1
DM Berapa lama bapak sudah mengalami keluhan seperti itu
P Kurang lebih 5 bulan terakhir dok.
DM Maksud dari cemas dan rasa takut yang bapak rasakan ini bagaimana
pak?
P Iya dok, awalnya rasa cemas yang rasakan ini semenjak setelah kejadian
gempa, saya sering merasa cemas akan terjadi gempa kembali. Tapi pada
saat awal” saya masih bisa mengendalikannya tapi semenjak 5 bulan
terakhir saya sdh sering merasa takut dan sering memimpikan kejadian
gempa 1 tahun yang lalu. Saya juga sering takut apabila mendengar suara
keributan dan mendengar suara mobil truk yang lewat karena suaranya
seperti suara gemuruh. Selain itu saya juga langsung merasa berdebar”
dan berkeringat. Kemudian saya juga merasa sulit tidur.
DM Baik pak, jadi bapak ada mendengar suara-suara yang tidak didengar
oleh orang disekitar bapak?
P Tidak ada dokter.
DM Baik pak, kalau bayangan-bayangan yang tidak dilihat orang lain pak
pernah lihat?
P Tidak pernah juga dok.
DM Maaf pak, jadi keluhannya bpak memberat semenjak 5 bulan terakhir
pak?
P Iya dok, semenjak 5 bulan terakhir ini sy sudah merasa takut dan sering
tidak mau keluar rumah. Saya merasa berada pada kejadian gempa 1
tahun yang lalu
DM Oh iya pak, maaf pak ,apakah pernah berniat atau pernah melakukan
percobaan bunuh diri atau merasa putus asa karena memikirkan kejadian
gempa?
P Tidak pernah dok, saya cuma merasa takut dan cemas saja dan tidak
pernah berpikir mau bunuh diri
DM keluhan apalagi yang bapak rasakan?
P Saya ada keluhan berdebar-debar, sulit tidur
2
DM Nafsu makannya bagaimana?
P Saya jadi malas makan dok. Kalaupun makan hanya sedikit sekali.
DM Tapi bapak masih bersemangat untuk berkerja?
P Semenjak 5 bulan terakhir sudah kehilangan semangat bekerja dok.
DM Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga
P Semuanya baik dok.
DM Apakah bapak memiliki riwayat kecelakaan atau benturan di kepala?
P Tidak ada dok
DM Apakah bapak dari kecil dulu pernah kejang?
P Tidak pernah dok
DM Mohon maaf pak saya mau menanyakan hal yang agak privasi, apakah
bapak merokok atau mengkonsumsi alkohol? Atau pernah memakai obat-
obatan
P Tidak dok.
DM Bapak masih ingat masa kecil bagaimana? Misalnya bagaimana
hubungan bapak dengan keluarga dan teman teman bapak
DM Waktu kecil saya baik baik saja dengan keluarga, saya juga punya banyak
teman
DM Saat ini bapak tinggal dengan siapa?
P Saya tinggal dengan orang tua saya
DM Bagaimana perasaan bapak saat ini?
P Kalau saat ini semenjak saya minum obat perasaan saya sudah mulai
membaik
DM Apakah bapak sadar bahwa bapak sakit?
P Iya dok saya sadar bahwa saya sakit, maka dari itu saya mau berobat dok
DM Oke baik pak mungkin itu saja dulu dari saya, terimakasih banyak atas
waktunya pak, semoga bapak bisa cepat sembuh, yang penting bapak
sehat dulu, makan yang teratur, dan tidur yang cukup.
P Baik dok, terimakasih
DM Assalamualaikum pak , perkenalkan nama saya , saya dokter muda yang
3
sedang dinas di Poli jiwa RSU Anutapura Palu (sambil jabat tangan).
Permisi pak saya meminta kesediaan bapak untuk diwawancarai sebentar.
Apakah bersedia ?
P Iya silahkan dok
DM Baik nama ibu siapa?
P Saya bapak A
DM Umur bapak berapa?
P Umur saya 37 tahun
DM Alamatnya dimana pak?
P Jl jati
DM Oh iya pak, sehari-hari ibu bekerja apa ?
P Lalu saya bekerja dibalai kota, tapi sekarang hanya dirumah
DM Bagaimana riwayat pendidikan bapak?
P Saya tamat SMA dok
DM Bapak agamnya apa ?
P Islam dok
DM Diantar sama siapa ke RS?
