Anda di halaman 1dari 51

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Lembaga : PKBM BANUA


Nama Program : Kejar Paket B
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 1. Memahami kondisi perkembangan negara di dunia.
Kompetensi Dasar : 1.1. Mengidentifikasi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju
Indikator : 1. Mengidentifikasi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju.
2. Membuat peta wilayah negara berkembang dan negara maju.
3. Memberi contoh negara-negara yang tergolong kedalam negara
berkembang dan negara maju beserta alasannya
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran

I Tujuan Pembelajaran
1. Warga Belajar dapat mengidentifikasi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju.
2. Warga belajar dapat membuat peta wilayah negara berkembang dan negara maju.
3. Warga Belajar dapat memberi contoh negara-negara yang tergolong kedalam negara
berkembang dan negara maju beserta alasannya.

II Materi Pokok
 Ciri-ciri negara berkembang dan negara maju.
 Persebaran negara-negara berkembang dan negara-negara maju di dunia.
 Negara-negara yang digolongkan sebagai negara berkembang dan negara maju.

III Uraian Materi


Ciri-Ciri negara berkembang dan negara maju
Ciri-ciri negara berkembang, yaitu :
1. Pendapatan per tahun yang cenderung rendah
Pendapatan per tahun di negara berkembang tidak sebesar negara maju karena masih
tingginya angka pengangguran.
2. Keamanan Tidak Terjamin
Tidak seperti di negara maju, keamanan di negara berkembang masih sangat minim dan
tidak layak. Oleh karena itu, angka kriminalitas di negara maju juga masih tergolong
tinggi.
3. Fasilitas Kesehatan Minim 
Fasilitas kesehatan di negara berkembang juga tergolong minim. Belum banyaknya
fasilitas kesehatan yang layak pakai menyebabkan penduduk di negara berkembang lebih
rentan terserang penyakit. Oleh karena itu, angka kematian di negara berkembang juga
lebih besar dibanding angka kematian di negara maju, yang kemudian mengakibatkan
rendahnya angka harapan hidup. 
4. Perkembangan Penduduk Tidak Terkendali
Negara berkembang mempunyai jumlah rata-rata penduduk yang sangat besar
dibandingkan negara maju karena tidak terkendalinya perkembangan penduduk. Hal ini
juga merupakan akibat dari minimnya edukasi dan fasilitas kesehatan. 
5. Besarnya Angka Pengangguran
Di negara berkembang, angka pengangguran masih tergolong tinggi karena lowongan
pekerjaan yang tersedia masih belum tersebar secara merata. Selain itu, tingkat
pendidikan yang kurang merata juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
besarnya angka pengangguran. 
6. Impor lebih tinggi dibanding ekspor 
Dikarenakan rendahnya pengelolaan SDA dan SDM negara berkembang, negara
berkembang lebih sering membeli barang dari luar negeri.
Contoh negara berkembang antara lain Indonesia, Brazil, dan hampir seluruh negara
Afrika.

Ciri-ciri negara maju, yaitu :


1. Memiliki Pendapatan Perkapita Yang Tinggi
Negara yang maju memiliki pendapatan per kapita yang tinggi tiap tahunnya. Dengan
memiliki pendapatan per kapita yang tinggi, nilai ekonomi negara tersebut akan
terdongkrak. Oleh karena itu, jumlah kemiskinan bisa diatasi.
2. Keamanan Sudah Terjamin
Tingkat keamanan negara maju sudah lebih terjamin jika dibandingkan dengan negara
berkembang. Hal ini juga merupakan efek samping dari canggihnya teknologi di negara
maju. Dengan teknologi yang canggih, fasilitas keamanan dan teknologi persenjataan juga
turut berkembang menjadi lebih baik. 
3. Terjaminnya Kesehatan
Selain terjaminnya keamanan, kesehatan pada sebuah negara maju juga sudah terjamin.
Hal ini ditandai dengan berbagai fasilitas kesehatan yang memadai, seperti rumah sakit
dan petugas medis yang terlatih dan handal. Oleh karena itu, angka kematian pada negara
maju bisa ditekan dan harapan hidup penduduknya bisa tinggi. Selain itu, dengan adanya
fasilitas kesehatan yang memadai, perkembangan penduduk di negara maju juga bisa
terkontrol. 
4. Kecilnya Angka Pengangguran
Di negara maju, angka pengangguran tergolong kecil karena setiap penduduknya bisa
mendapatkan pekerjaan. 
5. Menguasai IPTEK
Penduduk negara maju cenderung sudah sangat menguasai IPTEK. Oleh karena itu,
dalam kehidupan sehari-hari, mereka juga sudah menggunakan teknologi canggih dan
alat-alat modern untuk mempermudah kehidupan sehari-hari. 
6. Tingkat ekspor lebih tinggi dibanding impor
Tingkat ekspor di negara maju lebih tinggi dibandingkan tingkat impor karena unggulnya
SDM dan teknologi yang dimiliki. 

Contoh negara maju antara lain adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.

Persebaran Negara Maju dan Berkembang

Negara Maju (Develoved Country) & Negara Berkembang (Developing Country) Sumber:


sites.google.com
 Negara Maju
Persebaran negara maju di dunia sebagian besar terletak di belahan bumi bagian utara.
Berikut beberapa contoh negara maju:
1. Benua Eropa: Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, Swedia, Norwegia, Spanyol,
Finlandia, Denmark, Belgia, Swiss, dan negara lainya
2. Benua Asia: khususnya di wilayah Asia Timur seperti Jepang dan Korea Selatan; dan
untuk wilayah Asia Tenggara hanya Singapura
3. Benua Amerika: Kanada dan Amerika Serikat
4. Benua Afrika : Afrika Selatan
5. Australia dan Selandia Baru
 Negara Berkembang
Wilayah persebaran negara berkembang sebagian besar terletak di belahan bumi bagian
selatan. Berikut beberapa contoh negara berkembang:
1. Benua Asia: Asia Tengah misalnya Kazakhtan dan Afganistan, Asia
Selatan misalnya India dan Srilanka, Asia Tenggara misalnya Indonesia, Malaysia,
dan Thailand, Asia Barat (Timur Tengah) misalnya Irak dan Yaman.
2. Benua Amerika: Amerika Tengah misalnya Meksiko dan Guatemala, Kepulauan
Karibiamisalnya Republik Dominika dan Jamaika, Amerika Selatan misalnya Brasil,
Venezuela, dan Argentina.
3. Benua Afrika: terdapat kurang lebih 55 negara dan sebagian besar merupakan
negara berkembang. Beberapa contoh negara berkembang di Benua Afrika yaitu
Kenya, Mali, Nigeria, Angola, Zaire, dan lain sebagainya.

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya

VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis dan Tes Unjuk Kerja
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Lembaga : PKBM BANUA


Program : Kejar Paket B Setara SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 1. Memahami kondisi perkembangan negara di dunia.
Kompetensi Dasar : 1.2 Mendeskripsikan Perang Dunia II (termasuk pendudukan Jepang)
serta pengaruhnya terhadap keadaan sosial, ekonomi, dan politik di
Indonesia
Indikator : 1. Menjelaskan secara kronologis Perang Dunia II
2. Mengidentifikasi Perang Dunia II di Asia Pasifik serta pendudukan
militer Jepang di Indonesia
3. Menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang
terhadap kehidupan ekonomi,sosialdan pergerakan kebangsaan
Indonesia
4. Mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan
kebangsaan Indonesia di berbagai daerah pada masa pendudukan
Jepang
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
I Tujuan Pembelajaran
1. Warga belajar dapat menjelaskan secara kronologis Perang Dunia II
2. Warga belajar dapat mengidentifikasi Perang Dunia II di Asia Pasifik serta pendudukan
militer Jepang di Indonesia
3. Warga Belajar dapat menjelaskan pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang
terhadap kehidupan ekonomi,sosialdan pergerakan kebangsaan Indonesia
4. Warga Belajar dapat mendeskripsikan bentuk-bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan
kebangsaan Indonesia di berbagai daerah pada masa pendudukan Jepang

II. Materi Pembelajaran


 Latar belakang pihak-pihak yang berperang dalam Perang Dunia II
 Perang Dunia II di Asia dan Pasifik serta pendudukan militer Jepang di Indonesia
 Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang
 Bentuk –bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan Indonesia;melalui MIAI,
gerakan bawah tanah, perjuangan Bersenjata

III Uraian Materi


Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab
umum dan sebab khusus.
a. Sebab Umum
Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
1) Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan
kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga
negara.
2) Persekutuan mencari kawan.
3) Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
4) Perlombaan senjata antarnegara.
5) Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
6) Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.

b . Sebab Khusus ( casus bally bally)


Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia
Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
1) Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika
Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
2) Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada
tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig
(penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai
Jerman. 
Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur.
Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman.
Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.

Perang Dunia II di Asia dan Pasifik serta pendudukan militer Jepang di Indonesia
1. Perang Dunia II di Kawasan Asia Pasifik
Perang Asia Pasifik disebut juga Perang Asia Timur Raya merupakan Perang Dunia II (1939
- 1945) yang terjadi di wilayah Asia Pasifik merupakan pertempuran antara Jepang dengan
Blok Sekutu. Perang Dunia II di Asia Pasifik diawali dengan peristiwa penyerangan Jepang
tehadap pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour Hawai (7 Desember 1941).
Setelah menguasai Pearl Harbour, Jepang melakukan ekspansi ke kawasan Asia - Pasifik dan
dalam waktu singkat Jepang berhasil menguasai negara-negara di kawasan Asia - Pasifik,
selain itu Jepang juga berhasil menguasai atau menumbangkan kekuasaan barat di negara-
negara Asia - Pasifik.
Keberhasilan Jepang dalam menumbangkan kekuasaan lawannya di kawasan Asia Pasifik,
seperti :
a. Di kawasan Asia Tenggara
Kekuasaan Jepang di kawasan Asia Tenggara berikut diantaranya :
1) Kekuasaan Inggris di Burma, Malaya, dan Singapura.
2) kekuasaan Perancis di Indo Cina (Vietnam, Laos, dan Kamboja).
3) kekuasaan Amerika Serikat di Philipina.
4) Kekuasaan Belanda di Indonesia.
b. Di kawasan Pasifik 
Beberapa kepulauan sudah berhasil dikuasai Jepang, berikut diantaranya :
Kepulauan Kuril, Kepulauan Marshall, Gilbert, Laut Bismarck, Papua Utara, Kepulauan
Aleut, Midway, Carolina, Kepulauan Mariana, Kepulauan Solomon, Saipan, Guam, dan Laut
Koral.
Dalam menghadapi ekspansi Jepang, negara-negara Sekutu menggabungkan diri ke dalam
front ABCD (Amerika, British/Inggris, Cina, Dutch,/Belanda). Selain itu juga dibentuk
ABDACOM (Amerika, British, Dutch, Australian Comand). Perang Asia pasifik pihak
Sekutu dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur dari Amerika Serikat (AS) dengan pusat
pertahanan di Australia.
2. Kronologi Singkat Perang Dunia II di Asia - Pasifik
 Front Pasifik
Tahun 1941
 7 Desember : Pesawat Jepang memborbardir pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat
di Pearl Harbour, Hawai.
 8 Desember : Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengumumkan perang kepada
Jepang.
 Tahun 1942
 15 Februari : Singapura jatuh ke tangan Jepang.
 26 - 28 Februari : Armada laut Jepang mengalahkan kekuatan laut sekutu dalam
pertempuran laut Jawa.
 9 April : Pasukan Amerika Serikat dan Filipina menyerah di semenanjung Bataan.
 18 April : Armada udara Amerika Serikat mengebom Tokyo dalam serangan Doolitle.
 4 - 8 Mei : Armada laut Sekutu membendung serangan Jepang dalam pertempuran
Terumbu Karang.
 4 - 6 Juni : Pasukan Sekutu mengalahkan Jepang dalam Pertempuran Midway.
 7 Agustus : Pasukan marinir Amerika Serikat mendarat di Guadalcanal.
 8 Maret : Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati
Tahun 1943
20 Nvember : Pasukan Amerika Serikat menyerang Tarawa.
Tahun 1944
 19 - 20 Juni : Angkatan laut Amerika Serikat mengalahkan Jepang dalam pertempuran di
Filipina.
 18 Juli : Perdana Menteri Tojo mengundurkan diri.
 20 Oktober : Pasukan Sekutu mendarat di Filipina.
 23 - 26 Oktober : Pasukan Sekutu menghancurkan armada laut Jepang dalam
pertempuran Teluk Leyte di Filipina.
Tahun 1945
16 Maret : Pasukan marinir Amerika Serikat merebut Iwo Jima.
 21 Juni : Pasukan marinir Amerika Serikat merebut Okinawa.
 6 Agustus : Bom atom dijatuhkan di Hiroshima.
 9 Agustus : Bom atom dijatuhkan di Nagasaki.
 14 Agustus : Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu.
 2 September : Jepang menandatangani perjanjian di kapal perang U.S.S Missouri di
Teluk Tokyo.
3. Pendudukan Jepang di Indonesia
a. Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Restorasi Meiji Teno (1868). Pembaharuan menuju kemajuan yang dilaksanakan pada
masa Restorasi Meiji menjadikan Jepang berkembang sebagai negara industri modern,
perdagangan , dan militer. Sejajar dengan bangsa-bangsa barat, hal tersebut mendorong
Jepang mengembangkan imperealismenya.
2. Berkembangnya paham Hakko Ichi U (Dunia merupakan satu keluarga), hal tersebut
memacu Jepang menjadi pemimpin dunia.
3. Faktor ekonomi (Jepang menjadi negara industri terbesar di Asia), mendorong Jepang
melakukan ekspansi untuk :
o a. Mencari bahan baku (mentah).
o b. Tempat pemasaran hasil industri.
b. Tujuan Pendudukan Jepang di Indonesia
Tujuan Jepang menduduki Indonesia adalah :
1) Indonesia dijadikan sumber bahan mentah dan pemasaran hasil industri.
2) Indonesia mempunyai posisi yang strategis dan kaya akan bahan mentah, sehngga dijadikan
kantong dan gudang perbekalan untuk menunjang perang Asia Pasifik.
3) Indonesia dijadikan pusat pertahanan perang melawan Sekutu.
4) Indonesia dijadikan sumber tenaga untuk melawan Sekutu.
c. Kedatangan Jepang di Indonesia
 Usaha Jepang untuk merebut Indonesia yang dikuasai oleh Belanda, melalui cara
menyerbu daerah-daerah Indonesia.
 Penyerbuan Jepang di wilayah Pulau Jawa dipimpin oleh Jenderal Imamura.
 Saat menyerbu Pulau Jawa pasukan Jepang mendarat di tiga tempat berbeda yaitu : Di
Bojonegoro Banten, Eretan Indramayu, Kragan Rembang selanjutnya menyerbu
daerah/pusat-pusat pemerintah Hindia Belanda.
 Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati
Subang (Jawa Barat).
 Penyerahan kekuasaan dilakukan oleh Letjen Ter Poorten (Panglima Belanda) kepada
Jenderal Histosyi Imamura (Jepang) disaksiakan Gubernur Jenderal HB Jenderal Carda
Van Starken.
 Setelah menguasai Indonesia kemudian Jepang membagi Indonesia menjadi 3 wilayah
pertahanan, yaitu :
o 1) Wilayah I, Jawa Gunseikanbu bermarkas di Jakarta oleh Rikugun (Angkatan
Darat) wilayahnya : Jawa dan Madura.
o 2) Wilayah II, Sumatera Gunsei Kanbu bermarkas di Bukittinggi oleh Rikugun
(Angkatan Darat) wilayahnya : Sumatera.
o 3) Wilayah III, daerah Kaigun (Angkatan Laut) bermarkas di Ujung Pandang
wilayahnya : Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
d. Politik Jepang di Indonesia
Dalam melaksanakan penjajahan di Indonesia, Jepang bersisi dua yaitu :
1. Menarik simpati dan mencari dukungan rakyat Indonesia guna membantu menghadapi
Sekutu.
2. Pemerasan sumber kekayaan alam dan sumber tenaga manusia.
A. Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang
Pada mulanya kedatangan Jepang disambut baik oleh bangsa Indonesia, karena berusaha
menarik simpati beberapa diantaranya yaitu :
1) Melakukan propaganda palsu yaitu mempropagandakan gerakan 3A (Nippon Cahaya Asia,
Nippon Pelindung Asia, Nippon Pelindung Asia).
2) Bendera Merah Putih, Lagu Indonesia Raya boleh dikibarkan dan dinyanyikan bersama
Hinomaru dan Kimigayo.
3) Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi disamping bahasa Jepang.
4) Mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam organisasi atau lembaga pemerintah Jepang.
5) Mempercayai umat Islam (MIAI).
1. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang dalam kehidupan ekonomi
Setelah Jepang menduduki Indonesia, selanjutnya melaksanakan pemerasan sumber kekayaan
alam untuk kepentingan pemerintah Jepang.
Beberapa cara pemerasan sumber daya alam yang dilakukan oleh Jepang kepada rakyat
Indonesia.
a. Semua harta peninggalan milik bangsa Belanda disita, seperti : Perkebunan, Bank, Pabrik, dan
Perusahaan-perusahaan vital.
b. Jepang mengawasi dan memonopoli hasil penjualan perkebunan, seperti : Teh, kopi, karet,
dan kina.
c. melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara
besar-besaran.
d. Memusnahkan jenis perkebunan yang tidak berguna dan diganti dengan tanaman bahan
pakan.
e. Rakyat hanya diperbolehkan memiliki 40% dari hasil pertanian, sedang 60% lainnya
diserahkan kepada pemerintah Jepang.
f. Rakyat dibebani menanam pohon jarak, yang dimanfaatkan untuk pelumas pesawat terbang
dan pelicin senjata.
Cara dan usaha pemerasan menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia.
2. Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di bidang politik
Pada masa pendudukan Jepang semua kegiatan politik di Indonesia dilarang. Pada tanggal 9
Maret 1942, Jepang mengeluarkan UU untuk membubarkan semua perkumpulan di Indonesia.
Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi, diantaranya :
a. Gerakan 3A (April 1942)
Gerakan 3A dibentuk dan dipimpin oleh Mr. Syamsudin, tepatnya pada bulan April tahun 1942.
Dalam melancarkan propagandanya gerakan 3A bersemboyan sebagai berikut :
1) Nippon Cahaya Asia.
2) Nippon Pelindung Asia.
3) Nippon pemimpin Asia.
Beberapa sebab atau alasan gerakan 3A dibubarkan salah satunya karena kurang mendapat
simpati rakyat maka dari itu oleh Jepang dihentikan gerakan tersebut.
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera) 
Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret tahun 1943, yang dipimpin oleh Empat Serangkai yaitu
: Ir. Soekarno, Moh. Hatta, KH. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantoro. Indonesia
memanfaatkan dengan baik gerakan ini salah satunya untuk mencapai kemerdekaan bangsa
Indonesia, dengan alasan tersebut akhirnya PUTERA oleh Jepang dibubarkan karena lebih
bermanfaat terhadap bangsa Indonesia.
c. Chuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
Chuo Sangi In didirikan pada tanggal 5 September tahun 1943, yang beranggotakan 43 orang.
Chuo Sangi In dipimpin oleh : Ir. Soekarno. dan wakilnya oleh : RM. Koesumo Utoyo dan Dr.
Buntaran Martoatmodjo. Chuo Sangi In bertugas dalam memajukan setiap usaha Jepang untuk
memenangkan perang sekaligus memberikan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam
mengambil keputusan.
d. Organisme islam yang tidak berpolitik dibiarkan oleh Jepang, seperti : MIAI (Majelis Islam
A'la Indonesia), kemudian para tokoh mendirikan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin) yang
dipimpin oleh KH. Hasyim Asyahari.
e. Bulan Desember tahun 1944, didirikan Hizbullah (Organisasi semi militer pemuda Islam).
Kebijakan pemerintah Jepang yang menekan pergerakan nasional Indonesia ternyata tidak
mematahkan semangat, para pemimpin memanfaatkan setiap organisasi bentukan Jepang demi
mewujudkan kemerdekaan.
3. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang dalam kehidupan sosial
Dalam menghadapi perang Pasifik Jepang memerlukan tenaga kerja, untuk menggerakkan
rakyat guna membantu Jepang tersebut dilakukan berbagai cara tersebut :
a. Romusha
Romusha adalah kerja paksa tanpa upah yang dilaksanakan pada masa pendudukan Jepang.
Rakyat Indonesia dipaksa bekerja untuk membangun jalan raya, rel kereta api, terowongan,
pangkalan militer, dan benteng-benteng pertahanan.
b. Kinrohoshi
Kinrohoshi adalah kerja bakti yang lebih mengarah kepada kerja paksa. Wajib kerja bakti ini
diberlakukan bagi pamong desa dan pegawai rendahan.
c. Wajib ikut organisasi semi militer dan resmi militer
Organisasi semi militer seperti :
 Seinendan (Barisan Pemuda) didirikan pada tanggal 9 maret tahun 1943.
 Fujinkai (Barisan Wanita) didirikan pada bulan Agustus tahun 1943.
 Gakutotai (Barisan Pelajar).
 Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa) didirikan pada tanggal 1 Maret tahun 1944.
 Syuisintai (Barisan Pelopor) didirikan pada tanggal 24 September tahun 1944.
Organisasi resmi militer seperti :
 Heiho (Barisan Pembantu Tentara Jepang) didirikan pada bulan April tahun 1943.
 Peta (Pembela Tanah Air) pusat pendidikan peta di Bogor dan berdiri pada bulan
Oktober tahun 1943.
 Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) Beda tempat beda rasa seperti : Di Sumatera
organisasi ini bernama Bogodan dan di Kalimantan bernama Borneo Kanan Hokokudan.
B. Bentuk-bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan Indonesia di berbagai
daerah pada masa pendudukan Jepang
Perjuangan bangsa indonesia dalam melawan Jepang dan memperjuangkan kemerdekaan
dilaksanakan melalui cara, strategi kooperasi, gerakan di bawah tanah (Ilegal), dan
perlawanan bersenjata.
1. Perjuangan dengan cara kooperasi (Bekerjasama dengan pemerintah Jepang), seperti : 
a. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
b. Jawa Hokokai
c. MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia)
d. Chuo Sangi In
e. BPUPKI dan PPKI
2. Perjuangan dengan strategi di bawah tanah (Ilegal)
Beberapa kelompok gerakan nasional yang menjalankan strategi gerakan di bawah tanah
seperti :
a. Kelompok Sutan Syahrir
Kegiatan politik dilakukan dengan cara memberi kursus politik kaum pelajar yang ada di
jakarta dan kota-kota besar lainnya.
b. Kelompok Kaigun
Kaigun adalah perhimpunan para pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan
kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Laksamana Maeda. Di asrama Indonesia
merdeka di Jalan Kebon Sirih 80 Jakarta, para pemuda Kaigun belajar politik, hukum, dan
bela diri (Karate dan Yudo). Tokoh kelompok yang terkenal yaitu : Mr. Ahmad Subarjo, Mr.
AA. Maramis, Dr. Samsi, Sudiro, Wikana, dr. Boentaran, Mr. Gatot dan E. Khairudin.
c. Kelompok Sukarni
Mereka tinggal di asrama angkatan baru di jalan Menteng 31 Jakarta, kelompoknya terdiri
dari : Chaerul Saleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, dan Nitimiharja.
d. Kelompok Persatuan Mahasiswa
Kelompok ini dipimpin oleh beberapa tokoh seperti : Syarif Thayeb, Eri Sudewo, J. Kuntho,
dan Supeno. Berpusat di Jalan Prapatan Nomor 10 Jakarta.
e. Kelompok Amir Syarifudin
Kelompok pimpinan Amir Syarifudin ini dianggap sebagai pengganggu karena aktivitas
politiknya yang menyudutkan pemerintahan Jepang, karenanya Ia divonis hukuman mati.
Akan tetapi atas bantuan Ir. Soekarno vonis tersebut diubah menjadi hukuman seumur hidup.
3. Perlawanan Bersenjata
a. Perlawanan di Cot Plieng Aceh, yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil
b. Perlawanan di Sukamanah Singaparna (Banten) Jawa Barat, yang dipimpin oleh KH.
Zainal Mustofa.
c. Perlawanan di Indramayu dan Lohbener (Cirebon) Jawa Barat, yang dipimpin oleh H.
Madriyas, H. Kartiwa, dan Kiai Srengseng.
d. Perlawanan di Senggau Kalimantan Barat, yang dipimpin oleh Utin Fatimah.
e. Perlawanan di Pontianak, yang dipimpin oleh Pang Suma.
f. Perlawanan di Biak Irian Barat, yang dipimpin oleh L. Rumkorem.
g. Perlawanan Peta Giguyun, seperti :
 Daerah Cilacap Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Khusaeri.
 Daerah Aceh, yang dipimpin oleh Teuku Hamid.
 Daerah Blitar Jawa Timur, yang dipimpin oleh Soepriyadi dan kawan-kawan.

