Anda di halaman 1dari 35

ABSTRAK

Tujuan dari percobaan viskositas ini adalah untuk menghitung harga koefisien viskositas
dan densitas dari aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilkdengan variabel suhu sebesar 30
o
C, 35 oC, dan 40 oC menggunakan Viskometer Ostwald.
Prosedur yang digunakan untuk menentukan harga koefisien viskositas dari aquadest, susu
kental Indomilk, dan santan Kara adalah memasukkan aquadest ke dalam Viskometer Ostwald yang
diletakkan dalam water bath dan mengondisikan cairan pada variabel suhu 30˚C.Selanjutnya
menyedot cairan hingga melewati batas atasViskometer Ostwald. Setelah itu biarkan cairan mengalir
ke bawah hingga tepat pada batas atas.Saat aquadest melewati batas atas viskometer, catat waktu
yang diperlukan aquadest untuk mengalir dari batas atas ke batas bawah dengan menggunakan
stopwatch.Mengulangi percobaan tersebut dengan mengganti aquadest dengan variabel cairan yang
lainnya,yaitu santan Kara dan susu kental Indomilk. Selain menentukan harga koefisien viskositas,
dalam percobaan ini juga dihitung nilai densitas dari sampel. Prosedur yang dilakukan adalah
mengondisikan aquadest pada suhu 30˚C. Lalu menimbang massa piknometer kosong dengan
menggunakan timbangan elektrik. Masukkan aquadest10 ml yang sebelumnya telah diukur dengan
menggunakan gelas ukur ke dalam piknometer kosong. Setelah itu timbang massa total piknometer
dan aquadestdengan cara mencari selisih massa antara massa total dan massa piknometer kosong.
Setelah itu densitas aquadest dapat dihitung dengan cara membagi massa aquadest dengan volume
aquadest.Mengulangi langkah-langkah tersebut dengan mengganti aquadest dengan susu kental
Indomilk dan santan Kara dalam suhu 35 oC dan 40 oC
Dari percobaan ini didapat harga viskositas dan densitas aquadest pada suhu 30 oC adalah
161,07 cp dan 0,85 gr/ml, pada suhu 35 oC adalah 139,9 cp dan 0,75 gr/ml, serta pada suhu 40 oC
adalah 112,75 cp dan 0,75 gr/ml. Untuk harga viskositas dan densitas santan Kara pada suhu 30 oC
adalah 3.790,5 cp dan 1 gr/ml, pada suhu 35 oC adalah 4.960,94 cp dan 0,65 gr/ml,serta pada suhu
40 oC adalah 5.648,17 cp dan 0,75 gr/ml. Sedangkan untuk harga viskositas dan densitas susu kental
Indomilk pada suhu 30 oC adalah 59.756,74 cp dan 1,25 gr/ml, pada suhu 35 oC adalah 24.428,85 cp
dan 1,15 gr/ml, serta pada suhu 40oC adalah 17.019,66 cp dan 0,95 gr/ml.Hubungan viskositas
dengan densitas adalah sebanding. Jika harga viskositas naik maka harga densitas pun akan naik,
begitupun sebaliknya. Sedangkan hubungan viskositas dengan suhu adalah berbanding terbalik,
semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga viskositas akan semakin kecil begitu pula sebaliknya.
Untuk hubungan antara densitas dengan suhu, semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga
densitas akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.Dalam praktikum ini, urutan koefisien viskositas
dan densitas dari yang terkecil sampai terbesar adalah aquadest, santan, dan susu kental Indomilk.

Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, santan Kara, susu kental Indomilk, viskometer Ostwald,
piknomter

i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam setiap fluida, gas atau cairan, masing masing memiliki suatu sifat yang
dikenal dengan sebutan viskositas. Viskositas atau kekentalan suatu zat cair adalah salah
satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya gesek. Viskositas
cairan akan menimbulkan gesekan dalam cairan fluida karena adanya interaksi antara
molekul-molekul cairan.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari
Poiseulle. Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseulle. Metode
Viskositas Ostwald adalah salah satu cara untuk menentukan harga kekentalan dimana
prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan untuk dapat
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri.
Viskositas sendiri banyak digunakan dalam dunia industri untuk mengetahui
koefisien kekentalan zat cair. Dari perhitungan itu dapat dihitung berapa seharusnya
kekentalan yang dapat digunakan dalam mengomposisikan zat fluida itu dalam sebuah
larutan. Contoh penggunaan viskositas adalah dalam dunia industrl oli mobil. Oli
memiliki kekentalan yang lebih besar daripada zat cair lain. Dengan mengetahui
komposisi dari oli tersebut, penerapan viskositas sangat berpengaruh dalam menjaga
kekentalan oli tetap terjaga selama proses produksi.
Pada percobaan ini kita akan mempelajari tentang pengaruh suhu terhadap
viskositas cairan. Cairan yang digunakan dapat bermacam-macam, namun pada
percobaan ini cairan yang digunakan adalah santan Kara dan susu kental Indomilk,
sedangkan air sebagai pembanding. Dengan melakukan percobaan ini kita akan
mengetahui cairan mana yang memiliki viskositas tertinggi maupun cairan yang
memiliki viskositas terendah

I.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menghitung harga koefisien viskositas dari aquadest, santan Kara,
dan susu kental Indomilk pada variabel suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C dengan
menggunakan Viskometer Ostwald?

I-1
I-2

Bab I Pendahuluan

2. Bagaimana cara menghitung densitas dari aquadest, santan Kara, dan susu kental
Indomilk pada variabel suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C ?

I.3 Tujuan Percobaan


1. Untuk menghitung harga koefisien viskositas dari aquadest, santan Kara, dan susu
kental Indomilk dengan pada variabel suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C dengan
menggunakan Viskometer Ostwald.
2. Untuk menghitung densitas dari aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilk
dengan pada variabel suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C .

