I Tujuan Pembelajaran
1. Warga Belajar dapat mengidentifikasi ciri-ciri negara berkembang dan negara maju.
2. Warga belajar dapat membuat peta wilayah negara berkembang dan negara maju.
3. Warga Belajar dapat memberi contoh negara-negara yang tergolong kedalam negara
berkembang dan negara maju beserta alasannya.
II Materi Pokok
Ciri-ciri negara berkembang dan negara maju.
Persebaran negara-negara berkembang dan negara-negara maju di dunia.
Negara-negara yang digolongkan sebagai negara berkembang dan negara maju.
Contoh negara maju antara lain adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang.
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis dan Tes Unjuk Kerja
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS
Perang Dunia II di Asia dan Pasifik serta pendudukan militer Jepang di Indonesia
1. Perang Dunia II di Kawasan Asia Pasifik
Perang Asia Pasifik disebut juga Perang Asia Timur Raya merupakan Perang Dunia II (1939
- 1945) yang terjadi di wilayah Asia Pasifik merupakan pertempuran antara Jepang dengan
Blok Sekutu. Perang Dunia II di Asia Pasifik diawali dengan peristiwa penyerangan Jepang
tehadap pangkalan angkatan laut AS di Pearl Harbour Hawai (7 Desember 1941).
Setelah menguasai Pearl Harbour, Jepang melakukan ekspansi ke kawasan Asia - Pasifik dan
dalam waktu singkat Jepang berhasil menguasai negara-negara di kawasan Asia - Pasifik,
selain itu Jepang juga berhasil menguasai atau menumbangkan kekuasaan barat di negara-
negara Asia - Pasifik.
Keberhasilan Jepang dalam menumbangkan kekuasaan lawannya di kawasan Asia Pasifik,
seperti :
a. Di kawasan Asia Tenggara
Kekuasaan Jepang di kawasan Asia Tenggara berikut diantaranya :
1) Kekuasaan Inggris di Burma, Malaya, dan Singapura.
2) kekuasaan Perancis di Indo Cina (Vietnam, Laos, dan Kamboja).
3) kekuasaan Amerika Serikat di Philipina.
4) Kekuasaan Belanda di Indonesia.
b. Di kawasan Pasifik
Beberapa kepulauan sudah berhasil dikuasai Jepang, berikut diantaranya :
Kepulauan Kuril, Kepulauan Marshall, Gilbert, Laut Bismarck, Papua Utara, Kepulauan
Aleut, Midway, Carolina, Kepulauan Mariana, Kepulauan Solomon, Saipan, Guam, dan Laut
Koral.
Dalam menghadapi ekspansi Jepang, negara-negara Sekutu menggabungkan diri ke dalam
front ABCD (Amerika, British/Inggris, Cina, Dutch,/Belanda). Selain itu juga dibentuk
ABDACOM (Amerika, British, Dutch, Australian Comand). Perang Asia pasifik pihak
Sekutu dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur dari Amerika Serikat (AS) dengan pusat
pertahanan di Australia.
2. Kronologi Singkat Perang Dunia II di Asia - Pasifik
Front Pasifik
Tahun 1941
7 Desember : Pesawat Jepang memborbardir pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat
di Pearl Harbour, Hawai.
8 Desember : Amerika Serikat, Inggris dan Kanada mengumumkan perang kepada
Jepang.
Tahun 1942
15 Februari : Singapura jatuh ke tangan Jepang.
26 - 28 Februari : Armada laut Jepang mengalahkan kekuatan laut sekutu dalam
pertempuran laut Jawa.
9 April : Pasukan Amerika Serikat dan Filipina menyerah di semenanjung Bataan.
18 April : Armada udara Amerika Serikat mengebom Tokyo dalam serangan Doolitle.
4 - 8 Mei : Armada laut Sekutu membendung serangan Jepang dalam pertempuran
Terumbu Karang.
4 - 6 Juni : Pasukan Sekutu mengalahkan Jepang dalam Pertempuran Midway.
7 Agustus : Pasukan marinir Amerika Serikat mendarat di Guadalcanal.
8 Maret : Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati
Tahun 1943
20 Nvember : Pasukan Amerika Serikat menyerang Tarawa.
Tahun 1944
19 - 20 Juni : Angkatan laut Amerika Serikat mengalahkan Jepang dalam pertempuran di
Filipina.
18 Juli : Perdana Menteri Tojo mengundurkan diri.
20 Oktober : Pasukan Sekutu mendarat di Filipina.
23 - 26 Oktober : Pasukan Sekutu menghancurkan armada laut Jepang dalam
pertempuran Teluk Leyte di Filipina.
Tahun 1945
16 Maret : Pasukan marinir Amerika Serikat merebut Iwo Jima.
21 Juni : Pasukan marinir Amerika Serikat merebut Okinawa.
6 Agustus : Bom atom dijatuhkan di Hiroshima.
9 Agustus : Bom atom dijatuhkan di Nagasaki.
14 Agustus : Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu.
2 September : Jepang menandatangani perjanjian di kapal perang U.S.S Missouri di
Teluk Tokyo.
3. Pendudukan Jepang di Indonesia
a. Latar Belakang Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Restorasi Meiji Teno (1868). Pembaharuan menuju kemajuan yang dilaksanakan pada
masa Restorasi Meiji menjadikan Jepang berkembang sebagai negara industri modern,
perdagangan , dan militer. Sejajar dengan bangsa-bangsa barat, hal tersebut mendorong
Jepang mengembangkan imperealismenya.
2. Berkembangnya paham Hakko Ichi U (Dunia merupakan satu keluarga), hal tersebut
memacu Jepang menjadi pemimpin dunia.
3. Faktor ekonomi (Jepang menjadi negara industri terbesar di Asia), mendorong Jepang
melakukan ekspansi untuk :
o a. Mencari bahan baku (mentah).
o b. Tempat pemasaran hasil industri.
b. Tujuan Pendudukan Jepang di Indonesia
Tujuan Jepang menduduki Indonesia adalah :
1) Indonesia dijadikan sumber bahan mentah dan pemasaran hasil industri.
2) Indonesia mempunyai posisi yang strategis dan kaya akan bahan mentah, sehngga dijadikan
kantong dan gudang perbekalan untuk menunjang perang Asia Pasifik.
3) Indonesia dijadikan pusat pertahanan perang melawan Sekutu.
4) Indonesia dijadikan sumber tenaga untuk melawan Sekutu.
c. Kedatangan Jepang di Indonesia
Usaha Jepang untuk merebut Indonesia yang dikuasai oleh Belanda, melalui cara
menyerbu daerah-daerah Indonesia.