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya

VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX

VII Penilaian
Tes Tulis dan Penugasan
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Lembaga : PKBM BANUA


Program : Kejar Paket B Setara SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 2. Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan
Kompetensi Dasar : 2.1 Mengidentifikasi usaha perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
Indikator : 1. Mendiskripsikan faktor –faktor yang menyebabkan terjadinya konflik
antara Indonesia dengan Belanda
2. Mendiskripsikan peran dunia internasional dalam konflik Indonesia-
Belanda
3. Mendiskripsikan pengaruh konflik Indonesia –Belanda terhadap
keberadaan negara kesatuan Republik Indonesia
4. Melacak aktifitas diplomasi Indonesia di dunia internasional untuk
mempertahankan kemerdekaan
5. Mendiskripsikan perjuangan rakyat dan pemerintah di berbagai
daerah dalam usaha mempertahankan Indonesia
6. Mengidentifikasi faktor- faktor yang memaksa Belanda keluar dari
Indonesia
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
I Tujuan Pembelajaran
1. Warga belajar dapat mendiskripsikan faktor –faktor yang menyebabkan
terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda
2. Warga belajar dapat mendiskripsikan peran dunia internasional dalam konflik
Indonesia- Belanda
3. Warga belajar dapat mendiskripsikan pengaruh konflik Indonesia –Belanda
terhadap keberadaan negara kesatuan Republik Indonesia
4. Warga Belajar dapat melacak aktifitas diplomasi Indonesia di dunia
internasional untuk mempertahankan kemerdekaan
5. Warga Belajar dapat mendeskripsikan perjuangan rakyat dan pemerintah di
berbagai daerah dalam usaha mempertahankan Indonesia
6. Warga belajar dapat mengidentifikasi faktor- faktor yang memaksa Belanda
keluar dari Indonesia

II. Materi Pembelajaran


 Faktor –faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda
karena Belanda ingin berkuasa kembali di Indonesia
 Peran dunia internasional dalam konflik Indonesia- Belanda membantu penyelesaian
konflik
 Pengaruh konflik Indonesia –Belanda terhadap keberadaan negara kesatuan Republik
Indonesia
 Aktifitas diplomasi Indonesia di dunia internasional untuk mempertahankan
kemerdekaan
 Perjuangan rakyat dan pemerintah diberbagai daerah dalam usaha mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
 Faktor-faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia

III Uraian Materi


Faktor –faktor yang menyebabkan terjadinya konflik antara Indonesia dengan Belanda
karena Belanda ingin berkuasa kembali di Indonesia
1. Sekutu dan NICA melakukan provokasi dan teror terhadap bangsa Indonesia
Tugas yang diemban oleh sekutu yang dalam hal ini dilakukan oleh Allied Forces
Netherlands East Indies atau dapat disingkat AFNEI ternyata memiliki agenda yang
terselubung. Kedatangan pasukan Sekutu justru diboncengi oleh NICA yang tidak lain
adalah orang orang belanda yang ketika Jepang datang melarikan didi ke Australia dan
membentuk kekuatan di sana.

Mereka memiliki keinginan untuk menghidupkan kembali Hindia Belanda. Dengan


demikian sikap INdonesia yang semula menerima kedatangan sekutu menjadi penuh
kecurigaan dan kemudian berkembang menjadi permusuhan di wilayah kedaulatan Rapublik
Indonesia yang sudah menyatakan kemerdekaan.

2. Pihak Belanda Melancarkan agresi militer terhadap wilayah teritorial Republik Indonesia
A. Agresi Militer pertama Belanda (AMB1) pada tanggal 21 juli - 4 agustus 1947
B. Agresi Militer kedua Belanda (AMB2) pada tanggal 19 desember - 28 Januari 1949

3. Semangat anti Kolonialisme berupa perjuangan heroik rakyat di berbagai daerah


Sejak adanya pengakuan de facto masuknya pasukan Inggris ke wilayah Indonesia diterima
dengan lebih terbuka karena menghormati tugas tugas yang dilaksanakan pasukan Inggris
Namun kenyataannya di kota kota yang didatangi yang menyangkut status kenegaraan
menyebabkan pertempuran karena NICA tidak menghormati kedaulatan bangsa Indonesia
diantaranya perjuangan bersenjata di Jakarta, Surabaya, Medan, dengan alasan tentara
jepang tidak menyerahkan senjata NICA merebut kantor, gudang senjata, gudang yang
dikuasai Pejuang Indonesia.

4. Perjuangan rakyat dan pemerintah untuk mempertahankan kemerdekaan.


A. Gerilyawan melawan Agresi militer Belanda
B. Serangan Umum 1 Maret 1949

Peran dunia internasional dalam konflik Indonesia- Belanda membantu penyelesaian konflik
Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Masuknya kembali Belanda ke Indonesia dengan membonceng Sekutu ternyata berakibat
konflik yang berkepanjangan antara Indonesia dengan Belanda. Untuk itu bangsa Indonesia
berjuang dengan cara diplomasi maupun kekuatan senjata.

Pada tanggal 25 Maret 1947 Indonesia dan Belanda menandatangani Persetujuan Linggajati.
Meskipun persetujuan Linggajati ditandatangani, namun hubungan antara Indonesia dengan
Belanda semakin memburuk.

Belanda melakukan pelanggaran terhadap persetujuan Linggajati maupun perjanjian


gencatan yang diadakan sebelumnya dengan melancarkan agresi militer terhadap
pemerintahan Indonesia pada tanggal 21 Juli 1947. Kota-kota di Sumatera maupun Jawa
digempur dengan pasukan bersenjata lengkap dan modern.

Pada tanggal 29 Juli 1947 Pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan dari
Singapura sumbangan Palang Merah Malaya (Malaysia) kepada Indonesia ditembak oleh
pesawat Belanda di Yogyakarta.

Gugur dalam peristiwa ini di antaranya Komodor Muda Udara A. Adisutjipto dan Komodor
Muda Udara Dr. Abdurrahman Saleh.

Pada tanggal 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB menerima usul Amerika Serikat
tentang pembentukan Komisi Jasa-Jasa Baik (Committee of Good Offices) untuk membantu
menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda.

Komisi inilah yang kemudian dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri atas :
 Australia (diwakili oleh Richard C. Kirby), atas pilihan Indonesia,
 Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland), atas pilihan Belanda,
 Amerika Serikat (diwakili oleh Dr. Frank Porter
Graham), atas pilihan Australia dan Belgia. Pada tanggal 27 Oktober 1947 KTN tiba di
Jakarta untuk melaksanakan tugasnya.

Dalam melaksanakan tugasnya, KTN mengalami kesulitan karena Indonesia maupun


Belanda tidak mau bertemu di wilayah yang dikuasai pihak lainnya.

Akhirnya KTN berhasil mempertemukan Indonesia-Belanda dalam suatu perundingan yang


berlangsung pada tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal perang Amerika Serikat
“Renville” yang berlabuh di teluk Jakarta.

Perundingan ini dikenal dengan perundingan Renville. Akibat dari perundingan Renville
wilayah Rl semakin sempit dan kehilangan daerah-daerah yang kaya karena diduduki
Belanda.

Peranan Konferensi Asia dan Resolusi Dewan Keamanan PBB


Aksi militer Belanda tanggal 21 Juli 1947 terhadap Republik Indonesia menimbulkan reaksi
dunia luar. Inggris dan Amerika Serikat tidak setuju dengan tindakan Belanda itu, tetapi
ragu-ragu turun tangan. Di antara negara yang tampil mendukung Indonesia adalah Autralia
dan India.
Australia mendukung Indonesia karena ingin menegakkan perdamaian dan keamanan dunia
sesuai dengan piagam PBB. Di samping itu Partai Buruh Australia yang sedang berkuasa
sangat simpatik terhadap perjuangan kemerdekaan.

Konferensi Asia tersebut menghasilkan resolusi yang kemudian disampaikan kepada Dewan
Keamanan PBB. Isi resolusinya antara lain sebagai berikut.

 Pengembalian Pemerintah Republik Indonesia ke Yogyakarta.


 Pembentukan perintah ad interim yang mempunyai kemerdekaan dalam politik luar
negeri, sebelum tanggal 15 Maret 1949;
 Penarikan tentara Belanda dari seluruh Indonesia
 Penyerahan kedaulatan kepada pemerintah Indonesia Serikat paling lambat pada tanggal
1 Januari 1950.

Dengan adanya dukungan dari negara-negara di Asia, Afrika, Arab, dan Australia terhadap
Indonesia, maka pada tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan
resolusi yang disampaikan kepada Indonesia dan Belanda sebagai berikut.

a. Mendesak Belanda untuk segera dan sungguh-sungguh menghentikan seluruh operasi


militernya dan mendesak pemerintah RI untuk memerintahkan kesatuan-kesatuan gerilya
supaya segera menghentikan aksi gerilya mereka.

b. Mendesak Belanda untuk membebaskan dengan segera tanpa syarat Presiden dan Wakil
Presiden beserta tawanan politik yang ditahan sejak 17 Desember 1948 di wilayah RI;
pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta dan membantu pengembalian pegawai-
pegawai RI ke Yogyakarta agar mereka dapat menjalankan tugasnya dalam suasana yang
benar-benar bebas.

c. Menganjurkan agar RI dan Belanda membuka kembali perundingan atas dasar


persetujuan Linggar jati dan Renville, dan terutama berdasarkan pembentukan suatu
pemerintah ad interim federal paling lambat tanggal 15 Maret 1949, Pemilihan untuk
Dewan Pembuatan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Serikat selambat-Iambatnya
pada tanggal l Juli 1949.

d. Sebagai tambahan dari putusan Dewan Keamanan, Komisi Tiga Negara diubah menjadi
UNCI (United Nations Commission for Indonesia = Komisi PBB untuk Indonesia dengan
kekuasaan yang lebih besar dan dengan hak mengambil keputusan yang mengikat atas dasar
mayoritas.

Tugas UNCI adalah membantu melancarkan perundingan-perundingan untuk mengurus


pengembalian kekuasaan pemerintah Republik; untuk mengamati pemilihan dan berhak
memajukan usul-usul mengenai berbagai hal yang dapat membantu tercapainya
penyelesaian.

Resolusi itu dirasa oleh bangsa Indonesia masih ada kekurangan yakni bahwa Dewan
Keamanan PBB tidak mendesak Belanda untuk mengosongkan daerah-daerah RI selain
Yogyakarta. Di samping itu Dewan Keamanan tidak memberikan sanksi atas pelanggaran
terhadap resolusinya.

Akan tetapi, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai maka selalu menaati semua
isi resolusi sepanjang sesuai dengan prinsip Indonesia Merdeka dan sikap berperang untuk
mempertahankan diri.

Pengaruh konflik Indonesia –Belanda terhadap keberadaan negara kesatuan Republik


Indonesia
1. Terbentuknya negara-negara bagian
Di dalam perjanjian Linggajati yang disetujui pada tanggal 15 November 1946 terdapat
butir tentang rencana pembentukan negara Serikat. Hal ini berarti RI terdiri atas negara-
negara bagian. Oleh karena itu, Belanda menghendaki sebanyak mungkin negara bagian
dalam RIS sebagai negara bonekanya. Negara-negara boneka itu adalah negara-negara
bagian yang dibentuk Belanda. Negara-negara tersebut tergabung dalam BFO (Bijenkomst
Federaal Overleg). Yang menjadi ketua BFO adalah Sultan Hamid II dari Kalimantan Barat.
Dengan demikian akan sangat menguntungkan posisi Belanda dalam RIS. Belanda
menyadari bahwa dilihat dari kondisi yang dimiliki oleh Indonesia yang serba pluralis itu
tentu negara Serikat akan mampu untuk terus menerapkan politik pecah-belahnya. Negara-
negara yang dibentuk Belanda itu adalah sebagai berikut,
a. Negara Indonesia Timur : Negara ini dibentuk berdasarkan Konferensi Denpasar yang
berlangsung tanggal 18 sampai 24 Desember 1946. NIT ini meliputi Sulawesi, Nusa
Tenggara, dan Maluku. Presidennya adalah Tjokorde Gede Raka Sukawati.
b. Negara Sumatera Timur : Negara ini terbentuk tanggal 25 Desember 1947. Yang menjadi
wali negaranya adalah Dr. Mansjur.
c. Negara Madura : Negara ini berdiri pada tanggal 20 Februari 1948. Kepala negaranya
adalah Tjakraningrat.
d. Negara Pasundan : Negara ini berdiri pada tanggal 24 April 1948. Wali negaranya adalah
Wiranatakusumah.
e. Negara Sumatera Selatan : Negara ini terbentuk tanggal 30 Agustus 1948. Kepala
negaranya adalah Abdul Malik.
f. Negara Jawa Timur : Negara ini berdiri pada tanggal 26 November 1948. Kepala
negaranya adalah Kusumonegoro (Bupati Banyuwangi).

Disamping enam negara tersebut juga dibentuk daerah-darah istimewa/otonom yang terdiri
atas: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Dayak Besar, Banjar, Kalimantan Tengah,
Bangka, Kalimantan Tenggara, Bangka Belitung, Riau, dan Jawa Tengah. Pembentukan
negara-negara boneka ini menunjukkan betapa besar keinginan Belanda untuk mendominasi
di dalam RIS yang rencananya akan dibentuk kemudian.

2. Keberadaan NKRI Pada Waktu Agresi Militer Belanda Pertama


Persetujuan Linggajati yang ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 antara Indonesia-
Belanda sebagai upaya mengatasi konflik melalui jalur diplomasi. Akan tetapi, Belanda
mengingkari perundingan ini dengan jalan melakukan agresi militer pertama pada tanggal
21 Juli 1947. Tujuan Belanda tidak dapat melakukannya sekaligus, oleh karena itu untuk
tahap pertama Belanda harus mencapai sasaran sebagai berikut.
1) Bidang Politik : Pengepungan ibu kota RI dan penghapusan RI dari peta (menghilangkan
de facto RI).
2) Bidang Ekonomi: perebutan daerahdaerah penghasil bahan makanan (daerah beras di
Jawa Barat dan Jawa Timur) dan bahan ekspor (perkebunan di Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Sumatera serta pertambangan dan perkebunan di Sumatera)
3) Bidang Militer: Penghancuran TNI.
Jika tahap pertama ini dapat berhasil maka tahap berikutnya adalah meng-hancurkan RI
secara total. Ibu kota RI pada waktu itu terkepung sehingga hubungan ke luar sulit dan
ekonomi RI mengalami kesulitan karena daerah-daerah penghasil beras jatuh ke tangan
Belanda. Akan tetapi untuk menghancurkan TNI mengalami kesulitan sebab TNI
menggunakan siasat perang rakyat semesta dengan bergerilya dan bertahan di desa-desa.
Dengan demikian Belanda hanya menguasai dan bergerak di kota-kota besar dan jalan-jalan
raya, sedangkan di luar itu masih dikuasai TNI

Dalam Agresi Militer pertama ini walaupun Belanda berhasil menduduki beberapa daerah
kekuasaan RI akan tetapi secara politis Republik Indonesia naik kedudukannya di mata
dunia. Negara-negara lain merasa simpati seperti Liga Arab yang sejak 18 November 1946
mengakui kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Arab Saudi yang semula ragu-ragu
mengakui kemerdekaan Indonesia kemudian mengakui pula. Agresi militer Belanda
terhadap Indonesia mengakibatkan permusuhan negara-negara Arab terhadap Belanda dan
menjadi simpati terhadap Indonesia. Dengan demikian dapat menguatkan kedudukan RI
terutama di kawasan penting secara politik yaitu Timur Tengah. Dengan adanya agresi
militer pertama maka Dewan Keamanan PBB ikut campur tangan dengan membentuk
Komisi Tiga Negara. Melalui serangkaian perundingan yakni Perundingan Renvilledan
Perundingan Kaliurang merupakan upaya untuk mengatasi konflik. Sebagai negara yang
cinta damai Indonesia bersedia berunding, namun Belanda menjawab lagi dengan kekerasan
yakni melakukan agresinya yang kedua.

3. Perjuangan Kembali ke Negara Republik Indonesia


    Salah satu diktum hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah pengakuan Belanda
terhadap Republik Indonesia Serikat. Kelihatannya, isi perjanjian ini merugikan pihak
Republik Indonesia. Ditandatanganinya perjanjian itu tidak lebih dari sebuah taktik
perjuangan. Hal ini terbukti bahwa persatuan itu berada di atas segalanya bagi bangsa
Indonesia. Jika dihitung lamanya, RIS tidak ada setahun berdiri (27 desember 1949 sampai
17 Agustus1950). Hal dikarenakan sejak tanggal 17 Agustus 1950 bangsa Indonesia
kembali ke bentuk NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Persiapan dalam upaya kembali ke negara kesatuan sudah dilakukan beberapa bulan
sebelumnya. Rakyat di negara bagian menuntut negara RIS dibubarkan dan kembali ke
negara kesatuan. Jawa Barat, misalnya tanggal 8 Maret 1950 mengadakan demonstrasi agar
negara Pasundan dibubarkan. Sikap yang sama juga terjadi pada negara Negara Indonesia
Timur (NIT) dan negara Sumatera Timur.
Kesempatan kembali ke negara kesatuan tercapai setelah diadakan perundingan antara RIS
dengan Republik Indonesia (RI) pada tanggal 19 Mei 1950. Hasil perundingan itu
ditindaklanjuti dengan upaya mempersiapkan UUD negara yang akan dibentuk tersebut.
Pada tanggal 15 Agustus 1950, Presiden Soekarno menandatangani Rancangan UUD yang
kemudian kita kenal dengan Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950
(UUDS 1950). Setelah kelengkapan itu dimiliki, maka pemerintah mengumumkan
pembubaran RIS dan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menerapkan
UUDS 1950 pada tanggal 17 Agustus 1950.

4. Keberadaan NKRI Pada Waktu Agresi Militer Belanda Kedua 


Pada tanggal18 Desember 1948, pukul 23.30, Dr. Beel mengumumkan sudah tidak terikat
lagi dengan Perundingan Renville. Pada tanggal 19 Desember 1948, pukul 06.00, Belanda
melancarkan agresinya yang kedua dengan menggempur ibu kota RI, Yogyakarta. Dalam
peristiwa ini pimpinan-pimpinan RI ditawan oleh Belanda. Mereka adalah Presiden
Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, Syahrir (Penasihat Presiden) dan sejumlah menteri
termasuk Menteri Luar Negeri Agus Salim. Presiden Soekarno diterbangkan ke Prapat di
tepi Danau Toba dan Wakil Presiden Moh. Hatta ke Bangka. Presiden Soekarno kemudian
dipindahkan ke Bangka.
Dengan ditawannya pimpinan-pimpinan negara RI dan jatuhnya Yogyakarta, Dr. Beel
menyatakan bahwa Republik Indonesia tidak ada lagi. Belanda mengira bahwa dari segi
militer aksi itu berhasil dengan gemilang. Belanda menyatakan demikian karena akan
membentuk Pemerintah Federal. Sementara tanpa keikutsertaan Republik Indonesia.
Padahal Republik Indonesia tetap ada dengan dibentuknya Pemerintah Darurat Republik
Indonesia. Sebab sebelum pasukanpasukan Belanda tiba, pemerintah RI mengirimkan
telegram kepada Syafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran yang sedang berkunjung
ke Sumatera untuk mendirikan Pemerintah Darurat RI (PDRI). Seandainya Syafruddin tidak
dapat menjalankan tugas, maka Presiden Soekarno menugaskan kepada Dr. Sudarsono, L.N.
Palar, dan Mr. A.A. Maramis yang sedang di New Delhi untuk membentuk Pemerintah
Pelarian (Exile Government) di India.

Pada tanggal 19 Desember 1948 Syafruddin Prawiranegara berhasil mendirikan Pemerintah


Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera. Sementara itu sampai dengan
Januari 1949, Belanda menambah pasukannya ke daerah RI untuk menunjukkan bahwa
mereka berkuasa. Akan tetapi kenyataannya Belanda hanya menguasai di kota-kota dan
jalan raya dan Pemerintahan RI masih berlangsung sampai di desa-desa. Rakyat dan TNI
bersatu berjuang melawan Belanda dengan siasat perang gerilya. TNI di bawah pimpinan
Jenderal Sudirman menyusun kekuatan yang kemudian melancarkan serangan terhadap
Belanda. Alat-alat perhubungan seperti kawat-kawat telepon diputuskan, jalan-jalan kereta
api di rusak, jembatan: dihancurkan agar tidak dapat digunakan Belanda. Jenderal Sudirman
walaupun dalam keadaan sakit masih memimpin perjuangan dengan bergerilya di Jawa
Tengah dan Jawa Timur dengan menjelajahi daerah-daerah pedesaan, naik gunung turun
gunung. Route perjalanan yang ditempuh dari Yogyakarta, Surakarta, Madiun, dan Kediri.
Perhatikan route gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman berikut ini!

Pada tanggal 23 Desember 1948 Pemerintah Darurat RI di Sumatera mengirimkan perintah


Kepada wakil RI di PBB lewat radio yang isinya bahwa pemerintah RI bersedia
memerintahkan penghentian tembak menembak dan memasuki meja perundingan. Ketika
Belanda tidak mengindahkan Resolusi Dewan Keamanan PBB tanggal 28 Januari 1949
tentang penghentian tembak menembak dan mereka yakin bahwa RI tinggal namanya,
dilancarkanlah Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai bukti bahwa RI masih ada dan TNI
masih kuat. Dalam serangan ini pihak RI berhasil memukul mundur kedudukan Belanda di
Yogyakarta selama 6 jam. Dengan kenyataan-kenyataan di atas membuktikan bahwa pada
waktu konflik Indonesia-Belanda maka Negara Kesatuan RI tetap ada walaupun pihak
Belanda menganggap RI sudah tidak ada.

Aktifitas diplomasi Indonesia di dunia internasional untuk mempertahankan kemerdekaan


Belanda dan sekutunya terus berusaha meredam kemerdekaan RI dengan jalan kekerasan
yang berakhir dengan kegagalan. Bahkan Belanda mendapat kecaman keras dari dunia
internasional. Untuk menyelesaikan masalah tersebut pihak Belanda dan Indonesia memilih
cara diplomasi melalui perundingan Linggarjati, perjanjian Renville, perjanjian Roem-van
Roijen, dan Konferensi Meja Bundar.
Perundingan Linggajati
Sebab dinamakan demikian karena perundingan antara Indonesia dan Belanda ini
dilaksanakan di Linggarjati Kuningan Jawa Barat yang menghasilkan persetujuan mengenai
status kemerdekaan Indonesia. Hasil perundingan ini ditandatangani di Istana Merdeka
Jakarta pada 15 November 1946 dan diratifikasi kedua negara pada 25 Maret 1947.
Butir-butir kesepakatan perundingan antara lain:
 Belanda mengakui secara de-facto wilayah RI yaitu Jawa, Sumatera dan Madura
 Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
 Belanda dan Indonesia sepakat membentuk negara RIS.
 Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam Persemakmuran Indonesia-Belanda
dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
Pelaksanaan hasil perundingan ini tidak berjalan mulus. Pada tanggal 20 Juli 1947,
Gubernur Jendral H.J. van Mook akhirnya menyatakan bahwa Belanda tidak terikat lagi
dengan perjanjian ini, dan pada tanggal 21 Juli 1947, meletuslah Agresi Militer Belanda I.
Hal ini merupakan akibat dari perbedaan penafsiran antara Indonesia dan Belanda.

Perjanjian Renville
Suatu perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari
1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral - USS Renville,
yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8
Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices
for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
Kesepakatan yang diambil dari Perjanjian Renville:
 Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah
RI
 Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda
 TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa
Barat dan Jawa Timur ke daerah Indonesia di Yogyakarta
Perjanjian Roem-Roijen
Disebut juga Perjanjian Roem-Van Roijen, yaitu suatu perjanjian antara Indonesia dengan
Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal
7 Mei 1949 di Hotel Des Indes Jakarta. Nama perjanjian diambil dari kedua pemimpin
delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Maksud pertemuan ini adalah untuk
menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi
Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama.
Hasil pertemuan ini adalah:
 Angkatan bersenjata RI akan menghentikan semua aktivitas gerilya
 Pemerintah RI akan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB)
 Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
 Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan semua tawanan perang
Pada tanggal 22 Juni, sebuah pertemuan lain diadakan dan menghasilkan keputusan:
 Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat sesuai
perjanjian Renville pada 1948
 Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar sukarela dan
persamaan hak
 Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada
Indonesia
Konferensi Meja Bundar (KMB)
Dilaksanakan di   Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 02 Nopember 1949,
yang menghasilkan kesepakatan:
 Serah terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia
Serikat (RIS), kecuali wilayah Papua bagian barat (note: Papua bagian barat bukan bagian
dari serah terima, dan permasalahan ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun)
 Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan Monarki Belanda sebagai
kepala negara
 Pengambilalihan hutang Hindia Belanda oleh RIS

Perjuangan rakyat dan pemerintah diberbagai daerah dalam usaha mempertahankan


kemerdekaan Indonesia

Pertempuran Surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945 Brigade 49 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A W.S.
Mallaby mendarat di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Brigade ini merupakan bagian dari Divisi India ke-23, dibawah pimpinan Jenderal D.C.
Hawthorn. Mereka mendapat tugas melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan tawanan
Sekutu.

Pasukan ini berkekuatan 6000 personil di mana perwira-perwiranya kebanyakan orang-


orang Inggris dan prajuritnya orang-orang Gurkha dari Nepal yang telah berpengalaman
perang.

Rakyat dan pemerintah Jawa Timur di bawah pimpinan Gubernur R.M.T.A Suryo semula
enggan menerima kedatangan Sekutu.

Kemudian antara wakil-wakil pemerintah RI dan Birgjen AW.S. Mallaby mengadakan


pertemuan yang menghasilkan kesepakatan sebagai berikut.

1. Inggris berjanji mengikutsertakan Angkatan Perang Belanda.


2. Disetujui kerja sama kedua belah pihak untuk menjamin keamanan dan ketenteraman.
3. Akan dibentuk kontak biro agar kerja sama berjalan lancar.
4. Inggris hanya akan melucuti senjata Jepang.
Pertempuran Ambarawa
Kedatangan Sekutu di Semarang tanggal 20 Oktober 1945 dibawah pimpinan Brigadir
lenderal Bethel semula diterima dengan baik oleh rakyat karena akan mengurus tawanan
perang.
Akan tetapi, secara diam-diam mereka diboncengi NICAdan mempersenjatai para bekas
tawanan perang di Ambarawa dan Magelang.

Setelah terjadi insiden di Magelang antara TKR dengan tentara Sekutu maka pada tanggal 2
November 1945 Presiden Soekarno dan Brig.Jend. Bethel mengadakan perundingan
gencatan senjata.

3. Pertempuran Medan Area dan Sekitarnya


Berita Proklamasi Kemerdekaan baru sampai di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945. Hal
ini disebabkan sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari tentara Jepang. Berita tersebut
dibawa oleh Mr. Teuku M. Hassan yang diangkat menjadi Gubernur Sumatra.

Ia ditugaskan oleh pemerintah untuk menegakkan kedaulatan Republik Indonesia di


Sumatera dengan membentuk Komite Nasional Indonesia di wilayah itu.

Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Sumatera Utara di bawah
pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly. Serdadu Belanda dan NICA ikut membonceng
pasukan ini yang dipersiapkan mengambil alih pemerintahan.

Pasukan Sekutu membebaskan para tawanan atas persetujuan Gubernur Teuku M. Hassan.
Para bekas tawanan ini bersikap congkak sehingga menyebabkan terjadinya insiden di
beberapa tempat.
Achmad Tahir, seorang bekas perwira tentara Sukarela memelopori terbentuknya TKR
Sumatra Tirnur. Pada tanggal l0 Oktober 1945.

Di samping TKR, di Sumatera Timur terbentuk Badan-badan perjuangan dan laskar-laskar


partai. Pada tanggal 18 Oktober 1945 Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly memberikan
ultimatum kepada pemuda Medan agar menyerahkan senjatanya.

Aksi-aksi teror mulai dilakukan oleh Sekutu dan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945
Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai
sudut pinggiran kota Medan.

Faktor-faktor yang memaksa Belanda keluar dari Indonesia


1. Boikot Ekonomi dari Negara-negara di Asia
Perdana Menteri India, Pandit Jawaharlal Nehru mengundang sejumlah negara Asia dan
negara lain untuk mengikuti konferensi di New Delhi pada 20 – 23 Januari 1949. Pertemuan
ini dihadiri sembilan belas negara Asia, termasuk Australia dan New Zealand. Para peserta
konferensi lantas mengeluarkan resolusi untuk diajukan kepada Dewan Keamanan PBB. Di
samping itu, mereka memutuskan boikot keras terhadap kepentingan ekonomi Belanda. Hal
ini merupakan pukulan keras bagi Belanda dan sebagai isyarat bahwa pemerintah Amerika
Serikat tidak mungkin mengabaikannya.

2. Tekanan Politis dan Keuangan dari Amerika Serikat


Amerika Serikat ternyata menjadi bagian negara yang ikut memberi kecaman dan tekanan
dunia terhadap aksi Agresi Militer Belanda Kedua. Amerika Serikat tidak senang atas ulah
Belanda yang memanfaatka ratusan juta dolar yang diberikan melalui proyek Marshall Plan
sebagai biaya perang menghadapi Indonesia. Selain itu, Amerika Serikat telah menaruh
kepercayaan dan dukungan perjuangan bangsa Indonesia setelah berhasil menumpas
pemberontakan PKl di Madiun pada akhir tahun 1948. Adanya tekanan politis dan keuangan
dar Amerika Serikat telah mengakibatkan Belanda harus berpikir dua kali apabila ingin
melanjutkan pendudukannya di Indonesia.

3. Mundurnya Dua Tokoh Penting Belanda


Mr. A.M.J.A. Sassen, Menteri Seberang Lautan Belanda, amat kecewa terhadap sikap
Amerika Serikat yang tidak mendukung kebijakan politik Belanda di Indonesia. la berusaha
memeras Amerika Serikat dengan pernyataan, apabila Belanda secara mendadak
melepaskan Indonesia, maka kekacauan akan dimanfaatkan kaum komunis. Sassen ingin
memaksa Amerika Serikat bersikap agar mengikuti kebijakan politiknya. Akan tetapi,
pemerintah Belanda sendiri menolak politik pemerasan itu, sehingga Sassen minta berhenti
dari jabatannya. Tiga bulan kemudian, Mei 1949, Dr. Bell yang merekayasa Agresi Militer
Belanda ikut meletakkan jabatan.

4. Angkatan Perang Belanda Menuju Ambang Kekalahan


Strategi gerilya yang dijalankan tentara Republik bersama rakyat Indonesia ternyata cukup
efektif untuk memaksa Belanda keluar dari Indonesia. Serdadu-serdadu Belanda terpaksa
banting tulang untuk mempertahankan pos-pos yang didudukinya. Dalam
perkembangannya, tentara Republik berubah menjadi suatu angkatan bersenjata yang
terorganisasi rapi, disiplin, dan taat terhadap komando yang digariskan Panglima Besar
Jenderal Soedirman dan Jenderal A.H. Nasution. Kemenangan perang dalam Serangan
Umum 1 Maret 1949 telah membangun moral dan semangat juang bagi pasukan Republik,
sehingga dapat mengalihkan strategi perang menjadi ofensif. Hal ini menjadi pertanda
dekatnya ambang kekalahan angkatan perang Belanda.

5. Negara-negara Bagian Ciptaan Belanda Berubah Haluan


Serangan Umum 1 Maret 1949 ternyata memberi dampak politik terhadap negara-negara
bagian ciptaan Belanda. Negara-negara tersebut menaruh kesan atas kemampuan militer
Republik yang berhasil membuktikan bahwa TNI masih cukup kuat untuk dapat dikalahkan
Belanda. Mereka pun terpengaruh sikap dunia internasional yang mengecam Belanda. OIeh
karena itu, negara-negara bagian yang tergabung dalam BFO tersebut tidak bersedia
mengikuti konferensi yang akan diadakan Belanda. Negara-negara bagian justru mau diajak
berunding oleh pemerintah RI dalam Konferensi Inter Indonesia yang kemudian
terselenggara pada 19 – 22 JuIi 1949 di Jogjakarta dan 31 Juli – 2 Agustus 1949 di Jakarta.
Pertemuan itu menyiratkan dukungan dan sokongan negara-negara bagian terhadap tuntutan
pemerintah RI atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan politik dan ekonomi.

6. Penandatanganan Kedaulatan RIS pada 27 Desember 1949


Pada 27 Desember 1949 dilakukan upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan
RIS pada waktu yang bersamaan di Indonesia dan negeri Belanda. Di negeri Belanda, di
ruang takhta Istana Kerajaan Belanda, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, dan
ketua delegasi RIS, Dr. Moh. Hatta, bersama-sama membubuhkan tanda tangan di atas
naskah pengakuan kedaulatan RIS. Di Jakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Wakil
Tinggi Mahkota Belanda, A.H.J. Lovink, bersama-sama pula membubuhkan tanda tangan
penyerahan kekuasaan. Peristiwa ini merupakan akhir perjuangan bersenjata dan diplomasi
bangsa Indonesia untuk menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan. Peristiwa ini pun
menjadi momentum kemerdekaan de jure negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya

VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX

VII Penilaian
Tes Tulis danWawancara
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Lembaga : PKBM BANUA


Program : Kejar Paket B Setara SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 2. Memahami usaha mempertahankan kemerdekaan .
Kompetensi Dasar : 2.2 Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia
pasca pengakuan kedaulatan
Indikator : 1. Mendiskripsikan proses kembalinya Republik Indonesia sebagai
negara kesatuan
2. Mendiskripsikan berbagai peristiwa yang berhubungan dengan
Pemilihan Umum 1955 di tingkat pusat dan daerah
3. Menjelaskan alasan dikeluarkanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
pengaruh yang ditimbulkannya
4. Menjelaskan alasan dikeluarkanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
pengaruh yang ditimbulkannya
5. Menjelaskan dampak persoalan hubungan pusat-daerah , persaingan
ideologis ,dan pergolakan sosial-politik lainnya terhadap kehidupan
politik nasional dan daerah sampai awal tahun 1960-an
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
I Tujuan Pembelajaran
1. Warga belajar dapat Mendiskripsikan proses kembalinya Republik Indonesia sebagai
negara kesatuan
2. Warga belajar dapat mendiskripsikan berbagai peristiwa yang berhubungan dengan
Pemilihan Umum 1955 di tingkat pusat dan daerah
3. Warga Belajar dapat menjelaskan alasan dikeluarkanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
pengaruh yang ditimbulkannya
4. Warga Belajar dapat menjelaskan alasan dikeluarkanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan
pengaruh yang ditimbulkannya
5. Warga Belajar dapat menjelaskan dampak persoalan hubungan pusat-daerah , persaingan
ideologis ,dan pergolakan sosial-politik lainnya terhadap kehidupan politik nasional dan
daerah sampai awal tahun 1960-an

II. Materi Pembelajaran


 Proses kembalinya Republik Indonesia sebagai negara kesatuan
 Berbagai peristiwa yang berhubungan dengan Pemilihan Umum 1955 di tingkat pusat dan
derah
 Dekrit Presiden 5 Juli 1955 dan pengaruh yang ditimbulkannya
 Dampak persoalan hubungan pusat –daerah persaingan ideologis ,dan pergolakan sosial –
politik lainnya terhadap kehidupan politik nasional dan daerah sampai awal tahun 1960 an

III Uraian Materi


Proses kembalinya Republik Indonesia sebagai negara kesatuan
Dengan disetujuinya KMB pada tanggal 2 November 1949, di Indonesia terbentuklah satu
negara federal yang bernama Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari negara-negara bagian
yaitu Republik Indonesia, negara Sumatera Timur, negara Sumatera Selatan, negara
Pasundan, negara Jawa Timur, negara Madura, negara Indonesia Timur, Kalimantan
Tenggara, Banjar, Dayak Besar, Biliton, Riau, dan Jawa Tengah. Masing-masing negara
bagian mempunyai luas daerah dan penduduk yang berbeda. Setelah berdirinya negara RIS,
segera muncul usaha-usaha untuk membentuk kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Rakyat di daerah-daerah melakukan kegiatan-kegiatan seperti demonstrasi dan pemogokan
untuk menyatakan keinginannya agar bergabung dengan Republik Indonesia di Yogyakarta.
Bentuk nyata dari adanya pertentangan tersebut yaitu muncullah dua golongan berikut.
1. Golongan unitaris, yaitu golongan yang menghendaki negara kesatuan, dipimpin oleh Moh.
Yamin
2. Golongan federalis, adalah golongan yang tetap menghendaki adanya negara serikat,
dipimpin oleh Sahetapy Engel.

Pertentangan ini dimenangkan oleh golongan unitaris. Pada tanggal 8 Maret 1950, pemerintah
RIS dengan persetujuan Parlemen dan Senat RIS mengeluarkan Undang-Undang Darurat No.
11 tahun 1950 tentang “Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS”.
Berdasarkan Undang-Undang Darurat tersebut berturut-turut negara-negara bagian kembali
menggabungkan diri dengan Republik Indonesia, sehingga sampai tanggal 5 April 1950
negara RIS tinggal terdiri dari tiga negara bagian, yaitu:
1. Republik Indonesia (RI)
2. Negara Sumatra Timur (NST)
3. Negara Indonesia Timur (NIT)
Sementara itu pada tanggal 19 Mei 1950 dicapai kesepakatan antara Pemerintah Republik
Indonesia dengan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (NST dan NIT). Kesepakatan
tersebut dinamakan “Piagam Persetujuan” yang berisi sebagai berikut.
1. Kedua pemerintah sepakat untuk membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan
Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945.
2. Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan mengubah konstitusi RIS sedemikian rupa
sehingga prinsip-prinsip pokok UUD 1945 dan bagian-bagian yang baik dari konstitusi RIS
termasuk di dalamnya.
3. Dewan menteri harus bersifat parlementer.
4. Presiden adalah Presiden Sukarno, sedangkan jabatan wakil presiden akan dibicarakan
lebih lanjut.
5. Membentuk sebuah panitia yang bertugas menyelenggarakan persetujuan tersebut.

Sesuai dengan Piagam Persetujuan tersebut pemerintah Republik Indonesia dan RIS akan
membentuk panitia bersama. Panitia ini diketuai oleh Menteri Kehakiman RIS yaitu Prof. Dr.
Mr. Supomo dan Abdul Hamid dari pihak Republik Indonesia. Tugas pokoknya yaitu
merancang Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan. Rancangan tersebut berhasil
disusun pada tanggal 20 Juli 1950 untuk selanjutnya diserahkan kepada dewan perwakilan
negara-negara bagian untuk disempurnakan. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1950
Rancangan UUD itu diterima baik oleh senat, parlemen RIS, dan KNIP. Pada tanggal 15
Agustus 1950 Presiden Sukarno menandatangani Rancangan UUD tersebut menjadi UUD
Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia atau lebih dikenal sebagai UUDS 1950.
Pada hari itu juga, dalam rapat gabungan parlemen dan senat RIS, Presiden RIS Ir. Soekarno
membacakan piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat Indonesia merayakan tanggal 17 Agustus 1950
itu dengan meriah sebagai ulang tahun kemerdekaan yang ke-5.

Berbagai peristiwa yang berhubungan dengan Pemilihan Umum 1955 di tingkat pusat dan
daerah
a. Alasan dilaksanakannya Pemilu 1955 :
-   Masyarakat diliputi suasana prustrasi dan kegelisahan Sosial Politik
-   Partai-partai hanya memperjuangkan kepentingan golongannya
b. Waktu Pelaksanaan Pemilu:
Pemilu 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:
-   Tahap I (29 September 1955) untuk memilih anggota DPR
-   Tahap II (15 Desember 1955) untuk memilih anggota Konstituante
c.  Partai Pemenang Pemilu 1955:
Partai-partai tersebut adalah  Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Masyusmi),  Nahdatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI)
Dekrit Presiden 5 Juli 1955 dan pengaruh yang ditimbulkannya
Alasan dikeluarkannya Dekret Presiden :
-  Anjuran kembali pada UUD 1945 tidak memperoleh keputusan dan konstituante
-  Konstituante tidak lagi menyelesaikan tugasnya
-  Kemelut dalam konstituante membahayakan persatuan

Isi Dekrit Presiden


-   Pembubaran Konstituante
-   Pemberlakuan kembali UUD 1945 sebagai UUD RI
-   Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Akibat  Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :
Sisi Positif:
-   Menyelamatkan Negara dari ancaman perpecahan dan krisis politik berkepanjangan
-   Memberikan pedoman menggunakan UUD 1945 untuk hidup berbangsa dan bernegara
-   Merintis pembentukan MPRS dan DPAS

Sisi Negatif:
-   Memberikan kekuasaan yang besar kepada presiden, terhadap MPR maupun lembaga
tinggi Negara lainnya
-   Memberi peluang kalangan militer berpolitik

Dampak persoalan hubungan pusat –daerah persaingan ideologis ,dan pergolakan sosial –
politik lainnya terhadap kehidupan politik nasional dan daerah sampai awal tahun 1960 an
1. Tidak harmonisnya hubungan pusat dan daerah
Ketidakharmonisan ini disebabkan oleh masalah otonomi dan perimbangan keuangan.
Bentuk ketidak puasan daerah terhadap pusat diantaranya:
Para panglima militer di daerah membentuk beberapa dewan sebagai bentuk oposisi terhadap
pusat. Adapun dewan-dewan tersebut adalah:
a. Dewan Banteng di Padang (Sumatera Barat)  yang dipimpin oleh Letnan Kolonel
Achmad  Husein.
b.  Dewan Gajah Di Medan, Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Simbolon.
c.  Dewan Garuda  Di Sumatera Selatan berdiri yang dipimpin oleh Kolonel Barlian.
d. Dewan Manguni Di Manado, Sulawesi Utara berdiri yang dipimpin oleh Kolonel Ventje
Sumua
2.  Persaingan Golongan Agama dan Nasionalis
Persaingan ini terjadi antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis/sosialis/non Islam
mulai terasa sejak tahun 1950.
Hal ini ditandai dengan silih bergantinya kabinet.
a.  Kabinet Natsir (6 September 1950-20 Maret 1951)
Kabinet ini dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Natsir dari Masyumi.
b.  Kabinet Sukiman (tanggal 26 April 1951- Februari 1952)
Kabinet ini mulai resmi dipimpin oleh Dr. Sukiman Wirjosandjojo (Masyumi) dan Suwirjo
(PNI).
c.  Kabinet Wilopo (April 1952-2 Juni 1953)
Kabinet ini dipimpin oleh Mr.Wilopo dari PNI.
d.  Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (31 Juli 1953 – 24 Juli 1955)
Kabinet ini dipimpin oleh Mr. Ali Sastroamidjoyo dari unsur PNI sebagai Perdana Menteri.

3.  Pergolakan politik di daerah


Hal ini dilatarbelakangi adanya protes dari daerah yang merasa tidak puas terhadap biaya
pembangunan yang diterimanya dari pusat.
Bentuk pergolakan politik di daerah antara lain:
a.  Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Pemberontakan terjadi di Bandung pada tanggal 23 Januari 1950 dipimpin oleh Kapten
Raymond Westerling
b.  Pemberontakan Andi Azis
Pemberontakan terjadi di Makasar pada tanggal 5 April 1950 dipimpin oleh Kapten Andi
Azis
c.  Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan ini terjadi di Ambon pada tanggal 25 April 1950 yang dipimpin oleh Dr.
Soumokil, bekas Jaksa Agung Negara Indonesia Timur.
d.  Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Pemberontakan
Piagam Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
Pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera pada tanggal 15 Februari 1958 di pimpin oleh
Ahmad Husein
Pemberontakan Permesta terjadi di Indonesia Timur pada tanggal 1 Maret 1957 Letnan
kolonel H.N. Ventje Sumual.

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya

VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX

VII Penilaian
Tes Unjuk Kerja, Tes Tulis dan Penugasan
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Lembaga : PKBM BANUA


Program : Kejar Paket B Setara SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 3. Memahami perubahan sosial budaya.
Kompetensi Dasar : 3.1 Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya pada masyarakat.
Indikator : 1. Memberi contoh terjadinya perubahan sosial budaya.
2. Menguraikan faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial
budaya.
3. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan sosial.
4. Mengidentifikasi penyebab perubahan sosial budaya.
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
I Tujuan Pembelajaran
1. Warga belajar dapat memberi contoh terjadinya perubahan sosial budaya
2. Warga belajar dapat menguraikan faktor pendorong dan penghambat perubahan sosial
budaya.
3. Warga Belajar dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan sosial
4. Warga Belajar dapat mengidentifikasi penyebab perubahan sosial budaya.

II. Materi Pembelajaran


 Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya.
- Perubahan secara cepat (revolusi).
- Perubahan secara lambat (evolusi).
 Faktor-faktor pendorong perubahan sosial masyarakat.
 Faktor-faktor penghambat perubahan sosial budaya.
 Faktor-faktor penyebab perubahan sosial.
- Faktor –faktor internal.
- Faktor-faktor eksternal.

III Uraian Materi


Bentuk-bentuk perubahan sosial budaya.
A. Perubahan Sosial Berdasarkan Waktu
1. Perubahan Sosial Lambat (Evolusi)
Perubahan evolusi harus melalui tahapan-tahapan dari sederhana menjadi maju, contohnya
yang terjadi pada Suku Anak Dalam atau Suku Kubu di Jambi. Mereka dulu sangat menolak
berbagai perubahan sosial yang ada. Tetapi, perlahan, mereka mulai menerima ilmu
pengetahuan dengan mengizinkan banyak relawan dan peneliti untuk mengajarkan membaca,
menulis, dan berhitung pada anak-anak. Meski demikian, sampai hari ini mereka masih
mematuhi hukum adatnya.
2. Perubahan Sosial Cepat (Revolusi)
Sementara itu, revolusi adalah sebutan bagi perubahan yang berlangsung dengan sangat
cepat. Revolusi mengubah dasar dari kehidupan pokok di masyarakat. Salah satu contohnya
yang pernah mengubah dunia adalah Revolusi Industri di Eropa, saat itu pabrik yang bekerja
dengan alat tradisional digantikan dengan mesin-mesin besar. Syarat terjadinya evolusi harus
ada tujuan konkret yang dapat dicapai. Artinya, tujuan itu dapat dilihat oleh masyarakat dan
dilengkapi oleh suatu ideologi tertentu.
B. Perubahan Sosial berdasarkan Sudut Pandang Masyarakat
1. Perubahan yang Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan-perubahan yang dilakukan atas dasar
perencanaan matang dari pihak yang menginginkan perubahan. Contoh dari perubahan yang
dikehendaki adalah diputuskannya kebijakan desentralisasi yang menggantikan keputusan
sentralisasi.
2. Perubahan yang Tidak Dikehendaki
Berbeda dengan perubahan terencana, perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan
sosial yang ada di luar jangkauan masyarakat. Perubahan tidak terencana sering membawa
masalah dan kekacauan pada masyarakat. Contoh dari perubahan sosial tidak
dikehendakiadalah relokasi seluruh masyarakat Suku Anak Dalam di Jambi dan Riau, karena
kebakaran hutan Sumatra yang diakibatkan oleh penggundulan hutan dan pembakaran hutan
dilakukan secara sengaja. 
C. Perubahan Sosial berdasarkan Pengaruh
1. Perubahan Sosial Kecil
Perubahan yang tidak menyangkut seluruh unsur masyarakat dan tidak mengubah lembaga
sosial yang ada di lingkungan sosial. Perubahan sosial kecil tidak memberi dampak yang
besar bagi kehidupan sosial, salah satu contohnya adalah perubahan mode pakaian.
2. Perubahan Sosial Besar
Perubahan yang menyangkut masyarakat secara luas dan membawa pengaruh yang berarti
bagi kehidupan sosial. Contoh perubahan sosial besar adalah pergeseran dari masyarakat
agraris ke masyarakat industri.
D. Perubahan Sosial berdasarkan Arah Perkembangan
1. Perubahan sosial progress merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah
kemajuan, sehingga memberikan keuntungan bagi kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu
meningkatnya pembangunan listrik hingga ke pelosok desa, semakin canggih dan
berkembangnya teknologi, dan lain-lain.
2. Perubahan sosial regress merupakan suatu perubahan sosial yang menuju ke arah
kemunduran, sehingga dapat merugikan kehidupan masyarakat. Contohnya yaitu adanya
terorisme atau pengeboman massal yang menimbulkan kematian/korban jiwa dan rusaknya
sarana infrastruktur masyarakat, penyalahgunaan obat-obat terlarang atau narkotika, dan lain-
lain.

Faktor-faktor pendorong perubahan sosial masyarakat


Terjadinya kontak dengan kebudayaan lain
Budaya lain yang masuk dan dikenal oleh suatu kelompok masyarakat akan menyebabkan
terjadinya interaksi budaya, baik dalam bentuk akulturasi, difusi, maupun asimilasi. Interaksi
ini mendorong terjadinya perubahan sosial budaya pada kebudayaan yang ada sehingga
menjadi lebih kaya atau bahkan berubah
2. Sistem pendidikan formal yang maju
Pendidikan adalah modal utama yang harus dimiliki oleh setiap manusia untuk dapat berpikir
rasional dan objektif. Dengan pendidikan yang maju, seseorang dapat menilai secara ilmiah
tentang apakah kebudayaannya selama ini dapat memenuhi tuntutan perkembangan zaman
ataukah perlu dirubah sebagian untuk menciptakan kondisisi sosial budaya yang lebih baik.
3. Sikap menghargai hasil karya orang lain
Bagi orang yang berkeinginan untuk lebih baik dan maju, hasil karya seseorang yang
bermanfaat akan membuatnya semakin termotivasi untuk mengikuti jejak karya tersebut. Ia
akan mengembangkan diri dan mengubah perilakunya. Dan bila perilaku tersebut telah
melembaga, masyarakat secara keseluruhan akan mendorong terjadinya penemuan-penemuan
baru yang dapat mendorong terjadinya perubahan sosial di masyarakat itu sendiri.
4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang
Sejauh tidak melanggar hukum, perilaku penyimpangan sosial dapat menjadi faktor
pendorong perubahan sosial melalu adanya rasa toleransi antar sesama masyarakat. Toleransi
dapat diberikan untuk menciptakan hal-hal baru yang lebih produktif dan kreatif
5. Sistem terbuka dalam kehidupan bermasyarakat
Dalam sistem yang terbuka, status sosial tidak lagi dipermasalahkan ketika menjalin
hubungan dan interaksi antar sesama individu. Masyarakat yang terbuka memungkinkan
setiap individu dapat melakukan gerak sosial secara lebih luas. Sistem yang demikian pada
akhirnya akan membuka kesempatan kepada setiap individu untuk mengembangkan kapasitas
dirinya untuk mendorong terjadinya perubahan sosial di dalam masyarakatnya.
6. Penduduk yang heterogen
Kondisi penduduk dengan masyarakat yang berasal dari latar belakang budaya, ideologi, dan
ras yang heterogen memang dapat menimbulkan konflik horizontal. Akan tetapi, keadaan
yang demikian juga dapat menjadi faktor pendorong perubahan sosial ke arah yang lebih baik
dalam mencapai keselarasan dan penemuan-penemuan baru melalui kebiasaan bertoleransi
terhadap segala perbedaan.
7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang tertentu
Kekecewaan dan rasa tidak puas dari suatu golongan masyarakat tertentu dapat menjadi
faktor pendorong perubahan sosial di suatu kelompok masyarakat. Ketidakpuasan ini dapat
terjadi dalam berbagai bidang, misalnya pelaksanaan pembangunan yang hanya
mementingkan kelompok tertentu, kurang meratanya pembangunan, atau kondisi
ketimpangan sosial ekonomi. Semua hal tersebut dapat menjadi penggerak perubahan sosial
yang menimbulkan berbagai reaksi, mulai dari pertentangan, perlawanan, hingga revolusi
untuk mencapai perubahan yang diinginkan.
8. Orientasi ke masa depan
Untuk mencapai perbaikan ekonomi, setiap manusia harus senantiasa memegang prinsip
orientasi ke masa depan. Dengan prinsip tersebut, sikap optimis akan muncul dalam diri
untuk mencapai kondisi kehidupan yang lebih baik. Adanya prinsip tersebut juga membuat
proses perubahan sosial dalam masyarakat semakin terdorong dan menciptakan perubahan
dan perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman.
9. Nilai bahwa manusia harus selalu berusaha untuk perbaikan hidup
Persaingan membuat setiap manusia memiliki keharusan untuk terus berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya yang terbatas  tidak berbanding lurus dengan
segala kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Usaha-usaha untuk mencapai perbaikan hidup
tersebut juga dapat menjadi faktor pendorong perubahan sosial dalam suatu golongan
masyarakat.

Faktor-faktor penghambat perubahan sosial budaya.


Kurangnya interaksi dengan budaya lain
Kurangnya interaksi ini disebabkan oleh kurang nya hubungan dengan masyarakat lain.
Interaksi dan komunikasi hanya terjadi di internal kelompoknya. Kurangnya kontak dengan
pihak luar menjadikan informasi yang beredar hanya pada lingkup yang sempit. Kurangnya
interaksi dengan kebudayaan lain juga mengurangi masuknya perbedaan informasi mengenai
kultur yang berkembang di luar. Akhirnya, cara pandang menjadi sempit karena terbatas
dinding pergaulan kelompoknya. Sebagai contoh, suku anak dalam yang memilih tinggal
dalam teritori yang terisolasi. Maka, perubahan sosial di sana akan terjadi sangat lambat
sampai akses terhadap kultur masyarakat lain dibuka.
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat bisa disebabkan oleh kebijakan struktural yang
sifatnya eksternal atau motivasi individu yang kurang untuk menambah ilmu. Lambatnya
perkembangan ilmu pengetahuan mengakibatkan kemandegan pola pikir individu sehingga
perubahan dapat terhambat. Sebagai contoh, pembuatan sumur di lingkungan pegunungan
yang membutuhkan penggalian yang dalam. Untuk mengankut air, dibutuhkan energi listrik
yang besar kalau tidak ingin nimba. Masyarakat lain di luar sana, memilih mengembangkan
kincir angin untuk yang dipasang di bukit agar dapat mengangkat air sumur yang dalam. Ilmu
pengetahuan tentang kincir angin akan lama ditemukan oleh masyarakat yang lambat dalam
perkembangan pengetahuannya.
Konservatisme
Sikap masyarakat yang konservatif menjadi faktor penghambat perubahan sosial.
Konservatisme merupakan pandangan kuat untuk memelihara nilai-nilai tradisional yang
terancam akan adanya perubahan. Mempertahankan nilai-nilai tradisional lebih dipilih
sebagai jalan yang layak diperjuangkan oleh kaum konservatif. Konsekuensinya, perubahan
sosial terhambat, bahkan yang paling ekstrim, mereka menolak perubahan sosial.
Konservatisme selalu mempertahankan nilai-nilai lama dan mewaspadai nilai-nilai baru.
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial
Soerjono Soekanto menyebutkan adanya faktor-faktor intern dan ekstern yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial dalam masyarakat.
1. Faktor Intern
Faktor intern atau yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri yang menyebabkan
terjadinya perubahan sosial adalah perubahan penduduk, penemuan baru, konflik, dan
pemberontakan.

a. Perubahan Penduduk
Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah interaksi sosial
dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan merubah pola pemikiran
mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses perubahan. Di samping
itu, perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada
suatu daerah mengakibatkan kadar keramahtamahan akan menurun, kelompok sekunder akan
bertambah banyak jumlahnya, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk
perubahan yang lainnya.
b. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan dunia
yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan karena
meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi bagian
setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan
sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan baru
dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan yang
besar.
Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi berbagai proses
berikut ini.
1) Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu atau
serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru
ataupun ide-ide baru.
2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu
mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Proses
dari discovery menjadiinvention sering tidak hanya melibatkan satu atau dua individu, tetapi
serangkaian individu. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah
mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu penemuan
unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian masyarakat, serta cara-cara
unsure baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian besar warga
masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila unsur atau alat baru
yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai secara luas oleh warga masyarakat.
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai konsep discovery, invention, dan inovasi.
1) Ralph Linton, mengartikan discovery sebagai penemuan yang bersifat penambahan pada
pengetahuan, dan invention sebagai penerapan dari pengetahuan tersebut.
2) Harison, menjelaskan discovery sebagai penemuan benda atau material baru dan bersifat
dasar, artinya belum jadi karena belum memiliki bentuk. Sedangkan invention sebagai
penemuan benda atau barang yang masih sederhana, namun sudah mempunyai konstruksi dan
bentuk tertentu, seperti penemuan kapak tangan buatan masyarakat yang berkebudayaan
prasejarah.
3) Dixon, menyampaikan pengertian discovery dan invention secara lebih luas. Menurutnya,
baik discovery maupun invention keduanya dapat menimbulkan hasil yang bersifat materiil
maupun nonmateriil. Dalam hal ini Dixon membedakan antara discovery dan invention dari
sisi motivasi dan tujuan yang menunjukkan terdapatnya faktor-faktor yang memengaruhi
inovasi, yaitu faktor kesempatan, pengamatan, penilaian, kebutuhan, dan keinginan.
4) Hobart Barnet, memandang inovasi sebagai rekombinasi dari ide-ide yang ada
sebelumnya, kemudian membentuk ide baru. Atau dengan kata lain inovasi adalah
konfigurasi mental yang ada pada individu tertentu.
5) Parsudi Suparlan, menyatakan bahwa discovery adalah suatu penemuan baru yang
berupa persepsi mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua
gejala atau lebih. Sedangkan invention adalah ciptaan baru yang berupa benda atau
pengetahuan yang diperoleh melalui proses penciptaan yang didasarkan atas kombinasi dari
pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda atau lainnya.
Ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk melakukan penemuan atau pembaruan
terhadap suatu hal, di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Kesadaran dari para individu akan adanya kekurangan dalam kebudayaannya. Individu
tersebut berusaha untuk berbuat sesuatu guna mengisi dan memperbaiki kekurangan yang
ada.
2) Mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan akan mendorong terjadinya penemuan
baru. Apabila seorang ahli ingin meningkatkan mutu dari hasil karyanya, maka
mendorongnya untuk senantiasa mengoreksi hasil karyanya itu.
3) Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong mutu. Misalnya dengan
mutu yang dihasilkannya, maka seseorang itu akan mendapatkan penghormatan, kedudukan
yang tinggi, harta kekayaan, dan lain-lain.
4) Adanya krisis dalam masyarakat. Banyak penemuan-penemuan baru yang dihasilkan
ketika terjadi krisis dalam masyarakat.
Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imateriil) maupun jasmaniah (materiil)
mempunyai pengaruh bermacam-macam terhadap kehidupan manusia.
1) Suatu penemuan baru tidak hanya menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu,
melainkan seringkali memancar ke bidang lainnya.
2) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari suatu lembaga ke
lembaga yang lain.
3) Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya
penemuan sepeda, sepeda motor, dan mobil menyebabkan dibangunnya jalan-jalan beraspal.
4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan
sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola
perilaku sosial.
c. Konflik dalam Masyarakat
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri fisik,
kepentingan, pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain
seringkali memicu munculnya konflik.
Konflik dapat terjadi antarindividu, antarkelompok, antara individu dengan kelompok, dan
antargenerasi. Konflik antarkelompok, misalnya konflik antarsuku bangsa yang terjadi di
Timika, Papua. Konflik tersebut telah menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban jiwa, dan
hancurnya harta benda.
Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak selalu
berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial
biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial.
Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum
terjadi konflik.
d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah mencapai puncaknya pada
tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan
oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Dengan proklamasi bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah, serta telah
mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional dengan berbagai
perubahan yang mengikutinya, mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik,
sistem ekonomi, dan sebagainya.
2. Faktor Ekstern
Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri juga dapat
bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam yang ada di sekitar
masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah
penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan
keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat
merusak alam. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap
alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan
akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah.
Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk
bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.
b. Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan kepribadian dari
individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Betapa tidak,
perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan
dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa akibat yang
berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang,
karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain merupakan suatu hal
yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama antarnegara serta sarana
komunikasi dan informasi yang semakin canggih, seperti televisi, radio, dan internet
memudahkan pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu negara. Akibatnya
muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh kebudayaan itu.
Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain yang menyebabkan perubahan sosial
adalah sebagai berikut.
1) Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Dengan
demikian, di samping dipengaruhi, suatu masyarakat juga akan memengaruhi masyarakat
lain. Akibatnya muncul kebudayaan baru yang merupakan perpaduan antara dua kebudayaan
yang saling berhubungan. Misalnya wayang yang merupakan perpaduan antara kebudayaan
Jawa dan Hindu (India).
2) Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa, seperti radio,
televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini yang terjadi adalah pengaruh sepihak, di
mana pengaruh hanya berasal dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa
tersebut.
3) Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf
kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di
mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup
berdampingan, namun saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain.
Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik
ataupun nonfisik.
4) Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka
yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah
maju oleh kebudayaan yang masih rendah.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt menambahkan beberapa faktor yang turut menjadi
penentu dan kadar perubahan sosial, yaitu lingkungan fisik, kontak dan isolasi, struktur
sosial, sikap dan nilai, serta kebutuhan yang dianggap perlu.
1. Lingkungan Fisik
Sepanjang sejarah, banyak kelompok manusia mengubah lingkungan fisik mereka dengan
melakukan migrasi. Migrasi ke lingkungan yang berbeda menimbulkan perubahan besar
dalam segi kebudayaan. Hal semacam ini terjadi terutama pada masyarakat primitif yang
kehidupan para anggotanya sangat tergantung langsung pada lingkungan fisik. Peradaban
mempermudah perpindahan dan penerapan budaya pada lingkungan baru yang berbeda.
2. Kontak dan Isolasi
Masyarakat yang terletak di persimpangan jalan lalu lintas dunia selalu menjadi pusat
perubahan. Karena kebanyakan unsur budaya dari masyarakat atau negara lain masuk melalui
difusi, maka masyarakat yang mengadakan hubungan dengan masyarakat atau negara lain
itulah yang mudah atau cenderung mengalami perubahan terlebih dahulu. Sedangkan daerah
yang terisolasi merupakan pusat kestabilan, konservatisme, dan penolakan terhadap
perubahan. Hampir semua suku yang sangat primitif juga merupakan suku-suku yang
terisolasi.
3. Struktur Sosial
Struktur masyarakat memengaruhi kadar perubahan masyarakat secara halus dan
pengaruhnya tidak dapat dilihat secara langsung. Meskipun birokrasi kadangkala digunakan
untuk menekan perubahan (biasanya hanya berhasil untuk sementara waktu), namun ternyata
birokrasi yang sangat terpusat justru sangat menunjang pengembangan dan difusi perubahan.
Bilamana suatu kebudayaan sangat terintegrasi sehingga setiap unsur kebudayaan saling
terkait satu sama lainnya dengan baik dalam sistem ketergantungan, maka perubahan akan
sulit terjadi dan mengandung risiko yang besar.
4. Sikap dan Nilai-Nilai
Bagi kita, perubahan merupakan suatu hal yang biasa dan wajar selayaknya air yang
mengalir. Hal itu berbeda dengan kebanyakan orang Barat yang memiliki kebanggaan apabila
dapat melakukan perubahan, dalam arti menghasilkan penemuan-penemuan baru, serta
bersikap progresif dan tidak ketinggalan zaman. Suatu masyarakat yang berubah secara cepat
memiliki sikap berbeda terhadap perubahan. Sikap itu merupakan penyebab dan juga akibat
dari perubahan yang sudah berlangsung.
Selain itu, masyarakat yang berubah secara cepat dapat memahami perubahan sosial. Para
anggota masyarakatnya bersikap skeptis dan kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan
tradisional mereka dan selalu berupaya melakukan eksperimen-eksperimen baru. Sikap
seperti itu sangat merangsang saran dan penerimaan perubahan di kalangan anggota
masyarakat.
5. Kebutuhan yang Dianggap Perlu
Kebutuhan bersifat subjektif. Kebutuhan dianggap nyata jika orang merasa bahwa kebutuhan
itu memang nyata. Di banyak bagian dunia yang terbelakang dan kekurangan pangan, orang
bukan saja memiliki kebutuhan objektif akan tambahan pangan, tetapi juga memerlukan
berbagai jenis pangan. Jika orang belum merasa butuh, maka orang akan tetap menolak
perubahan, dan hanya kebutuhan yang dianggap perlu oleh masyarakat yang memegang
peran menentukan. Beberapa penemuan praktis terabaikan hingga saat masyarakat
membutuhkan kegunaan dari penemuan tersebut.

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya

VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Kuis, Tes Tulis dan Tugas
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Lembaga : PKBM BANUA


Program : Kejar Paket B Setara SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 3. Memahami perubahan sosial budaya.
Kompetensi Dasar : 3.2 Menguraikan tipe-tipe perilaku masyarakat dalam menyikapi
perubahan
Indikator : 1. Mengidentifikasin tipe-tipe masyarakat dalam menyikapi perubahan.
2. Memberi contoh perilaku masyarakat sebagai akibat adanya
perubahan sosial budaya.
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
I Tujuan Pembelajaran
1. Warga Belajar dapat mengidentifikasin tipe-tipe masyarakat dalam menyikapi perubahan.
2. Warga Belajar dapat memberi contoh perilaku masyarakat sebagai akibat adanya
perubahan sosial budaya.

II. Materi Pembelajaran


 Tipe-tipe masyarakat dalam menyikapi perubahan
 Contoh perilaku masyarakat sebagai akibat adanya perubahan sosial budaya.

III Uraian Materi


Tipe-tipe masyarakat dalam menyikapi perubahan
1. Bersikap Selektif DalamMenerima Pengaruh Budaya Lain.
Perubahan sosial budaya akan terus berlangsung di tengah masyarakat. Penemuan-penemuan
baru juga akan tetap ada. Setiap terjadi perubahan sosial budaya, akan membawa pengaruh
bagi kehidupan kita, apakah itu perilaku kita, gaya hidup kita ataupun pola hidup kita.
Kemajuan di bidang teknologi informasimembawa konsekwensi bagi kita untuk pandai-
pandaimenyikapinya. Dengan demikian kita harus bersikap selektif.
2. Berpikir yang IlmiahTerhadap Perubahan.
Kebutuhan manusia terus meningkat setiap saat, perkembangan teknologi pun semakin
canggih dewasa ini. Kita harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi itu, jangan kita
yang menjadi korban dari kecanggihan teknologi.
Kelengkapan bahan bakar minyak, dan meningkatnya harga bahan bakar minyak dunia
mendorong berbagai elemen masyarakat untuk melakukan penelitianpenelitian ilmiah guna
menemukan sumber energi baru. Penggunaan energi matahari dan juga biogas merupakan
salah satu hasil dari pemikiran-pemikiran inovatif dalammengatasi kelangkaan bahan bakar
minyak.
3. Mendorong Perubahan Tersebut ke arah yang Lebih Baik
Berbagai perubahan yang terjadi dalammasyarakatmemang tidak semuanya positif. Banyak
kejahatan timbul akibat berkembangnya teknologimaju. Informasi tentang pencurian, korupsi,
bahkan penipuan-penipuan perbankkan sering kita dengar lewat berbagai media. Tentu
kejahatan yang satu ini memanfaatkan teknologi komputer yang canggih dan tidak sembarang
orang bisamelakukannya. Dalam permasalahan ini tentu yang salah bukan teknologinya,
tetapi orang yang menggunakan teknologi tersebut. Oleh karena itu masyarakat harus tetap
mendorong dan mengawasi setiap dampak dari perubahan sosial budaya.
Salah satu kemajuan teknologi di dunia pendidikan kita saat ini adalah pemakaian internet
untuk berbagai keperluan, seperti penerimaan siswa baru secara online, buku sekolah
elektronik, konsultasi kegiatan sekolah dengan email dan penerapan programaplikasi sekolah.
Kegiatan yangmenggunakan teknologi internet ini sungguh sangatmembantu masyarakat,
namun di sisi lain ada bahaya yangmengancamjika penggunaan teknologi ini disalahgunakan.
Oleh karena itu pemerintah mendorong kemajuan pemakaian teknologi internet ini dengan
juga melindungi masyarakat secara luas dengan cara pemblokiran situs-situs porno yang
berbahaya khususnya bagi kaum pelajar dan masyarakat pada umumnya.
4. Menerima Perubahan yangMengarah Pada Peningkatan Taraf Hidup dan
KesejahteraanUmat Manusia.
Perubahan sosial budaya yang membawa dampak positif seperti mudah terpenuhinya
kebutuhan, taraf hidup meningkat, masyarakat menjadi semakin lebih sejahtera, cenderung
diterima oleh masyarakat bangsa manapun termasuk kita sebagai bangsa Indonesia.
Perubahan dalam peralatan hidup, peralatan transportasi, peralatan komunikasi, dan peralatan
lain yang dibutuhkanmanusia yang sifatnya mempermudah kerja, meningkatkan
kesejahteraan akan diterimamasyarakat.
Sebagai contoh, penggunaanmesin traktor pada pertanian diterima baik oleh kaumpetani
karenamempercepat kerja mereka dalammengolah lahan pertanian. Demikian pula
pembangunan waduk-waduk sebagai sumber irigasi. Pada awalnya pembuatan waduk waduk
ini ditentang masyarakat karena merasa hak tanahnya dirampas, namun setelahmemahami
danmerasakan fungsinya sebagai sarana irigasi dan juga sumber listrikmereka mau menerima.
Mereka rela untuk pindah dari lokasi pembuatan waduk ke tempat lain guna keperluan yang
lebih besar yakni terbangunnya sarana irigasi dan juga pembangkit listrik yang nantinya
bermanfaat dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini terjadi pada masyarakat
Wonogiri pada saat pembangunan Waduk Gajah Mungkur.

Contoh perilaku masyarakat sebagai akibat adanya perubahan sosial budaya.


1. Aksi protes
2. Demonstrasi
3. Kenakalan Remaja
4. Kriminalitas
5. Pergejolakan Daerah

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya

VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Lembaga : PKBM BANUA


Program : Kejar Paket B Setara SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 4. Memahami Lembaga Keuangan dan Perdagangan.
Kompetensi Dasar : 4.1 Mendeskripsikan uang dan lembaga keuangan
Indikator : 1. Mengidentifikasi sejarah terjadinya uang dan pengertian uang
2. Mengidentifikasi syarat-syarat suatu benda dapat dijadikan uang.
3. Mendiskripsikan fungsi uang (fungsi asli dan fungsi turunan)
4. Mengidentifikasi jenis-jenis uang ( uang kartal dan uang giral )
5. Mendiskripsikan nilai mata uang ( nilai intrinsik, nilai nominal, nilai
internal dan nilai eksternal )
6. Mendeskripsikan mata uang asing
7. Mendefinisikan nilai kurs mata uang ( kurs jual, kurs beli dan kurs
tengah ) serta manfaatnya.
8. Melakukan kegiatan praktek jual/beli valuta asing
9. Menjelaskan pengertian bank dan sejarah terjadinya bank
10. Mengidentifikasi azas, prinsip, fungsi dan tujuan perbankan di
Indonesia.
11. Mendiskripsikan jenis-jenis bank serta tugas pokoknya
12. Mengidentifikasi produk-produk bank
13. Melakukan kegiatan menabung di bank
14. Menjelaskan pengertian lembaga keuangan bukan bank
15. Mengidentifikasi fungsi, peranan dan manfaat lembaga keuangan
bukan bank (pegadaian, asuransi, lembaga pensiun, koperasi simpan
pinjam ) bagi peningkatan kesejahteraaan rakyat banyak
16. Membuat daftar contoh lembaga keuangan bukan bank milik
pemerintah dan milik swasta nasional maupun swasta asing
17. Melakukan kegiatan survey pada asuransi tentang produk-produk
asuransi atau di pegadaian tentang jenis-jenis barang yang bisa
digadaikan
Alokasi Waktu : 12 Jam Pelajaran
I Tujuan Pembelajaran
1. Warga Belajar dapat mengidentifikasin sejarah terjadinya uang dan pengertian uang.
2. Warga Belajar dapat mengidentifikasi syarat-syarat suatu benda dapat dijadikan uang
3. Warga Belajar dapat mendiskripsikan fungsi uang (fungsi asli dan fungsi turunan)
4. Warga Belajar dapat mengidentifikasi jenis-jenis uang ( uang kartal dan uang giral )
5. Warga Belajar dapat mendiskripsikan nilai mata uang ( nilai intrinsik, nilai nominal,
nilai internal dan nilai eksternal )
6. Warga Belajar dapat mendeskripsikan mata uang asing
7. Warga Belajar dapat mendefinisikan nilai kurs mata uang ( kurs jual, kurs beli dan
kurs tengah ) serta manfaatnya.
8. Warga Belajar dapat melakukan kegiatan praktek jual/beli valuta asing
9. Warga Belajar dapat menjelaskan pengertian bank dan sejarah terjadinya bank
10. Warga Belajar dapat mengidentifikasi azas, prinsip, fungsi dan tujuan perbankan di
Indonesia.
11. Warga Belajar dapat mendiskripsikan jenis-jenis bank serta tugas pokoknya
12. Warga Belajar dapat mengidentifikasi produk-produk bank
13. Warga Belajar dapat melakukan kegiatan menabung di bank
14. Warga Belajar dapat menjelaskan pengertian lembaga keuangan bukan bank
15. Warga Belajar dapat mengidentifikasi fungsi, peranan dan manfaat lembaga keuangan
bukan bank (pegadaian, asuransi, lembaga pensiun, koperasi simpan pinjam ) bagi
peningkatan kesejahteraaan rakyat banyak
16. Warga Belajar dapat membuat daftar contoh lembaga keuangan bukan bank milik
pemerintah dan milik swasta nasional maupun swasta asing
17. Warga Belajar dapat melakukan kegiatan survey pada asuransi tentang produk-
produk asuransi atau di pegadaian tentang jenis-jenis barang yang bisa digadaikan

II. Materi Pembelajaran


 Sejarah terjadinya uang dan pengertian uang
 Syarat-syarat suatu benda dapat dijadikan uang
 Fungsi uang (fungsi asli dan fungsi turunan)
 Jenis-jenis uang ( uang kartal dan uang giral )
 Nilai mata uang (nilai intrinsik, nilai nominal, nilai internal dan nilai eksternal )
 Mata uang asing
 Kurs mata uang
 Praktek jual/beli valuta asing
 Pengertian bank dan sejarah terjadinya bank
 Azas, prinsip, fungsi dan tujuan perbankan di Indonesia
 Jenis-jenis bank dan tugas pokok .
 Produk-produk bank
 Praktek menabung di bank
 Pengertian lembaga keuangan bukan bank
 Fungsi, peranan dan manfaat lembaga keuangan bukan bank
 Contoh lembaga keuangan bukan bank
 Produk-produk asuransi atau pegadaian

III Uraian Materi


Sejarah terjadinya uang dan pengertian uang
1. Sejarah Munculnya Uang
a. Masa sebelum barter
Pada zaman purba, atau pada masyarakat yang masih sangat sederhana, orang belum bisa
menggunakan uang. Perdagangan dilakukan dilakukan dengan cara langsung menukarkan
barang dengan barang. Cara ini bisa berlangsung selama tukar menukar masih terbatas pada
beberapa jenis barang saja.
b. Masa barter
Pada masa ini untuk memenuhi kebutuhan, orang/kelompok orang sudah membutuhkan pihak
lain/dihasilkan oleh pihak lain, karena jumlah orang sudah semakin meningkat dan
bertambah, maka munculah pertukaran barang, karena pada masa ini orang belum mengenal
produksi barang.
Syarat utama terjadinya barter adalah, bahwa orang yang akan saling tukar barang, mereka
saling membutuhkan.
Kesulitan Barter :
1. Sulit enemukan barang untuk kebutuhan yang mendesak
2. Sulit menentukan perbandingan barang yang ditukarkan
3. Sulit memenuhi kebutuhan yang bermacam-macam
c. Masa Uang Barang
Pada masa ini, orang sudah mulai berfikir barang perantara sebagai alat pertukaran, maka
dicarilah jenis barang yang dapat mempermudah pertukaran, sebagai syarat, sebagai alat
perantara pertukan barang/uang barang adalah :
1. Barang tersebut dapat diterima dan dibutuhkan semua orang
2. Barang tersebut dapat ditukarkan kepada siapa saja
3. Mempunyai nilai tinggi
4. Tahan lama
Kesulitan uang barang :
1. Sukar disimpan
2. Sukar dibawa keana-mana
3. Sukar dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
4. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama
5. Nilai uang barang tidak tetap
Jenis barang yang pernah digunakan sebagai alat uang barang antara lain : kulit hewan,
hewan, batu-batuan berharga, kulit pohon, logam.
d. Masa Uang
Peradaban yang semakin maju, mengakibatkan kebutuhan yang semakin banyak dan
bertambah pula, hal tersebut mendorong manusia untuk alat perantara pertukaran yang
mudah, praktis, dan mempunyai nilai, maka dikembangkanlah jenis uang.
Suatu barang berfungsi sebagai mata uang, apabila memenuhi syarat sebagai berikut :
1. Dapat diterima oleh siapapun
2. Tahan lama
3. Mudah disimpan
4. Mudah dibawa kemana-mana
5. Dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil dengan tidak mengurangi nilainya
6. Jumlahnya terbatas
7. Nilai uang tetap
Jenis barang yang paling memenuhi syarat tersebut di atas adalah logam terutama emas dan
perak, karena awalnya kertas belum ditemukan, maka jenis uang logamlah yang pertama kali
ada.
Jenis uang yang pernah ada di Indonesia :
1. Mata uang kampua (boda), berasal dari Sulawesi berwujud tenunan
2. Mata uang tembaga, pernah beredar di Banjarmasin
3. Mata uang krisnala terbuat dari emas dan tembaga, beredar pada masa kerajaan Jenggala
Sebelum tahun 1946 Javasche Bank yang didirikan oleh bank Sirkulasi Belanda
mengeluarkan gulden
Uang Jepang
Setelah tahun 1946 pernah beredar ORI (Oeang Repoeblik Indonesia) dan terakhir jenis uang
Rupiah sapai saat ini.
2. Pengertian Uang
Menurut ensiklopedi Indonesia uang adalah segala sesatu yang biasanya digunakan dan
diteria umum sebagai alat penukar atau standar pengukuran niali.
Berdasarkan syarat uang dan pengertian menurut ensiklopedi Indonesia, dapat disimpulkan
bahwa uang adalah suatu benda yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat mempermudah
pertukaran dan berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah.
Pengertian sah di sini adalah bahwa keberadaan uang tersebut dijamin oleh pemerintah dan
dilindungi oleh undang-undang negara.

Syarat-syarat suatu benda dapat dijadikan uang


a. Dapat Diterima oleh Masyarakat Umum (Acceptability)
   Artinya benda yang dijadikan uang harus bisa diterima oleh seluruh masyarakat, karena jika
benda tersebut tidak diterima maka uang tersebut tidak dapat beredar ke seluruh kalangan
masyarakat.
  b. Tidak Berkurang Nilainya (Stability of Value)
   Artinya jika benda itu tidak dipakai dan dibiarkan saja maka nilainya tidak akan berkurang.
Sehingga masyarakat akan percaya jika mereka menyimpan benda tersebut dalam waktu yang
lama karena nilainya akan tetap.
 c. Tahan Lama dan Tidak Mudah Rusak (Durability)
   Artinya benda yang dijadikan uang harus tahan jika disimpan dalam waktu yang lama, dan
tidak mudah rusak. Misalnya benda yang dijadikan uang adalah daun, maka jika disimpan
dalam waktu yang lama akan kering dan mudah rusak.
 d. Mudah Dipindahkan dan Dibawa ke Mana - Mana (Portability)
   Artinya benda yang dijadikan uang harus mudah jika akan disimpan, dibawa, dan
dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Oeh karena itu, benda tersebut harus memiliki
ukuran yang kecil dan ringan sehingga mudah disimpan dan dibawa ke manapun.
  e. Mudah Dibagi tanpa Mengurangi Nilai (Disability)
   Artinya jika benda itu dipecah ke dalam beberapa bagian maka nilai keseluruhan benda
yang dibagi - bagi tersebut akan tetap. Misalnya emas 2 gram jika dibagi dua masing - masing
1 gram, maka nilai emas tersebut secara keseluruhan tetap 2 gram.
 f. Memiliki Satu Kualitas Saja (Uniformity)
   Artinya kualitas benda yang dijalikan uang tersebut sama. Jika kualitas benda berbeda akan
mengakibatkan terjadi perbedaan nilai uang. MIsal benda yang dijadikan uang adalah emas,
maka harus ditentukan kadarnya, misalnya emas dengan kadar 80%. Sehingga hanya emas
yang berkadar 80% saja yang dijadikan uang, sedangkan emas dengan kadar yang lain tidak
diakui sebagai uang.
  g. Jumlahnya Terbatas dan Tidak Mudah Dipalsukan
   Artinya jika jumlahnya tidak terbatas dan mudah dipalsukan maka setiap orang dapat
memiliki benda tersebut dengan jumlah yang tidak terbatas, sehingga peran dan fungsi uang
menjadi tidak dijalankan. Mengapa demikian? Karena jika setiap orang sudah memiliki benda
tersebut dalam jumlah yang tidak terbatas maka mereka tidak memerlukan lagi benda tersebut
dari orang lain sehingga pertukaran tidak dapat berjalan.

Fungsi uang (fungsi asli dan fungsi turunan)


Fungsi Uang
a.      Fungsi Asli
1.       Sebagai alat tukar menukar
2.       Sebagai alat satuan hitung
b.      Fungsi  Turunan
1.       Sebagai alat pembayaran
2.       Sebagai alat penunjuk harga
3.       Sebagai alat penyimpan/menabung
4.       Sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
5.       Sebagai alat pemindah dan pembentuk kekayaan
6.       Sebagai alat pencipta lapangan pekerjaan
7.       Sebagai alat standar pembayaran hutang
8.       Sebagai komoditas perdagangan

Jenis-jenis uang ( uang kartal dan uang giral )


Uang kartal
Uang kartal adalah uang yang beredar sehari-hari sebagai alat pembayaran yang syah dan
wajib diterima oleh semua masyarakat.
Uang kartal terdiri dari uang logam (emas, perak, alumunium) dan uang kertas
b.   Uang giral
Uang giral adalah uang yang berbentuk saldo rekening di bank milik nasabah, yang dapat
digunakan sebagai alat pembayaran. Cara pembayaran dapat menggunakan cek, giro,
telegraphic transfer, travel chek (cek dengan perjanjian), dalam melakuakn pembayaran
dengan uang giral ini seseorang boleh menolak. Syarat utama uang giral adalah seseorang
harus mempunyai tabungan/simpanan di bank.

Nilai mata uang (nilai intrinsik, nilai nominal, nilai internal dan nilai eksternal )
Ditinjau dari pembuatanya
1. Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang.
2. Nilai nominal
Nilai nominal adalah nilai yang tertera/tertuis pada setiap mata uang yang bersangkutan.
Dari kedua pengertian nilai uang tersebut diatas munculah istilah-istilah sebagai berikut :
Ø  Fisudier money yaitu uang yang memiliki nilai nominal lebih besar dari nilai
intrinsiknya.
Contoh : jenis uang kertas, maka uang kertas disebut juga uang kepercayaan (fiduciary)
Alasan mengapa masyarakat mau menerima kertas :
·   Pemerintah mau menerima dan menggunakanya
·   Memiliki daya beli
·   Dilindungi dengan undang-undang
Ø  Full bodied money, yaitu uang yang memiliki nominal sama dengan intrinsiknya
Contoh : jenis uang logam
b.  Ditinjau dari penggunaannya
1.  Nilai internal
Nilai internal uang adalah kemampuan suatu uang apabila ditukarkan dengan sejumlah
barang.
2.  Nilai eksternal
Nilai eksternal uang adalah perbandingan nilai mata uang dalam negeri dengan nilai mata
uang negara lain.

Mata uang asing


Fluktuasi Nilai Mata Uang
a.  Inflansi
Inflansi adalah keadaan dimana nilai mata uang merosot dibandingkan dengan harga
barang karena banyaknya uang yang beredar sehingga berakibat harga barang menjadi
mahal.
Ciri-cirinya :
·  Harga barang naik
·  Gaji atau upah naik
·   Jumlah uang yang beredar bertambah
·   Penawaran tenaga kerja melebihi permintaan
·   Banyak terjadi pengangguran
·   Susah mencari lapangan pekerjaan
b.    Deflasi
Deflasi yaitu merosotnya harga barang karena terjadi peningkatan nilai mata uang atau
menguatnya nilai mata uang dalam negeri.
Hal-hal yang menyebabkan deflasi :
·   Uang yang beredar sedikit/kurang
·   Harga barang mengalami penurunan
·   Nilai mata uang dalam negeri menguat
c.    Devaluasi
Devaluasi adalah dengan sengaja menurunkan nilai mata uang sendiri terhadap valuta
asing.
d.    Apresiasi
Apresiasi adalah keadaan meningkatnya nilai mata uang dalam negeri sampai pada
presentase yang ditetapkan dari semula tanpa disengaja.
e.    Depresiasi
Depresiasi adalah merosotnya mata uang di dalam negeri secara tidak sengaja.
f.    Hot money
Hot money adalah suatu negara terlalu banyak uang (modal) tetapi uang tersebut berada di
suatu negara yang tidak produktif, maka perlu ke negara lain yang lebih menguntungkan.

Kurs mata uang


Nilai Tukar Mata Uang Asing terhadap Mata Uang Dalam Negeri
Nilai tukar mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang negara lain
disebut kurs. Sejak adanya gerakan reformasi nilai mata uang Indonesia mengalami
fluktuasi yang sangat tajam. Sebelum tahun 1998 nilai mata uang Indonesia berkisar 1$ =
Rp. 2.500,- sekarang ini berkisar + 1$ = Rp. 9.000,- (sudah dipatok dalam APBN). Hal ini
disebabkan karena :
·   Inflansi yang tajam
·   Devaluasi
·   Keadaan politik yang tidak stabil
Berikut adalah beberapa contoh nama mata uang asing negara-negara di dunia :
NAMA MATA NAMA MATA
NO NEGARA UANG NO NEGARA UANG
Deuts
1 Aljazair Dinar 11 Jerman Mark
2 Argentina Peso 12 Jepang Yen
3 Amerika US Dollar 13 Korea Won
Selatan
Arab
4 Saudi Riyal 14 Kamboja Real
5 Belanda Golden 15 Malaysia Ringgit
6 Brazil Cruzeiro 16 Portugal Escudo
7 Fhilifina Peso 17 Prancis Franch
8 Inggris Poundsterling 18 Singapura Dollar Sin
9 Italia Lira 19 Thailand Bath
10 India Rupe 20 Uni Eropa EURO

Praktek jual/beli valuta asing


Untuk melakukan praktek jual beli valuta asing dapat dilakukan di tempat penukaran valuta
asing atau di bank. Disini konsumen bisa menukar rupiah dengan mata uang asing seperti
Ringgit Malaysia, Dollar Amerika atau Poundsterling Inggris.
Kurs di dalam penukaran uang ada dua jenis, yaitu kurs jual dan kurs beli. Kurs ini sangat
penting dan perlu diperhatikan orang yang ingin melakukan jual beli valuta asing.
Kurs jual adalah nilai tukar yang digunakan penukaran valuta asing atau bank saat mereka
menjual mata uang asing. Misalnya saat kita ingin berpergian keluar negeri dan menukar
rupiah untuk mata uang dolar ($), maka kita membeli dollar dengan kurs jual.
Kurs beli adalah sebaliknya, yaitu nilai tukar yang digunakan penukaran valuta asing atau
bank saat mereka membeli mata uang asing dari kita. Misalnya saat kita kembali dari
berpergian keluar negeri dan memiliki kelebihan mata uang dolar ($), maka kita menukar 
dolar untuk rupiah akan dilakukan dengan kurs beli.
Besar angka yang menunjukkan rupiah dalam kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli,
sehingga harga mata uang asing selalu akan lebih mahal dalam kurs beli. Dalam soal di atas
nilai tukar adalah Rp 9.200 s/d. Rp 9.400/$. Nilai Rp 9.200/$ adalah kurs beli sedangkan nilai
Rp 9.400/$ adalah kursjual.
Selisih dari kurs jual dan kurs beli ini adalah sumber pendapatan bank dan tempat penukaran
mata uang aing, digunakan untuk menutupi biaya operasi, resiko perubahan nilai tukar dan
sisanya adalah laba dari pertukaran tersebut.
Misalnya seorang ingin membeli $ 1 juta, maka dana yang harus disiapkan adalah sebesar Rp
9 400 000. Dalam kasus ini, kita akan membeli dollar dari bank, dan bank akan menjual dolar
tersebut. Sehingga nilai tukar yang digunakan adalah nilai kurs jual yang lebih besar yaitu
sebesar Rp 9 400 per dolar

Pengertian bank dan sejarah terjadinya bank


1. Sejarah Singkat Bank
Pada zaman Babylonia, Yunani Romawi awalnya bersifat trukar-menukar mata uang.
Zaman Babylonia (2000 SM) bank dikenal dengan nama Temples of Babylion, zaman
Yunani (500 SM)  bank dikenal dengan nama Greek Temple, perkembangan pesat dimulai
sejak zaman Romawi. Jenis mata uang yang pertama kali diakui sebagai mata uang
internasianal adalah mata uang Konstantinopel (Romawi).
Perkembangan bank di Indonesia, dimulai dari zaman Belanda (Nederland Indie), pada
masa itu ada tiga bank yang berperan penting adalah :
a. De Javasche Bank NV, yang kemudian dinasionalisasikan menjadi Bank Sentral di
Indonesia
b. De algemene Volkscredietbank, pada masa Jepang diganti dengan nama Syonim Ginko
dan sekarang menjadi Bank Rakyat Indonesia
c.  De Postpaarbank, pada tahun 1950 diganti menjadi Bank Tabungan Pos, dan tahun
1968 diganti menjadi Bank Tabungan Negara
Perkembangan bank setelah kemerdekaan sungguh luar biasa mencapai ratusan bank pada
zaman Orde Baru banyak bank yang tidak sehat, sehingga pada pergerakan reformasi
sudah ratusan bank yang dilikuidasi (ditutup karena tidak mampu memenuhi kewajiban-
kewajiban perbankan), yang menangani bank-bank yang tidak sehat adalah BPPN (Badan
Penyehatan Perbankan Nasional).
2.  Pengertian Bank
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

Azas, prinsip, fungsi dan tujuan perbankan di Indonesia


Asas perbankan
Asas perbankan Indonesia adalah demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian.
Fungsi perbankan
Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai berikut.
a) Penghimpunan dana dari masyarakat
Simpanan adalah dana yang dipercayakan masyarakat pada bank berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk
Iainnya yang dipersamakan dengan itu.
b) Penyalur dana (pemberi kredit)
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan yang diwajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Prinsip
prinsip kepercayaan ( fiduciary relation principle ), prinsip kehati-hatian ( prudential principle
), prinsip kerahasiaan ( secrecy principle), dan prinsip mengenal nasabah ( know how
costumer principle )
Tujuan
Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efisien bagi nasabahKedua,
dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang
membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan
yang lebh produktif

Jenis-jenis bank dan tugas pokok .


Bank sentral
Saat ini bank sentral secara khusus yaitu dengan UU No.23 Tahun 1999. Bank sentral di
Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), menurut UU No. 23 Tahun 1999, bank sentral
mempunyai status tersendiri dan tidak dapat dipersamakan dengan bentuk bank lain.
Berdasarkan UU tersebut Bank Indonesia mempunyai tugas pokok mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah, hal ini diwujudkan dalam kebijakan sebagai berikut :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank
Dari ketiga kebijakan tersebut, usaha-usaha yang dilakukan BI adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
a. Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran moneter yang ditetapkan
b. Menetapkan pengendalian moneter
c. Lender if the last resort
d. Melaksanakan kebijaksanaan nila tukar
e. Mengadakan survey guna memperoleh data ekonomi dan keuangan secara tepat
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
a. Mengatur dan menyelenggarakan kliring
b. Mengeluarkan dan mengedarkan uang
3. Mengatur dan mengawasi bank
· Perizinan bank
· Kelembagaan bank
· Kegiatan bank
· Kegiatan bank yang berprinsip syariah
· Merger, konsulidasi dan akusisi

b. Bank umum
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatanya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Dalam pengertian di atas adad dua hal yang perlu
diperhatikan :
1. Usaha serta konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah usaha bank umum
menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito serta memberikan kredit dalam jangka
pendek.
2. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam :
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b. Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musharakat)
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
Fungsi bank umum
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi
2. Menciptakan uang
3. Menghimpun dana dan menyalurkan pada masyarakat
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya
Usaha bank umum
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 usaha bank umum antara lain :
1. Menghimpun dana dari masyarakat
2. Memberikan kredit
3. Menertibkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya
5. Menerima atau antar pihak ketiga
6. Menyediakan tempat untuk penyimpanan barang dan surat berharga
7. Melakukan kegiatan penitipan untuk pihak lain
Jenis bank umum
1. Bank umum milik pemerintah
2. Bank umum milik swasta nasional
3. Bank umum milik swasta asing
c. Bank perkreditan rakyat
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah. Kegiatan BPR tidak boleh memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Usaha BPR
1. Menghimpun dana dari masyarakat
2. Memberikan kredit
3. Menyediakan pembiayaan dan menetapkan dana berdasarkan prinsip syariah
4. Menetapkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia dan atau tabungan pada bak lain
Kegiatan yang tidak boleh dilakuakn BPR
1. Menerima simpanan dalam bentuk giro
2. Ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
4. Melakukan kegiatan perasuransian

Produk-produk bank
  Bank sentral
1.  Uang kartal
2.  Uang giral
3.  Jasa (memberikan kredit pada bank-bank di Indonesia)
b.    Bank umum
1.  Uang giral
2.   Jasa simpanan
3.  Jasa pengiriman uang
4.  Jasa penukaran uang asing
5.  Jasa penitipan barang
c.    Bank perkreditan rakyat
1.  Jasa kredit
2.  Jasa penyimpanan uang

Praktek menabung di bank


1.Mengisi slip setoran dengan diisikan data yang benar dan jumlah uang yang ingin ditabung
2.Mengambil no. antrian, tunggu sampai giliran dipanggil ke meja teller
3.Berikan slip setoran yang sudah diisi beserta uang yang akan disetorkan kepada teller. Jika
membawa buku tabungan, dapat diprint langsung.
4.Menerima lembar/salah satu slip sebagai bukti menabung,

Pengertian lembaga keuangan bukan bank


Menurut UU No. 9 Tahun 1998, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) merupakan
badan usaha yang melakukan kegiatan dibidang keuangan, yang menghimpun dana
dengan mengeluarkan kertas berharga dan menyalurkannya untuk membayar investasi
perusahaan. Semua kegiatan LKBB diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998.

Fungsi, peranan dan manfaat lembaga keuangan bukan bank


Fungsi dan peranan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB)
- Memberikan pinjaman sindikasi (Syndicated Loans) dalam jumlah besar.
- Sebagai penjamin emisi bagi perusahaan-perusahaan yang ingin memanfaatkan dan
masyarakat melalui pasar modal (go public)
- Sebagai konsultan ahli dalam rangka marger, akuasisi (pengambil alihan) maupun
restrukturisasi permodal.
- Sebagai perantara bagi para investor asing yang berminat berkerja sama dengan partner
lokasi atau sebaliknya .

