Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum WR.WB.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Beriman
Kepada Rasulullah SAW.
Karya Illmiah : Pemanfaatan Sayuran Hidroponik bagi Kesehatan Masyarakat ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan karya ilmiah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga Karya Ilmiah : Pemanfaatan Sayuran Hidroponik
bagi Kesehatan Masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap
pembaca.

Wassalamu’alaikum WR.WB.

Jambi, Februari 2020

Penyusun

1
Daftar Isi
Kata pengantar 1
Daftar isi 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 3
1.2 Perumusan masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4
1.5 Sistematis Penelitian 5

BAB II KAJIAN TEORI 7

BAB III PEMBAHASAN


3.1. Media Tanam Inert Hidroponik 18
3.2. Bahan yang diperlukan 18
3.3 Cara Penanaman 19
3.3 Formulasi Kebutuhan Nutrisi 19
3.3 Manfaat kesehatan bagi masyarakat 20
3.3 Keuntungan dan Kekurangan Teknik Hidroponik 21

BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan 22

Daftar Pustaka 23

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Penelitian ini berangkat dari kecemasan peneliti terhadap kondisi objektif di lingkungan
sekolah tempat penulis bekerja.Kecemasanpeneliti adalah ketika peneliti melihat perilaku siswa
terhadap sampah terutama sampah plastik bekas kemasan makanan dan minuman. Siswa
terutama kelas VII yang masuk pada shift siang belum terbiasa membuang sampah plastik kecil
bekas bungkus permen atau makanan ringan ke dalam tempat sampah apalagi memilahnya dalam
tempat sampah organik dan anorganik. Perlakuan terhadap botol plastik bekas kemasan minuman
tidak dibuang ke tempat sampah melainkan diinjak dan kemudian ditendang-tendang bagai bola,
atau dilempar ke arah temannya kemudian dibiarkan begitu saja di sepanjang koridor kelas atau
di dalam kelas. Perlakuan terhadap tanaman di ruang terbuka hijau dan hidroponik sekolah juga
tidak jauh beda dengan perlakuan terhadap sampah. Melihat tanaman layu kekurangan air tidak
ada yang tergerak secara otomatis dari siswa untuk menyiramnya.
Bahkan beberapa siswa cenderung melakukan tindakan vandalisme terhadap pot-pot
tanaman dan tanaman hidroponik sekolah. Ketika ditanya adakah yang gemar melakukan
penghijauan atau menanam tanaman. Tidak ada seorang pun yang mempunyai kegemaran
bercocok tanam, bahkan lebih jauh mengenai profesi tidak ada seorang pun yang menginginkan
profesi sebagai pengusaha bidang pertanian yang notabene memproduksi kebutuhan pangan bagi
masyarakat.
Seandainya generasi muda tidak tertarik dengan pengembangan budidaya tanaman
pangan, maka bisa dipastikan masa yang akan datang akan kesulitan memperoleh bahan pangan.
Kenyataan lain tingkat urbanisasi cukup tinggi membawa akibat semakin berkurangnya orang
yang menekuni profesi sebagai petani. Lahan pertanian pun semakin sedikit karena lahan
dialihfungsikan menjadi perkantoran, perumahan, atau mall. Dan memang tiap tahun ada
pengurangan, alih fungsi lahan. Itu memang ciri-ciri kota metropolitan, apalagi Kota Jambi
sebagai ibu kota provinsi, dengan meningkatnya jumlah penduduk Hal ini sejalan dengan apa
yang diuraikan oleh Desvauk (2010, hlm. 32) bahwa :

3
… The paradox of modern agriculture in the industrialised world … is that, as the output has
soared, the number of people working in agriculture has plummeted, with major implications for
society and the countryside.
Kebutuhan pangan masyarakat kota termasuk kota Jambi dipenuhi oleh petani dari
tempat sekitarnya.
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah,
melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (a) tidak
memerlukan lahan yang luas (b) mudah dalam perawatan (c) memiliki nilai jual yang tinggi.
Sedangkan kelemahan hidroponik adalah: (a) memerlukan biaya yang mahal (b) membutuhkan
keterampilan yang khusus (Roidah, 2014). Jenis hidroponik sangat beragam yaitu sistem irigasi
tetes, sistem wick, sistem Nutrient Film Tehnique (NFT).

1.2. Rumusan Masalah


Identifikasi masalah merupakan inventarisasi masalah-masalah yang muncul berkaitan
dengan variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka
identifikasi masalah yang dikemukakan peneliti sebagai berikut:
1 Bagaimana melaksanakan budidaya sayuran hidroponik di rumah ?
2 Bagaimana peran sayuran hidroponik bagi kesehatan masyarakat?
3 Mengapa Masyarakat jarang melakukan penanaman sayuran hidroponik ?

