Viskositas PDF
Viskositas PDF
Tujuan dari percobaan viskositas ini adalah untuk menghitung harga koefisien viskositas
dan densitas dari aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilkdengan variabel suhu sebesar 30
o
C, 35 oC, dan 40 oC menggunakan Viskometer Ostwald.
Prosedur yang digunakan untuk menentukan harga koefisien viskositas dari aquadest, susu
kental Indomilk, dan santan Kara adalah memasukkan aquadest ke dalam Viskometer Ostwald yang
diletakkan dalam water bath dan mengondisikan cairan pada variabel suhu 30˚C.Selanjutnya
menyedot cairan hingga melewati batas atasViskometer Ostwald. Setelah itu biarkan cairan mengalir
ke bawah hingga tepat pada batas atas.Saat aquadest melewati batas atas viskometer, catat waktu
yang diperlukan aquadest untuk mengalir dari batas atas ke batas bawah dengan menggunakan
stopwatch.Mengulangi percobaan tersebut dengan mengganti aquadest dengan variabel cairan yang
lainnya,yaitu santan Kara dan susu kental Indomilk. Selain menentukan harga koefisien viskositas,
dalam percobaan ini juga dihitung nilai densitas dari sampel. Prosedur yang dilakukan adalah
mengondisikan aquadest pada suhu 30˚C. Lalu menimbang massa piknometer kosong dengan
menggunakan timbangan elektrik. Masukkan aquadest10 ml yang sebelumnya telah diukur dengan
menggunakan gelas ukur ke dalam piknometer kosong. Setelah itu timbang massa total piknometer
dan aquadestdengan cara mencari selisih massa antara massa total dan massa piknometer kosong.
Setelah itu densitas aquadest dapat dihitung dengan cara membagi massa aquadest dengan volume
aquadest.Mengulangi langkah-langkah tersebut dengan mengganti aquadest dengan susu kental
Indomilk dan santan Kara dalam suhu 35 oC dan 40 oC
Dari percobaan ini didapat harga viskositas dan densitas aquadest pada suhu 30 oC adalah
161,07 cp dan 0,85 gr/ml, pada suhu 35 oC adalah 139,9 cp dan 0,75 gr/ml, serta pada suhu 40 oC
adalah 112,75 cp dan 0,75 gr/ml. Untuk harga viskositas dan densitas santan Kara pada suhu 30 oC
adalah 3.790,5 cp dan 1 gr/ml, pada suhu 35 oC adalah 4.960,94 cp dan 0,65 gr/ml,serta pada suhu
40 oC adalah 5.648,17 cp dan 0,75 gr/ml. Sedangkan untuk harga viskositas dan densitas susu kental
Indomilk pada suhu 30 oC adalah 59.756,74 cp dan 1,25 gr/ml, pada suhu 35 oC adalah 24.428,85 cp
dan 1,15 gr/ml, serta pada suhu 40oC adalah 17.019,66 cp dan 0,95 gr/ml.Hubungan viskositas
dengan densitas adalah sebanding. Jika harga viskositas naik maka harga densitas pun akan naik,
begitupun sebaliknya. Sedangkan hubungan viskositas dengan suhu adalah berbanding terbalik,
semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga viskositas akan semakin kecil begitu pula sebaliknya.
Untuk hubungan antara densitas dengan suhu, semakin tinggi suhu suatu zat cair, maka harga
densitas akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.Dalam praktikum ini, urutan koefisien viskositas
dan densitas dari yang terkecil sampai terbesar adalah aquadest, santan, dan susu kental Indomilk.
Kata Kunci : densitas, viskositas, aquadest, santan Kara, susu kental Indomilk, viskometer Ostwald,
piknomter
i
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam setiap fluida, gas atau cairan, masing masing memiliki suatu sifat yang
dikenal dengan sebutan viskositas. Viskositas atau kekentalan suatu zat cair adalah salah
satu sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya gesek. Viskositas
cairan akan menimbulkan gesekan dalam cairan fluida karena adanya interaksi antara
molekul-molekul cairan.