P Diantar oleh saudara
DM Bapak sebelumnya sudah pernah datang berobat disini ?
P Sudah dok ini ke 2 kalinya
DM Sebelumnya bapak ada pergi berobat ke rumah sakit atau ke dokter yang
lain pak?
P Belum pernah dokter
DM Baik pak, Apa keluhan bapak sehingga datang berobat ke poli jiwa
pertama kalinya
P Saya merasa cemas dan takut dokter
DM Berapa lama bapak sudah mengalami keluhan seperti itu
P Kurang lebih 5 bulan terakhir dok.
DM Maksud dari cemas dan rasa takut yang bapak rasakan ini bagaimana
pak?
4
P Iya dok, awalnya rasa cemas yang rasakan ini semenjak setelah kejadian
gempa, saya sering merasa cemas akan terjadi gempa kembali. Tapi pada
saat awal” saya masih bisa mengendalikannya tapi semenjak 5 bulan
terakhir saya sdh sering merasa takut dan sering memimpikan kejadian
gempa 1 tahun yang lalu. Saya juga sering takut apabila mendengar suara
keributan dan mendengar suara mobil truk yang lewat karena suaranya
seperti suara gemuruh. Selain itu saya juga langsung merasa berdebar”
dan berkeringat. Kemudian saya juga merasa sulit tidur.
DM Baik pak, jadi bapak ada mendengar suara-suara yang tidak didengar
oleh orang disekitar bapak?
P Tidak ada dokter.
DM Baik ipak, kalau bayangan-bayangan yang tidak dilihat orang lain pak
pernah lihat?
P Tidak pernah juga dok.
DM Maaf pak, jadi keluhannya bpak memberat semenjak 5 bulan terakhir
pak?
P Iya dok, semenjak 5 bulan terakhir ini sy sudah merasa takut dan sering
tidak mau keluar rumah.
DM Oh iya pak, maaf pak ,apakah pernah berniat atau pernah melakukan
percobaan bunuh diri atau merasa putus asa karena memikirkan kejadian
gempa?
P Tidak pernah dok, saya cuma merasa takut dan cemas saja dan tidak
pernah berpikir mau bunuh diri
DM keluhan apalagi yang bapak rasakan?
P Saya ada keluhan berdebar-debar, sulit tidur
DM Nafsu makannya bagaimana?
P Saya jadi malas makan dok. Kalaupun makan hanya sedikit sekali.
DM Tapi bapak masih bersemangat untuk berkerja?
P Semenjak 5 bulan terakhir sudah kehilangan semangat bekerja dok.
DM Bagaimana hubungan bapak dengan keluarga
5
P Semuanya baik dok.
DM Apakah ibapak memiliki riwayat kecelakaan atau benturan di kepala?
P Tidak ada dok
DM Apakah bapak dari kecil dulu pernah kejang?
P Tidak pernah dok
DM Mohon maaf pak saya mau menanyakah hal yang agak privasi, apakah
bapak merokok atau mengkonsumsi alkohol?
P Tidak dok.
DM Bapak masih ingat masa kecil bagaimana? Misalnya bagaimana
hubungan bapak dengan keluarga dan teman teman bapak
DM Waktu kecil saya baik baik saja dengan keluarga, saya juga punya banyak
teman
DM Saat ini ibu tinggal dengan siapa?
P Saya tinggal dengan orang tua saya
DM Bagaimana perasaan ibu saat ini?
P Kalau saat ini semenjak saya minum obat perasaan saya sudah mulai
membaik
DM Apakah bapak sadar bahwa bapak sakit?
P Iya dok saya sadar bahwa saya sakit, maka dari itu saya mau berobat dok
DM Oke baik pak mungkin itu saja dulu dari saya, terimakasih banyak atas
waktunya pak, semoga bapak bisa cepat sembuh, yang penting ibu sehat
dulu, makan yang teratur, dan tidur yang cukup.
P Baik dok, terimakasih
6
LAPORAN KASUS PSIKIATRI
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
LAPORAN PSIKIATRIK
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama
Cemas
B. Riwayat Gangguan Sekarang
Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang ke poli klinik jiwa
RSU anutapura palu dengan keluhan cemas yang dirasakan sejak
kurang lebih 5 bulan terakhir. Perasaan cemas disertai dengan
berdebar-debar, keringat dingin, tangan gemetar, selalu rasa haus,
mulut kering, sulit tidur dan kehilangan nafsu makan. Pasien merasa
takut saat sendirian dengan alasan takut bila terjadi sesuatu . Pasien
juga terkadang merasa khawatir tentang apa yang akan terjadi
padanya.
