Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

KERUNTUHAN DINASTI BANI UMAYYAH

Disusun Oleh :
Wildan Kurniawan
Yusuf Alwin Siregar
Zahra Fadhilah

MAN 2 MODEL MEDAN


TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan kesempatan bagi kita hamba-
hambanya untuk hidup dan memperbanyak amalan sebagai bekal di hari akhir kelak. Sholawat
dan salam semuga tetap tercurah limpahkan kepada nabi kita nabi besar Muhammad SAW,
karena denga berkat perjuangan beliau kita dapat terangkis dari alam jahiliyah menuju alam
kemahiran, sehingga kita dapat menikmati ilmu dengan baik seperti apa yang kita rasakan
sekarang ini. Dalam kesempatan ini kami diberi kesempatan untu menambah amalan kami
dengan membagikan sedikit ilmu yang didalam makalah Keruntuhan Dinasti Bani Umayyah ini
yang dibimbing oleh guru sejarah kebudayaan islam MAN 2 Model Medan yaitu bapak Sapri.
Melihat kemanpuan kami yang kurang, kami yakin dalam makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan , maka dari itu , kami sangat butuh saran dan kritik yang bersifat
membangun yang mampu membawa kami kepada kesempurnaan makalah ini.

Medan, 15 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ……………………………………………… i

Daftar isi …………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ----------------------------------------------- 1

A. Latar Belakang --------------------------------------------------- 1

B. Rumusan Masalah ----------------------------------------------------- 1

C. Tujuan --------------------------------------------------------------- 1

BAB II PEMBAHASAN ----------------------------------------------- 2

A. Keruntuhan dinasti Umayyah---------------------------------------- 2

B. Faktor – faktor rntuhnya dinasti umayyah ----------------------- 3

C. Pengaruh keruntuhan dinasti umayyah ----------------------------- 7

BAB III PENUTUP ------------------------------------------------------- 10

Kesimpulan ------------------------------------------------------------ 10

Daftar Pustaka ----------------------------------------------------------- 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Era Dinasti Bani Umayyah merupakan cikal bakal masa perkembangan peradaban islam
yang benih-benihnya telah ditanam Nabi Muhammad SAW. baik dibidang kepemimpinannya,
peradabannya, maupun ilmu pengetahuannya. Dengan berakhirnya masa pemerintahan Ali bin
Abi Tholib, maka berakhir pula masa khilafah, yang kemudian dilanjutkan dengan bentuk
pemerintahan dinasti atau kerajaan, yaitu dinasti Bani Umayyah.
Sebutan Daulah Umayyah berasal dari nama “Umayyah ibn ‘Abdi Syam ibn Abdi Manaf,
salah seorang pemimpin suku Quraisy pada zaman Jahiliyyah. Bani Umayyah baru masuk Islam
setelah Nabi Muhammad SAW berhasil menaklukan kota Mekkah (Fathu Makkah). Daulah bani
Umayyah mempunyai peranan penting dalam perkembangan masyarakat di bidang politik,
ekonomi, dan sosial. Hal ini didukung oleh pengalaman politik muawiyyah sebagai bapak
pendiri daulah tersebut yang mampu mengendalikan situasi berbagai aggapan miring
pemerintahannya.Wilayah Islam dimasa Bani Umayyah sangat luas, meliputi Spanyol, Afrika
Utara, Syiria, Palestina, Jazirah Arabiah, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, Pakistan,
Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah. Luas wilayah Islam dimasa Bani Umayyah
memunculkan masalah baru, ternyata menyimpan benih yang mampu meruntuhkan kejayaan itu.

B. Rumusan Masalah
A. Apa Penyebab Keruntuhan Dinasti Umayyah di Damaskus?
B. Apa faktor – faktor penyebab runtuhya bani Umayyah di Damaskus ?
C. Apa saja pengaruh dari keruntuhan bani Umayyah?

