PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini perlombaan untuk menciptakan, menguasai, dan menerapkan teknologi
baru memang telah menempatkan negara-negara berkembang termasuk Indonesia
dalam kedudukan yang tidak menguntungkan karena merekan tidak dapat berada di
baris terdepan. Untuk kebanyakan negara berkembang, teknologi yang baru tidak
dapat dikembangkan sendiri di dalam negeri, tetapi harus diperoleh dari luar. Akan
tetapi, upaya memperolehnya dari luar banyak mengalami hambatan yang berkaitan
dengan masalah hak milik intelektual (property rights) dan atau biaya transfer
teknologi yang ccukup tinggi. Selain itu, kesulitan yang dihadapi juga bersumber pada
keterbatasan sumber keuangan dan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, bagi negara berkembang, kebijaksanaan penguasaan teknologi
yang paling tepat adalah membangun kemampuan penyerapan melalui upaya
transformasi teknologi dalam arti mempelajari, menyesuaikan, dan bila mungkin
memperbaiki teknologi asing yang tersedia dengan tujuan memperoleh keunggulan
kompetitif. Untuk negara berkembang termasuk Indonesia, penyediaan SDM
sebagaimana dimaksud di atas relatif terbatas, hal ini terbukti dari ketidakterpakaian
SDM lokal dan terbukanya arus monilitas (impor) tenaga kerja asing yang semakin
lancar dan intesif. Salah satu cara yang paling efektif dalam penguasaan teknologi
tersebut dengan memperkenalkan teknologi dalam dunia pendidikan.
Pendidikan harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang bukan
sekadar berfungsi sebagai penerima arus informasi akibat perkembangan ilmu dan
teknologi, tetapi ahrus memberikan bekal kepada mereka agar dapat mengelola,
menyesuaikan, dan mengembangkan apa yang diterimanya melalui perkembangan
teknologi tersebut.
Sehingga kini fungsi pendidikan bukan lagi berorientasi sebagai wahana untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang siap pakai saja, namun pendidikan harus
sudah berfungsi sebagai wahana mempersiapkan sumber daya manusia yang adaptif,
yang berarti mampu menerima, menyesuaikan, dan mengembangkan arus perubahan
yang terjadi dalam lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat makalah
mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pendidikan yang terangkum dari
1
2
karya tulis dengan judul “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai Salah Satu
Landasan Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
“Mengapa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dijadikan sebagai salah satu
landasan pendidikan saat ini?”.
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulisan makalah
ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) dijadikan sebagai salah satu landasan pendidikan saat ini.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
a. Sumbangan terhadap perkembangan ilmu bagi dunia pendidikan khususnya
sains dalam melihat sudut pandang teknologi dalam pendidikan.
b. Sebagai bahan acuan khususnya di bidang pendidikan dalam memperbaiki
proses kegiatan belajar mengajar yang mengoptimalkan keberadaan teknologi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada salah satu
kajian landasan pendidikan yakni untuk mengoptimalkan keberadaan teknologi
sehingga mampu menjadi manusia yang lebih adaptif terhadap perubahan.
b. Bagi Pembaca
Memberikan informasi terkait topik yang seringkali muncul di publik yaitu
alasan teknologi dijadikan sebagai salah satu landasan pendidikan baik secara
teoritis maupun praktis.
BAB II
ISI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pendidikan
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dimana dari
akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik ilmu pengetahuan maupun
teknologi. Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma etika.
a. Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil dari kegiatan
sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakuknya baik secara
individu atau kelompok.
b. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuan yang
diakui secara umum dan sifatnya yang universal. Oleh karena itu ilmu dapat
diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan
suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain.
c. Ilmu sebagai paradigma ilmu, karena ilmu selain universal, komunal, juga alat
meyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah menerima
kebenaran.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh
Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah:
3
4
a. Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan,
sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya, dengan
kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan
b. Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
c. Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu
pengetahuan.
5
Sedangkan teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berarti
pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan
pada berbagai cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli :
a. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide,
metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan
tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
b. Menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang
kegiatan manusia”.
Jadi, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan
teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari
ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling
mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.
pointer, alat rekam, dsb. Software berkenaan dengan benda yang dipakai
sehubungan dengan adanya hardware tersebut, seperti rekaman audio atau video,
dokumen berupa powerpoint, atau teks yang dapat diakses di laptop/Handphone,
dan program komputer lainnya.