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan
bentuknya secara continue/terus-menerus bila terkena tekanan/gaya geser walaupun
relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir, kata fluida mencakup
zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat mengalir.Sebaliknya batu dan
benda-benda keras (seluruh zat-zat padat tidak dapat dikategorikan sebagai fluida
karena zat-zat tersebut tidak bisa mengalir secara continue) (Anonim, 2013).
Fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul - molekul dengan jarak
pisah yang cukup besar untuk gas dan jarak pisah yang cukup kecil untuk zat cair.
Molekul - molekul tersebut tidak dapat terikat pada suatu sisi, melainkan zat-zat
tersebut saling bergerak bebas terhadap satu dengan yang lainnya (Anonim, 2013).
Fluida merupakan salah zat-zat yang bisa mengalir yang mempunyai
partikel kecil sampi kasat mata dan mereka dengan mudah untuk bergerak serta
berubah-ubah bentuk tanpa pemisahan massa (Anonim, 2013).
Ketahanan fluida terhadap perubahan bentuk sangat kecil sehingga fluida
dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang (Anonim, 2013).
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bila terkena
tegangan geser suatu fluida adalah suatu zat yang mengembanghingga memenuhi
bejana. Fluida selalu mengalir bila dikenai bekas pengubah zat cair, fluida diartikan
dengan mempunyai volume tertentu tapi bentuk tertentu itu mengalir menyesuaikan
dengan bentuk wadah. Zat cair mempunyai volume tertentu Dalam fluida ternyata
gaya yang dibutuhkan (F), sebaliknya dengan luas fluida yang bersentuhan dengan
setiap lempeng (A), dan dengan laju (V) untuk luas penampang keping A adalah
F.ZAV (Ghozian, 2008).
Adapun jenis cairan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu cairan newtonian dan
nonnewtonian.
1. Cairan Newtonian
Cairan newtonian adalah cairan yang viskositasnya tidak berubah dengan
berubahnya gaya irisan, ini adalah aliran kental (viscous) sejati. Contohnya: Air,
minyak, sirup, gelatin, dan lain-lain. Shear rate atau gaya pemisah viskositas
berbanding lurus dengan shear stresss secara proporsional dan viskositasnya

II-1
II-2

Bab II Tinjauan Pustaka

merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidaktergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya
tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut
“Mobile”(Imfrantoni, 2006).
2. Cairan Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya
irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.Cairan mempunyai gaya gesek yang
lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien
viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya
temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur (Imfrantoni,
2006).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Jadi, semakin kental
cairan semakin tinggi juga viskositas cairan tersebut. Namun, juga dapat diartikan
sebagai indeks hambatan alir cairan. Beberapa zat cair dan gas mempunyai sifat daya
tahan terhadap aliran ini, dinyatakan dengan Koefisien Viskositas (Gina, 2009).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair (Gina, 2009).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah,
misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil
dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar
(Anonim, 2009).
Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang
disebut kekentalan atau viskositas (viscosity). Oleh karena itu, viskositas berkaitan
dengan gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang
sebagai ukurantingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu
fluida makin sulit fluida itu mengalir (Anonim, 2010).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-3

Bab II Tinjauan Pustaka

Adanya zat terlarut makromolekul akan menaikkan viskositas larutan.


Bahkan pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar karena molekul besar
mempengaruhi aliran fluida pada jarak yang jauh. Viskositas intrinsik merupakan
analog dari koefisien virial dan mempunyai dimensi =[1/konsentrasi]
(Atkins, 1996).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan alir
cairan. Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Cara ini merupakan salah satu cara yang paling mudah dan
dapat digunakan baik untuk cairan maupun gas (Anonim,2009).
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam dua tipe. Yang pertama adalah
aliran “laminar” atau aliran kental, yang secara umum menggambarkan laju aliran
kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah aliran
“turbulen”, yang menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter
yang lebih besar (Maroon, 1990).
Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap
dalam kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya
diperlukan energi tertentu. Sesuai hukum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah
molekul yang memiliki energi yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh
faktor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu
terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik.

h = A e-E/RT

(Gina, 2010).
A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relatif dan
volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk
proses awal aliran (Anonim, 2009).
Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya –
gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Dalam pergesekan ini dipengaruhi
oleh molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuksuatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-4

Bab II Tinjauan Pustaka

Selain itu, viskositas juga disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul. Jadi, viskositas semakin rendah, misalnya air mempunyai
tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang
mempunyai viskositas yang lebih besar (Anonim, 2009).

Gaya
A cm2 Kecepatan V cm/detik
F dyne

L cm
A cm2
Kecepatan V cm/detik
Gambar II.1 Konsep Dua Fluida Sejajar

Gambar diatas merupakan 2 lapisan fluida sejajar dengan masing-masing


mempunyai luas A cm2 dan jarak kedua lapisan L cm. Bila lapisan atas bergerak
sejajar dengan lapisan bawah pada kecepatan V cm/detik relatif terhadap lapisan
bawah, supaya fluida tetap mempunyai kecepatan V cm/detik maka harus bekerja
suatu gaya sebesar F dyne (Anonim, 2007).
Persamaannya:

.V . A
F
L
Keterangan:
 = Tetapan viscositas (gr/cm.detik)

F .L

V .A
(Anonim, 2000).
Viskositas didefinisikan besarnya gaya tiap cm2 yang diperlukan supaya
terdapat perbedaan kecepatan sebesar 1 cm tiap detik untuk 2 lapisan zat cair yang
paralel dengan jarak 1 cm. Viskositas dapat dihitung dengan rumus Poiseville.Hukum
ini digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui pipa
silindris dan menentukan jumlah cairan yang keluar perdetik (Anonim, 2006).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-5

Bab II Tinjauan Pustaka

R4 

8LV

Keterangan:
T = Waktu alir (detik)
P = Tekanan yang menyebabkan zat cair mengalir ( dyne / cm 3 )
V= Volume zat cair (liter)
L = Panjang pipa (cm)
 = Koefisien Viscositas (centipoise)
R = Jari-jari pipa dialiri cair (cm)
(Anonim, 2000).
Makin besar kekentalannya, makin sukar zat cair itu mengalir dan bila makin
encer makin mudah mengalir.
1
Q

Keterangan :
Q = Fluiditas
(Anonim, 2009).
Fluiditas yaitu kemudahan suatu zat cair untuk mengalir. Dari rumus diatas
dapat dilihat bahwa fluiditas berbanding terbalik dengan kekentalan (koefisien
viskositas). Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :
a) Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b) Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c) Dapat dianggap tidak termampatkan.
d) Mempunyai viskositas (kekentalan).
e) Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.

