Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini perlombaan untuk menciptakan, menguasai, dan menerapkan teknologi
baru memang telah menempatkan negara-negara berkembang termasuk Indonesia
dalam kedudukan yang tidak menguntungkan karena merekan tidak dapat berada di
baris terdepan. Untuk kebanyakan negara berkembang, teknologi yang baru tidak
dapat dikembangkan sendiri di dalam negeri, tetapi harus diperoleh dari luar. Akan
tetapi, upaya memperolehnya dari luar banyak mengalami hambatan yang berkaitan
dengan masalah hak milik intelektual (property rights) dan atau biaya transfer
teknologi yang ccukup tinggi. Selain itu, kesulitan yang dihadapi juga bersumber pada
keterbatasan sumber keuangan dan sumber daya manusia.
Oleh karena itu, bagi negara berkembang, kebijaksanaan penguasaan teknologi
yang paling tepat adalah membangun kemampuan penyerapan melalui upaya
transformasi teknologi dalam arti mempelajari, menyesuaikan, dan bila mungkin
memperbaiki teknologi asing yang tersedia dengan tujuan memperoleh keunggulan
kompetitif. Untuk negara berkembang termasuk Indonesia, penyediaan SDM
sebagaimana dimaksud di atas relatif terbatas, hal ini terbukti dari ketidakterpakaian
SDM lokal dan terbukanya arus monilitas (impor) tenaga kerja asing yang semakin
lancar dan intesif. Salah satu cara yang paling efektif dalam penguasaan teknologi
tersebut dengan memperkenalkan teknologi dalam dunia pendidikan.
Pendidikan harus mampu menyiapkan sumber daya manusia yang bukan
sekadar berfungsi sebagai penerima arus informasi akibat perkembangan ilmu dan
teknologi, tetapi ahrus memberikan bekal kepada mereka agar dapat mengelola,
menyesuaikan, dan mengembangkan apa yang diterimanya melalui perkembangan
teknologi tersebut.
Sehingga kini fungsi pendidikan bukan lagi berorientasi sebagai wahana untuk
menyiapkan sumber daya manusia yang siap pakai saja, namun pendidikan harus
sudah berfungsi sebagai wahana mempersiapkan sumber daya manusia yang adaptif,
yang berarti mampu menerima, menyesuaikan, dan mengembangkan arus perubahan
yang terjadi dalam lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat makalah
mengenai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pendidikan yang terangkum dari

1
2

karya tulis dengan judul “Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai Salah Satu
Landasan Pendidikan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu
“Mengapa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dijadikan sebagai salah satu
landasan pendidikan saat ini?”.

C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulisan makalah
ini bertujuan untuk mengetahui alasan mengapa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK) dijadikan sebagai salah satu landasan pendidikan saat ini.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoretis
a. Sumbangan terhadap perkembangan ilmu bagi dunia pendidikan khususnya
sains dalam melihat sudut pandang teknologi dalam pendidikan.
b. Sebagai bahan acuan khususnya di bidang pendidikan dalam memperbaiki
proses kegiatan belajar mengajar yang mengoptimalkan keberadaan teknologi.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan khususnya pada salah satu
kajian landasan pendidikan yakni untuk mengoptimalkan keberadaan teknologi
sehingga mampu menjadi manusia yang lebih adaptif terhadap perubahan.
b. Bagi Pembaca
Memberikan informasi terkait topik yang seringkali muncul di publik yaitu
alasan teknologi dijadikan sebagai salah satu landasan pendidikan baik secara
teoritis maupun praktis.
BAB II
ISI

A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pendidikan
IPTEK adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dimana dari
akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik ilmu pengetahuan maupun
teknologi. Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai
paradigma etika.

a. Ilmu dipandang sebagai proses karena ilmu merupakan hasil dari kegiatan
sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakuknya baik secara
individu atau kelompok.
b. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil metode keilmuan yang
diakui secara umum dan sifatnya yang universal. Oleh karena itu ilmu dapat
diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori yang sudah mapan
suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain.
c. Ilmu sebagai paradigma ilmu, karena ilmu selain universal, komunal, juga alat
meyakinkan sekaligus dapat skeptis, tidak begitu saja mudah menerima
kebenaran.

