Anda di halaman 1dari 15

KONSEP MORAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

“PERAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN ADVOKASI TERHADAP PASIEN”

DISUSUN OLEH :

NUR ROHMAH (16130046)

FEBRIYANTI RIDWAN (16130052)

PUPUT PAMELA PUTRI (16130055)

MARLEX JOHANIS TUHUMURY (16130061)

ELLY RISKA AULIA (16130073)

DEWI TRISIO DESSAN (16130079)

GUSTI AYU SARASWATI (16130085)

PROGRAM STUDI S1-ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah seminar ini
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai “Peran Perawat dalam Melakukan Advokasi terhadap
Pasien”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah seminar ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah seminar yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, 14 Nopember 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1

BAB 2 : TINJAUAN TEORI


2.1 Pengertian Advokasi ...................................................................................... 2
2.2 Tanggung Jawab Perawat dalam Menjalankan Peran Advokasi ................... 3
2.3 Sikap Seorang Perawat sebagai Advokat ...................................................... 4
2.4 Nilai-nilai Dasar yang Harus dimiliki oleh seorang Perawat Advokat ......... 4
2.5 Peran Perawat dalam Advokasi ..................................................................... 4

BAB 3 : TINJAUAN KASUS


3.1 Miss Informasi dari Tenaga Kesehatan ......................................................... 6
3.2 Kebimbangan yang Dirasakan oleh Pasien dan Ibunya ................................ 6
3.3 Dilematis antara kesehatan atau cita-cita ...................................................... 6

BAB 4 : PEMBAHASAN
4.1 Advokasi yang Dilakukan Perawat Menuntut Informasi Hak Pasien ........... 7
4.2 Advokasi dalam Pengambilan Keputusan oleh Pasien dan Keluarga ........... 7
4.3 Advokasi dalam Pengambilan Keputusan oleh Pasien Remaja .................... 8

BAB 5 : PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
5.2 Saran .............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA
FORMAT PENILAIAN MAKALAH
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawat merupakan seseoarang yang telah lulus pendidikan perawat dan memiliki
kemampuan serta kewenangan melakukan tindakan kerpawatan berdasarkan bidang
keilmuan yang dimiliki dan memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dan
professional untuk individu sehat maupun sakit, perawat berkewajiban memenuhi
kebutuhan pasien meliputi bio-psiko-sosio dan spiritual. Dalam rentang sakit, perawat
merupakan orang yang bersama pasien selama waktu kritis kehidupan mereka. Perawat
merupakan orang yang bersama pasien ketika mereka lahir, ketika mereka cedera atau
sakit, ketika mereka meninggal. Pasien berbagi banyak hal yang intim dalam kehidupan
mereka dengan perawat. Selain pasien, keluarga pasien pun pula berbagi banyak hal
yang intim dengan perawat.
Salah satu fungsi dan peran seorang perawat adalah menjadi advokat bagi pasien.
Dalam hal ini peran sebagai advokat pasien merupakan dasar dan inti dari proses
pemberian asuhan keperawatan. Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung
antara klien-tim kesehatan lain dalamrangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela
kepentingan klien dan membantu klien, memahami semua informasi dan upaya
kesehatan yang diberikan tim kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun
profesional.
Sebagai tenaga kesehatan tentu berbagai hal kita pernah jumpai saat melakukan
tugas dan kewajiban kita. Dimana banyak pasien yang pendidikannya kurang dan tidak
mengetahui hak-hak yang dimilikinya kurang mendapatkan pelayanan yang sesuai serta
tidak dapat menggunakan hak-hak yang dimiliknya. Praktik keperawatan, termasuk
etika keperawatan mempunyai dasar penting, seperti advokasi, akuntabilitas, loyalitas
kepedulian, rasa haru, dan menghormati martabat manusia.
Berdasarkan latar belakang diatas, kelompok tertarik untuk membuat makalah
tentang peran perawat sebagai advokat pasien.
1.2 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah di Universitas
Respati Yogyakarta. Selain itu, agar setiap perawat dan mahasiswa atau calon perawat
lebih memahami seperti apa peran perawat sebagai advokat (orang yang melakukan
advokasi) pasien.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Advokasi