Salah satu cara untuk menentukan viskositas cairan adalah metode kapiler dari
Poiseulle. Metode Ostwald merupakan suatu variasi dari metode Poiseulle. Metode
Viskositas Ostwald adalah salah satu cara untuk menentukan harga kekentalan dimana
prinsip kerjanya berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan untuk dapat
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri.
Viskositas sendiri banyak digunakan dalam dunia industri untuk mengetahui
koefisien kekentalan zat cair. Dari perhitungan itu dapat dihitung berapa seharusnya
kekentalan yang dapat digunakan dalam mengomposisikan zat fluida itu dalam sebuah
larutan. Contoh penggunaan viskositas adalah dalam dunia industrl oli mobil. Oli
memiliki kekentalan yang lebih besar daripada zat cair lain. Dengan mengetahui
komposisi dari oli tersebut, penerapan viskositas sangat berpengaruh dalam menjaga
kekentalan oli tetap terjaga selama proses produksi.
Pada percobaan ini kita akan mempelajari tentang pengaruh suhu terhadap
viskositas cairan. Cairan yang digunakan dapat bermacam-macam, namun pada
percobaan ini cairan yang digunakan adalah santan Kara dan susu kental Indomilk,
sedangkan air sebagai pembanding. Dengan melakukan percobaan ini kita akan
mengetahui cairan mana yang memiliki viskositas tertinggi maupun cairan yang
memiliki viskositas terendah
I-1
I-2
Bab I Pendahuluan
2. Bagaimana cara menghitung densitas dari aquadest, santan Kara, dan susu kental
Indomilk pada variabel suhu 30˚C, 35˚C, dan 40˚C ?
TINJAUAN PUSTAKA
II-1
II-2
merupakan slope atau kemiringan kurva hubungan antara shear rate dan shear
stress. Viskositas tidaktergantung shear rate dalam kisaran aliran laminar (aliran
streamline dalam suatu fluida). Cairan newtonian ada 2 jenis, yang viskositasnya
tinggi disebut “Viscous” dan yang viskositasnya rendah disebut
“Mobile”(Imfrantoni, 2006).
2. Cairan Non-Newtonian
Yaitu cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya perubahan gaya
irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear.Cairan mempunyai gaya gesek yang
lebih besar untuk mengalir daripada gas, hingga cairan mempunyai koefisien
viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas bertambah dengan naiknya
temperatur, sedang viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur (Imfrantoni,
2006).
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Jadi, semakin kental
cairan semakin tinggi juga viskositas cairan tersebut. Namun, juga dapat diartikan
sebagai indeks hambatan alir cairan. Beberapa zat cair dan gas mempunyai sifat daya
tahan terhadap aliran ini, dinyatakan dengan Koefisien Viskositas (Gina, 2009).
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya
gesekan ini biasa juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar
viskositas zat cair, maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair
tersebut. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat
cair (Gina, 2009).
Viskositas suatu fluida adalah sifat yang menunjukkan besar dan kecilnya
tahan dalam fluida terhadap gesekan. Fluida yang mempunyai viskositas rendah,
misalnya air mempunyai tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil
dibandingkan dengan fluida yang mempunyai viskositas yang lebih besar
(Anonim, 2009).
Gejala ini dapat dianalisis dengan mengintrodusir suatu besaran yang
disebut kekentalan atau viskositas (viscosity). Oleh karena itu, viskositas berkaitan
dengan gerak relatif antar bagian-bagian fluida, maka besaran ini dapat dipandang
sebagai ukurantingkat kesulitan aliran fluida tersebut. Makin besar kekentalan suatu
fluida makin sulit fluida itu mengalir (Anonim, 2010).
h = A e-E/RT
(Gina, 2010).
A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relatif dan
volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk
proses awal aliran (Anonim, 2009).
Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya –
gaya mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai geseran dalam (viskositas) fluida
adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Dalam pergesekan ini dipengaruhi
oleh molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuksuatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Selain itu, viskositas juga disebabkan oleh adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul. Jadi, viskositas semakin rendah, misalnya air mempunyai
tahanan dalam terhadap gesekan yang lebih kecil dibandingkan dengan fluida yang
mempunyai viskositas yang lebih besar (Anonim, 2009).