Penyerbuan Jepang di wilayah Pulau Jawa dipimpin oleh Jenderal Imamura.
Saat menyerbu Pulau Jawa pasukan Jepang mendarat di tiga tempat berbeda yaitu : Di
Bojonegoro Banten, Eretan Indramayu, Kragan Rembang selanjutnya menyerbu
daerah/pusat-pusat pemerintah Hindia Belanda.
Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati
Subang (Jawa Barat).
Penyerahan kekuasaan dilakukan oleh Letjen Ter Poorten (Panglima Belanda) kepada
Jenderal Histosyi Imamura (Jepang) disaksiakan Gubernur Jenderal HB Jenderal Carda
Van Starken.
Setelah menguasai Indonesia kemudian Jepang membagi Indonesia menjadi 3 wilayah
pertahanan, yaitu :
o 1) Wilayah I, Jawa Gunseikanbu bermarkas di Jakarta oleh Rikugun (Angkatan
Darat) wilayahnya : Jawa dan Madura.
o 2) Wilayah II, Sumatera Gunsei Kanbu bermarkas di Bukittinggi oleh Rikugun
(Angkatan Darat) wilayahnya : Sumatera.
o 3) Wilayah III, daerah Kaigun (Angkatan Laut) bermarkas di Ujung Pandang
wilayahnya : Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya.
d. Politik Jepang di Indonesia
Dalam melaksanakan penjajahan di Indonesia, Jepang bersisi dua yaitu :
1. Menarik simpati dan mencari dukungan rakyat Indonesia guna membantu menghadapi
Sekutu.
2. Pemerasan sumber kekayaan alam dan sumber tenaga manusia.
A. Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang
Pada mulanya kedatangan Jepang disambut baik oleh bangsa Indonesia, karena berusaha
menarik simpati beberapa diantaranya yaitu :
1) Melakukan propaganda palsu yaitu mempropagandakan gerakan 3A (Nippon Cahaya Asia,
Nippon Pelindung Asia, Nippon Pelindung Asia).
2) Bendera Merah Putih, Lagu Indonesia Raya boleh dikibarkan dan dinyanyikan bersama
Hinomaru dan Kimigayo.
3) Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa resmi disamping bahasa Jepang.
4) Mengikutsertakan orang-orang Indonesia dalam organisasi atau lembaga pemerintah Jepang.
5) Mempercayai umat Islam (MIAI).
1. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang dalam kehidupan ekonomi
Setelah Jepang menduduki Indonesia, selanjutnya melaksanakan pemerasan sumber kekayaan
alam untuk kepentingan pemerintah Jepang.
Beberapa cara pemerasan sumber daya alam yang dilakukan oleh Jepang kepada rakyat
Indonesia.
a. Semua harta peninggalan milik bangsa Belanda disita, seperti : Perkebunan, Bank, Pabrik, dan
Perusahaan-perusahaan vital.
b. Jepang mengawasi dan memonopoli hasil penjualan perkebunan, seperti : Teh, kopi, karet,
dan kina.
c. melancarkan kampanye penyerahan barang-barang dan menambah bahan pangan secara
besar-besaran.
d. Memusnahkan jenis perkebunan yang tidak berguna dan diganti dengan tanaman bahan
pakan.
e. Rakyat hanya diperbolehkan memiliki 40% dari hasil pertanian, sedang 60% lainnya
diserahkan kepada pemerintah Jepang.
f. Rakyat dibebani menanam pohon jarak, yang dimanfaatkan untuk pelumas pesawat terbang
dan pelicin senjata.
Cara dan usaha pemerasan menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan rakyat Indonesia.
2. Pengaruh kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di bidang politik
Pada masa pendudukan Jepang semua kegiatan politik di Indonesia dilarang. Pada tanggal 9
Maret 1942, Jepang mengeluarkan UU untuk membubarkan semua perkumpulan di Indonesia.
Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi, diantaranya :
a. Gerakan 3A (April 1942)
Gerakan 3A dibentuk dan dipimpin oleh Mr. Syamsudin, tepatnya pada bulan April tahun 1942.
Dalam melancarkan propagandanya gerakan 3A bersemboyan sebagai berikut :
1) Nippon Cahaya Asia.
2) Nippon Pelindung Asia.
3) Nippon pemimpin Asia.
Beberapa sebab atau alasan gerakan 3A dibubarkan salah satunya karena kurang mendapat
simpati rakyat maka dari itu oleh Jepang dihentikan gerakan tersebut.
b. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret tahun 1943, yang dipimpin oleh Empat Serangkai yaitu
: Ir. Soekarno, Moh. Hatta, KH. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantoro. Indonesia
memanfaatkan dengan baik gerakan ini salah satunya untuk mencapai kemerdekaan bangsa
Indonesia, dengan alasan tersebut akhirnya PUTERA oleh Jepang dibubarkan karena lebih
bermanfaat terhadap bangsa Indonesia.
c. Chuo Sangi In (Badan Pertimbangan Pusat)
Chuo Sangi In didirikan pada tanggal 5 September tahun 1943, yang beranggotakan 43 orang.
Chuo Sangi In dipimpin oleh : Ir. Soekarno. dan wakilnya oleh : RM. Koesumo Utoyo dan Dr.
Buntaran Martoatmodjo. Chuo Sangi In bertugas dalam memajukan setiap usaha Jepang untuk
memenangkan perang sekaligus memberikan pertimbangan kepada pemerintah Jepang dalam
mengambil keputusan.
d. Organisme islam yang tidak berpolitik dibiarkan oleh Jepang, seperti : MIAI (Majelis Islam
A'la Indonesia), kemudian para tokoh mendirikan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin) yang
dipimpin oleh KH. Hasyim Asyahari.
e. Bulan Desember tahun 1944, didirikan Hizbullah (Organisasi semi militer pemuda Islam).
Kebijakan pemerintah Jepang yang menekan pergerakan nasional Indonesia ternyata tidak
mematahkan semangat, para pemimpin memanfaatkan setiap organisasi bentukan Jepang demi
mewujudkan kemerdekaan.
3. Pengaruh kebijakan pemerintah Jepang dalam kehidupan sosial
Dalam menghadapi perang Pasifik Jepang memerlukan tenaga kerja, untuk menggerakkan
rakyat guna membantu Jepang tersebut dilakukan berbagai cara tersebut :
a. Romusha
Romusha adalah kerja paksa tanpa upah yang dilaksanakan pada masa pendudukan Jepang.