Contoh lembaga keuangan bukan bank


1.              Koperasi simpan pinjam
yaitu koperasi yang menggalakan para anggotanya untuk hidup hemat denga cara
menabung disamping memberikan pinjaman bagi para anggotanya.
2.              Perum pegadaian
Merupakan lembaga keuangan yang lapangan usahanya memberikan pinjaman kepada
perorangan yang besarnya bergantung pada nilai barang jaminan yang diserahkan.
Tujuan perum pegadaian adalah untuk mencegah perorangan/masyarakat berekonomi
lemah jatuh kepada lintah darat atau kreditor liar, dalam meminjam uang.
3.              Perasuransian
Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa pertanggungan
resiko. misalnya : perusahaan asuransi jiwa, asuransi tenaga kerja, asuransi kerusgian,
asuransi kredit dll. Perasuransian berfungsi sebagai lembaga yang memberi jasa
pertanggungan kepada orang yang mempertanggungkan dirinya dengan memperoleh
imbalan berupa bunga premi. Perusahaan asuransi sumber dananya dari pembayaran polis
asuransi para nasabahnya dan pembelian surat-surat berharga. Polis adalah perjanjian
antara perusahaan asuransi selaku pihak penanggung dengan pihak tertanggung.
4.              Dana pensiun
Dana pensiun adalah dana yang disediakan oleh pemerintah bagi para pegawai negeri,
atau yang disediakan oleh perusahaan bagi para karyawan (misalnya CV, dan PT) sebagai
cadangan untuk dihari tua bagi karyawannya.
Dana pensiun terkumpul lewat pemotongan gaji karyawan/pegawai setiap bulan saat
masih aktif bekerja. Lembaga yang mengelola dana pension adalah PT Taspen/Persero.
5.              Lembaga Pembiayaan (Leasing)
Perusahaan sewa guna usaha atau leasing adalah badan usaha yang kegiatannya
menyewakan barang modal sekaligus menjual secara kredit barang tersebut kepada suatu
perusahaan.
Sewa beli adalah membeli secara mengangsur dan sebelum terbayar lunas dianggap
sebagai menyewa barang bersangkutan.
Jadi leasing kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan untuk keperluan barang
modal yang diinginkan oleh nasabah.
Kegiatan badan usaha ini antara lain :
·         Memberikan kredit jangka menengah dan jangka panjang.
Contoh : PT Private Development Company of Indonesia Limited
          PT Pembinaan Usaha Indonesia (Bahana)
·         Sewa gudang (Leasing)
·         Modal venlana
Adalah kegiatan usaha jangka panjang dalam bentuk penyertaan modal ke dalam suatu
perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka waktu tertentu.
·         Anjak piutang
·         Kartu kredit
6.              Pasar Modal/Valas (Bursa Efek)
Bursa efek merupakan tempat jual beli surat berharga jangka panjang misalnya saham dan
obligasi. Saham adalah surat penyertaan modal atau surat tanda bukti ikut memiliki
perusahaan. Obligasi adalah surat utang jangka panjang.
7.              Pasar Uang
Pasar uang adalah tempat jual beli surat berharga jangka pendek yaitu waktunya tidak
lebih dari satu tahun. Misalnya : sertifikat Bank Indonesia (SBI), surat berharga pasar
uang, dan call money. Penjual dan pembeli surat berharga tersebut tidak di dalam pasar
tertentu, akan tetapi melalui melalui sarana elektronika seperti telepon, facsimile, atau
teleks.
8.              Anjak Piutang
Kegiatan utama anjak piutang adalah mengambil alih (piutang tertentu) suatu perusahaan
dengan suatu tanggung jawab tertentu, tergantung kesepakatan dengan pihak kreditur
(pihak yang punya hutang).
Tugas pokok perusahaan anjak piutang adalah menagih hutang (collector) dari orang-
orang yang mempunyai utang kepada lembaga yang menyuruhnya atau dengan membeli
kredit bermasalah tersebut.
9.       Modal ventura
Perusahaan modal ventura merupakan perusahaan yang memberikan pembiayaan kepada
perusahaan-perusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi.
Contoh :
a.       Pembangunan suatu objek penelitian. Proyek ini bersifat social
b.      Penciptaan suatu teknologi baru
c.       Pembiayaan terhadap usaha kecil

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX

VII Penilaian
Tes Tulis, Penugasan dan Observasi
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Nama Lembaga : PKBM BANUA
Program : Kejar Paket B Setara SMP
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas : XI
Semester :1
Standar Kompetensi : 4. Memahami Lembaga Keuangan dan Perdagangan.
Kompetensi Dasar :4.2 Mendeskripsikan perdagangan internasional dan dampaknya terhadap
perekonomian Indonesia
Indikator : 1. Mendefinisikan pengertian perdagangan dan faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya perdagangan internasional
2. Mengidentifikasi manfaat perdagangan internasional
3. Mengidentifikasi hambatan perdagangan internasional
4. Mengidentifikasi perbedaan perdagangan dalam negeri dengan
perdagangan internasional
5. Mengidentifikasi komoditi ekspor/impor Indonesia.
6. Mendeskripsikan pengertian dan fungsi dan jenis-jenis devisa , serta
mengidentifikasi sumber-sumber dan tujuan penggunaan devisa.
7. Mengidentfikasi Dampak perdagangan internasional terhadap
perekonomian Indonesia
Alokasi Waktu : 8 Jam Pelajaran
I Tujuan Pembelajaran
1. Warga Belajar dapat mendefinisikan pengertian perdagangan dan faktor-faktor yang
menyebabkan timbulnya perdagangan internasional
2. Warga Belajar dapat mengidentifikasi manfaat perdagangan internasional
3. Warga Belajar dapat mengidentifikasi hambatan perdagangan internasional
4. Warga Belajar dapat mengidentifikasi perbedaan perdagangan dalam negeri dengan
perdagangan internasional
5. Warga Belajar dapat mengidentifikasi komoditi ekspor/impor Indonesia.
6. Warga Belajar dapat mendeskripsikan pengertian dan fungsi dan jenis-jenis devisa , serta
mengidentifikasi sumber-sumber dan tujuan penggunaan devisa.
7. Warga Belajar dapat mengidentifikasi dampak perdagangan internasional terhadap
perekonomian Indonesia

II. Materi Pembelajaran


 Pengertian perdagangan dan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya perdagangan
internasional.
 Manfaat perdagangan internasional
 Hambatan perdagangan internasional.
 Perbedaan perdagangan dalam negeri dengan perdagangan internasional
 Komoditi ekspor/impor Indonesia.
 Pengertian dan fungsi dan jenis-jenis devisa , serta mengidentifikasi sumber-sumber dan
tujuan penggunaan devisa.
 Dampak perdagangan internasional terhadap perkembangan perekonomian Indonesia

III Uraian Materi


1.  Pengertian Perdagangan Antar Negara
Perdagangan adalah usaha menyampaikan barang dari produsen pada konsumen melalui
jual beli dengan tujuan memperoleh laba.
Fungsi pokok perdagangan
a. Mengumpulkan dana dan mendistribusikan barang
b. Menyortir dan member derajat mut barang yang dijual
c.  Menimbun dan menyimpan uang
d.  Media promosi barang yang diperdagangkan
e.  Memperlancar kegiatan ekonomi
Dari pengertian di atas bahwa perdagangan antar Negara menyangkut jual beli barang
antar Negara/menyangkut ekspor impor.
Perdagangan antar Negara adalah suatu kegiatan jual beli barang/jasa antara Negara
yang satu dengan Negara yang lain yang saling membutuhkan dan menguntungkan. Di
Indonesia sendiri perdagangan antar Negara sudah ada sejak jaman Sriwijaya yang
perdagangannya sampai ke India dan Tiongkok (Cina). Untuk tingkat perkembangan
internasional, perdagangan maju pesat sejak Colombus menemukan benua Amerika dan
Vasco Dae Gamma sampai ke India. Bangsa Eropa dan Amerika pada jaman dahulu ke
wilayah Asia Tenggara terutama untuk mencari rempah-rempah.
2.  Timbulnya Perdagangan Antar Negara
Untuk memenuhi segala yang dibutuhkan rakyat dan pemerintahnya, Negara tersebut
harus mengadakan hubungan ekonomi dengan lain. Maka timbullah hubungan ekonomi
antar Negara atau hubungan ekonomi internasional.
a.   Faktor yang mempengaruhi hubungan antar Negara :
1.   Iklim dan keadaan tanah, hal ini menyebabkan sumber alam dan hasilnya yang
berbeda-beda
2.  Kebudayaan Negara yang berbeda-beda
b.  Dari keempat faktor tersebut dapat dijabarkan bahwa perdagangan antar Negara
disebabkan karena :
1.  Tidak setiap Negara mampu memenuhi kebutuhan sendiri
2.  Tidak setiap Negara mampu memproduksi sendiri
3.  Adanya kelebvihan hasil produksi suatu Negara
4.  Adanya kemampuan SDM yang berbeda, hingga mempengaruhi teknologi yang
dikuasai
5. Kemampuan modal yang dimiliki berbeda-beda
6. Ada suatu Negara yang kekurangan hasil produksi
3.  Manfaat Perdagangan Antar Negara
Secara ekonomis, tujuan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan.
Cara yang dilaksanakan adalah mengekspor dan mengimpor barang.
·  Mengekspor barang-barang yang dapat diproduksi di dalam negeri dengan cara yang
efisien, dengan biaya yang murah tetapi dengan mutu yang baik.
·   Mengimpor barang-barang yang dibutuhkan dengan kualitas baik, tetapi dngan harga
yang lebih murah daripada kalau diproduksi sendiri.
Manfaat perdagangan antar Negara :
a.  Kebutuhan setiap Negara terpenuhi
b.  Negara pengekspor memperoleh keuntungan
c.  Setiap Negara dapat mengadakan specialisasi produksi
d.  Dapat mendorong produksi secara besar-besaran
e.  Meningkatkan hubungan persahabatan antar Negara
f.   Dapat mendorong kemajuan IPTEK
4.  Hambatan Perdagangan Antar Negara
a.  Adanya perbedaan mata uang
b.  Pembayaran antar Negara beresiko besar
c.   Kebijaksanaan impor yang dilakukan suatu Negara (kouta, proteksi, tarif, dsb)
d.   Perang dan resensi
e.   Adanya persamaan barang ekspor
f.   Organisasi ekonomi regional lebih mementingkan kelompok anggotanya
g.   Proses ekspor memerlukan waktu lama
h.   Negara agraris sulit mengembangkan perdagangan
i.    Perekonomian Negara berkembang terdesak Negara maju
Untuk Negara Indonesia saat ini yang menjadi hambatan perdagangan internasional
antara lain :
Ø  Nilai rupiah yang kurang stabil, menimbulkan keragua-raguan ekspor impor
Ø  LC (Letter of Credit = lembaga penjamin ekspor impor) kurang mendapat
kepercayaan
Ø  Stabilitas politik labil, sehingga investor enggan menanam modal
Ø  Cadangan devisa menipis, yang menyebabkan kesulitan melakukan perdagangan
internasional dan sebagian untuik membayar hutang.
5.       Perbedaan Perdagangan Dalam Negeri Pewrdagangan Antar Negara
Perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan alat pembayaran dan cara
pembayarannya
Letak
No. Perbedaan Dalam Negeri Luar Negeri
Jenis uang sama Jenis mata uang berbeda
sehingga tidak sehingga harus
Alat mengalami menggunakan kurs mata
1 pembayaran kesulitan uang
Tidak dapat dilakukan
secara langsung, maka
cara yang digunakan
Dapat dibayarkan adalah, wasel dagang,
secara langsung clearing internasional,
karena tinggal telegraphic transfer,
Cara dalam satu kompensasi pribadi,
2 pembayaran negara menggunakan LC
6.       Komodity Ekspor dan Impor Indonesia
a.       Barang-barang ekspor meliputi :
1.       Hasil tambang            :     minyak bumi, gas alam, batu bara, besi, baja,
alumunium, dan tembaga
2.       Hasil hutan                  :   industry kayu gergajian, kayu lapis, mebel dan rotan
3.       Hasil kebun                 :   teh, karet, coklat, kina dan tembakau
4.       Hasil pertanian          :  sayuran dan buah-buahan
5.       Hasil industry             :  tekstil, kain tenun, pakaian jadi dan sepatu
b.      Barang-barang impor meliputi :
1.       Hasil industri              :  kendaraan bermotor, mobil, perahu, mesin, traktor
2.       Hasil pertanian          :  gandum, beras dan buah-buahan
3.       Hasil perkebunan     :  yute dan gula tebus
ALAT PEMBAYARAN ANTAR NEGARA
Dalam perdagangan antar Negara pembayaran tidak dapat dilakuakan secara langsung,
karena perbedaan tempat tinggal dan perbedaan mata uang, sehingga diperlukan
kesepakatan jenis alat pembayarannya atau mengacu pada jenis alat pembayaran yang
berlaku secara internasional.
Alat pembayaran yang digunakan secaracinternasional adalah devisa, sedangkam jenis
mata uang yang digunakan sebagai patokan/standar mata uang adalah $US (dollar
Amerika).
1.       Alat Pembayaran Antar Negara
a.            Pengertian
Devisa adalah alat pembayaran internasional/luar negeri yang sah, sehingga bagi Negara
yang terlibat dalam perdagangan internasional harus mengakui adanya perbedaan jenis
mata uang masing-masing Negara.
Wujud devisa antara lain :
·   Emas
·  Uang asing
·  Wasel asing
·  Tagihan luar negeri (piutang luar negeri)
b.  Fungsi devisa
Semakin besar suatu Negara mempunyai devisa, semakin mudah pula melakuakan
perdagangan antar Negara. Syarat utama suatu Negara dapat memiliki devisa adalah
harus melakukan ekspor dan impor.
Fungsi devisa :
·  Sebagai alat pembayaran luar negeri yang sah
·  Sebagai alat untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
·  Sebagai alat untuk mengatasi kesulitan ekonomi negara
c. Sumber perolehan devisa
1.  Ekspor
Ekspor merupakan sumber utaa devisa
2.  Penyelenggaraan jasa
Misalnya bandara untuk pesawat asing, menyewakan gudang dipelabuhan untuk
menyimpan barang ekspor impor
3.  Pariwisata
Wisatawan dari mancanegara yang dating ke Indonesia akan mendatangkan devisa
karena mereka akan menukarkan mata uang asing ke Rupiah
4.  Hadiah dan bantuan dari luar negeri
Bantuan luar negeri maupun hadiah dapat menambah besarnya devisa
5.  Pinjaman luar negeri
Pinjaman merupakan tambahan devisa, biasanya pinjaman dipergunakan untuk
membayar barang impor
6. Kiriman uang asing
Orang-orang Indonesia yang bekerja di Luar negeri, yang mengirimkan uang ke
Indonesia merupakan tambahan devisa
d.  Faktor-faktor yang mengurangi devisa
1.  Devisa neraca pembayaran, disini pengeluaran pemerintah lebih besar daripada
penerimanya (impor lebih besar dari ekspornya)
2.  Menurunya surplus neraca pembayaran
3.  Adanya apresiasi mata uang yang kuat
e.    Tujuan penggunaan devisa
·    Membayar impor barang
·    Memperoleh jasa dari luar negeri
·    Membiayai pelajar-pelajar yang sekolah di luar negeri
·    Membiayai kedutaan dan konsulat di luar negeri
·    Membiayai perjalanan dinas dan kunjungan resmi pejabat pemerintah ke luar negeri
·    Membiayai misi kesenian dan olah raga ke luar negeri
2.  Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran
a.   Neraca perdagangan adalah salah satu daftar perbandingan jumlah ekspor dengan
jumlah suatu Negara dalam waktu satu tahun.
b.  Neraca perdagangan adalah suatu daftar perbandingan jumlah pengeluaran dan
jumlah pemasukan suatu Negara dalam waktu satu tahun.
3.  Biro Lalu Lintas Devisa (BLLD)
Sebelumnya lembaga ini, disebut Lembaga Alat Pembayaran Luar Negeri (LAAPLN)
yang bertugas mengawasi devisa di Indonesia.
Tugas-tugas BLLD adalah :
a.  Berusaha menambah pemasukan devisa
b.  Mengawasi penggunaan devisa
4.  Kebijaksanaan Perdagangan Internasional
Adalah segala aktifitas pemerintah yang bertujuan untuk mengatur perdagangan
internasional. Beberapa kebijaksanaan dalam negeri pemerintah mengambil
kebijaksanaan antara lain :
a.    Di bidang Impor
1.  Pengenaan tarif impor, dengan tujuan :
·   Untuk melindungi produksi dalam negeri
·   Untuk meningkatkan sumber pendapatan Negara
·   Untuk menjaga stabilitas neraca pembayaran
2.  Quota (pembatasan impor), yaitu penjatahan impor dengan menentukan barang yang
boleh diimpor.
3. Pelarangan impor (embago), yaitu larangan impor terhadap beberapa barang tertentu.
4.  Pengendalian devisa, yaitu kebijaksanaan pemerintah untuk menguasai devisa agar
dapat mengendalikan dan mengawasi penggunaan devisa.
b.    Di bidang ekspor
1.  Subsidi ekspor, bertujuan untukmeningkatkan ekspor untuk barang-barang tertentu
2.  Penyesuaian kurs mata uang asing yaitu mengatur alat-alat pembayaran luar negeri
3.  Perjanjian internasional barang ekspor yaitu perjanjian yang diadakan Negara
pengekspor barang yang sama dengan tujuan menghilangkan sikap persaingan dan
memperkuat kedaulatan di pasaran internasional
4.  Pembatasan ekspor yaitu kebijaksanaan pembatasan ekspor untuk barang-barang
tertentu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.  

IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan

V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar

2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama

3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya

VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX

VII Penilaian
Tes Tulis, Penugasan dan Observasi
Banjar, 15 Juli 2019

Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS

Pansyah,SP Sabrina Maulida,S.Pd

Anda mungkin juga menyukai