Awal perasaan cemas ini timbul pasca gempa palu, saat
kejadian gempa, pasien sementara mengendarai motor dan menabrak
7
tembok rumah, yang menyebabkan kendaraannya rusak tapi kondisi
pasien masih baik, dan pada saat kejadian gempa pasien juga
menceritakan bahwa dia melihat orang disekitarnya pada berjatuhan
sampai ada yang tidak sadarkan diri dan ada beberapa orang yang
ditabrak oleh motor. dan pada 5 bulan terakhir pasien mulai mengingat
kembali kejadian tersebut dan merasa jika kejadian tesebut akan
terjadi. Pasien mengatakan dirinya juga sering bermimpi tentang
kejadian gempa tersebut. Pasien juga apa bila mendengar mobil truk
sering merasa takut, karena beranggapan jika bunyi tersebut suara
gempa.
Hendaya Disfungsi
Hendaya Sosial (+)
Hendaya Pekerjaan (+)
Hendaya Penggunaan Waktu Senggang (+)
Faktor Stressor Psikososial
Kejadian gempa 28 september 2019
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan
psikis sebelumnya.
Riwayat penyakit fisik pasien
Pasien tidak memiliki riwayat fisik
Riwayat penyakit psikis pasien
Pasien baru pertama kali mengalami gangguan psikis.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Tidak ada riwayat kejang, penyakit jantung, infeksi berat dan
trauma capitis, serta gangguan jiwa sebelumnya.
D. Riwayat Kehidupan Peribadi
Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien tidak dapat mengingat riwayat ini dengan jelas.
Riwayat Masa Kanak Awal (1-3 tahun)
Pasien tidak dapat mengingat riwayat ini dengan jelas.
Riwayat Masa Pertengahan (4-11 tahun)
8
Pasien berhenti sekolah setelah lulus SMA dan hanya bekerja
membantu orang tua .
Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)
Pasien tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutya,
pasien hanya bekerja membantu orang tua
Riwayat Perkerjaan
Pasien tidak bekerja
E. Riwayat Kehidupan Keluarga
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua orang tuanya
dan saudaranya
F. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan saudaranya
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupan.
Pasien menyadari dirinya sakit secara psikis, dan mau diobati.
II. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LEBIH LANJUT
Pemeriksaan Fisik:
Tekanan Darah : 100/70 mmHg,
Denyut Nadi : 68 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6°C.
Kepala : Normocepal
Mata : Anemis (-/-), ikterik (-/-),
Leher : Pembesaran KGB (-/-)
Dada : Jantung : Bunyi Jantung I dan II regular, murmur
(-).Paru : Bunyi paru vesikuler (+/+), Rhonki (-/-),
whizing (-/-),
Perut : Kesan datar, ikut gerakan nafas, bising usus (+)
Anggota Gerak : Akral hangat, oedem pretibialis (-)
9
Status Lokalis
GCS : E4V5M6
Status Neurologis
Meningeal Sign : (-)
Refleks Patologis : (-/-)
Hasil Pemeriksaan nervus cranial : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan sistem motorik : Normal
Gerakan-gerakan abnormal : (-)
10
Orientasi : Baik
Daya ingat
Jangka Pendek : Baik
Jangka sedang : baik
Jangka Panjang : baik
Pikiran abstrak : baik
Bakat kreatif :
Kemampuan menolong diri sendiri: baik
D. Gangguan persepsi
Halusinasi : Tidak ada
Ilusi : Tidak ada
Depersonalisasi : Tidak ada
Derealisasi : Tidak ada
E. Proses berpikir
Arus pikiran:
A. Produktivitas : pasien menjawab bila diberi
pertanyaan
B. Kontinuitas : relevan
C. Hendaya berbahasa : tidak ada
Isi Pikiran
A. preokupasi : tidak ada
B. Gangguan isi pikiran : tidak ada
F. Pengendalian impuls
Baik
G. Daya nilai
Norma sosial : baik
Uji daya nilai : baik
Penilaian Realitas : baik
H. Tilikan (insight)
11
Derajat 4: Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh pengobatan
namun tidak memahami penyebab sakitnya.
I. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I :
Berdasarkan autoanamnesis didapatkan ada gejala klinik bermakna
dan menimbulkan penderitaan (distress) berupa cemas, rasa takut
dan menimbulkan (disabilitas) berupa hendaya yaitu hendaya
sosial dan pekerjaan dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami
Gangguan Jiwa
Pada pasien tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai realita,
serta daya nila norma sosial tidak terganggu, sehingga pasien
didiagnosa Sebagai Gangguan Jiwa non Psikotik.
Berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya dan pemeriksaan status
internus, tidak terdapat adanya kelainan yang mengindikasi
gangguan medis umum yang menimbulkan gangguan fungsi otak
serta dapat mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita pasien ini,
12
sehingga pasien didiagnosa sebagai Gangguan Jiwa non Psikotik
non Organik
Berdasarkan gambaran kasus dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala stres yaitu cemas dan rasa takut, selain itu
pasien juga selalu memimpikan kejadian gempa palu. sehingga
memenuhi kriteria reaksi terhadap stres berat dan gangguan
penyesuaian F.43
Berdasarkan kriteria diagnostic PPDGJ III, pasien memiliki gejala
stres yang berlangsung kurang lebih 1 tahun yang lalu dan
memberat 5 bulan terakhir. gejala dirasakan tidak setiap hari, dan
sehingga pasien didiagnosis Gangguan stres Pasca trauma
(F43.1)
Aksis II
Tidak ada diagnosis Aksis II
Aksis III
Tidak ada diagnosis aksis III.
Aksis IV
Masalah berkaitan dengan bencana alam
Aksis V
GAF scale 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang).
13
VII. DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan psikotik akut dan sementara
VII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
Faktor yang mempengaruhi :
Ada support keluarga
Sudah menikah
Psikoterapi suportif
Ventilasi
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan isi hati
dan keinginannya sehingga pasien merasa lega
Persuasi: Membujuk pasien agar memastikan diri untuk selalu kontrol
dan minum obat dengan rutin.
14
Sugesti: Membangkitkan kepercayaan diri dan kemauan pasien untuk
dia sembuh (penyakit terkontrol).
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang sekitarnya
sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk
membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan
berkala.
IX. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
menilai efektifitas pengobatan yang diberikan dan kemungkinan
munculnya efek samping obat yang diberikan.
15
penyerangan atau penyiksaan fisik, peristiwa kriminal (perampokan
dengan kekerasan), penculikan, menyaksikan perisiwa penembakan
atau tertembak oleh orang lain.
3. Trauma yang terjadi akibat perang atau konflik bersenjata seperti:
tentara yang mengalami kondisi perang, warga sipil yang menjadi
korban perang atau yang diserang, korban terorisme atau pengeboman,
korban penyiksaan (tawanan perang), sandera, orang yang
menyaksikan atau mengalami kekerasan.
4. Trauma yang disebabkan oleh penyakit berat yang diderita individu
seperti kanker, rheumatoid arthritis, jantung, diabetes, renal failure,
multiple sclerosis, AIDS dan penyakit lain yang mengancam jiwa
penderitanya.
b. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi PTSD pada wanita lebih tinggi dari pria. Prevalensi pada
wanita berkisar 10-12% dan 5-6% pada pria. Walaupun PTSD dapat
muncul pada usia berapapun, tetapi kebanyakan sering terjadi pada dewasa
muda karena cenderung lebih mudah terpapar. Gangguan ini cenderung
terjadi pada orang yang belum memiliki pasangan, bercerai, janda,
dikucilkan dari lingkungan atau sosial ekonomi yang rendah. Faktor risiko
gangguan ini yaitu pada tingkat keparahan trauma, durasi, serta trauma
yang dialami individu. Trauma yang sering muncul pada pria antara lain
kekerasan, sedangkan pada wanita yaitu pemerkosaan
c. FAKTOR RESIKO PTSD
1. Jenis kelamin perempuan, 2 hingga 4 kali lipat dibandingkan pada
laki-laki meskipun laki-laki lebih cenderung mengalami kejadian
traumatik.
2. Gangguan jiwa sebelumnya (preexisting anxiety disorder atau
preexisting major depression) beresiko 2 kali lipat dibandingkan
mereka yang tidak mengalami gangguan jiwa.
3. Adanya gangguan psikiatrik sebelum trauma baik pada individu yang
bersangkutaan maupun keluarganya.
16
4. Adanya trauma masa kanak, seperti kekerasan fisik maupun seksual.
5. Ciri kepribadian ambang, paranoid, dependent, atau antisosial.
6. Mempunyai karakter yang bersifat introvert atau isolasi sosial; adanya
problem menyesuaikan diri.