Istilah ilmu yang dikemukakan di atas berbeda dengan


istilah pengetahuan. Ilmu diperoleh melalui kegiatan metode ilmiah
atau epistemologi. Jadi, epistemologi merupakan pembahasan bagaimana
mendapatkan pengetahuan. Epistemologi ilmu tercermin dalam kegiatan metode
ilmiah. Sedangkan pengetahuan adalah pikiran atau pemahaman di luar atau tanpa
kegiatan metode ilmiah, sifatnya dapat dogmatis, banyak spekulasi dan tidak
berpijak pada kenyataan empiris. Sumber pengetahuan dapat berupa hasil
pengalaman berdasarkan akal sehat (common sense) yang disertai mencoba-coba,
intuisi (pengetahuan yang diperoleh tanpa penalaran) dan wahyu (merupakan
pengetahuan yang diberikan Tuhan kepada para nabi atau utusan-Nya).

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip oleh
Bakhtiar tahun 2005 diantaranya adalah:

3
4

a. Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang


pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya,
maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya
dari dalam.
b. Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
c. Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang
komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang
sederhana.

Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah


pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur
menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa
ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara
bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-
gejala tertentu.

Ilmu pengetahuan menurut Horton, P, B., dan Chester L, H merupakan upaya


pencarian pengetahuan yang dapat diuji dan diandalkan, yang dilakukan secara
sistematis menurut tahap-tahap yang teratur dan berdasarkan prinsip-prinsip serta
prosedur tertentu sedangkan tekonologi adalah penerapan penemuan-penemuan ilmiah
untuk memecahkan masalah-masalah praktis.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh


pengetahuan yang disusun sebagai berikut:

a. Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan,
sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya, dengan
kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan
b. Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan
diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
c. Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu
pengetahuan.
5
Sedangkan teknologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berarti
pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan
pada berbagai cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli :

a. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide,
metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan
tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
b. Menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang
kegiatan manusia”.

Pengertian teknologi secara umum adalah:

1. Proses yang meningkatkan nilai tambah


2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan
meningkatkan kinerja
3. Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan
digunakan.

Jadi, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan
teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari
ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling
mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.

2. Teknologi dalam Pendidikan


Teknologi dalam pendidikan (technology in education) mencakup setiap
kemungkinan sarana (alat) yang digunakan untuk menyajikan informasi. Hal ini
berhubungan erat dengan alat-alat yang dipakai dalam pendidikan dan latihan
seperti smarthphone, televisi, laptop, laboratorium bahasa, dan media yang
diproyeksikan lainnya. Teknologi dalam pendidikan mencakup segala teknologi
yang dipakai dalam pendidikan/pengajaran. Dengan kata lain, teknologi dalam
pendidikan adalah apa yang oleh teknologi pendidikan dipopulerkan dengan nama
alat bantu pandang-dengar (Audio visual aids).
Secara umum, AVA terdiri dari dua komponen yang saling tergantung,
tetapi berbeda satu dengan yang lainnya, yaitu disebut perangkat keras (hardware)
dan perangkat lunak (software). Pengertian hardware adalah yang berhubungan
dengan peralatan yang sesungguhnya, seperti laptop, screen view, proyektor,
6

pointer, alat rekam, dsb. Software berkenaan dengan benda yang dipakai
sehubungan dengan adanya hardware tersebut, seperti rekaman audio atau video,
dokumen berupa powerpoint, atau teks yang dapat diakses di laptop/Handphone,
dan program komputer lainnya.
Di dalam konsep ini teknologi dalam pendidikan khususnya dilihat sebagai
salah satu alat yang dipakai untuk mengatasi kebutuhan tentang software dan
hardware. Alat tersebut dipilih dan didesain dengan tepat untuk mendukung
strategi belajar mengajar tertentu. Alat yang ditentukan untuk diadopsi dengan
tujuan untuk mencapai seperangkat tujuan pengajaran.