Gaya
A cm2 Kecepatan V cm/detik
F dyne
L cm
A cm2
Kecepatan V cm/detik
Gambar II.1 Konsep Dua Fluida Sejajar
.V . A
F
L
Keterangan:
= Tetapan viscositas (gr/cm.detik)
F .L
V .A
(Anonim, 2000).
Viskositas didefinisikan besarnya gaya tiap cm2 yang diperlukan supaya
terdapat perbedaan kecepatan sebesar 1 cm tiap detik untuk 2 lapisan zat cair yang
paralel dengan jarak 1 cm. Viskositas dapat dihitung dengan rumus Poiseville.Hukum
ini digunakan untuk menentukan distribusi kecepatan dalam arus laminer melalui pipa
silindris dan menentukan jumlah cairan yang keluar perdetik (Anonim, 2006).
R4
8LV
Keterangan:
T = Waktu alir (detik)
P = Tekanan yang menyebabkan zat cair mengalir ( dyne / cm 3 )
V= Volume zat cair (liter)
L = Panjang pipa (cm)
= Koefisien Viscositas (centipoise)
R = Jari-jari pipa dialiri cair (cm)
(Anonim, 2000).
Makin besar kekentalannya, makin sukar zat cair itu mengalir dan bila makin
encer makin mudah mengalir.
1
Q
Keterangan :
Q = Fluiditas
(Anonim, 2009).
Fluiditas yaitu kemudahan suatu zat cair untuk mengalir. Dari rumus diatas
dapat dilihat bahwa fluiditas berbanding terbalik dengan kekentalan (koefisien
viskositas). Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :
a) Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b) Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c) Dapat dianggap tidak termampatkan.
d) Mempunyai viskositas (kekentalan).
e) Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.
Anggap saja kedua zat cair ditempatkan pada pipa A dan pipa B.
1 1
P o + ρA g h A+ ρvA2 = Po + ρB g hB+ ρvB2
2 2
Misal untuk cairan dalam bejana v = 0, ( v = kecepatan )
ρB = ( hb ) ρA
ha
(Anonim, 2007).
Viskositas (kekentalan) adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatanuntuk mengalir, dimana makin tinggi kekentalan maka makin besar
hambatannya. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan secara berkesinambungan suatu permukaan datar melewati permukaan
datar lain dalam kondisi mapan tertentu bila ruang diantara permukaan tersebut diisi
dengan cairan yang akan ditentukan kekentalannya (Anonim, 2009).
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai gesekan dibagian dalam suatu
fluida. Hal ini disebabkan oleh sifat kekentalan (viskositas) fluida tersebut. Koefisien
kekentalan suatu fluida (cairan) dapat diperoleh dengan menggunakan percobaan bola
jatuh didalam fluida tersebut. Gaya gesek yang bekerja pada suatu benda relatif
terhadap suatu fluida akan sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida:
F = -b. v
Keterangan:
F = gaya gesek yang dialami benda
b = kosntanta gesekan
v = kecepatan benda
(Anonim, 2009) .
Koefisien viskositas fluida η , didefinisikan sebagai perbandingan antara
tegangan luncur (F/A) dengan kecepatan perubahan regangan luncur (v/l). Secara
matematis, persamaannya ditulis sebagai berikut.
η = (F/A) / (v/l)
F = ηA(v/l)
Keterangan:
η = (tegangan luncur / cepat perubahan tegangan luncur)
(Anonim, 2009) .
Poiseuille dan Poise adalah satuan viskositas dinamis, juga disebut viskositas
absolut. 1 Poiseulle (PI) = 10 Poise (P) = 1.000 cP. Benda yang bergerak dalam fluida
kental mengalami gaya gesek yang besarnya dinyatakan dengan persamaan:
Ff = ηv(A/l) = kηv
(Anonim, 2009)
Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stoker
menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k=6π-R.
