eksploitatif adalah apabila
hadirnya spesies A merangsang perkembangan spesies B. Selanjutanya
kehadiran spesies B itu menghambat perkembangan spesies A. Contoh
interaksi antara: tumbuhan dan hewan herbivore, mangsa dan predator serta
parasite dan inang. Salah satu contoh koevolusi yang terjadi akibat interaksi
tumbuhan dan hewan herbivor adalah interaksi antara tanaman anggur
(Passifora) dan serangga. Tanaman ini memproduksi sejenis racun untuk
10

menolak serangga, tetapi larva kupu-kupu Heliconius tidak terpengaruh oleh


racun tersebut.
Contoh koevolusi lain interaksi antara predator dan mangsa adalah
evolusi sejenis siput dengan predatornya sejenis kepiting. Awalnya siput
memiliki cangkang yang tipis yang dapat dipecahkan oleh capit kepiting.
Semakin lama cangkang siput lebih menebal seiring dengan menguat capit
kepiting.
c. Mutualisme
Adalah interaksi yang memberikan keuntungan kepada kedua belah
pihak yang berinteraksi. Hadirnya masing-masing spesies saling merangsang
pertumbuhan dan perkembangan satu sama lain. Contoh; koevolusi
tumbuhan berbunga dengan serangga penyerbuknya. Dalam interaksi
tersebut bunga mendapat keuntungan dengan adanya serangga sebagai
mediator penyerbukan sehingga kelangsungan reproduksi berjalan,
sementara serangga memperoleh keuntungan dari nectar atau polen yang
dimakannya.
D. Spesiasi
Istilah spesiasi yaitu proses dimana satu spesies terpisah menjadi dua
atau lebih spesies. Spesiasi tidak hanya menjelaskan perbedaan antar spesies
tetapi juga persamaan antar spesies. Ketika satu spesies terpisah, spesies-
spesies yang dihasilkan memiliki persamaan karakteristik karena berasal dari
satu spesies nenek moyang yang sama.
Spesiasi dapat terjadi melalui dua cara berdasarkan cara aliran gen
terinterupsi antara dua populasi pada satu spesies
1. Allopatric
Pada spesiasi alopatrik, aliran gen terinterupsi ketika satu populasi
terpisah secara geografis menjadi subpopulasi yang terisolasi. Sebagai
contoh, permukaan air danau yang surut menghasilkan dua atau lebih
danau-danau kecil yang menjadi habitat bagi populasi yang terpisah. Aliran
sungai yang berpindah akan memisahkan populasi hewan yang tidak dapat
menyeberangi sungai. Individu-individu yang mengkoloni wilayah terisolir
11

sehingga keturunannya menjadi terisolasi secara geografis dari populasi


induknya.
2. Sympatric
Pada spesiasi simpatrik, spesiasi terjadi dalam populasi yang hidup
dalam area geografik yang sama. Bagaimana barier reproduktif dapat
terbentuk diantara populasi simpatrik padahal anggotanya saling
berinteraksi? Spesiasi simpatrik dapat terjadi jika aliran gen berkurang
karena factor seperti poliploidi, diferensiasi habitat, dan seleksi seksual.
E. Garis Wallace Kaitannya Dengan Evolusi Ekologi
Bentang wilayah Indonesia dengan koordinat 6 60 LU-110 LS dan
940-1410 BT berimplikasi kepada keragaman wilayahnya, yang ditunjukkan
oleh kekhasan satwa, puspa, dan budaya. Seluruhnya menggambarkan
kekayaan alam Indonesia. Dalam mengidentifikasi wilayah Indonesia yang
mencapai luasa 5.180.000 km2, diperlukan simplikasi berdasarkan kekhasan
masing-masing wilayah. Ekspedisi Alferd Russel Wallace (1854-1862) ,
ekspedisi Max Carl Wilhelm Weber (1899-1900), dan ekspedisi Richard
Lydekker (1895) ketiga nama ilmuwan tersebut diabadikan sebagai nama garis
imajer pada kawasan wallacea. Alasan penamaan kawasan dengan nama
wallacea, sebagaimana pernyataan Prof. Emil Salim yang dikutip National
Geographic pada tahun 2013, dengan adanya dua warisan besar Wallacea di
wilayah Nusantara, tampaknya dapat dijadikan bahan pertimbangan. Warisan
tersebut adalah dasar teori evolusi dan garis Wallacea yang merupakan garis
imajiner yang membentang dari selat Lombok ke selat Makassar sampai
Mindanao Selatan di Laut Filipina dan memisahkan jawa, Sumatra, Kalimantan
dan Bali dengan kepulauan di sisi timur, yaitu Sulawesi, Nusa tenggara,
Maluku dan papua.
Cox (2001) dalam Michaux (2010) berpendapat bahwa Garis Wallace
yang merupakan batas Asiatis dan Australia merupakan “buatan” dan hasil dari
pengamatan Alfred Wallace terhadap sebaran mamalia. Sejalan dengan Cox,
Michaux (2010) berpendapat bahwa sekiranya Wallace menggunakan tanaman
berbungan (puspa), maka tidak akan dikenal ada batas yang memisahkan
12