Faktor- faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut :


a.) Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.
b.) Temperatur

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-6

Bab II Tinjauan Pustaka

Viskositas akan turun dengan naiknya suhu karena molekul-molekul cairan


bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul melemah, sedangkan viskositas
gas naik dengan naiknya suhu. Dengan demikian viskositas cairan akan turun
dengan kenaikan temperatur.
c.) Ukuran dan berat molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul serta adanya ikatan rangkap
semakin banyak. Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya
lambat dan kekentalannya tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi.
d.) Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik denghan adanya ikatan hidrogen, viskositas CPO dengan
gugus OH pada trigliseridanya naik pada keadaan yang sama (Anonim, 2010).

Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan


viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan, antara lain :
a) Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang
dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena
gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Lutfy, 2007).
b) Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimedes. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung
gelas yang berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan
fungsi dari harga resiprok sampel. Berdasarkan hukum Stokesyaitu pada saat
kecepatan bolamaksimum,terjadi kesetimbangan sehingga gaya gesek sama
dengan gaya berat archimedes. Dalam fluida regangan geser selalu bertambah dan
tanpa batas sepanjang tegangan yang diberikan.Tegangan tidak bergantung pada
regangan geser tetapi tergantung pada laju perubahannya. Laju perubahan
regangan juga disebut laju regangan (Young, 2009).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-7

Bab II Tinjauan Pustaka

Laju perubahan regangan geser = laju regangan. Rumus tersebut dapat


defenisikan viskositas fluida, dinotasikan dengan η ( eta ), sebagai rasio tegangan
geser dengan laju regangan :
h = Tegangan geser
Laju regangan
(Anonim, 2009) .
Mempelajari gerak bola yang jatuh ke dalam fluida kental, walaupun
ketika itu hanya untuk mengetahui bahwa gaya kekentalan pada sebuah bola
tertentu di dalam suatu fluida tertentu berbandingan dengan kecepatan relatifnya.
Bila fluida sempurna yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola, atau
apabila sebuah bola bergerak dalam suatu fluida yang diam, gari-garis arusnya
akan berbentuk suatu pola yang simetris sempurna di sekeliling bola itu. Tekanan
terhadap sembarang titik permukaan bola yang menghadap arah alir datang tepat
sama dengan tekanan terhadap titik lawan. Titik tersebut pada permukaan bola
menghadap kearah aliran, dan gaya resultan terhadap bola itu nol (Anonim,2008).
c) Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sample digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah.
Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Anonim, 2008).
d) Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang
semitransparan yang diam dan kemudian kerucut yang berputar (Anonim, 2008.).
Nilai viskositas dinyatakan dalam viskositas spesifik, kinematik dan intrinsik.
Viskositas spesifik ditentukan dengan membandingkan secara langsung kecepatan
aliran suatu larutan dengan pelarutnya (Anonim, 2009).
Viskositas kinematik diperoleh dengan memperhitungkan densitas larutan.
Baik viskositas spesifik maupun kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Ubbelohde yang

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-8

Bab II Tinjauan Pustaka

termasuk jenis viskometer kapiler. Untuk penentuan viskometer larutan polimer,


viskometer kapiler yang paling tepat adalah viskometer Ubbelohde (Anonim, 2009).
Rapat massa suatu bahan yang homogen didefinisikan sebagai massanya per
satuan volum. Berat jenis suatu bahan ialah perbandingan rapat massa bahan itu
terhadap rapat massa air. Massa jenis zat merupakan perbandingan antara massa zat
dengan volume zat (Anonim, 2009).
Untuk zat cair massa jenis zat dapat ditentukan dengan cara membandingkan
dua zat cair yang mempunyai tekanan hidrostatis sama, dengan asumsi bahwa zat cair
pertama sudah diketahui massa jenisnya dan zat cair kedua akan ditentukan massa
jenisnya (Anonim, 2009).

Gambar II.2. Alat ukur massa jenis

Anggap saja kedua zat cair ditempatkan pada pipa A dan pipa B.

Jika menggunakan rumus Bernoulli ialah rumus dasar hidrodinamika untuk


cairan yang mengalir sepanjang pipa, maka:

1 1
P o + ρA g h A+ ρvA2 = Po + ρB g hB+ ρvB2
2 2
Misal untuk cairan dalam bejana v = 0, ( v = kecepatan )

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-9

Bab II Tinjauan Pustaka

Po + ρAg hA+ 1 ρvA2 = Po + ρB g hB+ 1 ρvB2


2 2
ρBg hB
Po - Po =
ρ A g hA

ρB = ( hb ) ρA
ha
(Anonim, 2007).
Viskositas (kekentalan) adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatanuntuk mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar
hambatannya. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi
dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya (Anonim, 2009).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut. Koefisien
kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan percobaan bola
jatuh didalam fluida tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada suatu benda relatif
terhadap suatu fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida:
F = -b. v
Keterangan:
F = gaya gesek yang dialami benda
b = kosntanta gesekan
v = kecepatan benda
(Anonim, 2009) .
Koefisien viskositas fluida η , didefinisikan sebagai perbandingan antara
tegangan luncur (F/A) dengan kecepatan perubahan regangan luncur (v/l). Secara
matematis, persamaannya ditulis sebagai berikut.
η = (F/A) / (v/l)
F = ηA(v/l)
Keterangan:
η = (tegangan luncur / cepat perubahan tegangan luncur)
(Anonim, 2009) .

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-10

Bab II Tinjauan Pustaka

Poiseuille dan Poise adalah satuan viskositas dinamis, juga disebut viskositas
absolut. 1 Poiseulle (PI) = 10 Poise (P) = 1.000 cP. Benda yang bergerak dalam fluida
kental mengalami gaya gesek yang besarnya dinyatakan dengan persamaan:
Ff = ηv(A/l) = kηv
(Anonim, 2009)
Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stoker
menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k=6π-R.