Advokasi adalah tindakan membela hak-hak pasien dan bertindak atas nama
pasien. Perawat mempunyai kewajiban untuk menjamin diterimanya hak-hak pasien.
Perawat harus membela pasien apabila haknya terabaikan (Vaartio, 2005; Balis, 2007).
Perawat sebagai advokat yaitu sebagai penghubung antara klien-tim kesehatan
lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan klien. Membela kepentingan klien dan
membantu klien,memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan tim
kesehatan dengan pendeketan tradisional maupun profesional. (Dewi, 2008)
Advokasi adalah mendukung pasien, bicara mewakili individu pasien, dan
menengahi bila perlu. Advokasi ini adalah bagian dari perawatan perawat dan bagian
dari kedekatan dan kepercayaan antara perawat dan pasien yang memberi keperawatan
sebuah tempat yang sangat khusus dalam pelayanan kesehatan (WHO, 2005).
Creasia dan Parker (2000) menjelaskan bahwa konsep advokasi memiliki tiga
pengertian, yaitu:
a. Model perlindungan terhadap hak
Model ini menekankan pada perawat untuk melindungi hak klien agar tidak
ada tindakan tenaga kesehatan yang akan merugikan pasien selama dirawat. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara menginformasikan kepada pasien tentang semua
hak yang dimilikinya, memastikan pasien memahami hak yang dimilikinya,
melaporkan pelanggaran terhadap hak pasien dan mencegah pelanggaran hak
pasien.
b. Model pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai yang dianut pasien
Model ini menekankan pada perawat untuk menyerahkan segala keputusan
tentang perawatan yang akan dijalankan oleh pasien kepada pasien itu sendiri,
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut pasien. Perawat tidak diperbolehkan
memaksakan nilai-nilai pribadinya untuk membuat keputusan pada pasien,
melainkan hanya membantu pasien mengeksplorasi keuntungan dan kerugian dari
semua alternatif pilihan atau keputusan.
c. Model penghargaan terhadap orang lain
Model ini menekankan pada perawat untuk menghargai pasien sebagai
manusia yang unik. Perawat harus menyadari bahwa sebagai manusia yang unik,
pasien memiliki kebutuhan yang berbeda-beda satu sama lain serta memiliki
respon yang berbeda-beda terhadap stimulasi yangsama. Perawat harus
mempunyai semua yang terbaik bagi pasien sesuai dengan kebutuhannya saat itu.

Sekarang ini, banyak definisi umum advokat yang menekankan pentingnya hak-
hak pasien dalam mengambil keputusan. Dalam hal ini, perawat advokat menolong
pasien sebagai makhluk yang memiliki otonomi untuk mengambil keputusan sendiri,
yang sesuai dengan keinginan pasien dan bukan karena pengaruh dari perawat atau
tenaga kesehatan lainnya. Pendidikan dan dukungan kepada pasien diberikan sesuai
kebutuhan dan pilihannya. Perawat diharapkan mampu mengidentifikasi dan mengerti
keinginan pasien dan memastikan bahwa keinginan tersebut merupakan keputusan yang
terbaik dari pasien. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peran advokat pasien adalah dasar
dari semua peran perawat untuk memberikan asuhan keperawatan dan dukungan
terhadap pasien, dengan melindungi hak pasien dan bertindak atas nama pasien. (Dewi,
2008).

2.2 Tanggung Jawab Perawat dalam Menjalankan Peran Advokasi


Nelson (1988) dalam Creasia & Parker (2001) menjelaskan bahwa tanggung
jawab perawat dalam menjalankan peran advokat pasien adalah :
a. Sebagai pendukung pasien dalam proses pembuatan keputusan, dengan cara :
memastikan informasi yang diberikan pada pasien dipahami dan berguna bagi
pasien dalam pengambilan keputusan, memberikan berbagai alternatif pilihan
disertai penjelasan keuntungan dan kerugian dari setiap keputusan, dan menerima
semua keputusan pasien.
b. Sebagai mediator (penghubung) antara pasien dan orang-orang disekeliling
pasien, dengan cara : mengatur pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien
dengan tenaga kesehatan lain, mengklarifikasi komunikasi antara pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan lain agar setiap individu memiliki pemahaman
yang sama, dan menjelaskan kepada pasien peran tenaga kesehatan yang
merawatnya.
c. Sebagai orang yang bertindak atas nama pasien dengan cara : memberikan
lingkungan yang sesuai dengan kondisi pasien, melindungi pasien dari tindakan
yang dapat merugikan pasien, dan memenuhi semua kebutuhan pasien selama
dalam perawatan.
2.3 Sikap Seorang Perawat sebagai Advokat
Beberapa sikap yang harus dimiliki oleh seorang perawat, adalah sebagai berikut.
a. Bersikap asertif. Bersikap asertif berarti mampu memandang masalah pasien dari
sudut pandang yang positif. Asertif meliputi komunikasi yang jelas dan langsung
berhadapan dengan pasien.
b. Mengakui bahwa hak-hak dan kepentingan pasien dan keluarga lebih utama
walaupun ada konflik dengan tenaga kesehatan yang lain.
c. Sadar bahwa konflik dapat terjadi sehingga membutuhkan konsultasi, konfrontasi
atau negosiasi antara perawat dan bagian administrasi atau antara perawat dan
dokter.
d. Dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat tidak dapat bekerja
sendiri dalam memberikan perawatan yang berkualitas bagi pasien. Perawat harus
mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ikut serta dalam
perawatan pasien.
e. Tahu bahwa peran advokat membutuhkan tindakan yang politis, seperti
melaporkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien kepada pemerintah atau
pejabat terkait yang memiliki wewenang/otoritas.

