Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PRAKTIK KERJA NYATA TERPADU (PKNT)

Disusun oleh :
Kelompok 30

1. Rita Yuliani 11. Moch. Ikhrar Nusa A.


2. Firda Damayanti 12. Annisa Nur Firdaus
3. Diana Nur Hidayanti T. 13. Yuli Kartika
4. Nurhanida Assyfa 14. Tina Arwati
5. Alya Rahayu 15. Jihan Safira
6. Dhea Oktaviana Safitri 16. Rifa Fadriani Nafisah
7. Agni Saila Rizqiah 17. Sischa Maulida Pratiwi
8. Aulianisa Wardatun F. 18. Gita Ranjani
9. Maria Martha Dyah Ayu 19. Chandra Gading Al-Fahd
10. Mellina Fajri Hakim 20. Ayu Resti Fauzihayadi

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


BANDUNG
2019
Kesehatan Lingkungan :
Yang dapat dikontribusikan oleh profesi kesehatan lingkungan ialah Melakukan pengawasan
terhadap Tempat Pengelolaan Makanan (TPM). Melakukan pencegahan dan pengendalian
terhadap penyakit tular vektor dan zoonotik. Melakukan pengawasan terhadap kualitas jamban
yang layak dan merencanakan pembuatan jamban keluarga sehat. Melakukan pemicuan
sanitasi kepada warga yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya sanitasi yang baik. Selain itu dalam upaya penanggulangan stunting profesi
kesehatan lingkungan juga bias bergerak melalui program STBM (Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat) yang merupakan sebuah pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Lima upaya pemicuan yang
dilakukan untuk perubahan perilaku masyarakat yaitu

1) stop buang air besar sembarangan;


2) cuci tangan pakai sabun;
3) pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga ;
4) pengamanan sampah rumah tangga; dan
5) pengamanan limbah cair rumah tangga

Kontribusi profesi Teknologi Laboratorium Medik untuk berkolaborasi mengenai


stunting
Setelah dilakukan diagnosis, maka dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu :
1. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah meliputi : Hb, albumin, globulin, protein total, elektrolit serum, biakan
darah

b. Profil lipid (lipid total, trigliserida, kolesterol, LDL, HDL


2. Pemeriksan urin
Pemeriksaan urin meliputi urin lengkap dan kulture urine
3. Uji Faal hati
SGOT, SGPT, Bilirubin, GGT, ALP
4. Uji Faal ginjal
Ureum, Kreatin
5. Deteksi dini pada anak yang kemungkinan mengalami cacingan
melakukan pemeriksaan cacingan dengan mengambil dan memeriksa sampel feses dari
anak-anak, karena telah diketahui bahwa cacing dapat menyerap nutrisi dalam tubuh dan
menyebabkan anak kehilangan nafsu makan sehingga mengalami masalah kekurangan gizi, hal
tersebut dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan mental anak yang akhirnya menjadi
penyebab stunting

namun, karena adanya keterbatasan fasilitas di beberapa wilayah, maka kontribusi profesi
Teknologi laboratorium medik yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi stunting
diantaranya :

1. pemeriksaan Hb pada ibu hamil untuk mendeteksi apakah ibu tersebut mengalami anemia
atau tidak, dan pemeriksaan Hb pada anak, karena balita stunting memiliki risiko untuk terkena
anemia 2-3 kali lebih besar daripada balita dengan tinggi badan yang normal
2. melakukan penyuluhan mengenai cacingan dan bahayanya apabila tidak dicegah sedari dini

Peran farmasi dalam menangani stunting:


1. Salah satu penyebab stunting adalah cacingan. Cacingan dalam jangka pendek akan
menyebabkan seseorang kekurangan zat besi yang berperan dalam pembentukan
hemoglobin. Sedangkan untuk jangka panjangnya dapat menyebabkan malnutrisi.
Dalam penatalaksanaan penyakit cacingan ini dapat dilakukan secara preventif dengan
memberikan obat cacing selama 6 bulan sekali ataupun dapat juga obat cacing diberikan
sebagai tindakan dalam pengobatan.
2. Pemberian edukasi terkait pentingnya mengkonsumsi suplemen untuk meningkatkan
nafsu makan anak dan vitamin-vitamin yang dapat menunjang nutrisi pada anak-anak.
Karena salah satu penyebab kurang gizi pada anak adalah kurangnya asupan gizi yang
disebabkan oleh menurunnya nafsu makan anak dan maraknya jajanan-jajanan anak
yang kurang bergizi.
3. Pemberian edukasi pada ibu hamil untuk tidak mengoknsumsi obat-obatan
sembarangan dan pentingnya pengawasan tenaga kesehatan dalam penggunaan obat-
obatan agar tidak terjadi hal yang tidak diharapkan pada ibu dan janin yang sedang
terkandung.
4. Dapat juga dilakukan edukaksi tentang pentingnya penanaman tanaman toga untuk
kepentingan penanggulangan penyakit secara sederhana yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

PERAN PERAWAT DALAM MENGATASI STUNTING

1. Pemberi Asuhan Keperawatan


Melakukan asuhan keperawatan kepada klien/ keluarga secara holistik, mulai dari
pengkajian, merumuskan diagnosa, menentukan intervensi keperawatan (berdasarkan
tingkat kebutuhan Maslow), melakukan implementasi, dan melakukan evaluasi
keperawatan sesuai dengan masalah yang terjadi.

2. Pendidik/ Edukator
Perawat membantu meningkatkan kesehatan individu, keluarga, maupun masyarakat
melalui pemberian pengetahuan mengenai suatu masalah. Contohnya adalah
menjelaskan tentang masalah stunting (definisi, penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan, dll), penyuluhan tentang stimulasi, deteksi, dan intervensi tumbuh
kembang (SDIDTK) pada orang tua dan kader sebagai skrining awal dalam mengetahui
tingkat tumbuh kembang anak.

3. Advokat Keluarga
Perawat bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi untuk mengambil keputusan atas tindakan keperawatan
yang diberikan. Contohnya adalah menjelaskan tentang prosedur tindakan invasif
(contoh: suntik-menyuntik) pada bayi/ anak dalam pemberian imunisasi.

4. Konseling
Salah satu tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien
terhadap keadaan sehat-sakitnya. Perawat terus memantau dan mendukung klien dan
keluarga agar mampu meningkatkan derajat kesehatan.

5. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari
dokter, ahli gizi, bidan, dan lain-lain dalam upaya mengidentifikasi pelayanan/ asuhan
keperawatan

6. Melakukan proses asuhan keperawatan keluarga dengan membantu keluarga untuk


memenuhi 5 fungsi keperawatan keluarga (mengenal masalah, mengambil keputusan,
merawat anggota keluarga yg sakit, modifikasi lingkungan, dan memanfaatkan fasilitas
kesehatan) untuk mencapai keluarga mandiri tingkat 4

7. Memeriksan berat badan dan tinggi badan anak

8. Memotivasi keluarga untuk rutin membawa anak imunisasi setiap bulannya.

9. Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang apa itu stunting, penyebab anak bisa
mengalami stunting, tanda-tanda anak mengalami stunting, bagaimana pencegahannya
agar anak tidak mengalami stunting).

10. Melakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang anak atau yang biasa disebut
SDIDTK.

11. Berkolaborasi dengan tim gizi untuk memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang
asupan makanan tinggi nutrisi untuk anak.
Peran Profesi Gizi dalamMenangani Stunting
Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.
Stunting bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil saja,
melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang tentunya sangat mempengaruhi
a. kemampuan dan prestasi sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.
Penyuluhan kepada ibu hamil berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lain mengenaizat gizi
yang adekuat untuk ibu hamil, asupan gizi 1000 HPK untuk anak balita, dan pemberian
ASI Eksklusif.
b. Penyuluhan kepada orang tua balita dengan stunting berkoordinasi dengan tenaga
kesehatan lainnya mengenai makanan bergizi seimbang untuk mengejar pertumbuhan
dan perkembangan anak, pola asuh yang baik.
c. Penyuluhan kepada ibu yang memiliki bayi >6 bulan mengenai pentingnya pemberian
makanan pendamping ASI yang lengkap komponen gizinya.
d. Pemberian edukasi tentang gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga calon
ibu memahami kebutuhan gizi saat hamil.
e. Pemberian edukasi mengenai pentingnya penimbangan rutin di posyandu untuk
memantau tumbuh kembang anak.
f. Memberikan informasi mengenai isi piringku dan pemanfaataan pangan lokal sebagai
bahan makanan keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Kontribusi profesi Promosi Kesehatan dalam mengatasi stunting.


