Nim : 821419123
Pengertian Penetrasi
Kata penetrasi dalam Bahasa Inggris penetration berasal dari kata Latin penetrare,
yang menggabungkan penes (“inside“) dan intrare (“to enter“). Kata tersebut paling sering
diartikan dengan menembus untuk menggambarkan masuk atau meresap. Penetrasi juga
dapat berarti menguraikan atau memahami.
Penetration pasipique
Penetration violante
Jika kebudayaan baru yang masuk seimbang dengan kebudayaan setempat yang sudah
ada, maka masing-masing kebudayaan hampir tidak mengalami perubahan atau tidak saling
mempengaruhi satu sama lain, inilah yang dinamakan dengan hubungan simbiotik.
Selain untuk konteks yang berkaitan dengan kebudayaan, kata penetrasi dapat
diaplikasikan dalam berbagai konteks yang lainnya. Berikut ini contoh penggunaan kata
penetrasi, diantaranya yaitu:
Budaya
Penetrasi kebudayaan berarti masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke dalam
kebudayaan lain. Dapat dikatakan juga bahwa penetrasi budaya adalah penggabungan budaya
dan bahasa lain ke dalam budaya dan bahasa yang dimiliki masyarakat. Dalam studi ini,
contohnya berfokus pada budaya Barat yang menembus budaya negara-negara lainnya.
Pasar
Sofyan Assauri berpendapat bahwa penetrasi pasar ialah usaha perusahaan untuk
meingkatkan penjualannya atas produk dan pasar yang telah tersedia melalui usaha-usaha
pemasaran yang lebih agresif.
Penetrasi pasar mengacu pada keberhasilan penjualan produk atau layanan di pasar
tertentu. Ini diukur dengan jumlah volume penjualan barang atau jasa yang ada dibandingkan
dengan total target pasar untuk produk atau layanan tersebut. Penetrasi pasar adalah kunci
untuk strategi pertumbuhan bisnis yang berasal dari Matriks Ansoff (Richardson, M., &
Evans, C. (2007).
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh
akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan
tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang
berbeda pula.
Usaha untuk menjelaskan perilaku manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah
dengan lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak
variable yang saling berhubungan dalam keseluruhan sistem terbuka. Pendekatan yang saling
berhubungan dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian
sistemik antara beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang
melingkupi satuan budaya yang ada.
a. Difusi (Penyebaran)
Difusi adalah suatu proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari satu kelompok
ke kelompok lainnya atau dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Difusi dinyatakan sebagai proses penyebaran atau perembesan suatu unsur
kebudayaan dari satu pihak kepada pihak lain. W.A. Haviland menyatakan bahwa difusi
adalah penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari kebudayaan satu kepada kebudayaan lain.
Proses difusi berlangsung menggunakan teknik meniru atau imitasi. Meniru lebih mudah
daripada menciptakan sendiri, terutama tentang hal-hal yang baru.
1. Unsur-unsur budaya timur dan barat yang masuk ke Indonesia dilakukan dengan
teknik meniru. Misalnya, penyebaran agama Islam melalui media perdagangan,
berikut cara berdagang yang jujur, dan model pakaian yang digunakan, lambat laun
ditiru oleh masyarakat.
2. Cara berpakaian para pejabat kolonial Belanda ditiru oleh penguasa pribumi.
3. Cara orang Minangkabau membuka warung nasi dan cara orang Jawa membuka
warung tegal.
4. Cara makan yang dilakukan orang Eropa dengan menggunakan sendok ditiru oleh
orang Indonesia.
b. Pembauran (Asimilasi)
Proses pembauran baru dapat berlangsung jika ada persyaratan tertentu yang
mendukung berlangsungnya proses tersebut. Harsojo menyatakan bahwa dalam pembauran
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya sebagai berikut.
1. Faktor Pendorong Asimilasi
a) Toleransi adalah saling menghargai dan membiarkan perbedaan di antara setiap
pendukung kebudayaan yang saling melengkapi sehingga mereka akan saling
membutuhkan.
b) Simpati adalah kontak yang dilakukan dengan masyarakat lainnya didasari oleh rasa
saling menghargai dan menghormati. Misalnya dengan saling menghargai orang asing
dan kebudayaan nya serta saling mengakui kelemahan dan kelebihannya akan
mendekatkan masyarakat yang menjadi pendukung kebudayaan-kebudayaan tersebut.
c) Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa di dalam masyarakat. Misalnya
dapat diwujudkan dalam kesempatan untuk menjalani pendidikan yang sama bagi
golongan-golongan minoritas, pemeliharaan kesehatan, atau penggunaan tempat-
tempat rekreasi.
d) Adanya perkawinan campuran (amalgamasi). Perkawinan campuran dapat terjadi di
antara dua kebudayaan yang berbeda, baik dari asal suku bangsa maupun tingkat
sosial ekonomi.
e) Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dalam setiap kebudayaan
menyebabkan masyarakat pendukungnya merasa lebih dekat satu dengan yang
lainnya.