Ff = 6π r η R v
(Anonim, 2009)
Persamaan diatas dikenal sebagai Hukum Stokes. Gaya gesek dalam zat cair
tergantung pada koefisien viskositas, kecepatan relatif benda terhadap zat cair, serta
ukuran dan bentuk geometris benda. Jika sebuah benda berbentuk bola (kelereng)
jatuh bebas dalam suatu fluida kental, kecepatannya akan bertambah karena pengaruh
gravitasi Bumi hingga mencapai suatu kecepatan terbesar yang tetap. Kecepatan
terbesar yang tetap tersebut dinamakan kecepatan terminal. Pada saat kecepatan
terminal tercapai, berlaku keadaan sebagai berikut:
ΣF = 0
Ff + FA = mg
Ff = mg – FA
6πrηRvT = ρb.Vb.g – ρf.Vf.g
vT = [g.Vb(ρb – ρf) ] / [6πrη]
(Anonim, 2009)
Pada benda berbentuk bola, volumenya vb = 4/3 πr3 sehingga diperoleh persamaan
vT =(2r2g) (ρb – ρf) / (9η)
dengan:
vt = kecepatan terminal (m/s),
Ff = gaya gesek (N),
FA = gaya ke atas (N),
ρb= massa jenis bola (kg/m2), dan
ρf= massa jenis fluida (kg/m3).
(Anonim, 2009)
Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak dalam fluida yang sifat-
sifatnya tetap, gaya gesekan tersebut memenuhi hukum Stokes sebagai berikut :
F = -6 r v
Keterangan:
= koefisienviskositasfluida
R = jarijari bola
(Gina, 2010)
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas
yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan
antara gaya – gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran
dalam (viskositas) fluida adalah konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan
tersebut berlaku untuk fluida Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser
(s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan. Parameter inilah yang disebut dengan
viskositas. Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah
yang tetap dibatasi oleh lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang
permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika bidang bagian atas itu ringan, yang
berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida dibawahnya, maka tidak ada gaya
tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F dikenakan pada bidang bagian
atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan kecepatan konstan v, maka
fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang saling
bergeseran. Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s)
sebesar F/A yang seragam dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas
sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol, maka kecepatan
geser (g) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap dengan
tidak adanya tekanan fluida (Anonim, 2006).
Sebenarnya ada dua kuantitas yang disebut viskositas. Kuantitas yang
ditentukan di atas kadang-kadang disebut viskositas dinamik, viskositas absolut, atau
viskositas sederhana untuk membedakannya dari kuantitas lain, namun biasanya hanya
disebut viskositas. Kuantitas lain disebut viskositas kinematik (diwakili oleh simbol ν)
adalah rasio viskositas fluida untuk densitasnya (Anonim, 2009).
Viskositas Kinematik adalah ukuran dari arus resistif dari fluida di bawah
pengaruh gravitasi. Hal ini sering diukur dengan menggunakan perangkat yang disebut
viskometer kapiler – pada dasarnya adalah bisa lulus dengan tabung sempit di bagian
bawah. Bila dua cairan volume sama ditempatkan di viskometer kapiler identik dan
dibiarkan mengalir di bawah pengaruh gravitasi, cairan kental memerlukan waktu
lebih lama daripada kurang cairan kental mengalir melalui selang (Anonim, 2009).
Hukum Stokes di atas berlaku bila :
1. Fluida tidak berolak (tidak terjadi turbulensi).
2. Luas penampang tabung tempat fluida cukup besar dibanding ukuran bola.
Viskositas (kekentalan) dapat dianggap sebagai desakan dibagian dalam suatu
fluida. Karena adanya suatu viskositas ini, maka untuk menggerakkan salah satu
lapisan fluida di atas maka untuk menggerakkan salah satu lapisan fluida di atas
lapisan lainnya, atau supaya satu permukaan dapat meluncur di atas permukaan
lainnya bila di antara permukaan-permukaan ini terdapat lapisan fluida, haruslah
dikerjakan gaya. Baik zat cair maupun gas mempunyai viskositas; hanya saja zat cair
lebih kental daripada gas (Anonim, 2009).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas,
hingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur, sedang viskositas cairan turun
dengan naiknya temperatur. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar,
tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan
(Anonim, 2007).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya
waktu viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui sewaktu material
cetak dicampur atau saat dimasukkan ke dalam mulut karena viskositas material cetak
kosistensi light pada 5 menit setelah pencampuran akan sama dengan kosistensi
regular pada 3 menit (Anonim, 2010).