Ff = 6π r η R v

(Anonim, 2009)
Persamaan diatas dikenal sebagai Hukum Stokes. Gaya gesek dalam zat cair
tergantung pada koefisien viskositas, kecepatan relatif benda terhadap zat cair, serta
ukuran dan bentuk geometris benda. Jika sebuah benda berbentuk bola (kelereng)
jatuh bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya akan bertambah karena pengaruh
gravitasi Bumi hingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan
terbesar yang tetap tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecepatan
terminal tercapai, berlaku keadaan sebagai berikut:
ΣF = 0
Ff + FA = mg
Ff = mg – FA
6πrηRvT = ρb.Vb.g – ρf.Vf.g
vT = [g.Vb(ρb – ρf) ] / [6πrη]
(Anonim, 2009)
Pada benda berbentuk bola, volumenya vb = 4/3 πr3 sehingga diperoleh persamaan
vT =(2r2g) (ρb – ρf) / (9η)
dengan:
vt = kecepatan terminal (m/s),
Ff = gaya gesek (N),
FA = gaya ke atas (N),
ρb= massa jenis bola (kg/m2), dan
ρf= massa jenis fluida (kg/m3).
(Anonim, 2009)

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-11

Bab II Tinjauan Pustaka

Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-
sifatnya tetap, gaya gesekan tersebut memenuhi hukum Stokes sebagai berikut :

F = -6  r v
Keterangan:
 = koefisienviskositasfluida
R = jarijari bola
(Gina, 2010)
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan
antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran
dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser
(s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah
yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang
berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian
atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka
fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling
bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan
geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan
tidak adanya tekanan fluida (Anonim, 2006).
Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang
ditentukan di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut, atau
viskositas sederhana untuk membedakannya dari kuantitas lain, namun biasanya hanya
disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik (diwakili oleh simbol ν)
adalah rasio viskositas fluida untuk densitasnya (Anonim, 2009).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-12

Bab II Tinjauan Pustaka

Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah
pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut
viskometer kapiler – pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian
bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viskometer kapiler identik dan
dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi, cairan kental memerlukan waktu
lebih lama daripada kurang cairan kental mengalir melalui selang (Anonim, 2009).
Hukum Stokes di atas berlaku bila :
1. Fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi).
2. Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola.
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai desakan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya suatu viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida di atas maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida di atas
lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat meluncur di atas permukaan
lainnya bila di antara permukaan-permukaan ini terdapat lapisan fluida, haruslah
dikerjakan gaya. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas; hanya saja zat cair
lebih kental daripada gas (Anonim, 2009).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas,
hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan turun
dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar,
tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan
(Anonim, 2007).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya
waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui sewaktu material
cetak dicampur atau saat dimasukkan ke dalam mulut karena viskositas material cetak
kosistensi light pada 5 menit setelah pencampuran akan sama dengan kosistensi
regular pada 3 menit (Anonim, 2010).
Tempat dua teknik utama untuk mengukur viskositas gas. Teknik pertama
bergantung pada laju peredaman osilasi puntir dari piringan yang tergantung dalam
gas, yaitu konstanta waktu untuk pengurangan gerakan harmonis yang bergantung
pada viskositas dan rancangan peralatannya. Teknik kedua didasarkan pada rumus
poseuille untuk laju aliran fluida melalui pipa dengan radius r (Anonim,2009).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-13

Bab II Tinjauan Pustaka

Beberapa cairan mengalir ,dengan alasan yang lain mengalir dengan sangat
mudah. Hambatan dari zat cair untuk mengalir terhadap suatu lapisan lainnya disebut
viskositas. Semakin besar viskositas, maka semakin lambat pula suatu zat cair
mengalir. Viskositas adalah bagian dari tempat dengan yang mana molekul suatu akan
menyatu dengan molekul yang lainnya (Anonim, 2009).
Viskositas kinematik diperoleh dengan mempertimbangkan densitaslarutan.
Viskositas spesifik dan kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.Viskositas
intrinsik dihitung dari perbandingan antara viskositas spesifik dengan konsentrasi
larutan (_sp/C) yang diekstrapolasi sehingga nilai konsentrasi larutan mendekati nol.
Dengan demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh terhadap viskositas intrinsik
(Anonim, 2009).
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui
medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius
r dan rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db,
akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar:
F1 = 4/3 πr3 ( d-dm ) g
(Anonim, 2009).
Tabel II.1 Tabel Perbedaan Viskositas cairan dan Viskositas gas:
Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas
Lebih kecil disbanding
Gaya gesek Lebih besar untuk mengalir
viskositas cairan

Koefisien viskositas Lebih besar Lebih kecil

Temperatur naik,viskositas Temperatur naik,viskositas


Temperatur
turun naik

Tekanan naik,viskositas
Tekanan Tidak tergantung tekanan
naik

(Anonim, 2009).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-14

Bab II Tinjauan Pustaka

Fluida yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah fluida sejati. Oleh karena
itu, bahasan mengenai viskositas hanya akan Anda temukan pada fluida sejati, yaitu
fluida yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Dapat dimampatkan (kompresibel);
b. Mengalami gesekan saat mengalir (memiliki viskositas) dan alirannya turbulen.
Zat cair dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental (viscous)
daripada gas. Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran
ketahanan oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Viskositas oli didefinisikan
dengan nomor SAE’S (Society of Automotive Engineer’s). Contoh pada sebuah
pelumas tertulis

API SERVICE SJ
SAE 20W – 50

(Saipudin,2011).
Klasifikasi service minyak pelumas ini dikembangkan oleh API (American
Petroleum Institute) yang menunjukkan karakteristik service minyak pelumas dari
skala terendah (SA) sampai skala tertinggi (SJ) untuk mesin-mesin berbahan bakar
bensin.