Pengertian informasi sering disamakan dengan pengeretian data. Data


adalah sesuatu yang belum diolah dan belum dapat dgiunakan sebagai dasar yang
kuat dalam pengambilan keputusan. Menurut S.P. Siagian, (2002) data merupakan
bahan “mentah”. Sebagai bahan mentah, data merupakan input yang setelah
diolah berubah bentuknya menjadi output yang disebut informasi.Beberapa contoh
data adalah data nama mahasiswa, jumlah kursi, jumlah peserta didik dan lain-
lain. Data nama mahasiswa relatif belum berarti jika digunakan untuk mengambil
keputusan tertentu. Data nama mahasiswa ditambah data IPK mahasiswa dan
presentase nilai “D” dapat digunakan untuk menentukan bahwa mahasiswa
tersebut dapat mengambil bebas teori atau tidak. Data bebas teori dan nilai skripsi
dapat digunakan untuk mengambil keputusan bahwa mahasiswa tersebut berhak
lulus atau tidak. Hasil gabungan dari data nama mahasiswa, IPK, presentase nilai
“D”, dan nilai skripsi barulah dapat dikatakan sebagai sebuah informasi.

Posisi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) perlu digambarkan,


sehingga keberadaanya menjadi jelas. Posisi TI sering disamakan dengan TIK
atau bahkan dianggap lebih luas dibandingkan dengan TIK, sehingga sering salah
dalam menentukan posisinya. TIK memiliki bidang kajian yang bermacam-
macam, karena dalam TIK tidak hanya membahas masalah teknologi informasi
dan komputer, tetapi juga membahas teknologi komunikasi/telekomunikasi.
Adapun kajian TIK menurut Lantip Prosojo, (2011, 3) adalah sebagai berikut : 1)
e-Learning; 2) manajemen informasi; 3) teknologi informasi; 4) teknologi
komputer; 5) sistem informasi mamajemen; 6) internet; 7) teknologi
telekomunikasi(handpone, telepon, teknologi kabel dan nirkabel); 8) teknologi
jaringan komputer; 9) Sitem keamanan jaringan komputer; 10) sistem basis data.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa TI merupakan bagian dari bidang
7
ilmu TIK yang pada implementasinya saling terkait satu sama lainnya. Perubahan
di dalam semua segi kehidupan manusia dewasa ini terutama disebabkan karena
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi . Terjadinya perubahan besar tersebut
oleh karena sumber kekuatan dan kemakmuran suatu masyarakat atau negara
bukan lagi ditentukan oleh luas wilayahnya atau kekayaan sumber daya alamnya
yang melimpah , tetapi telah berpindah kepada penguasaan dan pemanfatan ilmu
pengetahauan dan teknologi.

Menurut Christine E. Sleeter & Peter L, yang dikutif oleh H.A.R. Tilaar,
(2012, 55) mengatakan bahwa terdapat tiga kekuatan yang dominan yaitu : 1).
Ilmu pengetahuan, 2) Teknologi sebagai penerapan ilmu pengetahuan, 3)
informasi. Ketiga kekuatan ini tidak berhubungan lagi secara langsung dengan
nasionalitas. Ilmu pengetahuan tidak perlu menyeberangi tapal batas suatu negara
dan oleh sebab itu tidak lagi memerlukan paspor dan visa. Demikian pula dengan
informasi berhembus kemana-mana tanpa batas dan tidak ada yang dapat
menghentikan atau menghambat. Inilah era informasi dan ilmu pengetahuan yang
memberikan skenario baru yang penuh dengan kemungkinan-kemungkinan .
Kemungkinan-kemungkinan tersebut terus di eksplorasi sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan. Teknologi informasi telah mengubah kebudayaan negara
menuju kebudayaan global karena sekat-sekat yang mengesolasikan kehidupan
berbagai masyarakat dan negara telah dihapuskan. Kemajuan teknologi telah
mempercepat proses globalisasi dan menuntut penataan kembali kehidupan umat
manusia dalam berbagai segi baik itu ekonomi , perdagangan, aliran modal
maupun lembaga-lembaga kerjasama internasional lainnya.