Tempat dua teknik utama untuk mengukur viskositas gas. Teknik pertama
bergantung pada laju peredaman osilasi puntir dari piringan yang tergantung dalam
gas, yaitu konstanta waktu untuk pengurangan gerakan harmonis yang bergantung
pada viskositas dan rancangan peralatannya. Teknik kedua didasarkan pada rumus
poseuille untuk laju aliran fluida melalui pipa dengan radius r (Anonim,2009).
Beberapa cairan mengalir ,dengan alasan yang lain mengalir dengan sangat
mudah. Hambatan dari zat cair untuk mengalir terhadap suatu lapisan lainnya disebut
viskositas. Semakin besar viskositas, maka semakin lambat pula suatu zat cair
mengalir. Viskositas adalah bagian dari tempat dengan yang mana molekul suatu akan
menyatu dengan molekul yang lainnya (Anonim, 2009).
Viskositas kinematik diperoleh dengan mempertimbangkan densitaslarutan.
Viskositas spesifik dan kinematik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan.Viskositas
intrinsik dihitung dari perbandingan antara viskositas spesifik dengan konsentrasi
larutan (_sp/C) yang diekstrapolasi sehingga nilai konsentrasi larutan mendekati nol.
Dengan demikian nilai kelarutan tidak berpengaruh terhadap viskositas intrinsik
(Anonim, 2009).
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui
medium zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius
r dan rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db,
akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar:
F1 = 4/3 πr3 ( d-dm ) g
(Anonim, 2009).
Tabel II.1 Tabel Perbedaan Viskositas cairan dan Viskositas gas:
Jenis Perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas
Lebih kecil disbanding
Gaya gesek Lebih besar untuk mengalir
viskositas cairan
Tekanan naik,viskositas
Tekanan Tidak tergantung tekanan
naik
(Anonim, 2009).
Fluida yang ada dalam kehidupan sehari-hari adalah fluida sejati. Oleh karena
itu, bahasan mengenai viskositas hanya akan Anda temukan pada fluida sejati, yaitu
fluida yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut.
a. Dapat dimampatkan (kompresibel);
b. Mengalami gesekan saat mengalir (memiliki viskositas) dan alirannya turbulen.
Zat cair dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental (viscous)
daripada gas. Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai ukuran
ketahanan oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Viskositas oli didefinisikan
dengan nomor SAE’S (Society of Automotive Engineer’s). Contoh pada sebuah
pelumas tertulis
API SERVICE SJ
SAE 20W – 50
(Saipudin,2011).
Klasifikasi service minyak pelumas ini dikembangkan oleh API (American
Petroleum Institute) yang menunjukkan karakteristik service minyak pelumas dari
skala terendah (SA) sampai skala tertinggi (SJ) untuk mesin-mesin berbahan bakar
bensin.
cair tidak kental maka koefesiennya sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental
bagian yang menempel dinding mempunyai kecepatan yang sama dengan dinding.
Bagian yang menempel pada dinding luar dalam keadaan diam dan yang menempel
pada dinding dalam akan bergerak bersama dinding tersebut. Lapisan zat cair antara
kedua dinding bergerak dengan kecepatan yang berubah secara linier sampai V. Aliran
ini disebut aliran laminer (Anonim, 2010).
Aliran zat cair akan bersifat laminer apabila zat cairnya kental dan alirannya
tidak terlalu cepat. Kita anggap gambar di atas sebagai aliran sebuah zat cair dalam
pipa, sedangkan garis alirannya dianggap sejajar dengan dinding pipa. Karena adanya
kekentalan zat cair yang ada dalam pipa, maka besarnya kecepatan gerak partikel yang
terjadi pada penampang melintang tidak sama besar. Keadaan tersebut terjadi
dikarenakan adanya gesekan antar molekul pada cairan kental tersebut, dan pada titik
pusat pipa kecepatan yang terjadi maksimum (Anonim, 2010).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. Variabel Percobaan
Variabel Bebas :
Bahan : Aquadest, Santan Kara, Susu kental Indomilk
Suhu : 30 oC, 35 oC, dan 40 oC
Variabel Kontrol : Volume
Variabel Terikat : Suhu
4. Mencatat waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas ke
batas bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.