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan pada permasalahan penelitian tersebut, maka tujuan yang
ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :
1 Ingin mengetahui pelaksanaan budidaya sayuran hidroponik dirumah?
2 Ingin mengetahui peranan sayuran hidroponik bagi kesehatan masyarakat ?
3 Ingin mengetahui alasan masyrakat tidak mau melakukan budidaya sayuran hidroponik?

1.4. Manfaat Penelitian


Dalam melakukan suatu penelitain, diharapkan apa yang telah diteliti oleh peneliti
bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis berguna untuk pengembangan

4
disisplin ilmu yang berkaitan lebih lanjut dan manfaat praktis berguna untuk memecahkan
masalah yang aktual.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis
sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat dan memperkaya kajian Pendidikan IPS
terkait dengan kecerdasan ekologis. Penelitian ini sebagai usaha menumbuhkan dan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan keterampilan kecerdasan ekologis siswa dengan
menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dipelajari dan dikuasai dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Desain pembelajaran IPS dalam penelitian ini
diharapkan adanya peningkatan kecerdasan ekologis siswa melalui hidroponik dengan
memanfaatkan barang-barang bekas seperti botol plastik bekas kemasan minuman atau air
mineral.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu :
Bagi masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan
kecerdasan ekologis dalam melakukan tindakan sehari-hari dapat mengimplementasikan
pengetahuan, keterampilan yang dipelajari dalam kehidupan nyata sehari-hari.

1.5. Sistematis Penelitian


Untuk memudahkan pembaca dalam memahami skripsi ini, maka terlebih
dahulu akan penulis kemukakan sistematika penelitian sesuai dengan bagian-bagiannya.
Bagian awal dari penelitian ini berisi halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel,.
Bagian isi dari penelitian ini dibagi dalam lima bab,
antara lain :

o Bab I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah , rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematis penelitian .

5
o Bab II Kajian Teori, yang berisikan tentang teori-teori mengenai tanaman hidroponik dan
manfaatnya
o Bab III Pembahasan, berisikan hasil yang di dapat selama penelitian berlangsung.
o Bab IV Penutup, dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan pada
landasan dan hasil penelitian.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Hidroponik
Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu hydro artinya "air" dan ponos artinya
"mengerjakan".
Hidroponik adalah suatu teknik/metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah. Istilah
hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai
“bercocok tanam tanpa tanah”. Media-media tanamnya dapat berupa kerikil, pasir, sabut kelapa,
zat silikat, pecahan batu karang atau batu bata, potongan kayu, atau busa.
Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tetapi cadangan
makanan dan air yang terkandung dalam tanah yang diserap akar. Berarti dapat disimpulkan
bahwa suatu tanaman dapat tumbuh tanpa tanah, asalkan diberikan cukup air dan garam-garam
mineral.
Keberhasilan metode hidroponik tergantung dari kebersihan wadah, media, dan tanaman
yang digunakan. Oleh karena itu, semua media dan wadah yang akan digunakan harus
dibersihkan terlebih dahulu. Salah satu caranya adalah dengan dipanaskan atau dicuci sehingga
bebas dari hama dan penyakit. Setelah media dan wadah hidroponik dibersihkan, barulah
tanaman ditanam pada media tersebut, kemudian diberikan larutan nutrisi. Larutan ini
mengandung unsur makromolekul, mikromolekul, hormon, dan bahan mineral yang dibutuhkan
tanaman.
Sistem hidroponik merupakan cara produksi tanaman yang sangat efektif. Sistem ini
dikembangkan berdasarkan alasan bahwa jika tanaman diberi kondisi pertumbuhan yang
optimal, maka potensi maksimum untuk berproduksi dapat tercapai. Hal ini berhubungan dengan
pertumbuhan sistem perakaran tanaman, di mana pertumbuhan perakaran tanaman yang
optimum akan menghasilkan pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat tinggi. Pada sistem
hidroponik, larutan nutrisi yang diberikan mengandung komposisi garam-garam organik yang
berimbang untuk menumbuhkan perakaran dengan kondisi lingkungan perakaran yang ideal.