C. Tujuan
A. Dapat mengetahui penyebab Keruntuhan Dinasti Umayyah di Damaskus.
B. Mengetahui apa faktor – faktor penyebab runtuhya bani Umayyah di Damaskus.
C. Mengetahui pengaruh dari keruntuhan bani Umayyah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keruntuhan Dinasti Umayyah


Sepeninggal Umar bin Abd al-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah dilanjutkan oleh Yazid bin
Abdul Malik (720-724M). Masyarakat yang sebelumnya hidup dalam ketenteraman dan
kedamaian, pada masa itu berubah menjadi kacau. Dengan latar belakang dan kepentingan etnis
politis, masyarakat menyatakan konfrontasi terhadap pemerintahan Yazid bin Abdul Malik
cenderung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kepentingan rakyat.
Kerusuhan terus berlanjut hingga masa pemerintahan khalifah berikutnya, Hisyam bin Abd
Malik (724-743 M). Bahkan pada masa ini muncul satu kekuatan baru dikemudian hari menjadi
tantangan berat bagi pemerintahan Bani Umayyah. Kekuatan itu berasal dari kalangan Bani
Hasyim yang didukung oleh golongan mawali.
Walaupun sebenarnya Hisyam bin Abd Malik adalah seorang khalifah yang kuat dan
terampil. Akan tetapi, karena gerakan oposisi ini semakin kuat, sehingga tidak berhasil
dipadamkan. Setelah Hisyam bin Abd Malik wafat, khalifah-khalifah Bani Umayyah yang
menjadi khalifah berikutnya bukan hanya lemah dalam politik, tetapi juga bermoral buruk. Hal
ini semakin memperkuat golongan oposisi. Dan akhirnya, pada tahun 750 M, Marwan Ibn
Muhammad, khalifah terakhir Bani Umayyah, melarikan diri ke Mesir, namun kemudian berhasil
ditangkap dan terbunuh disana. Kematian Marwan Ibn Muhammad menandai berakhirnya
kekuasaan Bani Umayyah di timur (Damaskus) yang digantikan oleh Bani Abbasiyah yang
merupakan bagian dari Bani Hasyim.
Sepeninggalan Umar II kekhalifahan mulai melemah dan akhirnya hancur. Para Khalifah
pengganti Umar II selalu mengorbankan kepentingan umum untuk kesenangan pribadi.
Perselisihan diantara putera mahkota, serta antara pemimpin daerah merupakan sebab – sebab
lain yang menyebabkan kehancuran kekuasaan Bani Umayyah. Abu al Abbas mengadakan
kerjasama dengan Kaum Syiah. Pada tahun 750 M pertempuran terakhir antara pasukan
Abbasiah yang dipimpin Abu Muslim al – Khurasani dan pasukan Mu’awiyah terjadi di Irak.
Yang mana waktu itu kepemimpinan Bani Umayyah dipegang oleh Marwan II. Tidak lama
kemudian Damaskus jatuh ke tangan kekuasaan Bani Abbas.

2
B. Faktor-Faktor Penyebab Runtuhnya Dinasti Umayyah
Dinasti umayyah telah berhasil mencapai kemajuan di berbagai bidang,tetapi tidak berarti
bahwa politik dalam negri dianggap stabil. Muawiyah bin Abu Sufyan dinilai tidak menaati
perjanjian dengan Hasan bin Ali ketika naik takhta. yg menyebarkan bahwa persoalan
penggantian khalifah setelah Muawiyah diserahkan pada pemilihan umat Islam.
Deklarasi pengangkatan Yazid bin Muawiyah sebagai putra mahkota menyababkan gerakan
gerakan oposisi di kalangan rakyat hingga timbul perang saudara yg memicu kehancuran Dinasti
Umayyah.Adapun faktor-faktor yg menyebabkan runtuhnya Dinasti Umayyah yaitu
1.Pengangkatan putra mahkota lebih dari satu orang
Pengangkatan lebih dari satu putra mahkota merupakan masalah yg cukup menggoyahkan
kondisi Dinasti Umayyah. Hal ini terjadi pada sebagian besar khalifah Dinasti Umayyah.
Biasanya putra tertua diwasiatkan terlebih dahulu untuk menduduki takhta. Setelah
itu,dilanjutkan dengan putra kedua dan ketiga.
Pengangkatan putra mahkota yang lebih dahulu ditetapkan sebagai pengganti adalah putranya
sendiri dengan menggesernya.Hal ini menimbulkan kebencian dan dendam dari putra mahkota
yg digeser kedudukannya.Kebencian dan dendam ini berikutnya akan menimbulkan
perselisihan.Apalagi jika melibatkan pejabat negara dan tentara.
Khalifah yang mula mula melakukannya ialah Marwan bin Hakam yang mengangkat kedua
putranya yaitu Abdul Malik dan Abdul Aziz sebagai putra mahkota.Padahal,dalam musyawarah
di al-jabiyah telah disepakati bahwa yang akan menggantikan kedudukan khalifah adalah Khalid
bin Yazid.Kemudian Amr bin Said bin As. Abdul Malik mengikuti ayahnya dengan mencopot
Abdul Aziz sebagai calon penggantinya dan mengangkat anaknya,al-Walid dan Sulaiman
sebagai putra mahkota.Namun ,takdir terjadi pada Abdul Aziz yang lebih dahulu wafat daripada
Abdul Malik sehingga tidak terjadi konflik.