3. Teknologi dari Pendidikan


Para ahli teknologi pendidikan berpendapat bahwa peranan utama teknologi
pendidikan untuk membantu meningkatkan efisiensi menyeluruh proses belajar
mengajar. Hal yang berkaitan dengan efisiensi tersebut antara lain:
a. Meningktkan kualitas belajar atau penguasaan materi belajar;
b. Mempersingkat waktu yang dipakai untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai dalam belajar;
c. Meningkatkan kualitas guru. Artinya, guru dapat lebih memperhatikan siswa
satu per satu dalam jumlah yang banyak tanpa mengurangi kualitas belajar
mengajar;
d. Mengurangi biaya tanpa memengaruhi kualitas belajar.
8

Seluruh bagian teknologi dari pendidikan terdiri dari aspek–aspek tidak konkret
(intangible aspect) atau underware (sebagai kebalikan dari hardware dan
software). Disini tekanannya ada pada teknik belajar dan teknik mengajar, bukan
pada alat bantu audio visual itu sendiri.

4. Peranan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pendidikan


Menurut H. Hamzah B. Uno dan Hj. Nina Lamatenggo, (2011, 61).
Mengatakan bahwa kecendrungan pendidikan di Indonesia di masa mendatang
adalah sebagai berikut :

a. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh


(distance learing). Kemudian untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka
dan jarak jauh perlu dimasukkan sebagai strategi utama;
b. Shareng resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuag
jaringan perpustakaan dan istrumen pendidikan lainnya (guru, laboraturiom)
berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku;
c. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM multi
media dalam pendidikan secara bertahap menggantuikan televisi dan video.
Budiman, Haris (2017) menyatakan bahwa dengan adanya perkembangan
teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan, maka pada saat itu sudah
dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media
internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai
mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadual kuliah,
mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebaganya.
Selain guru, teknologi juga memiliki peran tersendiri terhadap siswa-siswi,
contohnya adalah :
a. Sebagai media pembelajaran daring (online);
b. Sebagai media belajar online dengan cakupan yang lebih luas sebagai
pengganti buku dan digantikan teknologi buku elektronik;
c. Sebagai media belajar kelompok, karena teknologi smartphone yang
dilengkapi aplikasi messenger seperti whatsapp dapat membuat grup antar
siswa agar lebih mudah dalam melakukan diskusi berkelompok tanpa harus
berkumpul;
d. Dengan adanya tenologi untuk metode belajar siswa akan memiliki
pengetahuan yang lebih luas sebagai contoh mesin penelusur google yang
9
e. memiliki banyak sekali artikel dan ilmu di dalamnya yang dapat diakses
dengan mudah;
f. Peran teknologi terhadap siswa lainnya sebagai media untuk mendapatkan
pengumuman dari seoarang guru atau ketua kelas jika ada PR ataupun
pengumuman untuk libur melalui smartphone via SMS ataupun online
messenger atau whatsapp;
g. Lebih ringkas dalam pembelajaran karena materi yang tertera pada teknologi
mesin penunjuk google menujukan apa yang kita cari dalam menemukan
suatu jawaban tanpa memakan waktu lama dan dapat mempersingkat waktu
dalam pencarian artiker atau wacana untuk para siswa-siswi belajar.

Menurut Setiawati, Tuti (2018) bahwa dalam proses pendidikan,


komunikasi dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti
telepon, internet, e-mail dan sebagainya. Interaksi antara guru/dosen dan
siswa/mahasiswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka, tetapi juga
dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Dengan adanya teknologi
informasi sekarang ini guru/ dosen dapat memberikan layanan tanpa harus
berhadapan langsung dengan siswa/mahasiswa. Demikian pula siswa dapat
memperoleh informasi dalam lingkup luas dari berbagai sumber melalui cyber
space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang
paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut ‘cyber teaching’ atau
pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan
internet. Istilah lain yang lebih popular ialah e-learning yaitu suatu model
pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi,
khususnya internet.
Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat
dikelompokan menjadi dua, yaitu: komplementer dan substitusi. Komplementer
mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap muka masih
berjalan, tetapi ditambah dengan model interaksi teknologi informasi (TI).
Sedangkan substitusi, sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan
teknologi informasi (TI).