7
B. Sejarah Metode Hidroponik
Dahulu, peneliti yang bekerja di laboratorium fisiologi tumbuhan sering bermain-main
dengan air sebagai media tanam dengan tujuan uji coba bercocok tanam tanpa tanah. Sebagian
orang menganggap metode itu sebagai aquakultur (bercocok tanam di dalam air). Uji coba
tersebut ternyata berhasil dengan bagus sehingga banyak ahli terus mengembangkan cara
tersebut.
Pada perkembangan selanjutnya, media air diganti dengan media yang lebih praktis,
efisien dan lebih produktif. Cara kedua ini lebih mendapat sambutan dibandingkan cara yang
hanya menggunakan media air. Oleh karenanya, pada perkembangan selanjutnya, teknik itu
disebut hidroponik. Hidroponik ini kemudian dikembangkan secara komersial. Bertanam secara
hidroponik telah dimulai ribuan tahun yang lalu. Diceritakan, ada taman gantung di Babilon dan
taman terapung di Cina yang bisa disebut sebagai contoh Hidroponik. Lebih lanjut
diceritakanpula, di Mesir, India dan Cina, manusia purba sudah kerap menggunakan larutan
pupuk organik untuk memupuk semangka, mentimun dan sayuran lainnya dalam bedengan pasir
di tepi.sungai. Cara bertanam seperti ini kemudian disebut river bed cuultivation.
Ketika ahli patologis tanaman menggunakan nutrien khusus untuk media tanam
muncullah istilah nutri culture. Setelah itu, bermunculan istilah water culture, solution culture
dan gravel bed culture untuk menyebutkan hasil percobaan mereka yang menanam sesuatu tanpa
menggunakan tanah sebagai medianya. Terakhir pada tahun 1936 istilah hidroponik lahir, istilah
ini diberikan untuk hasil dari Dr. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California,
USA, berupa tanaman tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam dalam bak berisi m
ineral hasil uji cobanya.
Sejak itu, hidroponik yang berarti hydros adalah air dan ponics untuk menyebut
pengerjaan atau bercocok tanam, dinobatkan untuk menyebut segala aktivitas bercocok tanam
tanpa menggunakan tanah sebagai tempat tumbuhnya. Gericke ini menjadi sensasi saat itu, foto
dan riwayat kerjanya menjadi headline surat kabar, bahkan ia sempat dinobatkan menjadi orang
berjasa abad 20. Sejak itu, hidroponik tidak lagi sebatas skala laboratorium, tetapi dengan teknik
yang sederhana dapat diterapkan oleh siapa saja termasuk ibu rumah tangga. Jepang yang kalah
dari sekutu dan tanahnya tandus akibat bom atom, pada tahun 1950 secara gencar menerapkan
hidroponik. Kemudian negara lain seperti Irak, Bahrain dan negara-negara penghasil minyak
yang tanahnya berupa gurun pasir dan tandus pun ikut menerapkan hidroponik.

8
Jenis media tanam yang biasa digunakan adalah: arang, sekam, serbuk kayu, kerikil, batu-
bata, kapas, rockwool, pasir, dll.

C. Cara Melakukan Serta Pemeliharaan Hidroponik


Secara umum budidaya tanaman secara hidroponik dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Persiapan lahan Perbedaan sistem hidroponik dan konvensional.
Persiapan lahan Perbedaan sistem hidroponik dan konvensional adalah media tanam yang
digunakan hidroponik yaitu bukan tanah, sehingga dalam tahap persiapan lahan
tidak perlu adanya pengolahan lahan. Yang dilakukan dalam kegiatan penyiapan lahan adalah
menyiapkan tempat kegiatan hidroponik dilakukan, seperti membuat hidroponik kit dan juga
greenhouse. Dalam skala kecil dapat dilakukan di pekarangan rumah saja.
2. Persiapan wadah.
Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyiapkan wadah tanam. Wadah tanam
hidroponik dapat menggunakan kantung plastik/polybag, gelas plastik, ember, dll. Wadah tanam
berfungsi sebagai tempat memasukkan media tanam yang digunakan sebagai tempat tumbuhnya
tanaman.
3. Menyiapkan media tanam.
Media tanam yang digunakan dalam hidroponik beragam, mulai dari limbah pertanian
sampai bahan pabrikan. Media tanam berfungsi sebagai pengganti tanah pada sistem
konvensional. Media tanam yang digunakan adalah bahan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
mampu menyediakan dan menyimpan unsur hara, sehingga kebutuhan air dan nutrisi tanaman
dapat dipenuhi, mampu menjaga kelembaban dan mempunyai drainase yang baik. Jenis media
tanam yang biasa digunakan adalah: arang sekam, serbuk kayu, kerikil, batu-bata, kapas,
rockwool, pasir, dll.
4. Penyemaian
Penyemaian dilakukan setelah semua persiapan awal dilakukan, sehingga setelah
penyemaian berakhir proses penanaman dapat langsung dilakukan penyemaian.
5. Penanaman bibit
Setelah pekerjaan pengolahan tanah dan penyemaian bibit dilakukan, maka langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah penanaman bibit. Penanaman bibit akan dilakukan pada