kawasan tersebut. selanjutnya, Cox lebih memilih menggunakan batas paparan


sunda dan paparan sahul sebagai batas “alami” dan pulau-pulau diantara
keduanya sebagai kawasan yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, Cox
berpendapat bahwa Filipina merupakan bagian dari kawasan Wallace. Secara
keseluruhan kawasan Wallace bukan merupakan region biogeografi “alami”
melainkan “buatan” yang terbentuk dari serpihan eksotis Australia dan
berhubungan dengan proses geologis dalam zona tumbukan yang kompleks
antara lempeng Eurasia, Australia, dan filipina (Rahmadi, 2010)

a. Kawasan Wallace dan kekayaannya


Kawasan Wallace diambil dari nama keluarga Alferd Russel
Wallace, adalah nama yang diberikan untuk wilayah di Indonesia bagian
tengah dengan luas total daratan mencapai 347.000 km2 yang meliputi
Sulawesi, sebagian Nusa Tenggara, Halmahera, dan negara Timor leste.
Kawasan ini merupakan tempat peralihan satwa dan puspa dari tipe Asiatis
ke Australis, dan sebaliknya. Sebagai satu kawasan, Wallace dibatasi oleh
garis imajer yaitu disebelah barat oleh garis Wallace, dan disebelah timur
garis Lydekker. Di luar negeri garis wallace sering disebut sebagai garis
wallace-weber. Sedangkan di Indonesia dibedakan antara garis Wallace dan
garis weber. Gariw wallace merupakan gari imajer pemisah daratan
Indonesia barat dengan kawasan Wallacea (Indonesia tengah). Garis
Lydekker merupakan garis imajer pemisah kawasan Wallace dengan daerah
Indonesia timur. Sedangkan garis weber merupakan garis keseimbangan
satwa, antara satwa Asiatis dan Australias yang menunjukkan kehadiran
jenis satwa yang sama. Garis Weber terdapat ditengah antara garis wallace
dan garis lydekker. Letak garis wallace sejajar dengan batas paparan sunda
disebelah timur, sedangkan garis lydekker mengikuti batas barat paparan
sahul. Keberadaan garis imajer tersebut membagi kepulauan Indonesia
menjadi tiga habitat puspa dan satwa, yaitu:
1) Asiatis yang berada di sebelah barat garis wallace
2) Peralihan yang berada di antara garis wallace dan weber
3) Australia yang berada di sebelah timur garis weber
13

Kawasan wallace merupakan kawasan yang kaya karena memiliki


keragaman hayati (biodiversitas0 yang tinggi, di mana setiap pulau
mempunyai jenis-jenis endemik. Kekayaan kawasan wallace merupakan
hasil proses geologis, karena adanya pergerakan dan tumbukan lempeng-
lempeng benua. Karena kekhassannya, kawasan di antara garis wallace dan
garis lydekker tersebut dinobatkan sebagai bioregion baru yang disebut
wallacea, yang meliputi pulau sulawesi, kepulauan maluku, pulau sumba,
pulau sumbawa, pulau lombok, dan pulau timor. Sebagai satu bioregion,
kawasan wallace memiliki bentang alam yang luas dengan keanekaragaman
hayati yang tinggi, dimana proses lingkungan alaminya memngaruhi fungsi-
fungsi ekosistem. Demikian pula dengan komponen pencirinya, seperti
sistem bentang alam, karakteristik resapan air, proses bentukan lahan,
keberagaman spesies puspa dan satwa, serta kekayaan budaya manusia yang
secara turun temurun mendiami kawasan wallace.

