Makalah Daging Sapi
Makalah Daging Sapi
I. PENGERTIAN DAGING.................................................................
II. STRUKTUR DAN KOMPOSISI DAGING ....................................
III. UJI FISIK DAGING SAPI................................................................
IV. PENYIMPANGAN DALAM PENGOLAHAN DAGING SAPI.....
Daftar Pustaka.............................................................................................
DAGING SAPI
1
I. PENGERTIAN DAGING
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi
kebutuhan gizi. Keunggulan daging adalah
1. Sapi sapi perah jantan sapi potong : ras Shorthorn, Hereford, Brahman,
Ongola, sapi madura, sapi bali
2. Domba : biasanya untuk produksi bulu dan atau produksi daging :
Rambrillet, East Frisian Sheep, Karakul, Romnev, Shoutdown
3. Babi : Tipe Lard : Hampshire, Berkshire, Bacon : Tomworth , Yorkshire, ,
lemak rendah : Polland China dan babi asli Indonesia
4. Kambing : Angora, Anglo Saanen dan Frence-Alpine
5. Kerbau
6. Kuda
7. Unggas (ayam, bebek, itik, kalkun, dll)
2
lokasinta yaitu subkutan, intermuskular, intramuskular dan intracelulair.
Jaringan lemak subkutan dipermukaan luar jaringan otot, langsung dibawah
permukaan kulit. Jaringan lemak intermuskular terletak diantara jaringan otot,
jaringan intramuskular yaitu jaringan di dalam otot, sedangkan jaringan
lemak intracelulair yaitu jaringan di dalam sel. Jaringan ikat memiliki fungsi
sebagai pengikat bagian-bagian daging serta mempertautkannya ke tulang.
Jaringan ikat yang penting adalah serabut kolagen, serabut elastin, dan
retikulin. Serabut kolagen terutama mengandung protein kolagen yang
berwarna putih dan bersifat terhidrolisa oleh panas, banyak terdapat pada
tendon (jaringan ikat yang menghubungkan daging dan tulang). Erabut elastin
yang komponen utamnya adalah protein elastin, berwarna kuning, tidak dapat
terdegradasi oleh panas akan tetapi kehadirannya tidak mempengaruhi
kualitas daging, karena biaanya dalam jumlah kecil.
3
perubahan bentuk akibat berbagai reaksi kimia. Bila terkena udara, pigmen
mioglobin akan teroksidasi menjadi oksimioglobin yang menghasilkan warna
merah terang. Oksidasi lebih lanjut dari oksimioglobin akan menghasilkan
pigmen metmioglobin yang berwarna cokelat. Timbulnya warna cokelat
menandakan bahwa daging telah terlalu lama terkena udara bebas, sehingga
menjadi rusak. Warna daging anak sapi lebih terang daripada warna daging
sapi dewasa, serta tulang-tulangnya lebih berwarna merah muda. Warna
daging kambing lebih gelap (merah tua) daripada warna daging sapi,
sedangkan warna daging babi adalah merah mawar.
2. Tekstur
Tekstur daging sapi memiliki serabut daging halus tapi tidak mudah hancur
dan sedikit berlemak. Tekstur lunak dan lembut, serat agak kasar dan jelas
batasnya . Konsistensi liat, jika saat dicubit seratnya terlepas maka daging sudah
tidak baik. Kesan keempukan daging secara keseluruhan meliputi tekstur dan
melibatkan tiga aspek yaitu pertama, kemudahan awal penetrasi gigi ke dalam
4
daging; kedua, mudahnya daging dikunyah menjadi fragmen/potongan-
potongan yang lebih kecil, dan ketiga jumlah sisa fragmen/potongan yang
tertinggal setelah pengunyahan. Keempukan dan tekstur daging kemungkinan
besar merupakan penentu yang paling penting pada kualitas daging. Faktor
yang mempengaruhi keempukan daging digolongkan menjadi faktor
antemortem seperti genetik dan termasuk bangsa, spesies dan fisiologi, faktor
umur, managemen, jenis kelamin dan stress. Faktor postmortem antara lain
meliputi metode pelayuan (chilling), refrigerasi dan pembekuan termasuk
faktor lama dan temperatur penyimpanan serta metode pengolahan termasuk
metode pemasakan dan penambahan bahan pengempuk. Jadi keempukan bisa
bisa bervariasi diantaranya spesies, bangsa, ternak dalam spesies yang sama,
potongan karkas dan diantara otot serta otot yang sama.