9
wadah tanam yang sudah di beri lubang-lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan setelah bibit
dianggap cukup kuat untuk dipindahkan ke tempat penanaman. Dalam pemindahan bibit ke
tempat penanaman, akar tanaman di usahakan tidak rusak. Hal ini bertujuan untuk menghindari
kerusakan pada akar yang masih muda.
Hal yang perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut adalah bibit harus dicabut atau
diikuti sertakan dengan media tanamnya Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada sore hari
yaitu pada waktu sinar matahari tidak lagi begitu menyengat. Setelah selesai penanaman bibit,
lahan sebaiknya disiram dengan air secukupnya. Biasanya bibit yang baru saja di tanam akan
memperlihatkan layu sementara, hal ini akan berlansung selama 2 atau 3 hari. Tetapi hal ini
merupakan hal yang biasanya terjadi dan hal ini tidak akan membahayakan pertumbuhan
tanaman. Kecuali, jika bibit layu karena faktor kerusakan akar atau batangnya.
6. Pemberian larutan nutrisi.
Nutrisi atau unsur hara merupakan salah satu factor penting yang menunjang
keberhasilan suatu sistem hidroponik yang dilakukan. Adapun unsur hara bagi tanaman
dikelompokkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur makro merupakan unsur
yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar dan mutlak harus ada. Sejumlah unsur hara makro
yang dibutuhkan tanaman adalah N, P, K, Mg dan S. Sedangkan unsur hara mikro adalah unsur
hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit. Sejumlah unsur hara mikro yang
dibutuhkan tanaman adalah Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo dan Cl. Kedua jenis unsur tersebut saling
mendukung dan dibutuhkan oleh tanaman. Ketika salah satu unsur tidak ada, makan unsur yang
dibutuhkan tanaman menjadi tidak lengkap. Keuntungan sistem hidroponik adalah pemberian
larutan nutrisi tanaman dapat dilakukan secara bersamaan dengan irigasi. Karena pada umumnya
larutan yang ada di pasaran dalam penggunaanya telah dirancang agar diencerkan terlebih dahulu
sebelum digunakan. Pencampuran larutan nutrisi ini memerlukan keterampilan khusus agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik.
7. Pemeliharaan Hidroponik memerlukan perawatan yang cermat.
Beberapa langkah pemeliharaan tanaman hidroponik adalah sebagai berikut:
a. Penyiraman penyiraman air dan larutan nutrisi dilakukan 5-8 kali setiap hari.
Penyiraman biasa dilakukan dengan menggunakan timer, sehingga tidak memerlukan
tenaga ekstra dalam pengerjaannya.

10
b. Pengikatan atau pengajiran Tanaman yang telah berumur 1 minggu perlu diberi ajir.
Ajir berguna sebagai rambatan atau pegangan agar tanaman dapat tumbuh tegak.
c. Pemilihan batang produksi pada tanaman.
Misalnya cabai atau paprika, dipilih satu atau dua cabang produksi dan dibiarkan tumbuh
sebagai batang utama.
d. Pemangkasan daun-daun yang terdapat di antara ketiak daun dibuang setiap dua hari.
Bila menanam timun, sulur-sulur yang tumbuh di bagian atas tanaman timun dipotong
sekitar 2 cm dari titik tumbuh.
e. Pemberantasan hama Tanaman yang diserang hama.
Misalnya kutu daun dan ulat buah, disemprotkan dengan insektisida. Sesuai dosis yang
diperlukan.
f. Pemanenan.
Pemanenan dilakukan dengan menggunakan gunting, cutter atau pemotong tajam
lainnya. Pemanen dilakukan dengan memotong dan mengikutsertakan sebagian tangkai
yang menempel pada kepala buah. Hal ini dilakukan karena media tanam yang digunakan
bukan lah tanah, sehingga perlu berhati-hati agar kekuatan ikatan antara akar tanaman
dan batang tanaman terhadap media tanam tetap stabil.

D. Tempat melakukan hidroponik


Hidroponik menjawab permasalahan terbatasnya lahan pertanian dan lahan yang kurang
produktif. Dengan menerapkan sistem hidroponik, bercocok tanam pada lahan yang tidak
produktif pun dapat dilakukan. Areal yang sempit pun bukan menjadi permasalahan karena
hidroponik dapat dilaksanakan di atas atap rumah sekalipun.
Perbedaan mendasar antara hidroponik dengan sistem tanam konvensional adalah tempat
tanamnya, yang mana hidroponik tidak ditanam di tanah melainkan menggunakan media, seperti:
arang, sekam, serbuk kayu, kerikil, pasir, dll. Hidroponik dilakukan dengan menggunakan wadah
tanam seperti: ember, polybag, gelas plastik dan untuk kasus lain dapat menggunakan
hidroponik Description: hdrpnkkit yang ada di pasaran atau pun rakitan sendiri. Sistem
hidroponik sering diidentikkan dengan budidaya di dalam greenhouse/rumah kaca. Dalam skala
besar/komersial biasanya budidaya hidroponik dilakukan di dalam greenhouse, hal ini bertujuan