Gambar II.3Konsep Viskositas Fluida Cair


(Saipudin,2011).
Di dalam aliran kental kita dapat memandang persoalan tersebut seperti
tegangan dan regangan pada benda padat. Kenyataannya setiap fluida baik gas maupun
zat cair mempunyai sifat kekentalan karena partikel di dalamnya saling menumbuk.
Bagaimana kita menyatakan sifat kekentalan tersebut secara kuantitatif atau dengan
angka, sebelum membahas hal itu kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan
zat yang kental dan kurang kental dengan cara kuantitatif. Salah satu alat yang
digunakan untuk mengukur kekentalan suatu zat cair adalah viskometer Apabila zat

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
II-15

Bab II Tinjauan Pustaka

cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental
bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding.
Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel
pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara
kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran
ini disebut aliran laminer (Anonim, 2010).
Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya
tidak terlalu cepat. Kita anggap gambar di atas sebagai aliran sebuah zat cair dalam
pipa, sedangkan garis alirannya dianggap sejajar dengan dinding pipa. Karena adanya
kekentalan zat cair yang ada dalam pipa, maka besarnya kecepatan gerak partikel yang
terjadi pada penampang melintang tidak sama besar. Keadaan tersebut terjadi
dikarenakan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental tersebut, dan pada titik
pusat pipa kecepatan yang terjadi maksimum (Anonim, 2010).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
III-1

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Variabel Percobaan
Variabel Bebas :
Bahan : Aquadest, Santan Kara, Susu kental Indomilk
Suhu : 30 oC, 35 oC, dan 40 oC
Variabel Kontrol : Volume
Variabel Terikat : Suhu

III.2 Bahan yang digunakan


1. Aquadest
2. Santan Kara
3. Susu Kental Indomilk

III.3 Alat yang digunakan


1. Beaker Glass
2. Erlenmayer
3. Gelas ukur
4. Pemanas Elektrik
5. Piknometer
6. Pipet tetes
7. Termometer
8. Timbangan elektrik
9. Stopwatch
10. Viskometer Ostwald

III.4 Prosedur Percobaan


III.4.1 Percobaan Viskositas Cairan
1. Memasukkan aquadest ke dalam viskometer Ostwald yang diletakkan dalam
water bath dan mengkondisikan cairan pada variabel suhu 30oC
2. Menghisap aquadest sehingga melewati batas atas pada viskometer Ostwald.
3. Membiarkan aquadest mengalir ke bawah hingga tepat pada batas atas.
III-2

BAB III Metodologi Percobaan

4. Mencatat waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas ke
batas bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.
5. Mengulangi langkah 1-4 dengan mengganti aquadest dengan Susu Kental
Indomilk dan Santan Kara dalam variabel suhu 35oC dan 40oC

III.4.2 Perhitungan Densitas


1. Mengkondisikan cairan pada suhu 30oC.
2. Menimbang massa piknometer 100 ml kosong menggunakan timbangan
analit.
3. Memasukkan aquadest yang telah diukur ke dalam piknometer.
4. Mengukur aquades sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur
5. Menimbang massa total piknometer dan aquadest.
6. Mencari massa cairan dengan cara mencari selisih massa antara massa total
dan massa piknometer kosong.
7. Mencari densitas aquadest dengan cara membagi massa aquadest dengan
volume larutan pada piknometer
8. Mengulangi langkah 1-7 dengan mengganti aquadest dengan Susu Kental
Indomilk dan Santan Kara dalam variabel suhu 35oC dan 40oC

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
III-3

BAB III Metodologi Percobaan

III.5 Diagram Alir Percobaan


III.5.1 Diagram Alir Percobaan Viskositas Cairan

MULAI

Memasukkan aquadest ke dalam viskometer Ostwald yang diletakkan dalam


water bath dan mengkondisikan cairan pada variabel suhu 30oC

Menghisap aquades sehingga melewati batas atas pada viskometer Ostwald.

Membiarkan aquadest mengalir ke bawah hingga tepat pada batas atas.

Mencatat waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas ke batas
bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.

Mengulangi langkah 1-4 dengan mengganti aquadest dengan Susu Kental


Indomilk dan Santan Kara dalam variabel suhu 35oC dan 40oC

SELESAI

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
III-4

BAB III Metodologi Percobaan

III.5.2 Diagram Alir Perhitungan Densitas

MULAI

Mengkondisikan cairan pada suhu 30oC

Menimbang massa piknometer kosong menggunakan timbangan analit

Memasukkan aquadest yang telah diukur ke dalam piknometer

Mengukur aquadest sebanyak 10 ml dengan menggunakan gelas ukur

Menimbang massa total piknometer dan aquadest

Mencari massa cairan dengan cara mencari selisih massa antara massa total dan
massa piknometer kosong

Mencari densitas aquadest dengan cara membagi massa aquadest dengan volume
larutan pada piknometer

Mengulangi langkah 1-7 dengan mengganti aquadest dengan Susu Kental


Indomilk dan Santan Kara dalam variabel suhu 35oC dan 40oC

SELESAI

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
III-5

BAB III Metodologi Percobaan

III.6 Gambar Alat Percobaan

Pipet Tetes Termometer

Piknometer

Viskometer Oswald

Gelas Ukur
Erlenmayer

Timbangan Elektrik Stopwatch

Pemanas Elektrik Beaker Glass

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Percobaan
Dari percobaan, dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Viskositas
Suhu Waktu (t₁) Waktu (t₂) Waktu rata-rata (Δt)
Variabel
( oC ) (s) (s) (s)
30 1,5 1,5 1,5
Aquadest 35 1,2 1,4 1,3
40 1 1,1 1,05
30 34,6 36 35,3
Santan
35 49,6 42,8 46,2
Kara
40 53,6 51,7 52,65
30 561 552 556,5
Susu Kental
35 225 230 227,5
Indomilk
40 120 197 158,5

Tabel IV.1.2 Perhitungan Densitas Cairan


Massa Massa Pikno
Suhu Volume Densitas
Variabel Piknometer o
dan Variabel
( C) ( ml ) ( gr /ml )
( gr ) ( gr )
30 59 10 0,85
Aquadest 50,5 35 58 10 0,75
40 58 10 0,75
30 60,5 10 1
Santan
50,5 35 57 10 0,65
Kara
40 58 10 0,75
Susu 30 63 10 1,25
Kental 50,5 35 62 10 1,15
Indomilk 40 60 10 0,95