2.4 Nilai-nilai Dasar yang Harus dimiliki oleh seorang Perawat Advokat
Menurut Koxier & Erb (2004) untuk menjalankan perannya sebagai advokasi
pasien, perawat harus memiliki nilai-nilai dasar, yaitu (Mubaraq, 2011) :
a. Pasien adalah makhluk holistik dan otonom yang mempunyai hak untuk
menentukan pilihan dan mengambil keputusan.
b. Pasien berhak untuk mempunyai hubungan perawat-pasien yang didasarkan atas
dasar saling menghargai, percaya, bekerja sama dalam menyelesaikan masalah
yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan kebutuhan perawatan
kesehatan, dan saling bebas dalam berpikir dan berperasaan.
c. Perawat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pasien telah mengetahui
cara memelihara kesehatannya

2.5 Peran Perawat dalam Advokasi


Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayananatau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahanakan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
meneriaganti rugi akibat kelainan.
Peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien sebagai manusia
dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila
dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang
sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat
juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak aturan
atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menentang hak-hak
klien. Sebagai pembela pasien, perawat juga perlu berupaya melindungi hak pasien dari
pelanggaran. Hak untuk mendapat persetujuan (informed consent) merupakan isu yang
harus dihadapi pasien. Hak pasien lain yang melibatkan peran perawat sebagai pembela
adalah hak privasi dan hak menolak terapi.
Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi menjadi dasar utama
dalam pelayanan keperawatan kepada pasien, peran advokat keperawatan adalah
a. Melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum.
b. Membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan.
c. Memberi bantuan mengandung dua peran,yaitu peran aksi dan peran non aksi.
d. Bekerja dengan profesi kesehatan yang lainnya dan menjadi penengah antar
profesi kesehatan
e. Melihat klien sebagai manusia, mendorong mereka untuk mengidentifikasi
kekuatannya untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuan klien berhubungan
dengan orang lain
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Miss Informasi dari Tenaga Kesehatan (Awal Kasus)
Terlihat seorang penyanyi remaja cantik bernama Yolanda (16 Tahun) sedang
berlatih di suatu ruangan untuk mengikuti perlombaan beberapa hari lagi. Suaranya
sangat indah dan cantik pula. Ia memang suka bernyanyi dari kecil dan telah mengikuti
banyak perlombaan dari ia masih kecil sehingga ia telah terkenal. Gadis itu memang
bercita-cita ingin menjadi penyanyi yang terkenal. Akan tetapi, suatu hari saat ia sedang
latihan suaranya tiba-tiba serak. Ia berpikir mungkin ia kurang minum dan hanya
mengabaikannya. Hal itu terus-menerus terjadi hingga kadang suaranya hilang. Ibunya
yang mengetahui hal itu segera membawanya ke rumah sakit. setelah diperiksa, dokter
mengatakan bahwa Yolanda mengidap penyakit Nodule Pita Suara (sudah menyebar
luas) dan bisa disembuhkan jika dilakukan operasi. Karena mendengar kata sembuh,
tanpa bertanya apa-apa Ibunya setuju dengan hal tersebut. Begitu juga dengan Yolanda.
Akan tetapi, pada saat itu dokter tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai operasi
tersebut karena lupa.
3.2 Kebimbangan yang Dirasakan oleh Pasien dan Ibunya (Kasus Lanjutan)
Setelah perawat meminta dokter memberi penjelasan mengenai penyakit, akibat
operasi tersebut, dan informasi-informasi lainnya, Yolanda dan ibunya ragu untuk
melakukan operasi karena menurut penjelasan dokter, Yolanda membutuhkan waktu
sedikit lama dan beberapa terapi untuk pemulihan setelah operasi. Oleh karena itu,
Yolanda tidak akan bisa mengikuti lomba yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi.
Padahal lomba ini sangat penting baginya. Yolanda dan ibunya merasa sangat sedih dan
bimbang. Mereka meminta waktu kepada dokter untuk memutuskan apakah akan
melakukan operasi atau tidak.