Pulau yang paling signifikan di kawasan wallace adalah sulawesi,


karena memiliki tingkat endemistas tertinggi di dunia, dari 165 jenis satwa
mamalia endemis Indonesia, sekitar 46% berada di Sulawesi. Dari 127 jenis
mamalia yang ditemukan di sulawesi, 79 jenis (62%) endemis sulawesi. Di
daratan Sulawesi tercatat 233 jenis burung, 84 jenis (36%) endemis
Sulawesi. Jumlah ini mencakup lebih 30% dari 256 jenis burung endemis
Indonesia. Sulawesi didiami oleh sebanyak 104 jenis reptilia, 29 jenis (28%)
diantaranya adalah endemis. Itu berarti, dari 150 reptilia endemis indonesia,
20% berada di sulawesi.

Berdasarkan kajian Critical Ecosystem Partnershio Found (CEPF)


Wallace menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia. Oleh
karena itu, dilakukan identifikasi lokasi penting keanekaragaman hayati
(Key Biodediversity area atau KBA) wallace. KBA dipahami sebagai
kawasan yang memiliki minimal satu populasi spesies yang terancam
punah. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 391 lokasi penting
keanekaragaman hayati di kawasan wallace, dengan rincian: 251 lokasi di
14

daratan dan 74 lokasi perairan, ditambah 66 lokasi perairan dengan


pertimbangan memiliki ekosistem laut yang masih terjaga baik. KBA
tersebar di laut Banda, Halmahera, kawasan Nusa tenggara, Selat Makassar,
dan teluk Tomini. Kawasan KBA di daratan meliputi luas 8,7 juta hektare
atau 25% wulayah wallace. Profil ekosistem wallace yang disusun CEPF
pada tahun 2014, menyebutkan terdapat 560 spesies pada kawasan wallace
yang terancam punah berdasarkan klasifiikasi. (Rizal, achmad, 2015: 142-
145)

F. Bukti-Bukti Darwin Seleksi Alam Berkaitan Dengan Ekologi


Darwin dan Alfred Russel Wallace (1858) menerbitkan The Origin Of
Species untuk menjelaskan seleksi alam sebagai penyebab evolusi.
Menurut teori seleksi alam, semua spesies hidup telah terhubung
dengan spesies induk dari setiap genus, dengan perbedaan yang tidak lebih
besar dari kitamelihat antara varietas alami dan domestik dari spesies yang
sama pada saat ini; dan spesies-induk ini, yang sekarang umumnya punah, pada
gilirannya memiliki hubungan yang serupa dengan bentuk-bentuk yang lebih
kuno; dan seterusnya ke belakang, selalu bertemu dengan leluhur bersama dari
setiap kelas besar. Sehingga jumlah hubungan antara dan transisi, antara semua
spesies yang hidup dan punah, pasti sangat besar.
Seleksi alam adalah proses dimana individu-individu tertentu yang
dapat beradaptasi lebih baik dengan lingkungan cenderung lebih mampu
bertahan hidup dan berkembangbiak dibanding spesies lainnya.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi seleksi alam
 Reproduksi yang berlebih (Overproduction), kebanyakan spesies
melahirkan lebih banyak keturunan dari kemungkinan yang dapat
bertahan hidup.
 Persaingan, keterbatasan makanan dan sumber daya alam menyebabkan
makhluk hidup bersaing
 Variasi, perbedaan antara individu pada spesies yang sama
b. Mekanisme seleksi
15

 Beberapa variasi dapat menghasilkan individu-individu tertentu yang


adaptasinya lebih baik
 Individu-individu tersebut dapat lebih bertahan hidup dan bereproduksi
 Alel yang diperlukan untuk sifat bertahan hidup diwariskan dalam
reproduksi
 Lingkungan menyeleksi organisme yang dapat bertahan hidup sesuai
kondisi lingkungan
 Setelah melalui periode waktu sangat lama, seleksi alam dapat
menyebabkan evolusi
 Variasi-variasi yang mendukung kelangsungan hidup spesies secara
bertahap akan bertambah banyak
 Variasi-variasi yang tidak mendukung kelangsungan hidup spesies
secara bertahap akan lenyap
c. Bukti adanya seleksi alam secara ekologi
 Bukti dari paleontologi
Paeontologi adalah ilmu yang mempelajari fosil. Fosil adalah
replika atau peningkatan bersejarah organisme dari masa lalu, yang
mengalami mineralisasi di dalam batuan (Cambell,2003).