Pada masa al-Walid berkuasa.Ia mencopot saudaranya,Sulaiman, dari kedudukannya sebagai


penggantinya dan mengangkat putranya. Abdul Aziz,sebagai putra mahkota.Usaha ini mendapat
dukungan dari beberapa panglima. Ketika Sulaiman menjadi khalifah,orang yang sebelumnya
menyetujui pencopotannya sebagai putra mahkota mendapat tekanan atas balas
dendamnya.Konflik internal di kalangan penguasa ini menjadi ancaman serius bagi keruntuhan
Dinasti Umayyah.

3
2.Panatisme Kesukuan
Timbulnya fanatisme kesukuan dimulai sejak mjndurnha Muawiyah 2 sebagai Khalifah.Di
kalangan Bani Umayyah dan para pengikutnya terjadi perpecahan yang nyaris melenyapkan
kekuasaan mereka.Ketika itu,fanatisme kesukuan antara bangsa Arab Utara dan bangsa Arab
Selatan muncul kembali di Suriah yang sebelumnya telah dipadamkan.Kelompok Arab Utara
mendukung Abdullah bin Zubair yang memberontak terhadap Yazid 1 dan mendapat pengakuan
luas setelah kematian.Kelompok Arab selatan yang mendukung Bani Umayyah terpecah menjadi
2 kubu.
Konferensi al-Jabiyah ini dapat memberikan jalan keluar di antara Bani
Umayyah.Namun,penerapan resolusi konferensi al jabiyah bukanlah perkara mudah karena
masih menyisakan tantangan besar.
Kedua kubu ini bertemu di marj rahit dan terjadi pertempuran di sana.Hasilnya,kemenangan
bagi Marwan bin al-Hakam atas suku Qais pengikut Abdullah bin Zubair.ad-dahak bin qais
terbunuh di Syam.Kemenangan pasukan Marwan bin al-hakam ini memperkukuh pemerintahan
mereka di stam sehingga membentang hegemininya atas wilayah tersebut.
Akhirnya,kabilah Qaib berhasil mengalahkan kabilah Qais yang mengantarkan Marwan bin
Hakam ke kursi kekhalifahan.Namun,perjuangan kabilah Qais untuk merebut kursi kekhalifahan
tidak berhenti begitu saja.Pada masa pemerintahan al-Walid bin abdul Malik pengaruh kabilah
Qais mencapai puncak pada diri hajjaj bin yusuf.Muhammad bin Qasim saudara Al-walid 1
mendapat dukungan dari suku waib.sedangkan Yazid bin Abdul Malik berada pada pengaruh
Qais karena ibunya yang bernama Atikah berasal dari kabilaj Qais,seperti juga al-Walid bin
Yazid.Pada masa Yazid bin al-Walid,ia sangat ketergantungan dengan kabilah Qais dalam
meraih kekuasaan dari tangan pendahulunya,al-Walid 2.
Dapat dipahami bahwa sikap fanatisme kesukuan sangan berpengaruh di kalangan penguasa
Dinasti Umayyah.Parada khalifah pada kedua masa pemerintahan tersebut lebih tampak sebagai
kepala kabilah tertentu daripada penguasa berdaulat atas dinasti yang bersatu.
3.Fanatisme Muslim Arab dan Mawali
Kekhalifahan Dinasti Umayyah memiliki fanatisme gang cukup kuat.Sebagian besar
khalifahnya samgan fanatik terhadap muslim Arab dan bahasa Arab yang merekan
gunakan.Mereka memandang rendah kalangan Mawali.Orang arab merasa dirinya sebagai
bangsa terbaik dan bahasa Arab sebagai bahasa tertinggi.Fanatisme ini menimbulkan kebencian
penduduk nonmuslim kepada Bani Umayyah.
4
Akibat dari fanatisme adalah terjadi pemberontakan yang dilakukan kaum Mak terhadap
Dinasti Umayyah.Apalagi hal itu dibarengi dengan gerakan anti Dinasti Umayyah yang
dilancarkan oleh Bani Abbas.Kemudian,Bani Abbas mendapatkan dukungan dan bantuan dari
Mawali,khususnya persia yang merasa terhina oleh perlakuan para pejabat Dinasti Umayyah.
4.kelemahan Khalifah Dinasti Umayyah
Kelemahan yang ada pada diri khalifah merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
keruntuhan Dinasti Umayyah.Di antara 14 khalifah Dinasti umayyah hanya beberapa khalifah
yang cakap,kuat,dan pandai mengendalikan negara.yaitu Muawiyah bin Abi sufyan,Abdul
Malik,al-Walid bin Abdul Malik,Sulaimam bin Abdul Malik,Umar bin Abdul Aziz,dan Hisyam
bin Abdul Malik.
Setelah Umar bin Abdul Aziz wafat,putra Abdul Malik,Yazid bin Abdul Malik,sebenarnya
mempunyai naluri yang baik dan tegas,tetapi ia termasuk orang yang kurang beruntung karena
berhaul dengan orangorang yang berperangai buruk,suka minum minuman keras dan wanita.Ia
dianggap sebagai khalifah pertama Bani Umayyah yang gemar minum minuman keras dan
berfoya-foya dengan wanita.Ada dua wanita yang dijadikan gundiknya,yaitu Salamah dan
Hababah.
5.Gerakan Oposisi Terhadap Dinasti Umayyah
munculnya oposisi pada pada masa Yazid bin Muawiyah menyababkan sejumlah tokoh
terkemuka di Madinah tidak mau menyatakan baiat kepada Yazid bin Muawiyah. Yazid bin
Muawiyah pun mengirim surat kepada Gubernur Madinah dan memintanya untuk memaksa
penduduk Madinah agar menyatakan baiat kepadanya.Dengan cara ini,semua penduduk terpaksa
tunduk,sedangkan Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair belum melakukan baiat kepadanya.