11
untuk memudahkan perawatan dan pengontrolan iklim mikro di dalam greenhouse, serta
melindungi dari terpaan hujan/angin dan masuknya hama dari luar.
Untuk skala hobi/rumahan, tidak perlu membuat greenhouse untuk melakukan budidaya
hidroponik. Asal ada tempat yang cukup memadai, serta kebutuhan pertumbuhan tanaman bisa
tercukupi, sudah cukup untuk melakukan budidaya hidroponik sendiri di rumah.
Salah satu hal yang menarik dari hidroponik adalah budidaya hidroponik dapat dilakukan di
“semua” tempat. Hidroponik dapat dilakukan di luar maupun
di dalam rumah, termasuk di dalam ruangan tertutup. Hal yang perlu dilakukan yaitu kita harus
memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan tanaman. Dalam ruang tertutup, kebutuhan tanaman
akan cahaya dapat diganti menggunakan lampu LED khusus untuk budidaya hidroponik.

E. Waktu Melakukan Hidroponik


Jika melakukan hidroponik, siklus hidup tanaman yang dibudidayakan lebih cepat. Hal
ini dikarenakan, nutrisi yang diberikan pada tanaman sudah sesuai dengan kebutuhan tanaman
secara optimal. Sehingga memanen tanaman dapat dilakukan lebih cepat. Dengan hidroponik
kita tidak perlu lagi mempermasalahkan musim, karena budidaya hidroponik memungkinkan
untuk budidaya tanaman apapun, sekalipun bukan pada musimnya. Jadi kita dapat menanam
tanaman favorit kita kapan saja (khusus untuk budidaya dalam greenhouse). Kelebihan sistem
hidroponik yang dapat dilakukan kapan saja tanpa mengenal musim, membuat kita dapat
mengatur waktu tanam dan panen sesuai keinginan kita, bahkan kegiatan panen dapat dilakukan
setiap hari untuk memenuhi kebutuhan pasar akan sayuran hidroponik. Sehingga dengan
hidroponik dapat dilakukan panen sepanjang tahun. Faktor terpenting yang harus dipenuhi dalam
menunjang keberhasilan hidroponik adalah perawatan, terutama pemberian air dan nutrisi
tanaman. Dengan penjadwalan irigasi yang baik akan dapat meningkatkan pula efisiensi
penggunaan air tanaman. Pemberian nutrisi yang teratur akan mencukupi kebutuhan hara
tanaman sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan subur. Apanila faktor-faktor tersebut
dapat dipenuhi dengan baik, maka kegiatan hidroponik dapat berjalan dengan baik dan panen
sepanjang tahun yang diharapkan dapat diwujudkan.

F. Pelaku Hidroponik
Hidroponik telah lama sekali dilakukan, terbukti dengan adanya taman gantung di

12
Babylonia. Istilah hidroponik sendiri lahir sekitar tahun 1936, sebagai penghargaan
yang diberikan kepada DR. WF. Gericke, seorang agronomis dari Universitas California. DR.
WF. Gericke melakukan percobaan dan penelitian dengan menanam tomat di dalam bak yang
berisi mineral sehingga tomat tersebut mampu bertahan hidup dan dapat tumbuh sampai
ketinggian 300 cm juga memiliki buah yang lebat. Penemuan besar ini telah menjadi tren di abad
20, karena bercocok tanam dengan cara hidroponik dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk ibu
rumah tangga sekalipun yang gemar bertanam tanaman hias. Jadi hidroponik secara tidak
langsung dapat dilakukan karena hobi. Hidroponik karena hobi dapat dilakukan di areal yang
sempit sekalipun seperti pekarangan rumah atau pun di dalam rumah. Biasanya tanaman yang
dibudidayakan menyesuaikan hobi orang yang melakukannya, seperti: tanaman hias.
Dalam skala besar hidroponik telah banyak dilakukan, khususnya untuk memenuhi
kebutuhan pasar. Hidroponik dalam skala besar dilakukan oleh petani/pengusaha hidroponik di
dalam greenhouse dengan menggunakan komoditas yang memiliki nilai di pasaran. Sayuran dan
buah-buahan yang hampir setiap harinya dibutuhkan oleh masyarakat yang biasanya
dikembangkan dalam usaha hidroponik, seperti: sawi, selada, melon, bayam, tomat, bok coy,
paprika, dll.

G. Alasan Memilih Hidroponik


Alasan memilih hidroponik tidak lain adalah karena keutamaan yang dimilikinya
dibandingkan dengan sistem konvensional.