5. Urgensi Teknologi dalam Pendidikan


a. Kecenderungan Teknologi Pendidikan Masa Sekarang
10

1) Perubahan dari sistem yang berorientasi pada guru/lembaga (teacher


centered approach) ke arah sistem belajar yang berorientasi pada siswa
(student centered approach).
2) Inovasi secara terus menerus ke arah yang lebih edukatif dalam mengajar,
untuk mengolah berbagai sikap dan keterampilan nonkognitif siswa. Dengan
memanfaatkan berbagai metode pembelajaran yang ideal untuk setiap mata
pelajaran.
3) Adanya pertumbuhan yang paling eksplosif dalam penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek pendidikan dan latihan.

b. Inovasi yang Terus-menerus dan Lebih Edukatif dalam Mengajar


Perubahan penerapan kurikulum yang sering dialami dalam pendidikan
nasional kita, dalam satu sisi menimbulkan gejolak pelaksanaan pendidikan di
lapangan, yang terkandung menimbulkan pro dan kontra, tetapi di sisi lain
harus diterima secara positif sebagai konsekuensi dari perubahan zaman. Setiap
perubahan kurikulum, bertujuan untuk mnecari kesempurnaan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Dunia pendidikan sebagai pencetak SDM harus
mampu mengadakan inovasi secara terus-menerus agar menyesuaikan dengan
perkembangan zaman.

6. Penerapan Teknologi Pendidikan di Masa yang akan Datang


a. Pendidikan Prasekolah (Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak)
Pada masa sekarang, pendidikan prasekolah sudah jauh berkembang
dengan hadirnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Program-program belajar
interaktif sudah termuat dalam berbagai jenis teknologi seperti CD, mainan
anak, video, tayangan televisi, maupun smartphone.
Dengan berbagai program tersebut memungkinkan anak belajar
membaca, menulis, dan berhitung sebelum mereka mulai bersekolah. Selain
itu, mereka pun dapat belajar menggunakan teknologi berbagai media
komputer secara lebih luas lagi. Dengan demikian, pada saat mereka masuk
sekolah anak-anaka tidak hanya mengenal teknologi informasi baru tersebut,
tetapi juga telah menguasai proporsi yang nyata dari materi belajar yang telah
mereka pelajari sebelum tahun pertama masuk sekolah formal.
11
b. Pendidikan Dasar
Lembaga pendidikan bukan hanya berfungsi sebagai penyampaian
informasi, melainkan untuk misi pendidikan yaitu memanusiakan manusia.
Meskipun demikian, kita mengharapkan adanya perubahan dalam sistem
pendidikan kita yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi tadi.

c. Pendidikan Sekolah Menengah


Sekolah lanjutan tingkat pertama sudah mengaplikasikan produk-
produk dan teknik dari teknologi informasi baru secara meluas. Laboratorium
yang menggunakan komputer untuk tujuan belajar mengajar, penggunaan
video, audio, gambar digital, dan internet untuk mendapatkan informasi
tambahan pada keperluan belajar baik secara mandiri maupun berkelompok.

d. Pendidikan Sekolah Menengah Atas dan Perguruan Tinggi


Sistem pengajaran di tingkat SMA dan perguruan tinggi akan lebih
mengarah pada sistem pendekatan berorientasi pada siswa, dimana siswa di
dalam mampu memperoleh informasi tidak hanya bergantung pada dari apa
yang disampaikan guru. Sebaliknya, siswa akan terbiasa dengan kegiatan
mandiri, belajar berkelompok, dan juga memanfaatkan sumber belajar seperti
video, gambar digital, dan internet. Mereka akan lebih banyak menggunakan
komputer secara meluas untuk tujuan memperoleh informasi dari berbagai
media dengan program jarak jauh.

7. Implementasi IPTEK dalam Pendidikan

Institusi pendidikan di Indonesia mulai berlomba-lomba mememanfaatkan


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk pendidikan dengan
membangun infrastruktur hardware, jaringan internet, pengadaan sofware dan lain
sebagainya, yang semua itu dilakukan dalam usaha memenuhi kebutuhan akan
metode pembelajaran yang lebih efektif dan efisien. Pelatihan-pelatihan dengan
pemanfaatan aplikasi komputer pun sering diselenggarakan seperti; Intelligent
Tutoring System (ITS), Computer Basad Training (CBT), dan e-Learning System
(Hariningsih, 2005).
12

Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran dalam dunia


pendidikan dari pertemuan tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan
yang lebih ke arah terbuka. Pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes
(fleksibel) , terbuka dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa
pandang faktor jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya.
Pendidikan masa mendatang akan lebih ditentukanoleh jaringan informasi yang
memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukan berorientasi pada gedung
sekolah. Kecenderungan perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan akan
terus terjadi dan berkembang dalam memasuki abad ke- 21 sekarang ini.
Perubahan tersebut antara lain: lebih mudah dalam mencari sumber belajar, lebih
banyak pilihan untuk menggunakan dan memanfaatkan ICT, makin meningkatnya
peran media dan multi media dalam kegiatan pembelajaran. Kecenderungan
perubahan dan inovasi tersebut, memiliki implikasi yang sangat luas dalam dunia
pendidikan, yaitu perubahan dalam program pembaruan dan teknologi
pembelajaran, perubahan dalam program belajar dan pembelajaran dengan
menggunaka metode ekspremental, pengendalian belajar lebih kepada peserta
didik, peningkatan IQ(intelligence quontient) yang diimbangi dengan pembinaan
EQ (emotional qoutient), dan SQ (spiritual qoutient), serta menuntut
pengintegrasian TIK dalam kegiatan pembelajaran.

Teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan apabila digunakan


secara bijak untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat
penting bagi kesejahteraan. Menurut (B. Uno, 2010) mengatakan bahwa
kecendrungan pendidikan di Indonesia di masa mendatang adalah sebagai berikut:

a. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh (distance


learing). Kemudia nuntuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak
jauh perlu dimasukkan sebagai strategi utama;
b. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam sebuah
jaringan perpustakaan dan istrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium)
berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku;
c. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM multi
media dalam pendidikan secara bertahap menggantikan televisi dan video.

Adanya perkembangan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan,


maka pada saat itu sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan
menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan
13
dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat
jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya.
Tujuannya supaya mahasiswa dapat mengoptimalkan keterampilannya, sehingga
dapat diaplikasikan pada mata pelajaran lain sebagai lintas kurikulum (Budiman,
2012).

Perubahan akan tuntutan itulah yang menjadikan dunia pendidikan


memerlukan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajarannya karena banyak
orang mengusulkan dalam pendidikan khususnya pembelajaran, akan tetapi
sedikit sekali orang berbicaratentang solusi pemecahan masalah tentang proses
belajar dan mengajar yang sesuai dengan tuntutan global abad ke 21 saat ini.

Peningkatan kinerja pendidikan di masa mendatang diperlukan sistem


informasi dan teknologi informasi yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana
pendukung, tetapi lebih sebagai senjata utama untuk mendukung keberhasilan
dunia pendidikan sehingga mampu bersaing di pasar global. Pola pikir perlu
dibangun agar dapat mengikuti perkembangan TI yang sangat cepat. Pola pikir
yang dimaksud adalah berpikir diluar kotak(think out of the box).Pada pola pikir
ini dapat digambarkan bahwa dalam penyelesaian masalah menggunakan cara-
cara yang mungkin belum dipikirkan oleh kebanyakan orang.

Pada saat pesawat terbang belum ditemukan banyak orang berpikir bahwa
mustahil menerbangkan sesuatu yang lebih berat daripada udara, sehingga
mustahil benda sebesar pesawat terbang sekarang ini dapat terbang. Hal tersebut
merupakan pemikiran orang zaman dahulu sebelum pesawat terbang ditemukan,
tetapi sekarang pemikiran tersebut dipatahkan dengan ditemukannya jet yang
menjadi tenaga pendorong pesawat terbang saat ini.Oleh karena itulah bagaimana
kita mampu membentuk peserta didik yang kreatif, inovatif,berpikir kritis,
problem solver, dan kewirausahaan, hal ini dimungkinkan tentu tidak terlepas dari
ikut andilnya TIK dalam kehidupan dunia pendidikan saat ini.