Stunting merupaan sutu kondisi gagal utmbuh pada anak berusia dibawah lima tahun (balita)
akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama
dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Peran profesi Promosi kesehatan dalam
penanggulangan stunting mencakup:

1) Advokasi kepada pembuat kebijakan dan pengambil keputusan di daerah setempat guna
mendapatkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak-pihak terkait dalam
penerapan program pencegahan stunting.
2) Bina suasana, menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu atau
masyarakat mau melakukan prlaku yang diperkenalkan kepada masyarakat, meliputi
wanita hamil dan ibu yang memiliki anak umur 0-2 tahun.
3) Gerakan masyarakat yaitu memberdayakan masyarakatnya agar tahu, mau, dan mampu
meningkatkan derajat kesehatannya dengan menggunakan media promosi kesehatan
dan kegiatan kegiatan masyarakat.
4) Kemitraan yaitu upaya melibatkan atau bermitra dengan berbagai profesi kesehatan
maupun lembaga lainnya, guna bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
Kontribusi profesi Bidan dalam mengatasi stunting.
1. Deteksi dini pada ibu hamil dengan kemungkinan bayi lahir dengan syndrome stunting
dengan cara ibu anemia,hipertensi dan kenaikan berat badan saat hamil yang tidak
semestinya
2. Memastikan bayi atau anak lulus asi ekslusif atau tidak dengan cara konseling atau
penyuluhan mengenai asi ekslusif
3. Mencaritahu pola asuh ibu kepada anaknya melalui dengan cara penyuluhan tentang
pola asuh yang benar
4. memastikan anak melakukan imuniasai lengap dengan cara konseling atau penyuluhan
tentang pentingnya imunisasi
5. melakukan stimulasi SDIDTK dengan cara mengajarkan ibu untuk melakukan
rangsangan kepada anaknya dirumah

Kontribusi profesi keperawatan gigi dalam mengatasi stunting.


Upaya yang dilakukan oleh perawat gigi yaitu mencegah stunting dengan mengedukasi
ara menjaga kesehatan gigi dan mulutnya karena mulut merupakan pintu gerbang masuknya
makanan. Stunting sangat berhubungan dengan gizi dan ibu hamil. Sedangkan asupan gizi yang
baik tidak akan masuk jika kondisi giginya buruk dan ibu hamil keadaan mulutnya lebih asam
sehingga lebih rentan terkena karies.

Terlebih jika seorang anak sudah menderita stunting maka tingkat kariesnya pun
menjadi semakin tinggi, hal ini disebabkan karena dipengaruhi oleh rangsangan sekresi saliva
atau aliran saliva menjadi menurun karena kurangnya rangsangan pada saliva tersebut.
Lambatnya erupsi gigi permanen,. Lambatnya erupsi gigi permanen. Lambatnya erupsi gigi
permanen pada anak juga berhubungan dengan adanya malnutrisi. Hal ini menyebabkan
munculnya karies yang lebih banyak.

Proses terjadinya karies gigi karena adanya fermentasi dari sisa-sisa makanan di dalam
rongga mulut oleh mikroorganisme pembentuk asam yang terdapat di dalam plak maupun
dalam saliva. Beberapa mikroorganisme terlibat dalam proses pembentukan karies gigi yaitu
Streptococcus mutans, Streptococcus sanguis, Lactobacillus acidophilus, Actinomyces
viscosus. Streptococcus mutans memiliki peran utama dalam proses karies gigi karena bakteri
tersebut dapat melekat baik ke permukaan gigi dan menghasilkan asam yang lebih banyak
dibandingkan dengan jenis bakteri lain. Bakteri juga dapat bertahan lebih baik dari bakteri lain
pada lingkungan asam dan memproduksi polisakarida ekstraseluler dari sukrosa.

Maka dari itu, perawat gigi disini mengedukasi dalam bentuk penyuluhan agar keadaan
rongga mulutnya senantiasa sehat dan makanan pun dapat tercerna dengan baik sehingga
nutrisi akan diserap secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai