Laporan Tutorial Blok 19 Modul 1
Laporan Tutorial Blok 19 Modul 1
Kelompok 1
Nama Anggota:
Ummul Aulia
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
MODUL 1
REKAM MEDIK
SKENARIO 1
“GIGI KU TONGGOS”
Fadil (11 tahun) bersama ibunya datang ke klinik dokter gigi untuk konsultasi
mengenai keadaan gigi depan atas yang terlihat maju.
Dokter gigi juga melakukan foto intra oral dan ekstra oral lalu merujuk Fadil
kebagian radiologi untuk rontgen foto panoramic dan sefalometri.
Ibu Fadil bingung dengan anjuran dokter gigi karena menyangka kasus anaknya
sangat parah. Bagaimana saudara mengatasi kebingungan ibu Fadil?
I. Terminologi
1. Overjet : jarak horizontal antara insisal gigi insisivus sentral rahang atas
terhadap bidang labial gigi insisivus sentral rahang bawah .
2. Overbite : jarak vertikal antar insisal edge gigi insisivus sentral rahang
bawah sampai insisal edge gigi insisivus sentral rahang atas .
3. Panoramic : foto rontgen yang memperlihatkan seluruh gambaran
lengkung gigi maksila dan mandbula termasuk struktur gigi dan jaringan
pendukungnya.
4. Sefalometri : foto rontgen yang diambil dari antero-posterior yang
memperlihatkan keseluruhan hubungan struktur maksila dan mandibula.
5. Rekam Medik : berkas yang berisi catatan pasien berupa anamnesa, hasil
pemeriksaan klinis dan tindakan yang dilakukan.
REKAM MEDIK
Analisa Analisa
Umum Pemeriksaan Model
Intra Oral
V. Tujuan Pembelajaran / Learning Objectives
1. ANAMENSA ORTHODONTI
Diagnosis ortodonti : suatu studi dan interpretasi data klinik untuk menetapkan ada
tidaknya maloklusi dalam perawatan ortodonti. Menurut Moyers ( 1988 ) diagnosis
ortodonti: adalah perkiraan yang sistematis, bersifat sementara ,akurat yang ditujukan
untuk penentuan problema klinis dan perencanaan perawatan. Menurut Houston dkk (
1992 ) , tujuan pemeriksaan pasien adalah untuk merekam informasi yang berkaitan
dengan keadaan maloklusi sebagai dasar untuk menentukan penyebabnya.
Biasanya pada bagian awal suatu status pasien tercantum nama, kelamin, umur,
dan alamat pasien. Jenis kelamin dan umur pasien selain sebagai identitas pasien juga
sebagai data yang berkaitan dengan pertumbuh-kembangan dentomaksilofasial
pasien, misalnya perubahan fase gigi geligi dari sulung ke permane. Pada anamnesa
ortodonti ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui etiologi
terjadinya maloklusi pada saat melakukan anamnesa pada pasien.
- Bentuk Skelet
Sheldon, seorang antropologis menggolongkan bentuk skelet berdasarkan
jaringan dominan yang memengaruhi bentuk skelet
- Ektomorfik: seorang yang langsing, sedikit jaringan otot/ lemak
- Endomorfik: seorang yang pendek, otot kurang berkembang, lapisan lemak
tebal
- Mesomorfik: seorang yang berotot
- Ciri Keluarga
Suatu keadaan dapat dikategorikan sebagai ciri keluarga bila keadaan ini selalu
berulang pada suatu keluarga secara turun-temurun.
- Kelainan Endokrin
Kelainan endokrin yang terjadi pralahir dapat menyebabkan percepatan atau
hambatan pertumbuhan muka, memengaruhi derajat pematangan tulang,
penutupan sutura, resorpsi akar gigi sulung, dan erupsi gigi permanen. Membran
periodontal dan gusi sangat sensitif terhadap beberapa disfungsi endokrin (dapat
berakibat langsung ke gigi)
- Tonsil
Bila tonsil dalam keadaan radang, dorsum lidah dapat menekan tonsil tersebut.
untuk menghindar keadaan ini mandibula secara refleks diturunkan, gigi tidak
kontak sehingga terdapat ruangan yang lebih luas untuk lidah dan biasanya terjadi
perdorongan lidah kedepan saat menelan.
- Trauma Dental : Riwayat mengenai trauma yang pernah terjadi pada gigi, muka,
dan rahang. Trauma gigi sulung dapat merusak bentuk gigi tetap, serta perubahan
tempat erupsi gigi tetap terganggu. Selain itu apabila pulpa gigi sulung mati,
maka resorpsi akar gigi sulung tidak terjadi sehingga gigi sulung persistensi dan
mengakibatkan posisi gigi tetap terganggu.
- Kebiasaan Buruk : Kebiasaan yang berhubungan dengan kelainan gigi dan
rahang.Menghisap ibu jari/ jari lain ataupun menggigit bibir, menyebabkan gigi
protusive dan open bite. Gunakan alat plat orto dengan cangkolan adam dan labial
bow. Bernafas memalui mulut, menyebabkan maksila tidak berkembang, rahang
atas crowding, palatum tinggi dan sempit sehingga timbul gingivitis karena plak
menumpuk. Hilangkan penyebab dengan oral screen. Menggigit bibir/ jari/ kuku,
menyebabkan open bite, cheek biting, open bite posterior. Gunakan lip bumper.
Mendorong lidah, menyebabkan gigi protusive dan open bite. Gunakan plat
lingual rahang bawah, berikan jarum kecil dengan pangkal bulat kecil.
Berat ringannya suatu maloklusi yang disebabkan kebiasaan buruk tergantung
pada umur dimulainya, intensitas, lamanya, dan frekuensi kebiasaan buruk
dilakukan.
Nama Pasien : Sebagai panggilan agar kita mengenal pasien dengan baik.
Pasien senang dipanggil nama. Sebagai sarana yang berhubungan dengan
pengarsipan baik status maupun model pasien. Sebagai identitas dan
keakraban antara operator dengan pasien.
Jenis Kelamin : Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan antara laki-laki dan perempuan. Untuk mengetahui
prognosis keberhasilan perawatan.
Tanggal Lahir / Umur : Penting untuk menentukan perawatan ortodonti.
Untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan.Untuk mengetahui suatu
maloklusi bersifat sementara atau tetap.
Alamat : Untuk memudahkan komunikasi. Untuk memudahkan
menghubungi pasien kembali dalam perawatan ortodonti.
Nama dan Pekerjaan Orangtua : Untuk mengetahui status ekonomi pasien
yang ikut berperan dalam keberhasilan perawatan.
Sekolah : Untuk mengetahui tingkat pendidikan dan pemehaman pasien
tentang perawatan ortodonti sehingga memudahkan penyampaian informasi
Kesehatan Umum Pasien : Keadaan kesehatan umum pasien yang penting
dketahui untuk mendapatkan hasil perawatan baik. Dapat mengetahui
sampai dimana pengaruhnya terhadap etiologi yang menimbulkan
gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan rahang dan erupsi gigi.
Riwayat Penyakit : Penyakit yang pernah atau sedang diderita/ gejala
sistemik/ riwayat pengobatan/ kebiasaan dan lingkungan keluarga
(lingkungan pekerjaan, riwayat penyakit keluarga). Hal ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, seperti pada penyakit
yang menimbulkan demam tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ialah
intensitas penyakit dan umur saat penyakit diderita.
Keluhan Utama : Keluhan/ masalah kesehatan gigi dan mulut yang
menyebabkan pasien datang ke dokter gigi. Masalah yang sangat
menganggu pasien sehingga mendorong pasien untuk datang berobat dan
ingin dirawat oleh dokter gigi, apakah gangguan pengunyahan, bicara, atau
estetik.
Perawatan Rumah Sakit : Perawatan yang pernah/ sedang dilakukan di
rumah sakit .
Operasi : Riwayat operasi yang pernah dilakukan.
Kelainan Congenital : Kelainan penyakit bawaan sejak lahir yang
berhubungan dengan morfologi gigi dan rahang.
Penggunaan Obat : Riwayat obat yang pernah/ sedang digunakan dan
alergi terhadap golongan obat tertentu.
A. Bentuk Kepala
Bentuk kepala ada 3, yaitu (Rahardjo, 2011):
- Dolikosefalik: panjang, sempit (indeks ≤ 0,75)
- Mesosefalik: bentuk rata-rata (indeks 0,76-0,79)
- Brakisefalik: lebar dan pendek (indeks ≥ 0,80)
a. Pola Mesosefalik Pola ini sering dikaitkan dengan kelas I oklusi karena pasien
ini ditandai dengan hubungan maksila dan mandibula relatif normal yang
menghasilkan keseimbangan wajah yang baik.
b. Pola dolichosefalik
Pola ini biasanya dengan wajah panjang dan otot lemah karena kecendrungan
untuk pertumbuhan vertikal. Oklusi molar sering kelas I variasi divisi 1.
c. Pola Brachisefalik
Wajah pendek dan lebar, mandibula persegi. Pasien dengan pola brachysefalik
sering dikaitkan dengan kelas II, divisi II maloklusi. Pertumbuhan mandibula
pasien ini ke depan
daripada ke bawah. Akibatnya, pasien biasanya menunjukan overbite anterior
berlebihan dan
dagu yang kuat.
B. Simetri Wajah
Asimetri akan mudah dikenali bila dilihat dari depan muka pasien, dapat dikenali
asimetri rahang terhadap muka secara keseluruhan. Penyebab tidak simetri:
- Variasi biologis
- Patologis
- Kelainan kongenital
C. Tipe Wajah
- Leptoprosop (muka sempit): kepala dolikosefalik membentuk muka
yang sempit, panjang, dan potrusif (Rahardjo, 2011).
- Euriprosop (muka lebar): kepala brakisefalik menentukan muka yang
lebih datar, kurang protusif (Rahardjo, 2011).
- Mesoprosop: muka yang sedang antara leptoprosop dan euriprosop
D. Tipe Profil
Tujuan pemeriksaan profil:
- Menentukan posisi rahang dalam jurusan sagital
- Evaluasi bibir dan letak insisivi
- Evaluasi proporsi wajah dan sudut mandibula
Tipe profil dibagi 3 :
- Lurus
- Cembung: mengarah ke maloklusi kelas II
- Cekung: mengarah ke maloklusi kelas III
Profil wajah diperiksa dengan melihat pasien dari samping. Profil wajah
membantu dalam mendiagnosis penyimpangan dalam hubungan
maksilamandibula. Profil diilai dengan menggabungkan dua garis berikut:
- Garis yang terhubung dari dahi dan jaringan lunak titik A (titik terdalam di
lengkung bibir atas)
- Garis yang menghubungkan titik A dan jaringan lunka pogonion (titik paling
anterior dagu)
Berdasarkan hubungan diantara dua garis, ada 3 jenis profil yaitu:
- Straight profil (profil lurus): Dua garis membentuk garis lurus
- Convex profil (profil cembung): Dua garis membentuk sudut cekung terhadap
jaringan. Jenis profil ini terjadi sebagai akibat maksila prognatik atau mandibula
retrognatik seperti yang terlihat dalam kelas II, divisi 1 maloklusi.
- Concave profil (profil cekung): Dua garis membentuk sudut cembung terhadap
jaringan. Tipe ini dikaitkan dengan mandibula prognasi atau maksila retrognasi
seperti dalam kelas III maloklusi.
Penentuan wajah pasien adalah penting dalam prediksi pertumbuhan serta dalam
rencana perawatan. Oleh karena itu salah satu penilaian pertama yang diperlukan
untuk diagnosis kraniofasial akurat adalah klasifikasi dari tipe wajah pasien.
5. Bibir
Bila bibir cukup panjang untuk dapat mencapai kontak bibir atas tanpa kontraksi
otot pada saat madibula dalam keadaan istirahat disebut bibir yang kompeten. Bila
diperlukan kontraksi otot untuk mencapai kontak bibir atas dan bawah saat pada
saat mandibula dalam keadaan istirahat dinamakan bibir yang tidak kompeten.
6. Fungsi Bicara
Terdapat hubungan maloklusi dengan kelainan bicara tetapi karena adanya
mekanisme adaptasi, pasien dengan maloklusi parah masih dapat berbicara tanpa
gangguan.
6. ANALISA MODEL DALAM PERAWATAN ORTHODONTI
Rasio keseluruhan sebesar 91,3 berarti sesuai dengan analisis Bolton, yang
akan menghasilkan hubungan overbite dan overjet yang ideal.
Jika rasio keseluruhan lebih dari 91,3 maka kesalahan
Analisis Howes
Howes memikirkan suatu rumusan untuk mengetahui apakah basis apikal
cukup untuk memuat gigi geligi pasien. Panjang lengkung gigi (Tooth
Material/ TM) adalah jumlah lebar mesiodistal gigi dari molar pertama kiri
sampai dengan molar pertama kanan. Lebarlengkung basal premolar atau
fosa kanina (Premolar Basal Arch Width/ PMBAW) merupakan diameter
basis apikal dari model gigi pada apeks gigi premolar pertama, yang
diukur menggunakan jangka sorong atau jangka berujung runcing.
Rasio diperoleh dari membagi:
Analisa chepalometri
Sefalometrik adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran yang bersifat
kuantitatif terhadap bagian-bagian tertentu dari kepala untuk mendapatkan informasi
tentang pola kraniofasial.
Alat :
Alat-alat dasar yang digunakan untuk menghasilkan suatu sefalogram terdiri dari
sefalostat atau sefalometer, tabung sinar tembus dan pemegang kaset beserta kaset
yang berisi film dan layar pengintensif (intensifying screen).
Pemegang kaset dapat diatur sedemikian rupa agar diperoleh gambar yang tajam.
Layar pengintensif digunakan untuk mengurangi jumlah penyinaran yang tidak
diperlukan.
Bagian dari sefalometer yang diletakkan pada telinga (ear rod) dapat digerakkan
sehingga mudah disesuaikan dengan lebar kepala pasien. Tabung sinar harus dapat
menghasilkan tegangan yang cukup tinggi (90 KvP) guna menembus jaringan keras
dan dapat menggambarkan dengan jelas jaringan keras dan lunak.
Dikenal 2 macam sefalometer, yaitu:
a. Broadbent-Bolton, digunakan 2 tabung sinar X dan 2 pemegang kaset,
sehingga objek tidak perlu bergerak atau berubah apabila akan dibuat
penyinaran/proyeksi lateral atau antero-posterior.
b. Higley, terdiri dari 1 tabung sinar X, 1 pemegang kaset dan sefalometernya
dapat berputar sedemikian rupa sehingga objek dapat diatur dalam beberapa
macam proyeksi yang diperlukan. Sefalometer modern pada umumnya adalah
jenis ini yaitu Rotating
Kelemahan sefalometrik
Kesalahan sefalometer
Kesalahan sefalometer meliputi:
o Kesalahan dalam pembuatan sefalogram. Kesalahan yang sering
dilakukan yaitu posisi subjek tidak benar, waktu penyinaran tidak
cukup, penentuan jarak sagital-film tidak tepat. Kesalahan ini dapat
diatasi dengan pengalaman dan teknik pemotretan yang benar.
o Pembesaran dan distorsi. Makin besar jarak sumber sinar X terhadap
film maka semakin sejajar arah sinar X sehingga distorsi dan
pembesaran semakin kecil. Makin dekat jarak film terhadap objek
semakin kecil terjadi pembesaran. Hal ini dapat dikurangi dengan
menggunakan teknik pemotretan yang benar.
Kesalahan penapakan dan metode yang digunakan
o Kesalahan penapakan pada umumnya disebabkan karena kurang
terlatih atau kurangnya pengetahuan tentang anatomi atau referensi
sefalometrik. Hal ini dapat diatasi dengan latihan-latihan dan
pengalaman.
o Kesalahan metode yang digunakan pada umumnya karena
pengukuran 3 dimensi menjadi 2 dimensi, kesalahan interpretasi
perubahan akibat pertumbuhan dan perawatan.
Analisa Panoramik
Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah gambaran
tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila dan
mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal
dari detail anatomi pada sisi kontralateral.
Radiografi panoramik adalah sebuah teknik dimana gambaran seluruh jaringan
gigi ditemukan dalam satu film.
Foto panoramik dikenal juga dengan panorex atau orthopantomogram dan
menjadi sangat popular di kedokteran gigi karena teknik yang simple, gambaran
mencakup seluruh gigi dan rahang dengandosis radiasi yang rendah.
Adapun seleksi kasus yang memerlukaan gambaran panoramik dalam penegakan
diagnosa diantaranya seperti:
Adanya lesi tulang atau ukuran dari posisi gigi terpendam yang
menghalangi gambaran pada intra-oral.
Melihat tulang alveolar dimana terjadi poket lebih dari 6 mm.
Untuk melihat kondisi gigi sebelum dilakukan rencana pembedahan. Foto
rutin untuk melihat perkembangan erupsi gigi molar tiga tidak disarankan
Rencana perawatan orthodonti yang diperlukan untuk mengetahui keadaan
gigi atau benih gigi.
Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada seluruh bagian mandibula.
Rencana perawatan implan gigi untuk mencari vertical height
4. Profit WR, and Fields, HW. 2000. Contemporary Orthodontics, ed.3. Mosby,
Philladelpia,
5. Rakosi, T., dkk. Color Atlas of Dental Medicine, Orthodontic-Diagnosis. Edisi I. Germany:
Thieme Medical Publishers. 1993.