IV-1
IV-2

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Tabel IV.1.3 Perhitungan Viskositas Cairan


Suhu Waktu Volume R L P Viskositas
Variabel
( oC ) (s) ( ml ) (cm) (cm) (dyne/cm²) ( cp )
30 1,5 10 0,3 3 1013253,93 161,07
Aquadest 35 1,3 10 0,3 3 1013253,93 139,9
40 1,05 10 0,3 3 1013253,93 112,75
30 35,3 10 0,3 3 1013253,93 3.790,5
Santan
35 46,2 10 0,3 3 1013253,93 4.960,94
Kara
40 52.65 10 0,3 3 1013253,93 5.648,17
Susu 30 556,5 10 0,3 3 1013253,93 59.756,74
Kental 35 227,5 10 0,3 3 1013253,93 24.428,85
Indomilk 40 158,5 10 0,3 3 1013253,93 17.019,66

IV.2 Pembahasan
Percobaan pada Viskositas atau kekentalan ini bertujuan untuk mengetahui harga
koefisien viskositas dari aquadest, Susu kental Indomilk, dan Santan Kara dengan
variabel suhu yang telah ditentukan yaitu sebesar 30oC, 35oC, dan 40oC. Selain itu
percobaan ini juga bertujuan untuk menghitung nilai densitas dari aquadest, susu kental
Indomilk dan santan Kara dengan variabel suhu sebesar 30oC, 35oC, dan 40oC. Sehingga
dari percobaan ini akan didapatkan hubungan antara suhu dengan viskositas dan densitas
zat cair.

0,86
0,84
0,82
Densitas ( g/ml)

0,8
0,78
0,76
0,74 Aquadest
0,72
0,7
30 35 40
Suhu oC
Grafik IV.2.1 Hubungan antara Suhu Dengan Densitas Aquadest

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-3

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan grafik IV.2.1 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas aquadest diperoleh data pada saat suhu 30˚C densitasnya sebesar 0,85 g/ml,
suhu 35˚C densitasnya sebesar 0,75 g/ml, dan pada saat suhu 40˚C densitasnya sebesar
0,75 g/ml. Hal ini tidak sesuai dengan data densitas dari literatur pada tabel IV.1.3 yang
menyatakan bahwa pada suhu 30˚C densitas aquadest sebesar 0,99744 g/ml, untuk suhu
35˚C didapat densitas aquadest sebesar 0,99582 g/ml. Sedangkan pada suhu 40 ˚C
densitas aquadest sebesar 0,99400 g/ml. Ketidaksesuaian ini dikarenakan oleh faktor
massa dan volume dalam perhitungan yang berbeda. Hal ini terjadi pada saat
penimbangan massa piknometer dan massa aquadest dalam neraca analit yang kurang
akurat, selain itu perhitungan volume dalam gelas ukur yang kurang teliti dapat
mempengaruhi proses pehitungan densitas.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka
densitasnya relatif semakin menurun. Hal ini dikarenakan pada saat suhu menigkat,
molekul dalam zat cair akan bergerak cepat dikarenakan tumbukan antar molekul,
sehingga molekul dalam zat cair menjadi merenggang dan massa jenis akan semakin
kecil. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu
semakin rendah densitasnya (Wikipedia, 2010).
Tabel IV.1.4 Data Densitas dan Viskositas Aquadest
Temperatur (°C) Densitas (g/ml) Viskositas ( cp )
70 0,97954 0.4045
65 0,98233 0.4336
60 0,98498 0.4664
55 0,98747 0.5033
50 0,98982 0.5456
45 0,99199 0.5943
40 0,99400 0.6510
35 0,99582 0.7171
30 0,99744 0,7945
25 0,99884 0,8876
(Korson & Drost-Hansen)

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-4

Bab IV Hasil dan Pembahasan

1,2
1
0,8

Densitas (g/ml)
0,6
Santan
0,4
Kara
0,2
0
20 30 40

Suhu (˚C)

Grafik IV.2.2 Hubungan antara Suhu Dengan Densitas Santan Kara

Berdasarkan grafik IV.2.2 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas santan Kara diatas diperoleh data pada saat suhu 30˚C densitasnya sebesar
1g/ml, pada saat suhu 35˚C densitasnya sebesar 0,65 g/ml, dan pada saat suhu 40˚C
densitasnya sebesar 0,75 g/ml. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa densitas
mengalami perubahan yang fluktual atau naik turun ketika suhu ditingkatkan. Hal ini
tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu semakin
rendah densitasnya (Wikipedia, 2010).
Ketidaksesuain ini diakibatkan karena kurang akuratnya dalam mengamati dan
mengukur suhu aquadest dan kurang telitinya dalam menghitung massa santan Kara dan
massa piknometer sehingga dalam menganalisis hasil praktikum, didapat hasil
perhitungan densitas yang tidak sesuai dengan literatur.

1,4
Densitas ( g/ml)

1,2
1
0,8
0,6 Susu
0,4 Kental
0,2 Indomilk
0
30 35 40
Suhu (˚C)

Grafik IV.2.3 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Susu Kental Indomilk

Berdasarkan grafik IV.2.3 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas Susu Kental Indomilk diperoleh data pada saat suhu 30˚C densitasnya sebesar
1,25 g/ml, pada suhu 35 ˚C densitasnya sebesar 1,15g/ml, dan pada saat suhu 40˚C

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-5

Bab IV Hasil dan Pembahasan

densitasnya sebesar 0,95 g/ml. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi suhu maka maka suhunya relatif semakin menurun. Hal ini dikarenakan pada saat
suhu menigkat, molekul dalam zat cair akan bergerak cepat dikarenakan tumbukan
antar molekul, sehingga molekul dalam zat cair menjadi merenggang dan massa jenis
akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin
tinggi suhu semakin rendah densitasnya (Wikipedia, 2010).
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh tiga grafik yang
menghubungkan antara suhu dengan densitas cairan. Dapat disimpulkan bahwa jika
suhu semakin tinggi maka densitasnya semakin rendah.