5. Mengulangi langkah 1-4 dengan mengganti aquadest dengan Susu Kental
Indomilk dan Santan Kara dalam variabel suhu 35oC dan 40oC
MULAI
Mencatat waktu yang diperlukan larutan untuk mengalir dari batas atas ke batas
bawah viskometer Ostwald dengan menggunakan stopwatch.
SELESAI
MULAI
Mencari massa cairan dengan cara mencari selisih massa antara massa total dan
massa piknometer kosong
Mencari densitas aquadest dengan cara membagi massa aquadest dengan volume
larutan pada piknometer
SELESAI
Piknometer
Viskometer Oswald
Gelas Ukur
Erlenmayer
IV-1
IV-2
IV.2 Pembahasan
Percobaan pada Viskositas atau kekentalan ini bertujuan untuk mengetahui harga
koefisien viskositas dari aquadest, Susu kental Indomilk, dan Santan Kara dengan
variabel suhu yang telah ditentukan yaitu sebesar 30oC, 35oC, dan 40oC. Selain itu
percobaan ini juga bertujuan untuk menghitung nilai densitas dari aquadest, susu kental
Indomilk dan santan Kara dengan variabel suhu sebesar 30oC, 35oC, dan 40oC. Sehingga
dari percobaan ini akan didapatkan hubungan antara suhu dengan viskositas dan densitas
zat cair.
0,86
0,84
0,82
Densitas ( g/ml)
0,8
0,78
0,76
0,74 Aquadest
0,72
0,7
30 35 40
Suhu oC
Grafik IV.2.1 Hubungan antara Suhu Dengan Densitas Aquadest
Berdasarkan grafik IV.2.1 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas aquadest diperoleh data pada saat suhu 30˚C densitasnya sebesar 0,85 g/ml,
suhu 35˚C densitasnya sebesar 0,75 g/ml, dan pada saat suhu 40˚C densitasnya sebesar
0,75 g/ml. Hal ini tidak sesuai dengan data densitas dari literatur pada tabel IV.1.3 yang
menyatakan bahwa pada suhu 30˚C densitas aquadest sebesar 0,99744 g/ml, untuk suhu
35˚C didapat densitas aquadest sebesar 0,99582 g/ml. Sedangkan pada suhu 40 ˚C
densitas aquadest sebesar 0,99400 g/ml. Ketidaksesuaian ini dikarenakan oleh faktor
massa dan volume dalam perhitungan yang berbeda. Hal ini terjadi pada saat
penimbangan massa piknometer dan massa aquadest dalam neraca analit yang kurang
akurat, selain itu perhitungan volume dalam gelas ukur yang kurang teliti dapat
mempengaruhi proses pehitungan densitas.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka
densitasnya relatif semakin menurun. Hal ini dikarenakan pada saat suhu menigkat,
molekul dalam zat cair akan bergerak cepat dikarenakan tumbukan antar molekul,
sehingga molekul dalam zat cair menjadi merenggang dan massa jenis akan semakin
kecil. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu
semakin rendah densitasnya (Wikipedia, 2010).
Tabel IV.1.4 Data Densitas dan Viskositas Aquadest
Temperatur (°C) Densitas (g/ml) Viskositas ( cp )
70 0,97954 0.4045
65 0,98233 0.4336
60 0,98498 0.4664
55 0,98747 0.5033
50 0,98982 0.5456
45 0,99199 0.5943
40 0,99400 0.6510
35 0,99582 0.7171
30 0,99744 0,7945
25 0,99884 0,8876
(Korson & Drost-Hansen)
1,2
1
0,8
Densitas (g/ml)
0,6
Santan
0,4
Kara
0,2
0
20 30 40
Suhu (˚C)
Berdasarkan grafik IV.2.2 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas santan Kara diatas diperoleh data pada saat suhu 30˚C densitasnya sebesar
1g/ml, pada saat suhu 35˚C densitasnya sebesar 0,65 g/ml, dan pada saat suhu 40˚C
densitasnya sebesar 0,75 g/ml. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa densitas
mengalami perubahan yang fluktual atau naik turun ketika suhu ditingkatkan. Hal ini
tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin tinggi suhu semakin
rendah densitasnya (Wikipedia, 2010).
Ketidaksesuain ini diakibatkan karena kurang akuratnya dalam mengamati dan
mengukur suhu aquadest dan kurang telitinya dalam menghitung massa santan Kara dan
massa piknometer sehingga dalam menganalisis hasil praktikum, didapat hasil
perhitungan densitas yang tidak sesuai dengan literatur.
1,4
Densitas ( g/ml)
1,2
1
0,8
0,6 Susu
0,4 Kental
0,2 Indomilk
0
30 35 40
Suhu (˚C)
Grafik IV.2.3 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Susu Kental Indomilk
Berdasarkan grafik IV.2.3 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas Susu Kental Indomilk diperoleh data pada saat suhu 30˚C densitasnya sebesar
1,25 g/ml, pada suhu 35 ˚C densitasnya sebesar 1,15g/ml, dan pada saat suhu 40˚C
densitasnya sebesar 0,95 g/ml. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin
tinggi suhu maka maka suhunya relatif semakin menurun. Hal ini dikarenakan pada saat
suhu menigkat, molekul dalam zat cair akan bergerak cepat dikarenakan tumbukan
antar molekul, sehingga molekul dalam zat cair menjadi merenggang dan massa jenis
akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa semakin
tinggi suhu semakin rendah densitasnya (Wikipedia, 2010).
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh tiga grafik yang
menghubungkan antara suhu dengan densitas cairan. Dapat disimpulkan bahwa jika
suhu semakin tinggi maka densitasnya semakin rendah.
180
160
140
Viskositas ( cp )
120
100 Santan Aquadest
80
60 Kara
40
20
200 30 40
30 35 40
Suhu (˚C)
Suhu (˚C)
partikel cairan semakin cepat dan kekentalannya pun semakin menurun sehingga
viskositasnya semakin menurun. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan
bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositasnya semakin menurun
(Wikipedia, 2010).
6000
5000
Viskositas (cp)
4000
3000 Santan
2000 Kara
1000
0
30 35 40
Suhu (˚C)
7000
6000
5000
Viskositas
4000 Susu
(cp)
3000 Kental
2000
Indomilk
1000
0
30 35 40
Suhu (˚C)
Grafik IV.2.6 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Susu Kental Indomilk
Berdasarkan grafik IV.2.6 dapat dilihat bahwa hubungan suhu dengan viskositas
susu kental Indomilk, diperoleh data pada suhu 30 oC viskositasnya sebesar 59.756,74
cp, pada suhu 35 oC viskositasnya sebesar 24.428,85 cp, dan pada saat suhu 40 oC
viskositasnya sebesar 17.019,66 cp. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu
maka semakin tinggi viskositasnya. Dari analisis data diatas, dapat disimpulkan bahwa
suhu mempengaruhi koefisien viskositas larutan, dimana semakin tinggi suhu larutan,
maka koefisien viskositasnya semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi,
gerakan partikel-partikel cairan semakin cepat dan kekentalannya pun semakin menurun
sehingga viskositasnya semakin menurun. Sedangkan untuk nilai koefisien viskositas
Susu kental Indomilk sendiri yang relatif sangat tinggi, hal ini terjadi kekentalan susu
indomilk ini yang sangat tinggi sehingga mempengaruhi waktu yang diperlukan susu
untuk melewati dari batas atas ke batas bawah dalam viskometer, oleh karena itulah
mengapa koefisien viskositas terbilang sangat tinggi. Hal ini juga sesuai dengan literatur
yang menyatakan bahwa semakin suhu maka koefisien viskositasnya semakin menurun
(Wikipedia, 2010).
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diperoleh tiga grafik yang
menghubungkan antara suhu dengan viskositas larutan. Dapat disimpulkan bahwa jika
suhu semakin tinggi maka viskositasnya semakin rendah.