H. Macam - Macam Hidroponik


Hidroponik berdasarkan sistem irigasisnya dikelompokkan menjadi :
1. Sistem terbuka. Di mana larutan hara tidak digunakan kembali, misalnya pada
hidroponik dengan penggunaan irigasi tetes drip irrigation atau trickle irrigation.
2. Sistem tertutup. Di mana larutan hara dimanfaatkan kembali dengan cara resirkulasi.
Sedangkan berdasarkan penggunaan media atau substrat dapat dikelompokkan menjadi :
a. Substrate Sistem
Substrate sistem atau sistem substrat adalah sistem hidroponik yang menggunakan media
tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman. Sistem ini meliputi:
a. Sand Culture

13
Biasa juga disebut Sandponics adalah budidaya tanaman dalam media pasir. Produksi
budidaya tanaman tanpa tanah secara komersial pertama kali dilakukan dengan
menggunakan bedengan pasir yang dipasang pipa irigasi tetes. Saat ini Sand Culture’
dikembangan menjadi teknologi yang lebih menarik, terutama di negara yang memiliki
padang pasir. Teknologi ini dibuat dengang membangun sistem drainase dilantai rumah
kaca, kemudian ditutup dengan pasir yang akhirnya menjadi media tanam yang
permanen. Selanjutnya tanaman ditanam langsung dipasir tanpa menggunakan wadah,
dan secara individual diberi irigasi tetes.
b. Gravel Culture
Gravel Culture adalah budidaya tanaman secara hidroponik menggunakan gravel sebagai
media pendukung sistem perakaran tanaman. Metode ini sangat populer sebelum Perang
Dunia ke II. Kolam memanjang sebagai bedengan diisi dengan batu gravel, secara
periodik diisi dengan larutan hara yang dapat digunakan kembali, atau menggunakan
irigasi tetes. Tanaman ditanam di atas gravel mendapatkan hara dari larutan yang
diberikan. Walaupun saat ini sistem ini masih digunakan, akan tetapi sudah mulai diganti
dengan sistem yang lebih
murah dan lebih efisien.
c. Rockwool
Adalah nama komersial media tanaman utama yang telah dikembangkan dalam sistem
budidaya tanaman tanpa tanah. Bahan ini besasal dari bahan batu Basalt yang bersifat
Inert yang dipanaskan sampai mencair, kemudian cairan tersebut di spin (diputar) seperti
membuat harum manis sehingga menjadi benang- benang yang kemudian dipadatkan
seperti kain "wool" yang terbuat dari "rock”. Rockwool biasanya dibungkus dengan
plastik. Rockwool ini juga populer dalam sistem Bag culture sebagai media tanam.
Rockwool juga banyak dimanfaatkan untuk produksi bibit tanaman sayuran dan dan
tanaman hias.
d. Bag Culture
Bag culture adalah budidaya tanaman tanpa tanah menggunakan kantong
plastik(polybag) yang diisi dengan media tanam. Berbagai media tanam dapat dipakai
seperti : serbuk gergaji, kulit kayu, vermikulit, perlit, dan arang sekam. Irigasi tetes

14
biasanya diganakan dalam sistem ini. Sistem bag culture ini disarankan digunakan bagi
pemula dalam mempelajari teknologi hidroponik, sebab sistem ini tidak beresiko tinggi
dalam budidaya tanaman.
3. Bare Root Sistem
Bare Root sistem atau sistem akar telanjang adalah sistem hidroponik yang tidak
menggunakan media tanam untuk membantu pertumbuhan tanaman, meskipun block
rockwool biasanya dipakai diawal pertanaman. Sistem ini meliputi:
a. Deep Flowing Sistem
Deep Flowing Sistem adalah sistem hidroponik tanpa media, berupa kolam atau kontainer
yang panjang dan dangkal diisi dengan larutan hara dan diberi aerasi. Pada sistem ini
tanaman ditanam diatas panel tray (flat tray) yang terbuat dari bahan sterofoam
mengapung di atas kolam dan perakaran berkembang di dalam larutan hara.
b. Teknologi Hidroponik Sistem Terapung (THST)
Teknologi Hidroponik Sistem Terapung adalah hasil modifikasi dari Deep Flowing
Sistem yang dikembangkan di Bagian Produksi Tanaman, Departemen Agronomi dan
Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Perbedaan utama adalah dalam THST tidak
digunakan aerator, sehinga teknologi ini reltif lebih effisien dalam penggunaan energi
listrik. Pembahasan ditail dari THST disajikan dalam sub bab Kultur Air.
c. Aeroponics
Aeroponics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam, namun menggunakan kabut
larutan hara yang kaya oksigen dan disemprotkan pada zona perakaran tanaman.
Perakaran tanaman diletakkan menggantung di udara dalam kondisi gelap, dan secara
periodik disemprotkan larutan hara. Teknologi ini memerlukan ketergantungan terhadap
ketersediaan energi listrik yang lebih besar.
d. Nutrient Film Tecnics (NFT)
Nutrient Film technics adalah sistem hidroponik tanpa media tanam. Tanaman ditanam
dalam sikrulasi hara tipis pada talang-talang yang memanjang. Persemaian biasanya
dilakukan di atas blok rockwool yang dibungkus plastik. Sistem NFT

pertama kali diperkenalkan oleh peneliti bernama Dr. Allen Cooper. Sirkulasi larutan
hara diperlukan dalam teknologi ini dalam periode waktu tertentu. Hal ini dapat