180
160
140
Viskositas ( cp )

120
100 Santan Aquadest
80
60 Kara
40
20
200 30 40
30 35 40
Suhu (˚C)
Suhu (˚C)

Grafik IV.2.4 Hubungan Antara Suhu Dengan Viskositas Aquadest


Berdasarkan grafik IV.2.4 dapat dilihat bahwa hubungan suhu dengan
viskositas aquadest, diperoleh data pada suhu 30 oC viskositasnya sebesar 161,07 cp,
pada suhu 35 oC viskositasnya sebesar 139,59 cp, dan pada saat suhu 40 oC
viskositasnya sebesar 112,75 cp. Hal ini tidak sesuai dengan data viskositas dari
literatur pada tabel IV.1.3 yang menyatakan bahwa pada suhu 30˚C viskositas aquadest
sebesar 0.7945 cp, untuk suhu didapat densitas aquadest sebesar 0,7171 cp. Sedangkan
pada suhu 40 ˚C densitas aquadest sebesar 0.6510 cp. Ketidaksesuaian ini dikarenakan
oleh kurang akuratnya dalam perhitungan tekanan aquadest, kurang telitinya dalam
mengamati dan mengukur suhu aquadest serta dalam menghitung waktu yang
diperlukan aquadest untuk melewati batas atas dan bawah .
Dari analisis data diatas, dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi
koefisien viskositas zat cair, dimana semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien
viskositasnya semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel-

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-6

Bab IV Hasil dan Pembahasan

partikel cairan semakin cepat dan kekentalannya pun semakin menurun sehingga
viskositasnya semakin menurun. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositasnya semakin menurun
(Wikipedia, 2010).

6000

5000
Viskositas (cp)

4000

3000 Santan
2000 Kara
1000

0
30 35 40

Suhu (˚C)

Grafik IV.2.5 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Santan Kara

Berdasarkan grafik IV.2.5 dapat dilihat bahwa hubungan suhu dengan


viskositas santan Kara, diperoleh data pada suhu 30 oC viskositasnya sebesar 3,790 cp,
pada suhu 35 oC viskositasnya sebesar 4.690,94 cp, dan pada saat suhu 40 oC
viskositasnya sebesar 5.468,17 cp. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka
semakin tinggi viskositasnya. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa semakin tinggi suhu semakin rendah viskositasnya (Wikipedia, 2010).
Ketidaksesuaian ini dikarenakan oleh kurang akuratnya dalam perhitungan
tekanan santan Kara, kurang telitinya dalam mengamati dan mengukur suhu serta dalam
menghitung waktu yang diperlukan santan Kara untuk melewati batas atas dan bawah.

7000
6000
5000
Viskositas

4000 Susu
(cp)

3000 Kental
2000
Indomilk
1000
0
30 35 40

Suhu (˚C)

Grafik IV.2.6 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Susu Kental Indomilk

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-7

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan grafik IV.2.6 dapat dilihat bahwa hubungan suhu dengan viskositas
susu kental Indomilk, diperoleh data pada suhu 30 oC viskositasnya sebesar 59.756,74
cp, pada suhu 35 oC viskositasnya sebesar 24.428,85 cp, dan pada saat suhu 40 oC
viskositasnya sebesar 17.019,66 cp. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu
maka semakin tinggi viskositasnya. Dari analisis data diatas, dapat disimpulkan bahwa
suhu mempengaruhi koefisien viskositas larutan, dimana semakin tinggi suhu larutan,
maka koefisien viskositasnya semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi,
gerakan partikel-partikel cairan semakin cepat dan kekentalannya pun semakin menurun
sehingga viskositasnya semakin menurun. Sedangkan untuk nilai koefisien viskositas
Susu kental Indomilk sendiri yang relatif sangat tinggi, hal ini terjadi kekentalan susu
indomilk ini yang sangat tinggi sehingga mempengaruhi waktu yang diperlukan susu
untuk melewati dari batas atas ke batas bawah dalam viskometer, oleh karena itulah
mengapa koefisien viskositas terbilang sangat tinggi. Hal ini juga sesuai dengan literatur
yang menyatakan bahwa semakin suhu maka koefisien viskositasnya semakin menurun
(Wikipedia, 2010).
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh tiga grafik yang
menghubungkan antara suhu dengan viskositas larutan. Dapat disimpulkan bahwa jika
suhu semakin tinggi maka viskositasnya semakin rendah.

1,5
1,4
1,3
Densitas (g/ml)

1,2
Aquadest
1,1
1
0,9 Santan Kara
0,8
0,7
Susu Kental
0,6
0,5
Indomilk
30 35 40
Suhu (oC )

Grafik IV.2.7 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Aquadest, Santan Kara, dan
Susu Kental Indomilk pada 30 oC, 35 oC, dan 40 oC

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-8

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan grafik IV.2.7 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilk pada suhu 30 oC, 35 oC, dan 40
o
C adalah berbanding terbalik. Pada suhu 30oC aquadest diperoleh densitas sebesar 0,85
g/ml , pada suhu 35oC diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml dan pada suhu 40oC
diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml . Pada suhu 30oC Santan Kara diperoleh densitas
sebesar 1 g/ml, pada suhu 35oC diperoleh densitas sebesar 0,65 g/ml dan pada suhu
40oC diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml. Sedangkan pada suhu 30oC Susu Kental
Indomilk diperoleh densitas sebesar 1,25 g/ml, pada suhu 35oC diperoleh densitas
sebesar 1,15 g/ml, dan pada suhu 40oC diperoleh densitas sebesar 0,95 g/ml. Artinya
semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka harga densitanya cenderung semakin
menurun. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa suhu juga mempengaruhi densitas
suatu fluida zat cair. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa perubahan
suhu berpengaruh terhadap harga densitas suatu zat fluida (Wikipedia, 2010).