Fosil peralihan (transisi) menghubungkan masa lalu dan masa


sekarang. Paus berkembang dari nenek moyang yang di darat, suatu
transisi evolusioner yang meninggalkan banyak tanda, termasuk bukti-
bukti fosil. Para ahli paleontologi yang melakukan penggalian di mesir
dan pakistan berhassil mengidentifikasi paus yang sudah punah yang
16

memiliki tungkai belakang. Ditunjukkan di sisni adallah tulang


kaki Basilosaurus yang sudah menjadi fosil, salah satu dari paus kuno
itu. Paus tersebut sudah menjadi hewan air yang tidak lagi
menggunakan kakinya untuk menyokong badannya dan untuk berjalan.
Tulang kaki fosil paus yang lebih tua yang bernama Ambulocetus lebih
kuat dan kokoh. Ambulocetus mungkin merupakan hewan amfibia,
yang hidup di darat dan air (Campbell, 2003).
 Bukti dari Taksonomi
Taksonomi adalah cabang dari biologi yang berhubungan
dengan penamaan dan klasifikasi spesies yang didasarkan pada skema
yang lebih formal. Skema tersebut terdiri dari tingkatan klasifikasi yang
bermacam-macam, setiap tingkatan lebih luas cakupannya
dibandingkan dengan tingkatan yang di bawahnya.
Sistem taksonomi ini dipelopori oleh Carous Linnaeus seorang
ahli botani Swedia. Beliau bekerja mencari keseragaman diantara
keanekaragaman. Tujuan utama dari Carous Linnaeus adalah untuk
kemuliaan dan keagungan tuhan tetapi ironisnya seabad kemudian
sistem taksonominya ternyata menjadi titik fokus pendapat Darwin
mengenai Evolusi.

Hubungan antara klasifikasi dan filogeni. Pohon evolusi


bercabang menunjukkan jenjang taksa. Di sini kita melihat
kemungkinan kedekatan geneologis di antara beberapa taksa yang ada
di bawah ordo karnivornia, yang merupakan cabang dari kelas mamalia
(Campbell,2003).
17

 Bukti anatomi perbandingan


Pewarisan dengan modifikasi sangat jelas terlihat pada
kemiripan anatomi antara spesies yang dikelompokkan ke dalam
kategori taksonomi yang sama. Sebagai contoh elemen kerangka yang
sama menyusun tungkai depan manusia, kadal, kucing, paus, kelelawar,
katak dan burung. Meskipun tungkai tersebut memiliki fungsi yang
sangat berbeda

Struktur homolog, tanda-tanda anatomis proses evolusi. Tungkai


depan semua vertebrata dibangun dari unsur kerangka yang sama, dan
terlihat adanya hubungan arsitektur seperti yang kita harapkan jika
tungkai depan leluhur yang sama dimodifikasi menjadi beberapa
struktur untuk mengemban berbagai jenis fungsi yang berbeda
(Stricberger, 2000).
 Revolusi industri menyebabkan kupu-kupu hitam lebih bertahan hidup
dan bereproduksi
18

 Bukti dari Embriologi perbandingan


Organisme yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat
akan mengalami tahapan yang sama dalam perkembangan embrionya.
Sebagai contoh, semua embrio vertebrata akan mengalami suatu
tahapan di mana mereka memiliki kantung insang dan rngga tulang
belakang.

Perbandingan embrio vertebrata (ikan, salamander, kura-kura,


ayam, babi, sapi, kelinci, manusia) semua embrio vertebrata akan
mengalami suatu tahapan di mana mereka memiliki kantung insang
19

pada bagian samping tenggorokannya dan rongga tulang belakang


(Stricberger, 2000) (Ristasa, Rudi (tanpa tahun), 130-136)