15
memisahkan komponen lingkungan perakaran yang ‘aqueous’ dan ‘gaseous’ yang dapat
meningkatkan serapan hara tanaman.
e. Mixed Sistem
Mixed sistem adalah teknologi hidroponik yang mennggabungkan aeroponics dan deep
flow technics.
Bagian atas perakaran tanaman terbenam pada kabut hara yang disemprotkan, sedangkan
bagian bawah perakaran terendam dalam larutan hara. Sistem inilebih aman dari pad
aeroponics sebab bila terjadi listrik padam tanaman masih bisa mendapatkan hara dari
larutan hara di bawah area kabut.
Tanaman hidroponik bisa dilakukan skala skecil di rumah sebagai suatu hobi ataupun
secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman hidroponik
antara lain ramah lingkungan, hemat air karena penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman
biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah dan
juga tidak membutuhkan tempat yang luas. Lebih hemat aktu dan tenaga karena tidak
perlu menyiramkan air setiap hari. Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil
tanaman dapat terjaga. Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu
dan dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim.

I. Contoh Tanaman Hidroponik


Tanaman hidroponik menjadi unggul bukan hanya di kalangan pebisnis tanaman dan
sayuran tetapi juga dikalangan masyarakat yang hobi bercocok tanam terutama di daerah urban
dan perkotaan. Beberapa tanaman hidroponik yang umum adalah sayur-sayuran seperti bok
choy, brokoli, sawi, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkan strawberry, dll.
Bagi kaum vegetarian dan masyarakat yang mengerti arti pentingnya sayuran bagi tubuh,
pemilihan tanaman hidroponik sangat penting karena sangat menyehatkan dan banyak
manfaatnya.

J. Manfaat Hidroponik
Tanaman hidroponik bisa dilakukan skala skecil di rumah sebagai suatu hobi ataupun
secara besar-besaran dengan tujuan komersial. Tanaman hidroponik ramah lingkungan, hemat air

16
karena penggunaan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi CO2 karena tidak perlu
menggunakan kendaraan atau mesin. Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena tidak
menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas. Lebih hemat waktu
dan tenaga karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari.
Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Dapat tanam di mana
saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu dan dapat ditanam kapan saja karena tidak
mengenal musim.

17
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Media Tanam Inert Hidroponik


Media tanam inert adalah media tanam yang tidak menyediakan unsur hara. Pada
umumnya media tanam inert berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. Beberapa contoh
di antaranya adalah:
 Arang sekam
 Spons
 Expanded clay
 Rock wool
 Coir
 Perlite
 Pumice
 Vermiculite
 Pasir
 Kerikil
 Serbuk kayu

3.2. Bahan yang diperlukan


Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan maskot, bisa
berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga tanaman tahunan seperti
kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot yang digunakan sebaiknya pot bertingkat,
yang dilengkapi dengan wadah penampung air dibagian dasarnya.
Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan
masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya memiliki keunggulan mampu menjaga stabilitas
temperatur media, akan tetapi cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara pot dari plastik lebih
awet namun tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga stabilitas media tidak stabil.
Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu apung putih, batu zeolit,
pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa nilon. Untuk menjaga sterilitas bahan, sebaiknya

18
semua bahan direbus dulu sebelum dijadikan media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil
tanaman yang telah tumbuh di dalam polybag dan siap direplanting kedalam pot.

3.3. Cara Penanaman


Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan didasar
pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, di atasnya diberi batu apung dan batu zeolit
hingga sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap
dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh
di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air. Setelah akar-
akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila ditengarai ada akar
yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot dan pot)
sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi.
Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan
penambahan media tanam hingga dua pertiga bagian pot. Langkah selanjutnya isilah pot
bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah). Sedang untuk
pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik transparan selama dua minggu,
letakkan ditempat yang teduh.

3.4. Formulasi Kebutuhan Nutrisi


Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam
pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian.
Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu
dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga
lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan ke
dalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan
ketersediaan air dalam pot.

Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bisa juga
dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Yang pemenuhannya bisa melalui daun, misalnya
disemprot dengan Mamigro ataupun tambahan pupuk mikro dengan aplikasi seminggu sekali.

19
Mengenai kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas
akademika dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai berikut : Kebutuhan
unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris
(MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat).
Sedangkan unsur mikronya dapat dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram asam
sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi, 0.02 asam molibdad dan 7.5 gram Fechelat.
Cara pengaplikasiannya seperti dalam penggunaan NPK, yakni semua unsur baik makro maupun
mikro dilarutkan kedalam 10 liter air. Salah satu bentuk budidaya hidroponik secara besar-
besaran dalam greenhouse.