56000
51000
Viskositas (g/ml)

46000
41000
36000
31000 Santan Kara
26000
21000
16000 Susu Kental
11000 Indomilk
6000
1000
30 35 40
Suhu (oC )

Grafik IV.2.8 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Aquadest, Santan Kara, dan Susu
Kental Indomilk pada 30oC, 35 oC, dan 40 oC

Berdasarkan grafik IV.2.8 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
viskositas aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilk pada suhu 30 oC, 35 oC, dan
40 oC adalah berbanding terbalik. Pada suhu 30oC larutan aquadest memiliki viskositas
sebesar 161,07 cp, pada suhu 35 oC diperoleh viskositas sebesar 139,9 cp, dan pada
suhu 45oC diperoleh viskositas sebesar 112,75 cp. Pada suhu 30oC santan Kara
diperoleh viskositas sebesar 3.790,5 cp, pada suhu 35oC diperoleh viskositas sebesar

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
IV-9

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.960,94 cp, dan pada suhu 40oC diperoleh viskositas sebesar 5.648,17 cp. Sedangkan
pada suhu 30oC Susu kental Indomilk diperoleh viskositas sebesar 59.756,74 cp, pada
suhu 35oC diperoleh viskositas sebesar 24.428,85 cp, dan pada suhu 40oC diperoleh
viskositas sebesar 17.019,66 cp.
Artinya semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka harga viskositasnya
cenderung semakin menurun. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa suhu juga
mempengaruhi viskositas suatu fluida zat cair. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa perubahan suhu berpengaruh terhadap harga viskositas suatu zat
fluida (Wikipedia, 2010).

Laboratorium Kimia Fisika


Program Studi D3 Teknik Kimia
FTI-ITS
BAB V
KESIMPULAN
1. Pada suhu 30oC larutan aquadest memiliki viskositas sebesar 161,07 cp, pada suhu 35 oC
diperoleh viskositas sebesar 139,9 cp, dan pada suhu 45oC diperoleh viskositas sebesar
112,75 cp. Pada suhu 30oC santan Kara diperoleh viskositas sebesar 3.790,5 cp, pada suhu
35oC diperoleh viskositas sebesar 4.960,94 cp, dan pada suhu 40oC diperoleh viskositas
sebesar 5.648,17 cp. Sedangkan pada suhu 30oC susu kental Indomilk diperoleh viskositas
sebesar 59.756,74 cp, pada suhu 35oC diperoleh viskositas sebesar 24.428,85 cp, dan pada
suhu 40oC diperoleh viskositas sebesar 17.019,66 cp.
2. Pada suhu 30oC aquadest diperoleh densitas sebesar 0,85 g/ml , pada suhu 35oC diperoleh
densitas sebesar 0,75 g/ml dan pada suhu 40oC diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml . Pada
suhu 30oC Santan Kara diperoleh densitas sebesar 1 g/ml, pada suhu 35oC diperoleh
densitas sebesar 0,65 gr/ml dan pada suhu 40oC diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml.
Sedangkan pada suhu 30oC susu kental Indomilk diperoleh densitas sebesar 1,25 g/ml,
pada suhu 35oC diperoleh densitas sebesar 1,15 g/ml, dan pada suhu 40oC diperoleh
densitas sebesar 0,95 g/ml.
3. Faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu, tekanan, temperatur, kehadiran zat lain,
ukuran dan berat molekul, massa jenis, dan konsentrasi.
4. Semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga viskositas akan semakin kecil. Begitupun
sebaliknya jika suhu semakin rendah maka harga viskositasnya akan semakin tinggi.
5. Semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga densitas akan semakin kecil. Begitupun
sebaliknya jika suhu semakin rendah maka harga densitasnya akan semakin tinggi.
6. Hubungan viskositas dengan densitas adalah sebanding. Jika harga viskositas naik maka
harga densitas pun akan naik. Begitupun sebaliknya jika harga viskositas turun maka
harga densitas pun akan turun.
7. Urutan viskositas dari yang tinggi ke rendah, yaitu susu kental Indomilk, santan Kara, dan
aquadest.

V-1
APPENDIKS

PERHITUNGAN TABEL IV.1.1


Menghitung waktu rata rata
𝑡1+𝑡2
Untuk menghitung waktu rata rata, dapat digunakan rumus : trata-rata =
2
1. Aquadest
1,5+1,5
 30 oC = 1,5 s
2
1,2 +1,4
 35 oC = 1,3 s
2
1 +1,1
 40 oC = 1,05 s
2
2. Santan Kara
34,6 +36
 30 oC = 35,3 s
2
49,6 +42,8
 35 oC = 46,2 s
2
53,6+51,7
 40 oC = 52,65 s
2
3 Susu Kental Indomilk
561+552
 30 oC = 556,5 s
2
225+230
 35 oC = 227,5 s
2
120 +197
 40 oC = 158,5 s
2
PERHITUNGAN TABEL IV.1.2
Menghitung Densitas Aquadest, Susu Kental Indomilk, dan Santan Kara
m
Untuk menghitung densitas, dapat digunakan rumus : ρ =
𝑣
1. Aquades
8,5
 30 oC = 0,85 g/ml
10
7,5
 35 oC = 0,75 g/ml
10
7,5
 40 oC = 0,75 g/ml
10

viii
2. Susu
12,5
 30 oC `= 1,25 gr/m
10
11,5
 35 oC = 1,15gr/ml
10
9,5
 40 oC = 0,95 g/ml
10
3. Santan
10
 30 oC = 1 g/ml
10
6,5
 35 oC = 0,65 g/ml
10
7,5
 40 oC = 0,75 g/ml
10
PERHITUNGAN TABEL IV.3
Menghitung Koefisien Viskositas Aquadest, Susu Kental Indomilk, dan Santan Kara
𝜋𝑃𝑅⁴𝑡
Untuk menghitung densitas, dapat digunakan rumus : η =
8 𝐿𝑉
1. Aquades
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥0,34 𝑥 1,5
 30 oC = 161,07cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 1,3
 o
35 C = 139,59 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 1,05
 40 oC = 112,75 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
2. Santan
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥0,34 𝑥35,5
 30 oC = 3.790,50 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 46,2
 35 oC = 4.960,94 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 52,6
 40 oC = 5.648,17 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3. Susu Kental
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 556,5
 30 oC = 59.756,74 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 227,5
 o
35 C = 24.428,85 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 158,5
 40oC = 17.019,66 cp
8 𝑥 3 𝑥 10

ix

Anda mungkin juga menyukai