MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evolusi, Jurusan
Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Siliwangi
Oleh
Alda Agustina 162154077
Muhammad Ridwan 162154129
Euis Rahmawati 172154033
Susi Pertiwi 172154101
Kelas C
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Konsep Dan Proses Evolusi Biologis (Sudut Pandang Ekologi)”
dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Evolusi.
Makalah ini penulis susun dengan tujuan untuk mengetahui Konsep dan
Proses Evolusi Biologis dari Sudut Pandang Ekologi.
Penulis menyadari akan adanya kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya, penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
B. Rumusan Masalah .....................................................................
C. Tujuan Makalah ........................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................
A. Pengaruh Lingkungan Terhadap Evolusi Ekologi ....................
B. Mekanisme Evolusi...................................................................
a. Seleksi Alam ........................................................................
b. Aliran/Hanyutan Genetik .....................................................
C. Ko Evolusi dan Spesiasi ...........................................................
a. Kompetisi .............................................................................
b. Ekspoitasi .............................................................................
c. Mutualisme ..........................................................................
D. Spesiasi .....................................................................................
E. Garis Wallace Kaitannya Dengan Evolusi ...............................
F. Bukti-bukti Darwin Seleksi Alam Berkaitan Dengan Ekologi
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Seleksi Alam ...............
b. Mekanisme Seleksi ..............................................................
c. Bukti Adanya Seleksi Alam Secara Ekologi .......................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat
hidup sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan
kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lain selalu
berhubungan dan mengadakan kontak yang saling menguntungkan. Tetapi ada
juga sebagian kecil mahkluk hidup yang selalu merugikan makhluk lain, biasanya
makhluk ini disebut dengan parasite, Lingkungan itu mencakup pada pola
interaksi antara jasad hidup itu sendiri hal ini berkaitan dengan halnya evolusi
ekologi.
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat
terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi,
reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen
yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi
dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan
mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen
akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad individu, di
antara dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas populasi
yag berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya
yang merupakan lingkungan yang efektif tempat hidup jasad, populasi atau
komunitas itu. Lingkungan efektif itu mencakup kesemberautan pada interaksi
antara jasad hidup itu sendiri.
Ekologi dan ekologi dianggap “bersaudara” dalam disiplin ilmu
kehidupan. Seleksi alam, sejarah hidup, perkembangan, adaptasi, populasi, dan
pewarisan sifat adalah contoh dari konsep yang mirip antara teori ekologi dan
evolusi. Morfologi, perilaku, dan sifat genetik, misalnya, dapat dipetakan ke
pohon evolusi untuk mempelajari sejarah perkembangan suatu spesies dalam
katannya dengan fungsi dan peran mereka dalam lingkungan ekologi yang
1
2
berbeda. Dalam hal ini, alat-alat analisis ekologi dan evolusi saling
tumpang tindih karena sama-sama mengatur, mengklasifikasikan, dan menyelidiki
kehidupan yang sistematis seperti filogenetik atau sistem taksonomi Linnaeus.
Tidak ada batasan yang memisahkan ekologi dan evolusi, hanyasaja berbeda pada
fokus studinya. Ekologi mempelajari faktor-faktor abiotik dan biotik yang
mempengaruhi proses evolusi. Evolusi bisa terjadi dengan cepat yaitu pada
rentang waktu ekologi yang sesingkat pada suatu generasi.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas yaitu :
1. Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap evolusi ekologi?
2. Bagaimana mekanisme evolusi ataupun on of gen terhadap pengaruh
adaptasi?
3. Bagaimana pengaruh ko-evolusi terhadap spesiasi pada evolusi ekologi?
4. Bagaimana pengaruh garis Wallace terhadap evolusi ekologi?
5. Bagaimana Pengaruh manusia terhadap evolusi ekologi?
6. Bagaimana perbedaan antara antara flora dan fauna Indonesia, oriental dan
Australia ditinjau dari kaitannya evolusi ekologi?
7. Bagaimana bukti-bukti Darwin terhadap seleksi alam berkaitan dengan
evolusi ekologi?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap evolusi ekologi;
2. Mengetahui mekanisme evolusi ataupun on of gen terhadap pengaruh
adaptasi;
3. Mengetahui pengaruh ko-evolusi terhadap spesiasi pada evolusi ekologi;
4. Mengetahui pengaruh garis Wallace terhadap evolusi ekologi;
5. Mengetahui Pengaruh manusia terhadap evolusi ekologi;
6. Mengetahui perbedaan antara flora dan fauna Indonesia, oriental dan
Australia ditinjau dari kaitannya evolusi ekologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaruh Lingkungan Terhadap Evolusi Ekologi
Charles Leyll berpendapat bahwa perubahan geologis bersifat gradual
(perlahan-lahan tapi pasti), konsisten dan terus menerus. Mulai dari batuan,
pulau-pulau dan benua selalu mengalami perubahan. Pola sebaran dan
keanekaragaman spesies dapat dijelaskan melalui gabungan berbagai faktor
biologi evolusi seperti spesiesi, kekerabatan, endemisasi, kepunahan, serta
faktor geologi dan iklim masa lalu seperti gerakan lempeng tektonik, hanyutan
benua, glasialisasi, perubahan tinggi muka air laut dan ketersediaan sumber
daya alam.
Teori Darwin (1859) menegaskan bahwa pemencaran merupakan
penyebab awal terjadinya evolusi yaitu terbentuknya jenis baru melalui proses
seleksi alam selama pemencarannya. Proses pemencaran menggambarkan
pemencaran jenis-jenis yang lebih primitif dari daerah asal (center of origin)
dan kemudian terjadi kompetisi sehingga jumlahnya semakin berkurang
karena dibatasi oleh jarak yang semakin jauh (Matthew, 1915). Teori center of
origin ini sangat tergantung dan didukung oleh pengetahuan fosil dan iklim
masa lalu (purba) sebagai faktor pembatas dan pendorong terjadinya
pemencaran spesies.
Teori Darwin center of origin dan penyempurnaannya tidak dapat
dipertahankan setelah muncul teori hanyutan benua (continental drifting) yang
menyatakan bahwa benua yang ada sekarang berasal dari satu daratan utama
(center of geography) pada tahun 1960-an dan mendapat banyak sanggahan
dari pemikiran teori evolusi dan biogeografi setelah Darwin.
Tahun 1974, Briggs dan banyak ahli biologi laut lainnya dalam
tulisannya marine zoogeography menjelaskan tentang pergerakan lempek
tektonik kaitannya dengan distribusi biota laut. Saat ini, teori center of origin
dengan konsep dispersal tetap menjadi dasar dalam menjelaskan bagaimana
pengembangan wilayah distribusi nenek moyang suatu spesies (Brember,
1992; Posadas et al, 2006).
3
4
hal-hal yang dialaminya sendiri selama masa hidupnya, dan ciri yang
didapatkan seperti itu bahkan mungkin lebih mengadaptasikan
organisme tersebut dengan lingkungannya, tetapi tidak ada bukti bahwa
ciri-ciri atau sifat-sifat yang didapat selama hidup itu dapat diwariskan.
Kita harus membedakan antara adaptasi yang didapat oleh organisme
melalui tindakannya sendiri, dengan adaptasi yang diwariskan dan
berkembang dalam suatu populasi selama beberapa generasi sebagai
akibat dari seleksi alam.
3) Ciri khas seleksi alam tergantung pada situasi; faktor lingkungan
berbeda dari suatu tempat ke tempat lain dan dari suatu masa ke masa
lain. Suatu adaptasi dalam suatu situasi mungkin tidak berguna atau
bahkan merugikan pada keadaan lain yang berbeda, beberapa contoh
akan memperkuat kualitas seleksi alam yang tergantung pada situasi.
b. Aliran/hanyutan genetik (Genetic Drift)
Aliran/pergeseran genetik adalah perubahan dalam frekuensi gen
pada suatu populasi berukuran kecil akibat kejadian acak. Secara ideal
suatu populasi harus berukuran besar agar aliran/hanyutan genetik tidak
mempengaruhi kumpulan gennya. Pada umumnya aliran/hanyutan genetik
disebabkan oleh bencana besar dan pembentukan koloni baru oleh
sejumlah kecil individu. Bencana besar misalnya letusan gunung berapi
dan tsunami dapat mengurangi ukuran populasi secara drastis. Akibatnya,
struktur genetik populasi kecil yang selamat mungkin tidak mewakili
struktur populasi semula, situasi ini biasanya disebut sebagai efek leher
botol dan aliran/hanyutan genetik yang diakibatkannya, akan mengurangi
keanekaragaman genetika dalam suatu popilasi. Efek leher botol dapat
menjelaskan mengapa populasi cheetah memperlihatkan variasi genetik
yang sangat sedikit.
Aliran/hanyutan genetik juga dapat terjadi ketika pembentukan
koloni baru oleh beberapa individu yang menempati suatu habitat yang
terisolasi. Semakin kecil ukuran populasi koloni baru, maka semakin kecil
kemungkinan susunan genetiknya akan mewakili kumpulan gen populasi
9
penotip yang merupakuan hasil atau proses pembuahan antar telur (interfertile)
dengan bermacam/berbagai antar golongan/kelas (intergrades) dalam zona
koneksi, serta hidup bersama-sama (memiliki persebaran simpatrik). Spesies
yang mengarah pada ras geografis serta ras ekologis adalah polytypic
(mengandung beberapa tipe). Polytipisme merupakan variabilitas antar
populasi atau kelompok dan sering diperlihatkan oleh beberapa ras atau sub
spesies. Dirinya tidaklah sama dengan polymorpisme, yang merupakan
variabilitas dalam populasi. Akan tetapi, polymorpisme dapat memberi
penyimpan genetik bahan mentah dari polytypisme yang berkembang.
Penyebaran geografis spesies (biogeagrafi) adalah hal yang pertama kali
memberi ide akan adanya evolusi kepada Darwin. Pulau-pulau memiliki
banyak spesies tumbuhan dan hewan yang bersifat indigenous (asli, tidak
ditemukan di tempat lain) namun sangat erat hubungan kekerabatannya dengan
spesies di daratan utama terdekat atau di pulau-pulau sekitarnya. Beberapa
pertannyaan muncul. Kenapa hewan tropis Amerika Selatan lebih dekat
hubungannya dengan spesies gurun Amerika Selatan dibangdingkan dengan
spesies daerah tropis afrika? Kenapa Australia merupakan tempat tinggal bagi
begitu banyak mamalia berkantung (marshupial) tetapi relative sedikit hewan
berplasenta (eutheria), binatang yang perkembangan embrionya diselesaikan
dalam uterus? Sebenarnya, bukan karena Australia tidak ramah terhadap
mamalia berplasenta, pada tahun terakhir ini, manusia telah memasukan kelinci
ke Australia, dan populasi kelinci meledak. Hypothesis yang berlaku adalah
bahwa pauna Australia yang unik itu berkembang dipulau benua Australia
dalam keadaan terisolasi dari tempat-tempat dimana nenek moyang mamalia
berplasenta hidup. Meskipun pula biogeografi seperti itu tidak sesuai jika
setiap orang membayangkan bahwa spesies ditempatkan satu persatu dalam
lingkungan yang sesuai, namun pola tersebut masuk akal dalam konteks
sejarah evolusi. Dalam pandangan evolusi, kita menemukan spesies modern
dimana mereka berada karenamereka berkembang dari nenek moyang yang
menempati dari daerah itu. Tinjaulahlah Armadillo, mamalia berkulit keras
yang hanya hidup di amerika. Sudut pandang evolusi biogeografi meramalkan
21
bahwa armadillo modern adalah turunan yang termoifikasi dari spesies yang
terlebih dahulu menempati benua tersebut, dan buktik fosil menguatkan bahwa
nenek moyang seperti itu memang benar pernah ada. Contoh ini akan
membawa kita kekeutamaan umum bukti fosil sebagai catatan sejarah evolusi.
Contoh evolusi geografis Apa yang terjadi di Sulawesi hampir sama
dengan apa yang terjadi dikepulauan Galapagos. Ketika zaman es di mana
benua-benua menyatu, bagian timur Indonesia disatukan dengan benua
Australia dan bagian barat Indonesia disatukan dengan benua Asia. Sedangkan
Sulawesi dan kepulauan kecil di sekitarnya terisolir. Hal ini dapat memberi
gambaran mengapa flora dan fauna bagian barat Indonesia memiliki kemiripan
dengan flora dan fauna oriental sedangkan kawasan timur memiliki kemiripan
dengan flora dan fauna Australian. Karena Sulawesi terisolasi oleh sawar
geografis (laut) maka flora dan faunanya menunjukkan penampakan yang
berbeda dari daerah lainnya di Indonesia dan juga didunia. Flora dan fauna
yang hidup di pulau ini, mengalami radiasi adaptif secara permanen dan
akumulasi sifat yang didapatkan dari hasil adaptasi. Karena alasan inilah
Sulawesi memiliki flora dan fauna yang eksotis.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Evolusi adalah proses perubahan pada seluruh bentuk kehidupan dari
suatu generasi ke generasi selanjutnya.Perubahan geologis bersifat gradual
(perlahan-lahan tapi pasti), konsisten dan terus menerus. Mulai dari batuan,
pulau-pulau dan benua selalu mengalami perubahan. Perubahan lingkungan
sangat berpengaruh terhadap proses evolusi ekologi. Hal ini dikarenakan pola
distribusi yang melintasi batas geografis serta isolasi dan pemisahan telah
menyebabkan terjadinya spesiasi melalui poses evolusi pada wilayah grafis
tertentu. Proses seleksi alam yang dikemukakan Darwin tergantung pada
situasi; faktor lingkungan berbeda dari suatu tempat ke tempat lain dan dari
suatu masa ke masa lain. Suatu adaptasi dalam suatu situasi mungkin tidak
berguna atau bahkan merugikan pada keadaan lain yang berbeda, beberapa
contoh akan memperkuat kualitas seleksi alam yang tergantung pada situasi.
Hal ini juga didasari pada teori Wallace mengenai garis wallace yang
merupakan garis imajiner yang membentang dari selat Lombok ke selat
Makassar sampai Mindanao selatan di Filipina. Kawasan Wellece merupakan
kawasan yang kaya karena memiliki keanekaragaman hayati (biodiversitas)
yang tinggi dimana setiap pulau mempunyai jenis-jenis endemik. Kekayaan
kawasan Wallace merupakan hasil proses geologis, karena adanya pergerakan
lempeng-lempeng benua. Keadaan lingkungan di setiap negara dunia selain
berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati namun juga berpengaruh
terhadap kondisi manusia itu sendiri. Di setiap kawasan benua memiliki
karakteristik manusia yang berbeda-beda diantaranya perbedaan warna kulit,
tinggi badan, warna bola matawarna rambut dan lain-lain.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini penulis mengharapkan bagi pembaca
untuk bisa lebih mengembangkan mengenai proses evolusi dalam sudut
22
23
pandang ekologi dan untuk ikut berperan dalam menggali informasi mengenai
evolusi ekologi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Darwin, Charless (1859), The Origin Of Species. Britania Raya: John Murray
Wulan, Ana Ratna (Tanpa tahun), PPT Evolusi Biologi, Biologi, Universitas
Pendidikan Indonesia
24