Di dalam konsep ini teknologi dalam pendidikan khususnya dilihat sebagai
salah satu alat yang dipakai untuk mengatasi kebutuhan tentang software dan
hardware. Alat tersebut dipilih dan didesain dengan tepat untuk mendukung
strategi belajar mengajar tertentu. Alat yang ditentukan untuk diadopsi dengan
tujuan untuk mencapai seperangkat tujuan pengajaran.
Menurut Christine E. Sleeter & Peter L, yang dikutif oleh H.A.R. Tilaar,
(2012, 55) mengatakan bahwa terdapat tiga kekuatan yang dominan yaitu : 1).
Ilmu pengetahuan, 2) Teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan, 3)
informasi. Ketiga kekuatan ini tidak berhubungan lagi secara langsung dengan
nasionalitas. Ilmu pengetahuan tidak perlu menyeberangi tapal batas suatu negara
dan oleh sebab itu tidak lagi memerlukan paspor dan visa. Demikian pula dengan
informasi berhembus kemana-mana tanpa batas dan tidak ada yang dapat
menghentikan atau menghambat. Inilah era informasi dan ilmu pengetahuan yang
memberikan skenario baru yang penuh dengan kemungkinan-kemungkinan .
Kemungkinan-kemungkinan tersebut terus di eksplorasi sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Teknologi informasi telah mengubah kebudayaan negara
menuju kebudayaan global karena sekat-sekat yang mengesolasikan kehidupan
berbagai masyarakat dan negara telah dihapuskan. Kemajuan teknologi telah
mempercepat proses globalisasi dan menuntut penataan kembali kehidupan umat
manusia dalam berbagai segi baik itu ekonomi , perdagangan, aliran modal
maupun lembaga-lembaga kerjasama internasional lainnya.
Seluruh bagian teknologi dari pendidikan terdiri dari aspek–aspek tidak konkret
(intangible aspect) atau underware (sebagai kebalikan dari hardware dan
software). Disini tekanannya ada pada teknik belajar dan teknik mengajar, bukan
pada alat bantu audio visual itu sendiri.
Pada saat pesawat terbang belum ditemukan banyak orang berpikir bahwa
mustahil menerbangkan sesuatu yang lebih berat daripada udara, sehingga
mustahil benda sebesar pesawat terbang sekarang ini dapat terbang. Hal tersebut
merupakan pemikiran orang zaman dahulu sebelum pesawat terbang ditemukan,
tetapi sekarang pemikiran tersebut dipatahkan dengan ditemukannya jet yang
menjadi tenaga pendorong pesawat terbang saat ini.Oleh karena itulah bagaimana
kita mampu membentuk peserta didik yang kreatif, inovatif,berpikir kritis,
problem solver, dan kewirausahaan, hal ini dimungkinkan tentu tidak terlepas dari
ikut andilnya TIK dalam kehidupan dunia pendidikan saat ini.
mengambil bebas teori atau tidak. Data bebas teori dan nilai skripsi dapat
digunakan untuk mengambil keputusan bahwa mahasiswa tersebut berhak lulus
atau tidak. Hasil gabungan dari data nama mahasiswa, IPK, presentase nilai “D”,
dan nilai skripsi barulah dapat dikatakan sebagai sebuah informasi. Posisi TIK
perlu digambarkan, sehingga keberadaanya menjadi jelas.
Posisi TI sering disamakan dengan TIK atau bahkan dianggap lebih luas
dibandingkan dengan TIK, sehingga sering salah dalam menentukan posisinya.
TIK memiliki bidang kajian yang bermacam-macam, karena dalam TIK tidak
hanya membahas masalah teknologi informasi dan komputer, tetapi juga
membahas teknologi komunikasi/telekomunikasi. Adapun kajian TIK menurut
(Diat, Prasojo, 2011) adalah sebagai berikut : 1) e- Learning; 2) manajemen
informasi; 3) teknologi informasi; 4) teknologi komputer; 5) sistem informasi
mamajemen; 6) internet; 7) teknologi telekomunikasi(handpone, telepon,
teknologi kabel dan nirkabel); 8) teknologi jaringan komputer; 9) Sitem keamanan
jaringan komputer; 10) sistem basis data.
a. Teknologi bisa membantu guru mengajar, ini dapat menjadi alat bagi guru
untuk menyampaikan materi pengajaran mereka kepada siswa. Dengan
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, guru bisa mengantarkan
materi pelajaran dengan sangat mudah dan efektif. Guru yang mengajar
menggunakan teknologi biasanya akab lebih mudah mencapain tujuan belajar
mereka.