3.3 Dilematis antara kesehatan atau cita-cita (Akhir Kasus)


Setelah mempertimbangkan segala akibat, Bu Anisa (Ibu Yolanda) setuju untuk
melakukan operasi tersebut. Akan tetapi, Yolanda belum setuju karena kesempatan kali
ini merupakan kesempatan yang ia tunggu-tunggu dari dulu. Yolanda terus-terusan
menangis sedangkan ibunya terus mencoba meyakinakannya agar mau untuk
melakukan operasi tersebut.
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Advokasi yang Dilakukan Perawat Menuntut Informasi Hak Pasien


Pada kasus ini, perawat merupakan orang yang bertindak atas nama pasien dan
orang yang menjadi penghubung anatar perawat dapat menuntut hak pasien yang belum
terpenuhi oleh dokter tersebut. Pasien memiliki hak untuk diberikan informasi
mengenai penyakit pasien serta tindakan yang akan dilakukan. Pada kasus tersebut, hal
yang harus dilakukan oleh seorang perawat adalah memberitahu dokter atas nama
pasien kemudian meminta hak pasien Yolanda yaitu diberikan informasi yang lebih
jelas mengenai penyakit Nodule Pita Suara karena pasien yang latar belakang
pendidikannya bukan kesehatan pasti akan asing dengan istilah tersebut. Selain itu,
informasi apa akibat yang ditimbulkan jika tidak segera dilakukan operasi. Kemudian,
informasi atas tindakan operasi yang akan dilakukan oleh dokter tersebut. Seperti apa
akibat yang ditumbulkan setelah operasi, apakah ia bisa bernyanyi kembali seperti
sebelumnya, jika iya berapa lama waktunya dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Setelah itu, perawat memiliki tigas untuk menjelaskan kepada pasien bahwa
mereka memiliki hak-hak tertentu. Seperti hak mendapatkan informasi mengenai segala
tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan, hak untuk memilih dan menolak
atas tindakan yang akan dilakukan, merahasiakan informasi kesehatannya dari orang
lain, dan hak-hak lainnya.

4.2 Advokasi dalam Pengambilan Keputusan oleh Pasien dan Keluarga


Pasien dan keluarga memang berhak untuk menentukan keputusan atas tindakan
kesehatan yang akan dilakukan terhadap pasien. Seperti kasus di atas, Yolanda dan
Ibunya berhak untuk meminta waktu dalam mengambil keputusan untuk dilakukan
operasi atau tidak. Akan tetapi, sebagai perawat bisa memberikan alternatif pilihan
yang disertai dengan penjelasan mengenai baik buruknya alternatif tersebut tetapi
perawat tidak memaksa pasien. Pada kasus diatas, perawat harus menjelaskan kembali
apa akibatnya jika tidak dilakukan operasi kemudian apa akibatnya jika dilakukan
operasi. Memberi penjelasan mana yang lebih penting. Akan tetapi, perawat tidak boleh
memaksa atau mempengaruhi dan harus menerima segala keputusan yang diambil oleh
Yolanda dan Ibunya.
4.3 Advokasi dalam Pengambilan Keputusan oleh Pasien Remaja
Bagi seorang remaja seperti Yolanda memang masih sangat sulit jika dihadapkan
pilihan seperti itu. Kesempatan yang ia tunggu-tunggu sekarang ada di depan mata tapi
disisi lain kesehatannya juga penting. Peran orangtua pula sangat dibutuhkan pada
kasus remaja seperti Yolanda. Sebagai seorangtua, Bu Anisa (Ibu Yolanda) memang
harus menasehati Yolanda dengan menjelaskan berbagai macam dampak akan hal itu.
Sebagai perawat, kita harus memberikan waktu kepada pasien untuk menenangkan
pikirannya terlebih dahulu karena pada saat itu pasien masih shock dengan informasi
yang didapatkannya. Selain itu, memberikan pasien waktu untuk berbicara dengan
ibunya. Setelah pasien tenang, kita dapat memberikan asuhan keperawatan yang pasien
butuhkan seperti motivasi karena pasien telah mulai menerima keadaannya. Saat itu
kita dapat memberikan motivasi kepadanya terkait cita-citanya. Memberikan ilustrasi
nyata apabila ia lebih mementingkan cita-citanya daripada kesehatannya. Setelah
merasa tenang serta mendapat dukungan ibunya dan perawat, Yolanda pun
memutuskan untuk melakukan operasi dan yakin bahwa cita-cita bisa ia raih nanti saat
telah sembuh.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang lebih sering berinteraksi
dengan pasien. Perawat berperan sebagai advokasi yang merupakan konsep yang
penting dalam praktik keperawatan, peran perawat sebagai advokat disini harus
bertanggung jawab untuk melindungi hak pasien mereka dari adanya penipuan atau
penyimpangan dalam pemberian tindakan kesehatan serta melindungi pasien dari hal-
hal yang dapat membahayakan serta memperburuk kondisi pasien. Selain itu, perawat
dapat menuntut hak-hak pasien yang belum didapatkan. Dalam peran advokat ini,
perawat secara tidak langsung memberikan pendidikan kesehatan baik kepada orang tua
maupun anak itu sendiri. Dalam melakukan advokasi, perawat tidak boleh melakukan
tindakan yang dapat mempengaruhi/memaksa pasien dalam memutuskan sesuatu.