7. Adanya kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi secara bermakna.
8. Terpapar oleh kejadian-kejadian dalam kehidupan yang luar biasa
sebelumnya baik tunggal maupun ganda dan dirasakan secara
subjektif oleh suatu kondisi atau peristiwa yang menimbulkan
penderitaan bagi dirinya.
d. ETIOLOGI
Respon kognitif dan afektif juga penting dalam menentukkan PTSD
yang dikembangkan. Kejadian traumatik didefinisikan dengan kejadian
yang melibatkan pengalaman atau menyaksikan kejadian nyata yang
mengancam jiwa, cedera berat, atau mengatahui kematian yang
mengenaskan yang melibatkan ketakutan yang mendalam,
ketidakberdayaan, atau kejadian mengerikan.
17
e. PATOFISIOLOGI PTSD
Biologi
Pengalaman
Pola Asuh
perang
Penyiksaan,
bencana alam,
Penyerangan,
perkosaan
Kecelakaan
serius
Orang yang mengalaminya - Aktivasi kembali trauma
Tidak mampu memproses pada masa kanak-kanak
Atau merasionalisasikan
Trauma Pencetus gangguan ini
mencetuskan respon takut yang bebas dari stimulus asal yang tidak
18
dipelajari dengan pengembangan pola penghindaran. Sejumlah penerima
penetapan gangguan.
timbul sebagai akibat dari respon biologik dan psikologik seorang individu
dkk 2009):
Cemas pada PTSD dipicu tidak hanya dari stimulus external tetapi
19
lain dan menghasilkan respon takut. Ini dinamakan dengan istilah Re-
experiencing yang sering tampak pada gejala dari PTSD (Sthal, 2013).
yang berhubungan secara timbal balik. Avoidance pada kasus ini adalah
tubuh, namun respon ini bekerja secara bebas dan tidak berkaitan dengan
dalam menyediakan energi yang cukup dari beberapa organ vital tubuh
ini membuat individu tetap berada dalam kondisi siaga terus menerus.
20
Sejumlah studi menemukan peningkatan konsentrasi epinefrin urin 24 jam
saraf simpatik dan beberapa sistem tubuh yang bersifat defentif tadi yang
timbul akibat dari peristiwa traumatik yang dialami oleh individu tersebut.
Dengan kata lain, hormon kortisol berperan dalam proses terminasi dari
menghentikan proses ini, maka aktivitas katekolamin akan tetap tinggi dan
21
hormone (CRF) eksogen menunjukkan respon adenocorticotropic
dengan pasien yang terpajan trauma tetapi tidak mengalami PTSD. Secara
volume rata-rata yang lebih rendah pada regio hipokampus otak walaupun
menunjukkan perubahan area otak yang terkait dengan rasa takut. Studi
prefrontal.
pada individu dengan PTSD dengan aktivitas motorik yang berlebih dan
waktu tidur yang kurang atau efisiensi, dan peningkatan kesadaran pada
22
dengan gangguan nafas akibat tidur. PTSD juga dikaitkan dengan REM
yang.terfragmentasi.
f. DIAGNOSIS
23
24
Sementara itu penegakan diagnosis untuk Post Traumatic Stress
waktu 6 bulan setelah kejadian traumatis berat (masa laten yang berkisar
tertundanya waktu mulai saat kejadian dan onset gangguan melebihi waktu
6 bulan, asal saja manifestasi klinisnya adalah khas dan tidak didapat
25
alternatif kategori gangguan lainnya. · Sebagai bukti tambahan selain
yang terjad lambat setelah stres yang luar biasa, misalnya saja beberapa
katasfora).
g. PENATALAKSANAAN
penderita.
Inhibitor merupakan obat lini pertama. Obat golongan ini akan bekerja
Sehingga golongan ini efektif untuk semua gejala penderita PTSD dan
memiliki efek samping paling minimal. Ada lima golongan SSRI yang
26
(paroxetine), Prozac (fluoxetine), Luvox (Fluvoxamine), Celaxa
(citalopram).
Gejala yang dapat obati dengan golongan SSRI antara lain ; Pikiran
N.D., 2009)
b. Psikoterapi
koping.
penatalaksanaan PTSD.
27
Penatalaksanaan dengan psikoterapi lainnya yang dapat
28
DAFTAR PUSTAKA
29