Pengertian informasi sering disamakan dengan pengertian data. Data


adalah sesuatu yang belum diolah dan belum dapat digunakan sebagai dasar yang
kuat dalam pengambilan keputusan. Beberapa contoh data adalah data nama
mahasiswa, jumlah kursi, jumlah peserta didik dan lain-lain. Data nama
mahasiswa relatif belum berarti jika digunakan untuk mengambil keputusan
tertentu. Data nama mahasiswa ditambah data IPK mahasiswa dan presentase nilai
“D” dapat digunakan untuk menentukan bahwa mahasiswa tersebut dapat
14

mengambil bebas teori atau tidak. Data bebas teori dan nilai skripsi dapat
digunakan untuk mengambil keputusan bahwa mahasiswa tersebut berhak lulus
atau tidak. Hasil gabungan dari data nama mahasiswa, IPK, presentase nilai “D”,
dan nilai skripsi barulah dapat dikatakan sebagai sebuah informasi. Posisi TIK
perlu digambarkan, sehingga keberadaanya menjadi jelas.

Posisi TI sering disamakan dengan TIK atau bahkan dianggap lebih luas
dibandingkan dengan TIK, sehingga sering salah dalam menentukan posisinya.
TIK memiliki bidang kajian yang bermacam-macam, karena dalam TIK tidak
hanya membahas masalah teknologi informasi dan komputer, tetapi juga
membahas teknologi komunikasi/telekomunikasi. Adapun kajian TIK menurut
(Diat, Prasojo, 2011) adalah sebagai berikut : 1) e- Learning; 2) manajemen
informasi; 3) teknologi informasi; 4) teknologi komputer; 5) sistem informasi
mamajemen; 6) internet; 7) teknologi telekomunikasi(handpone, telepon,
teknologi kabel dan nirkabel); 8) teknologi jaringan komputer; 9) Sitem keamanan
jaringan komputer; 10) sistem basis data.

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa TI merupakan bagian dari bidang


ilmu TIK yang pada implementasinya saling terkait satu sama lainnya. Perubahan
di dalam semua segi kehidupan manusia dewasa ini terutama disebabkan karena
kemajuan ilmu dan teknologi .Terjadinya perubahan besar tersebut oleh karena
sumber kekuatan dan kemakmuran suatu masyarakat atau negara bukan lagi
ditentukan oleh luas wilayahnya atau kekayaan sumber daya alamnya yang
melimpah, tetapi telah berpindah kepada penguasaan dan pemanfatan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Berikut beberapa kelebihan penerapan teknologi di bidang pendidikan, yaitu:

a. Teknologi bisa membantu guru mengajar, ini dapat menjadi alat bagi guru
untuk menyampaikan materi pengajaran mereka kepada siswa. Dengan
penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, guru bisa mengantarkan
materi pelajaran dengan sangat mudah dan efektif. Guru yang mengajar
menggunakan teknologi biasanya akab lebih mudah mencapain tujuan belajar
mereka.
b. Teknologi akan memicu kreativitas guru. Hal itu bisa menciptakan kreativitas
guru. Guru dapat lebih kreatif dalam menciptakan metode pengajaran. Dengan
itu, mereka akan terdorong untuk menjadi kreatif karena teknologi hanyalah
15
c. alat yang membutuhkan seseorang untuk mengoperasikannya. Tanpa guru, hal
itu tidak dapat mempengaruhi pendidikan secara optimal.
d. Teknologi membantu siswa belajar. Implementasi teknologi dalam pengajaran
dan pembelajaran akan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran. Jika
siswa tertarik dengan apa yang diajarkan guru, tidak perlu meminta siswa
untuk serius dalam belajar karena siswa akan aktif secara otomatis dan tidak
akan merasa bosan karena belajar.
e. Teknologi bisa menciptakan aktivitas belajar yang menarik. Dengan teknologi
guru bisa menciptakan suasana belajar yang mengasyikkan. Hal ini sangat baik
untuk memicu pemahaman siswa dalam belajar sehingga merekan akan
mengerti dengan cepat apa yang disampaikan oleg guru. Selain itu, para siswa
juga tidak akan merasa bosan karena ingin belajar dengan metode belajar yang
menarik.
f. Buat siswa mudah mencari sumber belajar. Informasi teknologi terutama
internet, menyediakan berbagai macam sumber belajar yang bisa diakses oleh
siswa kapan dan dimana saja. Mereka bisa mendapatkan semua referensi yang
mereka butuhkan secara gratis. Semakin banyak mereka belajar dari sumber
yang berbeda, maka akan semakin banyak pula siswa yang akan menjadi
cerdas.
g. Teknologi bisa meningkatkan standar sekolah. Sekolah yang menggunakan
teknologi dalam proses pengajaran akan meningkatkan kualitasnya. Sekolah
akan menjadi sekolah favorit dan menjadi tujuan bagi siswa untuk belajar di
sekolah.