1,5
1,4
1,3
Densitas (g/ml)
1,2
Aquadest
1,1
1
0,9 Santan Kara
0,8
0,7
Susu Kental
0,6
0,5
Indomilk
30 35 40
Suhu (oC )
Grafik IV.2.7 Hubungan antara Suhu dengan Densitas Aquadest, Santan Kara, dan
Susu Kental Indomilk pada 30 oC, 35 oC, dan 40 oC
Berdasarkan grafik IV.2.7 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
densitas aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilk pada suhu 30 oC, 35 oC, dan 40
o
C adalah berbanding terbalik. Pada suhu 30oC aquadest diperoleh densitas sebesar 0,85
g/ml , pada suhu 35oC diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml dan pada suhu 40oC
diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml . Pada suhu 30oC Santan Kara diperoleh densitas
sebesar 1 g/ml, pada suhu 35oC diperoleh densitas sebesar 0,65 g/ml dan pada suhu
40oC diperoleh densitas sebesar 0,75 g/ml. Sedangkan pada suhu 30oC Susu Kental
Indomilk diperoleh densitas sebesar 1,25 g/ml, pada suhu 35oC diperoleh densitas
sebesar 1,15 g/ml, dan pada suhu 40oC diperoleh densitas sebesar 0,95 g/ml. Artinya
semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka harga densitanya cenderung semakin
menurun. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa suhu juga mempengaruhi densitas
suatu fluida zat cair. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa perubahan
suhu berpengaruh terhadap harga densitas suatu zat fluida (Wikipedia, 2010).
56000
51000
Viskositas (g/ml)
46000
41000
36000
31000 Santan Kara
26000
21000
16000 Susu Kental
11000 Indomilk
6000
1000
30 35 40
Suhu (oC )
Grafik IV.2.8 Hubungan antara Suhu dengan Viskositas Aquadest, Santan Kara, dan Susu
Kental Indomilk pada 30oC, 35 oC, dan 40 oC
Berdasarkan grafik IV.2.8 dapat dilihat bahwa hubungan antara suhu dengan
viskositas aquadest, santan Kara, dan susu kental Indomilk pada suhu 30 oC, 35 oC, dan
40 oC adalah berbanding terbalik. Pada suhu 30oC larutan aquadest memiliki viskositas
sebesar 161,07 cp, pada suhu 35 oC diperoleh viskositas sebesar 139,9 cp, dan pada
suhu 45oC diperoleh viskositas sebesar 112,75 cp. Pada suhu 30oC santan Kara
diperoleh viskositas sebesar 3.790,5 cp, pada suhu 35oC diperoleh viskositas sebesar
4.960,94 cp, dan pada suhu 40oC diperoleh viskositas sebesar 5.648,17 cp. Sedangkan
pada suhu 30oC Susu kental Indomilk diperoleh viskositas sebesar 59.756,74 cp, pada
suhu 35oC diperoleh viskositas sebesar 24.428,85 cp, dan pada suhu 40oC diperoleh
viskositas sebesar 17.019,66 cp.
Artinya semakin tinggi suhu fluida zat cair, maka harga viskositasnya
cenderung semakin menurun. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa suhu juga
mempengaruhi viskositas suatu fluida zat cair. Hal ini sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa perubahan suhu berpengaruh terhadap harga viskositas suatu zat
fluida (Wikipedia, 2010).
V-1
APPENDIKS
viii
2. Susu
12,5
30 oC `= 1,25 gr/m
10
11,5
35 oC = 1,15gr/ml
10
9,5
40 oC = 0,95 g/ml
10
3. Santan
10
30 oC = 1 g/ml
10
6,5
35 oC = 0,65 g/ml
10
7,5
40 oC = 0,75 g/ml
10
PERHITUNGAN TABEL IV.3
Menghitung Koefisien Viskositas Aquadest, Susu Kental Indomilk, dan Santan Kara
𝜋𝑃𝑅⁴𝑡
Untuk menghitung densitas, dapat digunakan rumus : η =
8 𝐿𝑉
1. Aquades
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥0,34 𝑥 1,5
30 oC = 161,07cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 1,3
o
35 C = 139,59 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 1,05
40 oC = 112,75 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
2. Santan
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥0,34 𝑥35,5
30 oC = 3.790,50 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 46,2
35 oC = 4.960,94 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 52,6
40 oC = 5.648,17 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3. Susu Kental
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 556,5
30 oC = 59.756,74 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 227,5
o
35 C = 24.428,85 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
3,14 𝑥 1013253 ,93 𝑥 0,34 𝑥 158,5
40oC = 17.019,66 cp
8 𝑥 3 𝑥 10
ix