b. Teknologi akan memicu kreativitas guru. Hal itu bisa menciptakan kreativitas
guru. Guru dapat lebih kreatif dalam menciptakan metode pengajaran. Dengan
itu, mereka akan terdorong untuk menjadi kreatif karena teknologi hanyalah
15
c. alat yang membutuhkan seseorang untuk mengoperasikannya. Tanpa guru, hal
itu tidak dapat mempengaruhi pendidikan secara optimal.
d. Teknologi membantu siswa belajar. Implementasi teknologi dalam pengajaran
dan pembelajaran akan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran. Jika
siswa tertarik dengan apa yang diajarkan guru, tidak perlu meminta siswa
untuk serius dalam belajar karena siswa akan aktif secara otomatis dan tidak
akan merasa bosan karena belajar.
e. Teknologi bisa menciptakan aktivitas belajar yang menarik. Dengan teknologi
guru bisa menciptakan suasana belajar yang mengasyikkan. Hal ini sangat baik
untuk memicu pemahaman siswa dalam belajar sehingga merekan akan
mengerti dengan cepat apa yang disampaikan oleg guru. Selain itu, para siswa
juga tidak akan merasa bosan karena ingin belajar dengan metode belajar yang
menarik.
f. Buat siswa mudah mencari sumber belajar. Informasi teknologi terutama
internet, menyediakan berbagai macam sumber belajar yang bisa diakses oleh
siswa kapan dan dimana saja. Mereka bisa mendapatkan semua referensi yang
mereka butuhkan secara gratis. Semakin banyak mereka belajar dari sumber
yang berbeda, maka akan semakin banyak pula siswa yang akan menjadi
cerdas.
g. Teknologi bisa meningkatkan standar sekolah. Sekolah yang menggunakan
teknologi dalam proses pengajaran akan meningkatkan kualitasnya. Sekolah
akan menjadi sekolah favorit dan menjadi tujuan bagi siswa untuk belajar di
sekolah.
B. Kerangka Berpikir
Kehidupan tidak akan bisa lepas dari perubahan. Begitu pun dengan dunia
pendidikan. Perubahan akan selalu terjadi baik dari segi materi pembelajaran,
kurikulum, maupun sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan agar lebih
maju dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Perihal sarana dan prasarana, erat keterkaitannya dengan teknologi. Sejatinya,
teknologi merupakan penerapan dari hasil berpikir manusia untuk memudahkan
aktivitas manusia itu sendiri. Jadi, teknologi dalam bentuk sederhana sudah digunakan
dalam dunia pendidikan dan pendidikan juga dapat menghasilkan teknologi. Teknologi
dalam pendidikan dahulu bentuk nyatanya adalah papan tulis, kapur, buku, dsb. Di
masa sekarang teknologi itu berkembang, contoh nyatanya dengan adanya laptop,
16
A. Simpulan
Berdasarkan hasil kajian literatur di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa
alasan ilmu pengetahuan dan teknologi dijadikan sebagai landasan pendidikan adalah
tidak lepas dari tuntutan perkembangan zaman yang semakin maju. Makadari itu,
dalam dunia pendidikan yang akan menghasilkan berbagai calon penerus generasi
bangsa di masa depan harus dapat mencetak generasi yang adaptif terhadap perubahan
yang artinya mampu menyesuaikan , menerima, dan mengembangkan arus perubahan
yang terjadi dalam lingkungannya. Teknologi juga menjadi salah satu cara untuk
mempermudah penyampaian informasi dari guru ke murid dengan akses yang lebih
cepat dan efisien.
B. Saran
1. Orang tua harus mengawasi dan membimbing anaknya sebagai peserta didik
dalam penggunaan teknologi apabila peserta didik/anaknya masih di bawah umur.
2. Guru dapat memberikan contoh yang baik dalam penggunaan teknologi di masa
sekarang dengan memberitahukan batasan-batasan penggunaannya kepada peserta
didik agar tidak disalahgunakan.
3. Peserta didik dapat bijak dalam menyikapi kehadiran teknologi dalam dunia
pendidikan. Sehingga manfaat yang dirasakan dapat lebih banyak.
17
DAFTAR PUSTAKA
B. Uno, Hamzah. (2010). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
B. Uno, Hamzah dan Nina Lamatenggo. 2016. Landasan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Budiman, Haris. 2017. Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Mei 2017 P. Lampung.
Tuti, Setiawati. 2018. Peranan Teknologi dalam Dunia Pendidikan. [Online]. Tersedia di :
https://www.kompasiana.com/tutinamaku/5bcaf02643322f2c44578c72/peranan-
teknologi-dalam-dunia-pendidikan?page=all. Diakses pada: 27 November 2019.
18