Anda di halaman 1dari 1

BAB VII

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Ejaan dapat diartikan sebagai:


1. pelambang fonem dengan huruf
2. ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi (kata dasar, kata ulang, kata
majemuk, kata berimbuhan, atau partikel) dituliskan
3. ketetapan tentang bagaimana menuliskan kalimat dan bagian-bagiannya dengan
pemakaian tanda-tanda baca (titik, koma, tanda tanya, dsb).

Macam-macam ejaan yang pernah berlaku di Indonesia adalah sebagai berikut.


1. ejaan Van Ophuijsen (Prof. Ch. A. Van Ophuijsen) tahun 1901 dimuat dalam Kitab
Logat Melayoe, contoh: jang, boekoe, tjinta, ma'af, Kurän, lampaoe.
2. ejaan Soewandi (Republik) ditetapkan pada 19 Maret 1947 intinya hanya penyeder-
hanaan dari ejaan Ophuijsen, contoh: buku, maaf, Kuran, lampau, berjalan2 (berja-
lan²).

3. ejaan Pembaharuan (diketuai Prof. Dr. Prijono) dimunculkan oleh Panitia Pemba-
haruan Ejaan Bahasa Indonesia, contoh: yang, lampaoy.
4. ejaan Melindo (kerja sama Panitia Kerja Sama Bahasa Melayu/Bahasa Indonesia
dan Jawatan Kuasa Ejaan Rumi Baharu Persekutuan Tanah Melayu) kongres
dilangsungkan pada 4-7 Desember 1959, contoh: tjinta --cinta, ekor -- ékor
5. ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan), contoh: jang -- yang, ‚ékor -- ekor,
djatuh -- jatuh
6. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) diresmikan pada 16 Agustus 1972, contoh:
pembaharuan dari ejaan-ejaan yang telah berlaku sebelumnya.

47

Anda mungkin juga menyukai