Rakyat Indonesia dipaksa bekerja untuk membangun jalan raya, rel kereta api, terowongan,
pangkalan militer, dan benteng-benteng pertahanan.
b. Kinrohoshi
Kinrohoshi adalah kerja bakti yang lebih mengarah kepada kerja paksa. Wajib kerja bakti ini
diberlakukan bagi pamong desa dan pegawai rendahan.
c. Wajib ikut organisasi semi militer dan resmi militer
Organisasi semi militer seperti :
Seinendan (Barisan Pemuda) didirikan pada tanggal 9 maret tahun 1943.
Fujinkai (Barisan Wanita) didirikan pada bulan Agustus tahun 1943.
Gakutotai (Barisan Pelajar).
Jawa Hokokai (Kebaktian Rakyat Jawa) didirikan pada tanggal 1 Maret tahun 1944.
Syuisintai (Barisan Pelopor) didirikan pada tanggal 24 September tahun 1944.
Organisasi resmi militer seperti :
Heiho (Barisan Pembantu Tentara Jepang) didirikan pada bulan April tahun 1943.
Peta (Pembela Tanah Air) pusat pendidikan peta di Bogor dan berdiri pada bulan
Oktober tahun 1943.
Keibodan (Barisan Pembantu Polisi) Beda tempat beda rasa seperti : Di Sumatera
organisasi ini bernama Bogodan dan di Kalimantan bernama Borneo Kanan Hokokudan.
B. Bentuk-bentuk perlawanan rakyat dan pergerakan kebangsaan Indonesia di berbagai
daerah pada masa pendudukan Jepang
Perjuangan bangsa indonesia dalam melawan Jepang dan memperjuangkan kemerdekaan
dilaksanakan melalui cara, strategi kooperasi, gerakan di bawah tanah (Ilegal), dan
perlawanan bersenjata.
1. Perjuangan dengan cara kooperasi (Bekerjasama dengan pemerintah Jepang), seperti :
a. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)
b. Jawa Hokokai
c. MIAI (Majelis Islam A'la Indonesia)
d. Chuo Sangi In
e. BPUPKI dan PPKI
2. Perjuangan dengan strategi di bawah tanah (Ilegal)
Beberapa kelompok gerakan nasional yang menjalankan strategi gerakan di bawah tanah
seperti :
a. Kelompok Sutan Syahrir
Kegiatan politik dilakukan dengan cara memberi kursus politik kaum pelajar yang ada di
jakarta dan kota-kota besar lainnya.
b. Kelompok Kaigun
Kaigun adalah perhimpunan para pemuda Indonesia yang mempunyai hubungan erat dengan
kepala perwakilan Angkatan Laut (Kaigun) Laksamana Maeda. Di asrama Indonesia
merdeka di Jalan Kebon Sirih 80 Jakarta, para pemuda Kaigun belajar politik, hukum, dan
bela diri (Karate dan Yudo). Tokoh kelompok yang terkenal yaitu : Mr. Ahmad Subarjo, Mr.
AA. Maramis, Dr. Samsi, Sudiro, Wikana, dr. Boentaran, Mr. Gatot dan E. Khairudin.
c. Kelompok Sukarni
Mereka tinggal di asrama angkatan baru di jalan Menteng 31 Jakarta, kelompoknya terdiri
dari : Chaerul Saleh, Adam Malik, Pandu Kartawiguna, dan Nitimiharja.
d. Kelompok Persatuan Mahasiswa
Kelompok ini dipimpin oleh beberapa tokoh seperti : Syarif Thayeb, Eri Sudewo, J. Kuntho,
dan Supeno. Berpusat di Jalan Prapatan Nomor 10 Jakarta.
e. Kelompok Amir Syarifudin
Kelompok pimpinan Amir Syarifudin ini dianggap sebagai pengganggu karena aktivitas
politiknya yang menyudutkan pemerintahan Jepang, karenanya Ia divonis hukuman mati.
Akan tetapi atas bantuan Ir. Soekarno vonis tersebut diubah menjadi hukuman seumur hidup.
3. Perlawanan Bersenjata
a. Perlawanan di Cot Plieng Aceh, yang dipimpin oleh Teungku Abdul Jalil
b. Perlawanan di Sukamanah Singaparna (Banten) Jawa Barat, yang dipimpin oleh KH.
Zainal Mustofa.
c. Perlawanan di Indramayu dan Lohbener (Cirebon) Jawa Barat, yang dipimpin oleh H.
Madriyas, H. Kartiwa, dan Kiai Srengseng.
d. Perlawanan di Senggau Kalimantan Barat, yang dipimpin oleh Utin Fatimah.
e. Perlawanan di Pontianak, yang dipimpin oleh Pang Suma.
f. Perlawanan di Biak Irian Barat, yang dipimpin oleh L. Rumkorem.
g. Perlawanan Peta Giguyun, seperti :
Daerah Cilacap Jawa Tengah, yang dipimpin oleh Khusaeri.
Daerah Aceh, yang dipimpin oleh Teuku Hamid.
Daerah Blitar Jawa Timur, yang dipimpin oleh Soepriyadi dan kawan-kawan.
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis dan Penugasan
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS
2. Pihak Belanda Melancarkan agresi militer terhadap wilayah teritorial Republik Indonesia
A. Agresi Militer pertama Belanda (AMB1) pada tanggal 21 juli - 4 agustus 1947
B. Agresi Militer kedua Belanda (AMB2) pada tanggal 19 desember - 28 Januari 1949
Peran dunia internasional dalam konflik Indonesia- Belanda membantu penyelesaian konflik
Peranan Perserikatan Bangsa-Bangsa
Masuknya kembali Belanda ke Indonesia dengan membonceng Sekutu ternyata berakibat
konflik yang berkepanjangan antara Indonesia dengan Belanda. Untuk itu bangsa Indonesia
berjuang dengan cara diplomasi maupun kekuatan senjata.
Pada tanggal 25 Maret 1947 Indonesia dan Belanda menandatangani Persetujuan Linggajati.
Meskipun persetujuan Linggajati ditandatangani, namun hubungan antara Indonesia dengan
Belanda semakin memburuk.
Pada tanggal 29 Juli 1947 Pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan dari
Singapura sumbangan Palang Merah Malaya (Malaysia) kepada Indonesia ditembak oleh
pesawat Belanda di Yogyakarta.
Gugur dalam peristiwa ini di antaranya Komodor Muda Udara A. Adisutjipto dan Komodor
Muda Udara Dr. Abdurrahman Saleh.
Pada tanggal 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan PBB menerima usul Amerika Serikat
tentang pembentukan Komisi Jasa-Jasa Baik (Committee of Good Offices) untuk membantu
menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda.
Komisi inilah yang kemudian dikenal dengan Komisi Tiga Negara (KTN), yang terdiri atas :
Australia (diwakili oleh Richard C. Kirby), atas pilihan Indonesia,
Belgia (diwakili oleh Paul Van Zeeland), atas pilihan Belanda,
Amerika Serikat (diwakili oleh Dr. Frank Porter
Graham), atas pilihan Australia dan Belgia. Pada tanggal 27 Oktober 1947 KTN tiba di
Jakarta untuk melaksanakan tugasnya.
Perundingan ini dikenal dengan perundingan Renville. Akibat dari perundingan Renville
wilayah Rl semakin sempit dan kehilangan daerah-daerah yang kaya karena diduduki
Belanda.
Konferensi Asia tersebut menghasilkan resolusi yang kemudian disampaikan kepada Dewan
Keamanan PBB. Isi resolusinya antara lain sebagai berikut.
Dengan adanya dukungan dari negara-negara di Asia, Afrika, Arab, dan Australia terhadap
Indonesia, maka pada tanggal 28 Januari 1949 Dewan Keamanan PBB mengeluarkan
resolusi yang disampaikan kepada Indonesia dan Belanda sebagai berikut.
b. Mendesak Belanda untuk membebaskan dengan segera tanpa syarat Presiden dan Wakil
Presiden beserta tawanan politik yang ditahan sejak 17 Desember 1948 di wilayah RI;
pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta dan membantu pengembalian pegawai-
pegawai RI ke Yogyakarta agar mereka dapat menjalankan tugasnya dalam suasana yang
benar-benar bebas.
d. Sebagai tambahan dari putusan Dewan Keamanan, Komisi Tiga Negara diubah menjadi
UNCI (United Nations Commission for Indonesia = Komisi PBB untuk Indonesia dengan
kekuasaan yang lebih besar dan dengan hak mengambil keputusan yang mengikat atas dasar
mayoritas.
Resolusi itu dirasa oleh bangsa Indonesia masih ada kekurangan yakni bahwa Dewan
Keamanan PBB tidak mendesak Belanda untuk mengosongkan daerah-daerah RI selain
Yogyakarta. Di samping itu Dewan Keamanan tidak memberikan sanksi atas pelanggaran
terhadap resolusinya.
Akan tetapi, bangsa Indonesia sebagai bangsa yang cinta damai maka selalu menaati semua
isi resolusi sepanjang sesuai dengan prinsip Indonesia Merdeka dan sikap berperang untuk
mempertahankan diri.
Disamping enam negara tersebut juga dibentuk daerah-darah istimewa/otonom yang terdiri
atas: Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Dayak Besar, Banjar, Kalimantan Tengah,
Bangka, Kalimantan Tenggara, Bangka Belitung, Riau, dan Jawa Tengah. Pembentukan
negara-negara boneka ini menunjukkan betapa besar keinginan Belanda untuk mendominasi
di dalam RIS yang rencananya akan dibentuk kemudian.
Dalam Agresi Militer pertama ini walaupun Belanda berhasil menduduki beberapa daerah
kekuasaan RI akan tetapi secara politis Republik Indonesia naik kedudukannya di mata
dunia. Negara-negara lain merasa simpati seperti Liga Arab yang sejak 18 November 1946
mengakui kemerdekaan Indonesia. Pemerintah Arab Saudi yang semula ragu-ragu
mengakui kemerdekaan Indonesia kemudian mengakui pula. Agresi militer Belanda
terhadap Indonesia mengakibatkan permusuhan negara-negara Arab terhadap Belanda dan
menjadi simpati terhadap Indonesia. Dengan demikian dapat menguatkan kedudukan RI
terutama di kawasan penting secara politik yaitu Timur Tengah. Dengan adanya agresi
militer pertama maka Dewan Keamanan PBB ikut campur tangan dengan membentuk
Komisi Tiga Negara. Melalui serangkaian perundingan yakni Perundingan Renvilledan
Perundingan Kaliurang merupakan upaya untuk mengatasi konflik. Sebagai negara yang
cinta damai Indonesia bersedia berunding, namun Belanda menjawab lagi dengan kekerasan
yakni melakukan agresinya yang kedua.
Perjanjian Renville
Suatu perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari
1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral - USS Renville,
yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8
Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices
for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
Kesepakatan yang diambil dari Perjanjian Renville:
Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai bagian wilayah
RI
Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah
pendudukan Belanda
TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa
Barat dan Jawa Timur ke daerah Indonesia di Yogyakarta
Perjanjian Roem-Roijen
Disebut juga Perjanjian Roem-Van Roijen, yaitu suatu perjanjian antara Indonesia dengan
Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal
7 Mei 1949 di Hotel Des Indes Jakarta. Nama perjanjian diambil dari kedua pemimpin
delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Maksud pertemuan ini adalah untuk
menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi
Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama.
Hasil pertemuan ini adalah:
Angkatan bersenjata RI akan menghentikan semua aktivitas gerilya
Pemerintah RI akan menghadiri Konferensi Meja Bundar (KMB)
Pemerintah RI dikembalikan ke Yogyakarta
Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan
membebaskan semua tawanan perang
Pada tanggal 22 Juni, sebuah pertemuan lain diadakan dan menghasilkan keputusan:
Kedaulatan akan diserahkan kepada Indonesia secara utuh dan tanpa syarat sesuai
perjanjian Renville pada 1948
Belanda dan Indonesia akan mendirikan sebuah persekutuan dengan dasar sukarela dan
persamaan hak
Hindia Belanda akan menyerahkan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban kepada
Indonesia
Konferensi Meja Bundar (KMB)
Dilaksanakan di Den Haag Belanda pada tanggal 23 Agustus sampai 02 Nopember 1949,
yang menghasilkan kesepakatan:
Serah terima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia
Serikat (RIS), kecuali wilayah Papua bagian barat (note: Papua bagian barat bukan bagian
dari serah terima, dan permasalahan ini akan diselesaikan dalam waktu satu tahun)
Dibentuknya sebuah persekutuan Belanda-Indonesia, dengan Monarki Belanda sebagai
kepala negara
Pengambilalihan hutang Hindia Belanda oleh RIS
Pertempuran Surabaya
Pada tanggal 25 Oktober 1945 Brigade 49 di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A W.S.
Mallaby mendarat di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Brigade ini merupakan bagian dari Divisi India ke-23, dibawah pimpinan Jenderal D.C.
Hawthorn. Mereka mendapat tugas melucuti tentara Jepang dan menyelamatkan tawanan
Sekutu.
Rakyat dan pemerintah Jawa Timur di bawah pimpinan Gubernur R.M.T.A Suryo semula
enggan menerima kedatangan Sekutu.
Setelah terjadi insiden di Magelang antara TKR dengan tentara Sekutu maka pada tanggal 2
November 1945 Presiden Soekarno dan Brig.Jend. Bethel mengadakan perundingan
gencatan senjata.
Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan Sekutu mendarat di Sumatera Utara di bawah
pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly. Serdadu Belanda dan NICA ikut membonceng
pasukan ini yang dipersiapkan mengambil alih pemerintahan.
Pasukan Sekutu membebaskan para tawanan atas persetujuan Gubernur Teuku M. Hassan.
Para bekas tawanan ini bersikap congkak sehingga menyebabkan terjadinya insiden di
beberapa tempat.
Achmad Tahir, seorang bekas perwira tentara Sukarela memelopori terbentuknya TKR
Sumatra Tirnur. Pada tanggal l0 Oktober 1945.
Aksi-aksi teror mulai dilakukan oleh Sekutu dan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945
Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai
sudut pinggiran kota Medan.
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis danWawancara
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS
Pertentangan ini dimenangkan oleh golongan unitaris. Pada tanggal 8 Maret 1950, pemerintah
RIS dengan persetujuan Parlemen dan Senat RIS mengeluarkan Undang-Undang Darurat No.
11 tahun 1950 tentang “Tata Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS”.
Berdasarkan Undang-Undang Darurat tersebut berturut-turut negara-negara bagian kembali
menggabungkan diri dengan Republik Indonesia, sehingga sampai tanggal 5 April 1950
negara RIS tinggal terdiri dari tiga negara bagian, yaitu:
1. Republik Indonesia (RI)
2. Negara Sumatra Timur (NST)
3. Negara Indonesia Timur (NIT)
Sementara itu pada tanggal 19 Mei 1950 dicapai kesepakatan antara Pemerintah Republik
Indonesia dengan Pemerintah Republik Indonesia Serikat (NST dan NIT). Kesepakatan
tersebut dinamakan “Piagam Persetujuan” yang berisi sebagai berikut.
1. Kedua pemerintah sepakat untuk membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan
Republik Indonesia berdasarkan proklamasi 17 Agustus 1945.
2. Undang-Undang Dasar yang diperoleh dengan mengubah konstitusi RIS sedemikian rupa
sehingga prinsip-prinsip pokok UUD 1945 dan bagian-bagian yang baik dari konstitusi RIS
termasuk di dalamnya.
3. Dewan menteri harus bersifat parlementer.
4. Presiden adalah Presiden Sukarno, sedangkan jabatan wakil presiden akan dibicarakan
lebih lanjut.
5. Membentuk sebuah panitia yang bertugas menyelenggarakan persetujuan tersebut.
Sesuai dengan Piagam Persetujuan tersebut pemerintah Republik Indonesia dan RIS akan
membentuk panitia bersama. Panitia ini diketuai oleh Menteri Kehakiman RIS yaitu Prof. Dr.
Mr. Supomo dan Abdul Hamid dari pihak Republik Indonesia. Tugas pokoknya yaitu
merancang Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan. Rancangan tersebut berhasil
disusun pada tanggal 20 Juli 1950 untuk selanjutnya diserahkan kepada dewan perwakilan
negara-negara bagian untuk disempurnakan. Akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1950
Rancangan UUD itu diterima baik oleh senat, parlemen RIS, dan KNIP. Pada tanggal 15
Agustus 1950 Presiden Sukarno menandatangani Rancangan UUD tersebut menjadi UUD
Sementara Negara Kesatuan Republik Indonesia atau lebih dikenal sebagai UUDS 1950.
Pada hari itu juga, dalam rapat gabungan parlemen dan senat RIS, Presiden RIS Ir. Soekarno
membacakan piagam terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rakyat Indonesia merayakan tanggal 17 Agustus 1950
itu dengan meriah sebagai ulang tahun kemerdekaan yang ke-5.
Berbagai peristiwa yang berhubungan dengan Pemilihan Umum 1955 di tingkat pusat dan
daerah
a. Alasan dilaksanakannya Pemilu 1955 :
- Masyarakat diliputi suasana prustrasi dan kegelisahan Sosial Politik
- Partai-partai hanya memperjuangkan kepentingan golongannya
b. Waktu Pelaksanaan Pemilu:
Pemilu 1955 dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:
- Tahap I (29 September 1955) untuk memilih anggota DPR
- Tahap II (15 Desember 1955) untuk memilih anggota Konstituante
c. Partai Pemenang Pemilu 1955:
Partai-partai tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Majelis Syuro Muslimin
Indonesia (Masyusmi), Nahdatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI)
Dekrit Presiden 5 Juli 1955 dan pengaruh yang ditimbulkannya
Alasan dikeluarkannya Dekret Presiden :
- Anjuran kembali pada UUD 1945 tidak memperoleh keputusan dan konstituante
- Konstituante tidak lagi menyelesaikan tugasnya
- Kemelut dalam konstituante membahayakan persatuan
Sisi Negatif:
- Memberikan kekuasaan yang besar kepada presiden, terhadap MPR maupun lembaga
tinggi Negara lainnya
- Memberi peluang kalangan militer berpolitik
Dampak persoalan hubungan pusat –daerah persaingan ideologis ,dan pergolakan sosial –
politik lainnya terhadap kehidupan politik nasional dan daerah sampai awal tahun 1960 an
1. Tidak harmonisnya hubungan pusat dan daerah
Ketidakharmonisan ini disebabkan oleh masalah otonomi dan perimbangan keuangan.
Bentuk ketidak puasan daerah terhadap pusat diantaranya:
Para panglima militer di daerah membentuk beberapa dewan sebagai bentuk oposisi terhadap
pusat. Adapun dewan-dewan tersebut adalah:
a. Dewan Banteng di Padang (Sumatera Barat) yang dipimpin oleh Letnan Kolonel
Achmad Husein.
b. Dewan Gajah Di Medan, Sumatera Utara yang dipimpin oleh Kolonel Simbolon.
c. Dewan Garuda Di Sumatera Selatan berdiri yang dipimpin oleh Kolonel Barlian.
d. Dewan Manguni Di Manado, Sulawesi Utara berdiri yang dipimpin oleh Kolonel Ventje
Sumua
2. Persaingan Golongan Agama dan Nasionalis
Persaingan ini terjadi antara kelompok Islam dan kelompok nasionalis/sosialis/non Islam
mulai terasa sejak tahun 1950.
Hal ini ditandai dengan silih bergantinya kabinet.
a. Kabinet Natsir (6 September 1950-20 Maret 1951)
Kabinet ini dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Natsir dari Masyumi.
b. Kabinet Sukiman (tanggal 26 April 1951- Februari 1952)
Kabinet ini mulai resmi dipimpin oleh Dr. Sukiman Wirjosandjojo (Masyumi) dan Suwirjo
(PNI).
c. Kabinet Wilopo (April 1952-2 Juni 1953)
Kabinet ini dipimpin oleh Mr.Wilopo dari PNI.
d. Kabinet Ali Sastroamidjoyo I (31 Juli 1953 – 24 Juli 1955)
Kabinet ini dipimpin oleh Mr. Ali Sastroamidjoyo dari unsur PNI sebagai Perdana Menteri.
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Unjuk Kerja, Tes Tulis dan Penugasan
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS
a. Perubahan Penduduk
Setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di antaranya adalah interaksi sosial
dan sosialisasi. Dengan begitu secara cepat maupun lambat akan merubah pola pemikiran
mereka dan tingkat pengetahuan yang akan lebih mempercepat proses perubahan. Di samping
itu, perubahan penduduk yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk pada
suatu daerah mengakibatkan kadar keramahtamahan akan menurun, kelompok sekunder akan
bertambah banyak jumlahnya, struktur kelembagaan menjadi lebih rumit, dan bentuk-bentuk
perubahan yang lainnya.
b. Penemuan-Penemuan Baru
Penemuan merupakan tambahan pengetahuan terhadap perbendaharaan pengetahuan dunia
yang telah diverifikasi. Penemuan menambahkan sesuatu yang baru pada kebudayaan karena
meskipun kenyataan tersebut sudah lama ada, namun kenyataan itu baru menjadi bagian
setelah kenyataan tersebut ditemukan. Penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan
sosial jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan baru
dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan yang
besar.
Penemuan baru yang menyebabkan perubahan pada masyarakat meliputi berbagai proses
berikut ini.
1) Discovery, yaitu suatu penemuan unsur kebudayaan baru oleh seorang individu atau
serangkaian individu dalam suatu masyarakat. Unsur baru itu dapat berupa alat-alat baru
ataupun ide-ide baru.
2) Invention, yaitu bentuk pengembangan dari suatu discovery, sehingga penemuan baru itu
mendapatkan bentuk yang dapat diterapkan atau difungsikan. Proses
dari discovery menjadiinvention sering tidak hanya melibatkan satu atau dua individu, tetapi
serangkaian individu. Discovery baru akan menjadi invention jika masyarakat sudah
mengakui, menerima, serta menerapkan penemuan baru itu.
3) Inovasi atau proses pembaruan, yaitu suatu proses panjang yang meliputi suatu penemuan
unsur baru, jalannya unsur baru itu tersebar ke bagian-bagian masyarakat, serta cara-cara
unsure baru itu diterima, dipelajari, dan akhirnya diterapkan oleh sebagian besar warga
masyarakat. Di dalam masyarakat dikatakan telah terjadi inovasi apabila unsur atau alat baru
yang ditemukan telah banyak dikenal dan dipakai secara luas oleh warga masyarakat.
Ada beberapa pendapat dari para ahli mengenai konsep discovery, invention, dan inovasi.
1) Ralph Linton, mengartikan discovery sebagai penemuan yang bersifat penambahan pada
pengetahuan, dan invention sebagai penerapan dari pengetahuan tersebut.
2) Harison, menjelaskan discovery sebagai penemuan benda atau material baru dan bersifat
dasar, artinya belum jadi karena belum memiliki bentuk. Sedangkan invention sebagai
penemuan benda atau barang yang masih sederhana, namun sudah mempunyai konstruksi dan
bentuk tertentu, seperti penemuan kapak tangan buatan masyarakat yang berkebudayaan
prasejarah.
3) Dixon, menyampaikan pengertian discovery dan invention secara lebih luas. Menurutnya,
baik discovery maupun invention keduanya dapat menimbulkan hasil yang bersifat materiil
maupun nonmateriil. Dalam hal ini Dixon membedakan antara discovery dan invention dari
sisi motivasi dan tujuan yang menunjukkan terdapatnya faktor-faktor yang memengaruhi
inovasi, yaitu faktor kesempatan, pengamatan, penilaian, kebutuhan, dan keinginan.
4) Hobart Barnet, memandang inovasi sebagai rekombinasi dari ide-ide yang ada
sebelumnya, kemudian membentuk ide baru. Atau dengan kata lain inovasi adalah
konfigurasi mental yang ada pada individu tertentu.
5) Parsudi Suparlan, menyatakan bahwa discovery adalah suatu penemuan baru yang
berupa persepsi mengenai hakikat suatu gejala atau hakikat mengenai hubungan antara dua
gejala atau lebih. Sedangkan invention adalah ciptaan baru yang berupa benda atau
pengetahuan yang diperoleh melalui proses penciptaan yang didasarkan atas kombinasi dari
pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada mengenai benda atau lainnya.
Ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk melakukan penemuan atau pembaruan
terhadap suatu hal, di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Kesadaran dari para individu akan adanya kekurangan dalam kebudayaannya. Individu
tersebut berusaha untuk berbuat sesuatu guna mengisi dan memperbaiki kekurangan yang
ada.
2) Mutu dan keahlian para individu yang bersangkutan akan mendorong terjadinya penemuan
baru. Apabila seorang ahli ingin meningkatkan mutu dari hasil karyanya, maka
mendorongnya untuk senantiasa mengoreksi hasil karyanya itu.
3) Adanya sistem perangsang dalam masyarakat yang mendorong mutu. Misalnya dengan
mutu yang dihasilkannya, maka seseorang itu akan mendapatkan penghormatan, kedudukan
yang tinggi, harta kekayaan, dan lain-lain.
4) Adanya krisis dalam masyarakat. Banyak penemuan-penemuan baru yang dihasilkan
ketika terjadi krisis dalam masyarakat.
Suatu penemuan baru, baik kebudayaan rohaniah (imateriil) maupun jasmaniah (materiil)
mempunyai pengaruh bermacam-macam terhadap kehidupan manusia.
1) Suatu penemuan baru tidak hanya menyebabkan perubahan dalam bidang tertentu,
melainkan seringkali memancar ke bidang lainnya.
2) Suatu penemuan baru menyebabkan perubahan yang menjalar dari suatu lembaga ke
lembaga yang lain.
3) Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya
penemuan sepeda, sepeda motor, dan mobil menyebabkan dibangunnya jalan-jalan beraspal.
4) Penemuan baru dalam hal kebudayaan rohaniah (ideologi, kepercayaan, sistem hukum, dan
sebagainya) berpengaruh terhadap lembaga kemasyarakatan, adat istiadat, maupun pola
perilaku sosial.
c. Konflik dalam Masyarakat
Adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, seperti perbedaan ciri-ciri fisik,
kepentingan, pendapat, status sosial ekonomi, suku bangsa, ras, agama, dan lain-lain
seringkali memicu munculnya konflik.
Konflik dapat terjadi antarindividu, antarkelompok, antara individu dengan kelompok, dan
antargenerasi. Konflik antarkelompok, misalnya konflik antarsuku bangsa yang terjadi di
Timika, Papua. Konflik tersebut telah menimbulkan kerusakan, jatuhnya korban jiwa, dan
hancurnya harta benda.
Sebagai proses sosial, konflik memang merupakan proses disosiatif, namun tidak selalu
berakibat negatif. Suatu konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial
biasanya akan diikuti dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial.
Jika demikian, biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum
terjadi konflik.
d. Pemberontakan (Revolusi) dalam Tubuh Masyarakat
Revolusi bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan telah mencapai puncaknya pada
tanggal 17 Agustus 1945 yang ditandai dengan dikumandangkannya proklamasi kemerdekaan
oleh Ir. Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta. Dengan proklamasi bangsa
Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, bebas dari cengkeraman penjajah, serta telah
mengubah struktur pemerintahan kolonial menjadi pemerintahan nasional dengan berbagai
perubahan yang mengikutinya, mulai dari lembaga keluarga, sistem sosial, sistem politik,
sistem ekonomi, dan sebagainya.
2. Faktor Ekstern
Penyebab perubahan sosial selain bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri juga dapat
bersumber dari luar masyarakat itu. Di antaranya adalah faktor alam yang ada di sekitar
masyarakat berubah, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
a. Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah
Alam mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah
penyedia bahan-bahan makanan dan pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan
keindahan. Pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat
merusak alam. Semakin tinggi jumlah penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap
alam. Oleh karena itu akan terjadi perusakan alam. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan
akan perumahan, manusia mengeringkan lahan pertanian untuk membangun rumah.
Akibatnya lahan pertanian menjadi sempit, serta banyak petani yang kehilangan lahan untuk
bertani dan terpaksa bekerja sebagai buruh pabrik atau pekerjaan yang lainnya.
b. Peperangan
Terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan kepribadian dari
individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Betapa tidak,
perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan akan membawa perubahan
dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil. Selain itu akan membawa akibat yang
berarti bagi masyarakat setempat. Hal ini terutama pada masyarakat yang kalah perang,
karena adanya pemaksaan berbagai kebudayaan oleh negara yang menang perang.
c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain
Di era globalisasi sekarang ini, pengaruh kebudayaan masyarakat lain merupakan suatu hal
yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya hubungan kerja sama antarnegara serta sarana
komunikasi dan informasi yang semakin canggih, seperti televisi, radio, dan internet
memudahkan pengaruh kebudayaan masyarakat lain masuk dalam suatu negara. Akibatnya
muncul perubahan pada masyarakat yang menerima pengaruh kebudayaan itu.
Terjadinya pengaruh kebudayaan masyarakat lain yang menyebabkan perubahan sosial
adalah sebagai berikut.
1) Apabila terjadi hubungan primer, maka akan terjadi pengaruh timbal balik. Dengan
demikian, di samping dipengaruhi, suatu masyarakat juga akan memengaruhi masyarakat
lain. Akibatnya muncul kebudayaan baru yang merupakan perpaduan antara dua kebudayaan
yang saling berhubungan. Misalnya wayang yang merupakan perpaduan antara kebudayaan
Jawa dan Hindu (India).
2) Apabila kontak kebudayaan terjadi melalui sarana komunikasi massa, seperti radio,
televisi, majalah atau surat kabar. Dalam hal ini yang terjadi adalah pengaruh sepihak, di
mana pengaruh hanya berasal dari masyarakat yang menguasai sarana komunikasi massa
tersebut.
3) Apabila dua masyarakat yang mengalami kontak kebudayaan mempunyai taraf
kebudayaan yang sama, terkadang yang terjadi justru cultural animosity, yaitu keadaan di
mana dua masyarakat yang meskipun berkebudayaan berbeda dan saling hidup
berdampingan, namun saling menolak pengaruh kebudayaan satu terhadap yang lain.
Biasanya terjadi antara dua masyarakat yang pada masa lalunya mempunyai konflik fisik
ataupun nonfisik.
4) Apabila dua kebudayaan bertemu salah satunya mempunyai taraf yang lebih tinggi, maka
yang terjadi adalah proses imitasi (peniruan) unsur-unsur kebudayaan masyarakat yang telah
maju oleh kebudayaan yang masih rendah.
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt menambahkan beberapa faktor yang turut menjadi
penentu dan kadar perubahan sosial, yaitu lingkungan fisik, kontak dan isolasi, struktur
sosial, sikap dan nilai, serta kebutuhan yang dianggap perlu.
1. Lingkungan Fisik
Sepanjang sejarah, banyak kelompok manusia mengubah lingkungan fisik mereka dengan
melakukan migrasi. Migrasi ke lingkungan yang berbeda menimbulkan perubahan besar
dalam segi kebudayaan. Hal semacam ini terjadi terutama pada masyarakat primitif yang
kehidupan para anggotanya sangat tergantung langsung pada lingkungan fisik. Peradaban
mempermudah perpindahan dan penerapan budaya pada lingkungan baru yang berbeda.
2. Kontak dan Isolasi
Masyarakat yang terletak di persimpangan jalan lalu lintas dunia selalu menjadi pusat
perubahan. Karena kebanyakan unsur budaya dari masyarakat atau negara lain masuk melalui
difusi, maka masyarakat yang mengadakan hubungan dengan masyarakat atau negara lain
itulah yang mudah atau cenderung mengalami perubahan terlebih dahulu. Sedangkan daerah
yang terisolasi merupakan pusat kestabilan, konservatisme, dan penolakan terhadap
perubahan. Hampir semua suku yang sangat primitif juga merupakan suku-suku yang
terisolasi.
3. Struktur Sosial
Struktur masyarakat memengaruhi kadar perubahan masyarakat secara halus dan
pengaruhnya tidak dapat dilihat secara langsung. Meskipun birokrasi kadangkala digunakan
untuk menekan perubahan (biasanya hanya berhasil untuk sementara waktu), namun ternyata
birokrasi yang sangat terpusat justru sangat menunjang pengembangan dan difusi perubahan.