3. Perlemakan (marbling)
Marbling adalah garis-garis tipis dan bintik-bintik lemak putih pada
potongan daging. Marbling dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pola
makan, genetika,kondisi, dan lokasi tempat ternak tersebut berada. Pakan
ternak yang kaya akan nutrisi menghasilkan marbling terbaik, dan sapi yang
dibesarkan dalam kondisi ideal sejak lahir cenderung memiliki marbling yang
unggul. Lemak daging yang berasal dari sapi muda akan berwarna putih
kekuningan, sedangkan lemak yang berasal dari sapi tua akan berwarna
kekuningan. Jumlah marbling yang dihasilkan menentukan kelembutan,
intensitas rasa ,dan juiciness saat dimasak (Pollan, 2006). Alasannya adalah
marbling membuat asam lemak dalam daging sapi mengalami perubahan
kimia yang kompleks bila terkena panas. Perubahan kimia tersebut
berinteraksi dengan asam lemak, berkembang didaging, dan menimbulkan
cita rasa yang enak. Lemak tersebut juga memberikan aroma khas daging sapi
ketika dimasak dan juiciness yang disebabkan oleh lemak yang meleleh di
daging.
5
4. Rasa
Pengertian dari rasa atau taste adalah penerjemahan otak atas sensasi yang
diterima oleh indera pengecap yang ditimbulkan oleh senyawa yang larut dan
berinteraksi dengan reseptor pada lidah. Hingga saat ini terdapat5 rasa yang
dianggap rasa dasar yang dapat dikenali oleh lidah manusia yaitu manis,
pahit, asam, asin dan umami(rasa gurih). Bahan pangan yang memiliki rasa
gurih memiliki komponen utama berupnukleotiddaasam amino seperti
glutamatdan aspartat. Senyawa glutamat merupakan salah satu asam amino
yang banyak ditemukan pada tomat, keju,susu,terasi, dan lainnya. Dalam
dunia kuliner Indonesia, rasa gurih sangat kuat terasa pada gulai, sup, kaldu,
soto, dan masakan tradisional lainnya. Untuk merasakan gurih, diyakini
diperlukan beberapa reseptor yang berbeda. Sebuah riset fisiologis saraf juga
membuktikan bahwa rasa gurih yang sempurna dapat tercipta apabila
dikombinasikan dengan aroma gurih tertentu. Daging sapi yang berkualitas
baik mempunyai rasa yang relatif gurih ,enak dan aroma yang sedap yang
dapat pula dijabarkan sebagai tasty.Rasa daging juga dapat berasal dari
juiceness yaitu kandungan air di dalam daging dan lemak daging ataupun
bumb- bumbu yang ditambahkan. Sehingga semakin banyak kandungan air di
dalam daging m aka rasadaging akan semakin juicy.
5. Aroma
Daging sapi memiliki bau dan rasa aromatis yang khas. Faktor yang
mempengaruhi rasa adalah aroma yang terdeteksi oleh hidung. Aroma pada
daging sapi dipengaruhi oleh jenis pakan yang diberikan pada saat sapi hidup.
Aroma yang tidak normal biasanya akan segera tercium sesudah hewan
dipotong. Hal itu dapat disebabkan oleh adanya kelainan antara lain hewan
sakit dan hewan dalam pengobatan. Hewan yang sakit, terutama yang
menderita radang bersifat akut pada organ dalam, akan menghasilkan daging
6
yang berbau seperti mentega tengik. Sedangkan hewan dalam masa
pengobatan terutama dengan pemberian antibiotika, akan menghasilkan
daging yang berbau obat-obatan.
7
2. Daging sapi Rekondisi
Daging sapi rekondisi sebenarnya adalh daging yang telah busuk
sehingga tidak layaklagi untuk dikonsumsi. Kemudian oleh oknum nakal
yang ingin mendapat keuntungan , daging busuk tersebut diulap menjadi
mirip daging segar dengan disiram dengan darah segar, ada juga yang
menambahkan pewarna. Daging rekondisi ini memiliki ciri khas yaitu
baunya menyengat (sudah busuk ) meski warna dan tekstur nya sama
dengan daging segar.
DAFTAR PUSTAKA
http://.portalgaruda.org/article.php?article=193633&val=6506&title=ANALISA
%20PERBANDINGAN%20KUALITAS%20FISIK%20DAGING%20SAPI
%20IMPOR%20DAN%20DAGING%20SAPI%20LOKAL