G. Perbedaan Antara Flora Dan Fauna Indonesia, Oriental Dan Australia


Ditinjau Dari Kaitannya Evolusi Ekologi
The Origin of Species Mengembangkan Dua Pokok Pikiran Utama
“Terjadinya Evolusi dan Seleksi Alam Sebagai Mekanismenya Darwinisme
mempunyai arti ganda, pertama pengenalan evolusi sebagai penjelasan untuk
kesatuan dan keanekaragaman makhluk hidup, kedua konsep dasar seleksi
alam sebagai akibat evolusi adaptif” Penjelasan historis geografis persebaran
makhluk hidup melibatkan mendasar, keduanya merupakan subjek dari kajian
biogeografi historis. Gagasan pertama berkaitan dengan asal muasal (center of
origin) dan penyebaran dari satu tempat ke tempat lain. Pendekatan tersebut
melahirkan pendapat “bahwa spesies berasal dari sebuah tempat tertentu dan
kemudian menyebar ke bagian dunia lainnya, apabila/jika mereka mampu serta
ingin melakukannya”:. Gagasan kedua mempertimbangkan arti penting
perubahan geologis dan iklim yang kemudian memisahkan sebuah populasi
menjadi dua atau kelompok-kelompok yang lebih terisolasi.
Spesies merupakan komunitas reproduktif yang paling inklusif.
Sebelum tahun 1990-an, adalah masa dimana pemikiran arus utama teori
evolusi beranggapan 2 Tanaman yang memiliki susunan daun lima lembar.
bahwa keterputusan genetik (genetic discountinities) antar spesies berlaku
mutlak karena mekanisme isolasi mencegah reproduksi organisme secara
seksual pada spesies yang berbeda untuk melakukan perkawinan antar kerabat
(interbreeding). variasi geografis yang sangat mencolok dalam membentuk dan
mempengaruhi perbedaan ras secara geografis dan ras secara ekologis, dimana
sering disebut sebagai sub-spesies. Tiap rasa tau bangsa geografis hidup secara
berdampingan dan bisa jadi berkelas-kelas atau pergolonggolong satu sama
lain, atau di sisi lain hidup secara terpisah (sehingga, mempunyai persebaran
yang terpisah-pisah). Sebagai contoh adalah spesies manusia yang ditandai
oleh bermacam ras geografis Indian Amerika, Polynesian, Asiatik, European,
African dan sebagainya. Ras secara ekologis memiliki perbedaan genotip dan
20

penotip yang merupakuan hasil atau proses pembuahan antar telur (interfertile)
dengan bermacam/berbagai antar golongan/kelas (intergrades) dalam zona
koneksi, serta hidup bersama-sama (memiliki persebaran simpatrik). Spesies
yang mengarah pada ras geografis serta ras ekologis adalah polytypic
(mengandung beberapa tipe). Polytipisme merupakan variabilitas antar
populasi atau kelompok dan sering diperlihatkan oleh beberapa ras atau sub
spesies. Dirinya tidaklah sama dengan polymorpisme, yang merupakan
variabilitas dalam populasi. Akan tetapi, polymorpisme dapat memberi
penyimpan genetik bahan mentah dari polytypisme yang berkembang.
Penyebaran geografis spesies (biogeagrafi) adalah hal yang pertama kali
memberi ide akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki
banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak
ditemukan di tempat lain) namun sangat erat hubungan kekerabatannya dengan
spesies di daratan utama terdekat atau di pulau-pulau sekitarnya. Beberapa
pertannyaan muncul. Kenapa hewan tropis Amerika Selatan lebih dekat
hubungannya dengan spesies gurun Amerika Selatan dibangdingkan dengan
spesies daerah tropis afrika? Kenapa Australia merupakan tempat tinggal bagi
begitu banyak mamalia berkantung (marshupial) tetapi relative sedikit hewan
berplasenta (eutheria), binatang yang perkembangan embrionya diselesaikan
dalam uterus? Sebenarnya, bukan karena Australia tidak ramah terhadap
mamalia berplasenta, pada tahun terakhir ini, manusia telah memasukan kelinci
ke Australia, dan populasi kelinci meledak. Hypothesis yang berlaku adalah
bahwa pauna Australia yang unik itu berkembang dipulau benua Australia
dalam keadaan terisolasi dari tempat-tempat dimana nenek moyang mamalia
berplasenta hidup. Meskipun pula biogeografi seperti itu tidak sesuai jika
setiap orang membayangkan bahwa spesies ditempatkan satu persatu dalam
lingkungan yang sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam konteks
sejarah evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern
dimana mereka berada karenamereka berkembang dari nenek moyang yang
menempati dari daerah itu. Tinjaulahlah Armadillo, mamalia berkulit keras
yang hanya hidup di amerika. Sudut pandang evolusi biogeografi meramalkan
21