B. Kerangka Berpikir

Kehidupan tidak akan bisa lepas dari perubahan. Begitu pun dengan dunia
pendidikan. Perubahan akan selalu terjadi baik dari segi materi pembelajaran,
kurikulum, maupun sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan agar lebih
maju dan sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.
Perihal sarana dan prasarana, erat keterkaitannya dengan teknologi. Sejatinya,
teknologi merupakan penerapan dari hasil berpikir manusia untuk memudahkan
aktivitas manusia itu sendiri. Jadi, teknologi dalam bentuk sederhana sudah digunakan
dalam dunia pendidikan dan pendidikan juga dapat menghasilkan teknologi. Teknologi
dalam pendidikan dahulu bentuk nyatanya adalah papan tulis, kapur, buku, dsb. Di
masa sekarang teknologi itu berkembang, contoh nyatanya dengan adanya laptop,
16

proyektor, screenview, aplikasi dalam smartphone yang menunjang pembelajaran,


internet, dsb.
Sulit rasanya jika pendidikan tidak mengikuti perkembangan zaman karena
kemajuan pendidikan juga dilihat dari seberapa berkembangnya sarana dan prasarana
(teknologi) yang menunjang.
Maka dari itulah mengapa ilmu pengetahuan dan teknologi dijadikan sebagai
salah satu landasan pendidikan yang berlakuk sampai saat ini. Kedepannya ilmu
pengetahuan yang disampaikan dalam bidang pendidikan melalui atau dengan bantuan
teknologi akan semakin beragam dikarenakan perubahan kebutuhan dari manusia dan
lingkungan.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil kajian literatur di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa
alasan ilmu pengetahuan dan teknologi dijadikan sebagai landasan pendidikan adalah
tidak lepas dari tuntutan perkembangan zaman yang semakin maju. Makadari itu,
dalam dunia pendidikan yang akan menghasilkan berbagai calon penerus generasi
bangsa di masa depan harus dapat mencetak generasi yang adaptif terhadap perubahan
yang artinya mampu menyesuaikan , menerima, dan mengembangkan arus perubahan
yang terjadi dalam lingkungannya. Teknologi juga menjadi salah satu cara untuk
mempermudah penyampaian informasi dari guru ke murid dengan akses yang lebih
cepat dan efisien.

B. Saran
1. Orang tua harus mengawasi dan membimbing anaknya sebagai peserta didik
dalam penggunaan teknologi apabila peserta didik/anaknya masih di bawah umur.
2. Guru dapat memberikan contoh yang baik dalam penggunaan teknologi di masa
sekarang dengan memberitahukan batasan-batasan penggunaannya kepada peserta
didik agar tidak disalahgunakan.
3. Peserta didik dapat bijak dalam menyikapi kehadiran teknologi dalam dunia
pendidikan. Sehingga manfaat yang dirasakan dapat lebih banyak.

17
DAFTAR PUSTAKA

B. Uno, Hamzah. (2010). Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.

B. Uno, Hamzah dan Nina Lamatenggo. 2016. Landasan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiman, Haris. 2017. Peran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 8, Mei 2017 P. Lampung.

Diat, Prasojo, L. (2011). Teknologi Informasi Pendidikan. Yogyakarta: Gaya Media.

Hariningsih, S. (2005). Teknologi Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sausan, Afifah. (2017, 22 September ). Manfaat Implementasi Teknologi dalam Pendidikan.


Dikutip: tanggal 28 November 2019 dari Nurul Fikri :
https://www.nurulfikri.ac.id/index.php/id/artikel/item/1623-manfaat-implementasi-
teknologi-dalam-pendidikan.

Tuti, Setiawati. 2018. Peranan Teknologi dalam Dunia Pendidikan. [Online]. Tersedia di :
https://www.kompasiana.com/tutinamaku/5bcaf02643322f2c44578c72/peranan-
teknologi-dalam-dunia-pendidikan?page=all. Diakses pada: 27 November 2019.

18

Anda mungkin juga menyukai