Selain itu Sebab-sebab runtuhnya dinasti umayyah adalah


 Sebab Utama
1. Terjadi persaingan kekuasaan di dalam anggota keluarga bani umayyah
2. Tidak ada pemimpin politik dan militer yang handal yang mampu menjadikan kekuasaan
dan menjaga keutuhan Negara
3. Muncul berbagai gerakan perlawanan
4. Serangan pasukan Abu Muslim Al- Khursani dan pasukan Abul Abbas

5
 Sebab Umum
a) Sistem pemerintahan khalifah menjadi kerajaan
b) Pengkhianatan kesepakatan di daumatul jandal
c) Menyalahi perjanjian madain antara muawiyah dan Hasan bin Ali
d) Pengangkatan putra mahkota lebih dari satu
 Sebab Khusus
a) Pertentangan keras antara kelompok mudariyah yaitu kelompok arab yang menempati irak
dengan kelompok himariyah yaitu kelompok arab selatan yang menempati wilayah suriah.
Persaingan mencapai puncaknya, karena para khalifah bani umayyah cenderung memihak hanya
kepada satu kelompok.
b) Ketidak puasan sejumlah orang islam non arab. Mereka dari kalangan mawali yaitu bangsa yang
di kalahkan dan ikut memajukan dinasti umayyah namun mereka tidak mendapat kedudukan dan
hak bernegara tidak di kabulkan. Sedangkan orang arablah yang mendapat fasilitas dari penguasa
bani umayyah.
c) Kemewahan dan keborosan di kalangan istana.
d) Terbentuknya dinasti umayyah tidak terlepas dari konflik-konflik politik. Kaum syiah dan
khowarij semakin berkembang menjadi gerakan oposisi kuat yang sewaktu-waktu dapat
meruntuhkan dinasti umayyah. Gerakan bani abbasiyah yang semakin kuat dan tidak tertandingi,
akhirnya dapat menggeser kekuasaan dinasti umayyah.
1. Sebab intern
a) Khalifah memiliki kekuasaan absolut
b) Gaya hidup yang mewah
c) Tidak ada ketentuan yang tegas mengenai sistem pengangkatan khalifah
2. Sebab ekstern
a) Konflik Islam dan Kristen
b) Tidak adanya ideology pemersatu
c) Kesulitan dalam ekonomi
d) Keterpencilan
e) Banyaknya gerakan pemberontakan selama masa-masa pertengahan hingga akhir pemerinyahan
bani umayyah.