bahwa armadillo modern adalah turunan yang termoifikasi dari spesies yang
terlebih dahulu menempati benua tersebut, dan buktik fosil menguatkan bahwa
nenek moyang seperti itu memang benar pernah ada. Contoh ini akan
membawa kita kekeutamaan umum bukti fosil sebagai catatan sejarah evolusi.
Contoh evolusi geografis Apa yang terjadi di Sulawesi hampir sama
dengan apa yang terjadi dikepulauan Galapagos. Ketika zaman es di mana
benua-benua menyatu, bagian timur Indonesia disatukan dengan benua
Australia dan bagian barat Indonesia disatukan dengan benua Asia. Sedangkan
Sulawesi dan kepulauan kecil di sekitarnya terisolir. Hal ini dapat memberi
gambaran mengapa flora dan fauna bagian barat Indonesia memiliki kemiripan
dengan flora dan fauna oriental sedangkan kawasan timur memiliki kemiripan
dengan flora dan fauna Australian. Karena Sulawesi terisolasi oleh sawar
geografis (laut) maka flora dan faunanya menunjukkan penampakan yang
berbeda dari daerah lainnya di Indonesia dan juga didunia. Flora dan fauna
yang hidup di pulau ini, mengalami radiasi adaptif secara permanen dan
akumulasi sifat yang didapatkan dari hasil adaptasi. Karena alasan inilah
Sulawesi memiliki flora dan fauna yang eksotis.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari
suatu generasi ke generasi selanjutnya.Perubahan geologis bersifat gradual
(perlahan-lahan tapi pasti), konsisten dan terus menerus. Mulai dari batuan,
pulau-pulau dan benua selalu mengalami perubahan. Perubahan lingkungan
sangat berpengaruh terhadap proses evolusi ekologi. Hal ini dikarenakan pola
distribusi yang melintasi batas geografis serta isolasi dan pemisahan telah
menyebabkan terjadinya spesiasi melalui poses evolusi pada wilayah grafis
tertentu. Proses seleksi alam yang dikemukakan Darwin tergantung pada
situasi; faktor lingkungan berbeda dari suatu tempat ke tempat lain dan dari
suatu masa ke masa lain. Suatu adaptasi dalam suatu situasi mungkin tidak
berguna atau bahkan merugikan pada keadaan lain yang berbeda, beberapa
contoh akan memperkuat kualitas seleksi alam yang tergantung pada situasi.
Hal ini juga didasari pada teori Wallace mengenai garis wallace yang
merupakan garis imajiner yang membentang dari selat Lombok ke selat
Makassar sampai Mindanao selatan di Filipina. Kawasan Wellece merupakan
kawasan yang kaya karena memiliki keanekaragaman hayati (biodiversitas)
yang tinggi dimana setiap pulau mempunyai jenis-jenis endemik. Kekayaan
kawasan Wallace merupakan hasil proses geologis, karena adanya pergerakan
lempeng-lempeng benua. Keadaan lingkungan di setiap negara dunia selain
berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati namun juga berpengaruh
terhadap kondisi manusia itu sendiri. Di setiap kawasan benua memiliki
karakteristik manusia yang berbeda-beda diantaranya perbedaan warna kulit,
tinggi badan, warna bola matawarna rambut dan lain-lain.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan bagi pembaca
untuk bisa lebih mengembangkan mengenai proses evolusi dalam sudut

22
23

pandang ekologi dan untuk ikut berperan dalam menggali informasi mengenai
evolusi ekologi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Darwin, Charless (1859), The Origin Of Species. Britania Raya: John Murray

Muhammad Abrar. 2011. Biogeografi Biota Karang: Pendekatan Teoritis Asal-


Usul, Sebaran, Spesiasi dan Keanekaragaman Karang Dunia. 34 (4): 31-
33.
Rizal, Achmad (2015), Kawasan Wallace dan Implikasinya Bagi Penelitian
Integratif Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Balai kehutanan Makassar
Jl. Perintis Kemerdekaan Km 16 Makassar, Sulawesi Selatan.

Wulan, Ana Ratna (Tanpa tahun), PPT Evolusi Biologi, Biologi, Universitas
Pendidikan Indonesia

Ristasa, Rudi (Tanpa tahun), Modul 1 Sejarah Perkembangan Teori Evolusi


Makhluk Hidup. PEBI4204/Modul 1

24

Anda mungkin juga menyukai