Bilamana suatu kebudayaan sangat terintegrasi sehingga setiap unsur kebudayaan saling
terkait satu sama lainnya dengan baik dalam sistem ketergantungan, maka perubahan akan
sulit terjadi dan mengandung risiko yang besar.
4. Sikap dan Nilai-Nilai
Bagi kita, perubahan merupakan suatu hal yang biasa dan wajar selayaknya air yang
mengalir. Hal itu berbeda dengan kebanyakan orang Barat yang memiliki kebanggaan apabila
dapat melakukan perubahan, dalam arti menghasilkan penemuan-penemuan baru, serta
bersikap progresif dan tidak ketinggalan zaman. Suatu masyarakat yang berubah secara cepat
memiliki sikap berbeda terhadap perubahan. Sikap itu merupakan penyebab dan juga akibat
dari perubahan yang sudah berlangsung.
Selain itu, masyarakat yang berubah secara cepat dapat memahami perubahan sosial. Para
anggota masyarakatnya bersikap skeptis dan kritis terhadap beberapa bagian dari kebudayaan
tradisional mereka dan selalu berupaya melakukan eksperimen-eksperimen baru. Sikap
seperti itu sangat merangsang saran dan penerimaan perubahan di kalangan anggota
masyarakat.
5. Kebutuhan yang Dianggap Perlu
Kebutuhan bersifat subjektif. Kebutuhan dianggap nyata jika orang merasa bahwa kebutuhan
itu memang nyata. Di banyak bagian dunia yang terbelakang dan kekurangan pangan, orang
bukan saja memiliki kebutuhan objektif akan tambahan pangan, tetapi juga memerlukan
berbagai jenis pangan. Jika orang belum merasa butuh, maka orang akan tetap menolak
perubahan, dan hanya kebutuhan yang dianggap perlu oleh masyarakat yang memegang
peran menentukan. Beberapa penemuan praktis terabaikan hingga saat masyarakat
membutuhkan kegunaan dari penemuan tersebut.
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Kuis, Tes Tulis dan Tugas
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS
Nilai mata uang (nilai intrinsik, nilai nominal, nilai internal dan nilai eksternal )
Ditinjau dari pembuatanya
1. Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai uang berdasarkan bahan-bahan pembuatan uang.
2. Nilai nominal
Nilai nominal adalah nilai yang tertera/tertuis pada setiap mata uang yang bersangkutan.
Dari kedua pengertian nilai uang tersebut diatas munculah istilah-istilah sebagai berikut :
Ø Fisudier money yaitu uang yang memiliki nilai nominal lebih besar dari nilai
intrinsiknya.
Contoh : jenis uang kertas, maka uang kertas disebut juga uang kepercayaan (fiduciary)
Alasan mengapa masyarakat mau menerima kertas :
· Pemerintah mau menerima dan menggunakanya
· Memiliki daya beli
· Dilindungi dengan undang-undang
Ø Full bodied money, yaitu uang yang memiliki nominal sama dengan intrinsiknya
Contoh : jenis uang logam
b. Ditinjau dari penggunaannya
1. Nilai internal
Nilai internal uang adalah kemampuan suatu uang apabila ditukarkan dengan sejumlah
barang.
2. Nilai eksternal
Nilai eksternal uang adalah perbandingan nilai mata uang dalam negeri dengan nilai mata
uang negara lain.
b. Bank umum
Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatanya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Dalam pengertian di atas adad dua hal yang perlu
diperhatikan :
1. Usaha serta konvensional, dalam hal ini yang dimaksud adalah usaha bank umum
menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito serta memberikan kredit dalam jangka
pendek.
2. Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam :
a. Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah)
b. Pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musharakat)
c. Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah)
d. Pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah)
Fungsi bank umum
1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang efisien dalam kegiatan ekonomi
2. Menciptakan uang
3. Menghimpun dana dan menyalurkan pada masyarakat
4. Menawarkan jasa-jasa keuangan lainnya
Usaha bank umum
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 usaha bank umum antara lain :
1. Menghimpun dana dari masyarakat
2. Memberikan kredit
3. Menertibkan surat pengakuan hutang
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya
5. Menerima atau antar pihak ketiga
6. Menyediakan tempat untuk penyimpanan barang dan surat berharga
7. Melakukan kegiatan penitipan untuk pihak lain
Jenis bank umum
1. Bank umum milik pemerintah
2. Bank umum milik swasta nasional
3. Bank umum milik swasta asing
c. Bank perkreditan rakyat
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan
prinsip syariah. Kegiatan BPR tidak boleh memberikan jasa lalu lintas pembayaran.
Usaha BPR
1. Menghimpun dana dari masyarakat
2. Memberikan kredit
3. Menyediakan pembiayaan dan menetapkan dana berdasarkan prinsip syariah
4. Menetapkan dana dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia dan atau tabungan pada bak lain
Kegiatan yang tidak boleh dilakuakn BPR
1. Menerima simpanan dalam bentuk giro
2. Ikut serta dalam lalu lintas pembayaran
3. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing
4. Melakukan kegiatan perasuransian
Produk-produk bank
Bank sentral
1. Uang kartal
2. Uang giral
3. Jasa (memberikan kredit pada bank-bank di Indonesia)
b. Bank umum
1. Uang giral
2. Jasa simpanan
3. Jasa pengiriman uang
4. Jasa penukaran uang asing
5. Jasa penitipan barang
c. Bank perkreditan rakyat
1. Jasa kredit
2. Jasa penyimpanan uang
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis, Penugasan dan Observasi
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS
IV Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya Jawab, latihan
V Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Motivasi
Tutor memberikan motivasi bahwa materi yang akan dipelajari adalah mudah karena
berkaitan kehidupan warga belajar sehari-hari.
b. Kontrak belajar
2. Kegiatan Inti
a. Warga Belajar mencatat tugas yang akan diberikan oleh tutor
b. Warga Belajar dapat menggali informasi tentang materi studi pustaka.
c. Warga Belajar bisa bekerja berkelompok atau sendiri-sendiri, namun masing-masing
warga belajar mengerjakan dan menyerahkan tugas individu kepada tutor.
d. Pada pertemuan berikutnya tutor bersama warga belajar membahas tugas bersama-
sama
3. Kegiatan Akhir
a. Tutor dan warga belajar menyimpulkan hasil penugasan
b. Warga Belajar menerima penjelasan materi berikutnya
VI Alat/Bahan/Sumber Belajar
Modul IPS kelas IX
VII Penilaian
Tes Tulis, Penugasan dan Observasi
Banjar, 15 Juli 2019
Mengetahui
Kepala PKBM Banua Tutor IPS