6
C. Pengaruh Keruntuhan Bani Umayyah
Salah satu pengaruh keruntuhan bani Umayyah adalah revolusi bani Abbas. Revolusi
bani Abbas terhadap Dinasti Umayyah merupakan gerakan yang berbahaya yang dapat
menyebabkan keruntuhan Dinasti Umayyah. Revolusi Bani Abbas di bangun atas dasar
propaganda kelompok syiah yang di adopsi Abbasiyun ( keturunan Abbas bin abdul muttalib)
dari awaliyun ( keturunan ali bin abi talib).
Revolusi Bani Abbas ini dibagi tiga:
1. Propaganda bani Abbas
Pasca wafatnya husein bin ali dan penumpas al-mukhtar as-saqafi, kelimpok syiah
membangun gerakan bawah tanah. Akhir abad pertama Hijriyah, mereka mengangkat
muhammad bin ali bin abi talib yang bergelar abu hasyim sebagai pemimpin mereka.
Tatkala abu hasyim meninggal (98H/716M) para tokoh propagandis datang menemui
muhammad bin ali bin abdullah bin abbas dan membaitnya.
Muhammad bin ali bin abdullah bin abbas terbukti mempunyai kemampuan luar biasa
untuk mengatur gerakannya. Ia memerintahkan anak buahnya supaya mempropagandakan
"rasa senang kepada keluarga Nabi Muhammad saw." dan semua orang akan
mendukungnya, ia sengaja tidak menggunakan nama keluarga al-abbas supaya
pergerakannya tidak mengalami perpecahan.
Kampanye anti-dinasti umayyah itu di arahkan ke khurasan dengan pertimbangan
mayoritas penduduknya tidak senang terhadap dinasti umayyah. khurasan adalah dasar
gerakan propaganda bani abbas, sementara kota kufah menjadi penghubung antara al-
hamimah (kediaman pemimpin gerakan) dan khurasan sebagai medan gerakan itu
dilancarkan. para propagandis Bani Abbas berjuang dengan tulus dan mencurahkan
segenap kemampuannya.

2. Gerakan Rahasia
Gerakan rahasia merupakan kelanjutan dari kampanye Bani Abbas. gerakan ini
berkedok sebagai pedagang, misi mereka adalah mengagitasi ( menghasut) masyarakat
untuk menentang bani umayyah. mereka berhasil menciptakan opini umum di masyarakat
agar menentang bani umayyah dan mendukung berdirinya negara ahlul bait.