5.2 Saran

a. Bagi perawat
Sebagai seorang perawat sebaiknya harus mengetahui peran yang
diembannya, mengetahui fungsi, tujuan serta hak dan kewajiban kita dengan begitu
kita dapat melaksanakan pelayanan kesehatan pada masyarakat dengan landasan
yang jelas. Serta mampu melakukan tugasnya dengan baik dan teliti dan
meminimalisir kesalahan yang akan memperburuk kondisi pasien. Selain itu,
perawat harus mengaplikasikan teori ini dalam tatanan pemberian pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, dan melaksanakan peran perawat sebagai advokat
utama klien dan penghubung antar profesi kesehatan demi kepentingan pasien.
b. Bagi mahasiswa atau calon perawat
Sebagai mahasiswa atau calon perawat, kita harus memahami dari sekarang
bagaiman tugas, hak dan kewajiban menjadi seorang perawat agar kelak bisa
menjadi perawat profesional. Terkait dengan makalah ini, mahasiswa atau calon
melakukan peneltian terkait tentang advokasi misalnya saat praktik di Rumah
Sakit, karena masih banyak hal yang bias dieksplor dan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziza Alimul. 2009. Pengantar Dasar Konsep Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.

Mubaraq, Zacky. 2011. Peran Advokasi Perawat dalam Merawat Pasien di Rumah Sakit
Umum Daerah Langas. Skripsi. Medan: Fakultas Keperawatn Universitas Sumatera Utara.

Widyawati, Sukma Nolo. 2012. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: D-Medika.

Ismani, Nila. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.


FORMAT PENILAIAN MAKALAH
Nama Mahasiswa/Kelompok :

NIM :

Kelas :

Tanggal Mengumpul :

Judul Makalah :

Nilai
No Kriteria Nilai
Maksimal

1. Tinjauan Teori 15

2. Tinjauan Kasus 15

Pembahasan (5W : what, who, where, when, and why


3. 25
+ 1H: How), wajib mencantumkan pustaka

Implikasi dalam ilmu keperawata, wajib


4.
mencantumkan pustaka

5. Kesimpulan 10

6. Daftar Pustaka 10

7. Kuantitas dan kualitas konsultasi 10

JUMLAH

...............................,...............................

Dosen Pengampu

(.................................)
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI
(KELOMPOK)
Nama Kelompok :

NIM :

Kelas :

Tanggal :

Judul Presentasi :

Nilai
No Kriteria Nilai
Maksimal

1. Melaksanakan presentasi sesuai waktu 10


2. Memberikan penjelasan secara sistematis 20

3. Menguasai lingkungan atau situasi 10

4. Memberi jawaban secara sistematis 15

5. Memberikan jawaban secara teoritis/rasional 15


Menyampaikan ide-ide saat menjelaskan atau
6. 10
menjawab
7. Menguasai emosi 10
8. Kemampuan menyimpulkan 10

JUMLAH

...............................,...............................

Dosen Pengampu

(.................................)

Anda mungkin juga menyukai