3.5. Manfaat bagi masyarakat untuk kesehatan

Berikut manfaat sayuran hidroponik untuk tubuh :

Memiliki Kandungan Air yang Tinggi

Kandungan air yang tinggi pada sayuran hidroponik akan membuat anda terbebas dari dehidrasi.
Siklus buang air kecil juga jadi lancar. Dan yang paling penting, secara keseluruhan, tubuh anda
akan terasa ringan bebas dari penyakit.

Mencegah Kerusakan Sistem Syaraf

Kerusakan syaraf paling fatal dan mengerikan seperti epilepsi dan stroke bisa anda cegah dengan
banyak mengonsumsi manfaat sayuran hidroponik.

Menutrisi Kulit

Khasiat Sayuran Hidroponik bisa untuk menutrisi kulit anda, Supaya tampak awet muda.
Memang sayuran ini sangat ampuh untuk meremajakan kulit anda. Tidak hanya kulit wajah,
tetapi kulit seluruh tubuh. Rasakan saja nanti perbedaannya, pastilah mencolok!

Menguatkan Akar Rambut

Manfaat sayuran Hidroponik selanjutnya adalah dapat menguatkan akar rambut. Bagaimana bisa
terjadi? Karena sayuran ini kaya dengan zink dan kalsium yang bisa menguatkan akar rambut
anda. Jadi tidak mudah rontok. Dan anda pun terbebas dari serangan kebotakan rambut.

Menurunkan Kadar Lemak Jahat Trigliserid

Trigliserida adalah lemak pemicu penyakit gula darah. Sering konsumsi sayuran hidroponik
pembuluh darah, tempat zat trigliserida tinggal menjadi bersih

20
3.6. Keuntungan dan kekurangan teknik hidroponik
Keuntungan :
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan selalu bersih sehingga peletakan tanaman dalam
ruangan akan lebih fleksibel. Sehingga untuk mendisign interior ruangan rumah akan bisa lebih
leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman
bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman
dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Penggunaan tanaman buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya, menurut Santosa akan
bisa menghasilkan penampakan tanaman yang dapat berbuah lebat sepanjang waktu. Kuncinya
adalah dengan mengatur C/N ratio, yakni melalui pemangkasan pada cabang,
batang dan daun yang tumbuh berlebihan. Disamping, pemangkasan juga akan merangsang
pembungaan dan pembuahan.Selain itu, hidroponik juga alternatif pengganti tanah.

Kekurangan :
1. Membutuhkan biaya besar untuk tahap investasi awal
2. Tenaga kerja yang digunakan harus terlatih
3. Target pasar adalah kalangan menengah ke atas.

21
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang hubungan kegiatan ekstrakurikuler pada siswa kelas X,dan
XI SMA Negeri 1 Kota Jambi dengan prestasi belajar tahun pelajaran 2019/2020 dapat ditarik
simpulan, yaitu :
 Cara Penanaman sayuran hidroponik:
pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan didasar pot. Kemudian masukkan
pecahan batu bata selapis, di atasnya diberi batu apung dan batu zeolit hingga
sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap
dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini
sudah tumbuh di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah)
kedalam air. Setelah akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar
tersebut. Bila ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan
dengan besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk
daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam
dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan media
tanam hingga dua pertiga bagian pot. Langkah selanjutnya isilah pot bertingkat
tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan
 Manfaat Hidroponik untuk kesehatan bagi masyarakat
1. Mencegah Kerusakan sistem syaraf
2. Menutrisi kulit
3. Menguatkan akar rambut
4. Mengurangi kadar lemak jahat
 Kekurangan Hidroponik sehingga banyak masyarakat tidak
membudidayakannya adalah:
1. Membutuhkan biaya besar untuk tahap investasi awal
2. Tenaga kerja yang digunakan harus terlatih
3. Target pasar adalah kalangan menengah ke atas

22
Daftar Pustaka

www.wikipedia.org/wiki/Hidroponik
https://www.google.com/search=hidroponik

Heru Prihmantoro dan Yovita Hety Indriani.1995. Hidroponik Tanaman Buah untuk Hobi dan
Bisnis. Jakarta: Penebar Swadaya

Redaksi Trubus.2003. Bertanam Mangga dalam Pot. Jakarta: Penebar Swadaya

Supriyatin Budiman dan Desi Saraswati. 2003.Berkebun Strobery secara komersial. Jakarta:
Penebar Swadaya.

Sudibyo Karsono dkk. 2002. Hidroponik Skala Rumah Tangga. Bogor: Agro Media Pustaka.

Yos Setiyoso.2003. Meramu Pupuk Hidroponik. Jakarta: Penebar Swadaya

Iwan Swarman dkk. 2000. Hidroponik. PPPG Pertanian Cianjur.

23

Anda mungkin juga menyukai