7
Para juru kampanye, seperti abu muslim al-khurasain mendukung sambutan hangat
dan di terima masyarakat khurasain ( bangsa turki dan persia) yang sudah menilai bani
umayyah fanatik pada muslim arab dan meminggirkan mawali ( muslim non-arab).
gerakan rahasia ini berhasil membuat warga masyarakat anti-dinasti Umayyah dan
menginginkan kekhalifahan baru yang dapat menyeratakan antara muslim arab dan
mawali.
3. Deklarasi Revolusi Dan Penumpasan Dinasti Umayyah
Revolusi Bani Abbas diawali dengan sebuah deklarasi yang menyatakan gerakan
bersenjata untuk menentang Dinasti Umayyah. deklarasi itu di pimpin oleh ibrahim
muhammad bin ali yang mempunyai kemampuan memimpin, merancang strategi,
berpolitik, dan berpandangan jauh ke depan. Hal itu dapat di lihat ketika ia menyerahkan
tongkat komando propaganda kepada abu muslim al-khurasain (orang khurasan asli),
yang mampu mengantarkan Revolusi kepada kesuksesan.
Abu muslim al-khurasain berangkat ke khurasan untuk mengacu perseturuan antara
orang arab, yaitu kubu orang yaman dan suku rabiah yang dipimpin oleh ali bin judai al-
karmani melawan kubu suku mudar yang di pimpin oleh nasr bin sayyar. aksi abu muslim
berjalan sukses. ketika kubu orang yaman dan suku rabiah di atas angin, barulah ia
menggabungkan ke dalam barisan dan memulai gerakan bersenjata.
menyadari gerakan abu mislim tersebut, nasr bin sayyar meminta bantuan kepada
khalifah marwan bin muhammad (marwan II), tetapi tidak mendapat jawaban di
karenakan kesibukan khalifah untuk menghadapi pergolakan di irak, syam, dan mesir.
pada tahun 129H/747M abu muslim memulai revolusinya di khurasan sesuai
dengan taklimat yang di berikan ibrahim al-imam. tidak tahan dengan gerakan abu
mislim, nasr bin sayyar melarikan diri, tetapi tidak begitu lama ia meninggal dunia.
setelah itu, tentara bani abbas melancarkan serangannya ke irak.
penyerangan ke irak ini di pimpin oleh Qahtabah bin syabib at-Ta'i, seorang arab.
Qahtabah memimpin memimpin pasukannya untuk menggempur irak, tetapi ia menemui
ajalnya sebelum irak di kuasai. kepemimpinannya dilanjutkan oleh putranya, al-hasan. ia
berhadapan dengan ibnu Hubairah gubernur jenderal irak yang di tunjuk khalifah marwan
II, Al-hasan dapat mengalahkan dan ibnu hubairah hengkang dari kufah menuji al-wasit.
Al-hasan berhasil menduduki kufah pada bulan Rabiul awwal tahun 132H/750M dan
menyerahkan kufah kepada abu salamah al-khallah (menteri keluarga nebi muhammad
saw).

Selain revolusi bani Abbas, penyebab keruntuhan bani Umayyah dipengaruhi oleh
perang az-Zabb. Pada saat khalifah marwan II mempersiapkan diri untuk menghadapi tentara
bani abbasiyah, ia memimpin prajuritnya bergerak dari harran menuju mosul. sedangkan, abul
abbas as-saffah menugasi pamannya. abdullah bin ali, untuk memimpin pertempuran melawan
marwan II dan bela tentaranya.
Kedua bela pihak pun bertemu di sungai di sungai az-Zabb yang besar (salah satu
cabang sungai Tigris di irak). pertempuran itu di dalam sejarah islam dikenal dengan perang az-
Zabb, jumlah pasukan marwan II berjumlah 120.000 tentara, sedangkan pasukan abdullah bin ali
berjumlah 20.000 tentara. pasukan marwan mengalami kekalahan pada bulan jumadil akhir tahun
132H/750M.
8
Ibnu asir menuturkan bahwa kala itu marwan II mengalami kekacauan karena para
prajurit tidak mematuhi perintahnya. setiap kali marwan II mengatur sesuatu, pasti ada yang
mengkritik. marwan II memerintahkan kepada putranya, abdullah, agar ke garis belakang guna
menyemangati mereka supaya tetap teratur. abdullah pun berangkat sambil membawa panji.
namun, tatkala sebagian prajurit melihat abdullah, mereka justru berseru, "kita kalah! kita kalah!"
akibatnya, mereka dan marwan II benar benar kalah.
Meskipun pada posisi terdesak dan mengakami kekalahan, khalifah marwan II berhasil
menyelamatkan diri dari kerang az-Zabb. ia melarikan diri dari satu negeri ke negeri lain, sampai
akhirnya memasuki mesir. marwan II meninggal dunia di desa busiar (selatan al-jazirah) pada
bulan Zulhijjah 132 H/750 M, berakhirlah riwayat dinasti Umayyah di Damaskus.

9
BAB III
KESIMPULAN

· Sistem pemerintahan dinasti umayyah mengakhiri bentuk demokrasi dari khalifah


sebelumnya yang menjadi monarki.
· Runtuhnya dinasti umayyah di sebabkan oleh banyak sebab, diantaranya sebab utama,
sebab umum dan khusus, sebab ekstern dan intern.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah,Murwat. 2006. Sejarah kebudayaan Islam. Jepara: ALKAUTSAR.
Ngatmin Abbas Wahid, Suratno. 2017. Khazanah Sejarah Kebudayaan Islam.Solo. PT. Tiga Serangkai.

10

Anda mungkin juga menyukai