Anda di halaman 1dari 32

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI OBESITAS

SEBAGAI DAMPAK POLA HIDUP TIDAK SEHAT DI PUSKESMAS


SEKAMPUNG PERIODE JUNI 2019

Oleh:
YAYU SRI RAHAYU

Pembimbing : dr. IPUT RETNOSARI

PUSKESMAS SEKAMPUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
program dokter internship di Puskesmas.
Mini project yang berjudul ”Gambaran Pengetahuan Lansia Mengenai
Obesitas sebagai Daampak Pola Hidup Tidak Sehat” ini, dalam penyelesaiannya
penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebasar-besarnya terutama kepada dr. Iput
Retnosari sebagai dr pendamping internship, staff puskesmas sekampung dan
teman teman dokter internship semoga Allah SWT membalas segala amal
kebaikan dengan imbalan yang lebih baik. Untuk seluruh bantuan moril dan
materil yang diberikan kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
tulisan ini. Semoga makalah ini memberi manfaat kepada kita semua.

Lampung, Juni 2019


Penulis

dr. Yayu Sri Rahayu

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................3
2.1 Pengetahuan.......................................................................................................3
2.1.1 Definisi...... .....................................................................................................3
2.1.2 Proses Pengetahuan.........................................................................................3
2.1.3 Tingkat Pengetahuan.......................................................................................4
3.1 Definisi dan Penyebab Obesitas.........................................................................5
3.1.1 Faktor Genetik.................................................................................................6
3.1.2 Faktor Pola Hidup...........................................................................................6
3.2 Diagnosis Obesitas.............................................................................................9
3.3 Komplikasi.......... ............................................................................................10
3.3.1 Terhadap kesehatan.......................................................................................10
3.3.2 Faktor Resiko Kardio Vaskular.....................................................................10
3.3.3 Saluran Pernafasan........................................................................................10
3.3.4 Diabetes Tipe 2..............................................................................................10
3.3.5 Obstruktive Sleep Apneu..............................................................................11
3.3.6 Penatalaksanaan............................................................................................11
BAB III KERANGKA KONSEP........................................................................14
3,1 Kerangka Konsep ............................................................................................14
3.2 Definisi Operasional.........................................................................................14
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................16
4.1 Jenis Penelitian.................................................................................................16
4.2 Waktu Dan Tempat Penelitian.........................................................................16
4.3 Populasi Dan Sampel Penelitian......................................................................16
4.3.1 Populasi Miniproject.....................................................................................16
4.3.2 Sampel Miniproject.......................................................................................16
4.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................17
4.5 Pengolahan Dan Analisa Data..........................................................................17
BAB V HASIL
PENELITIAN..........,,...........................................................................................18
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................21
6.1
Kesimpulan.......................................................................................................21
6.2 Saran.................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obesitas telah menjadi pandemi global di seluruh dunia dan dinyatakan


oleh World Health Organization (WHO) sebagai masalah kesehatan kronis
terbesar pada orang dewasa. Pada tahun 1998 WHO menyatakan bahwa
obesitas merupakan penyebab kematian kedua didunia setelah merokok
(Mustofa, 2010; Soegih, 2009).
Saat ini berbagai negara di belahan dunia termasuk indonesia menghadapi
masalah gizi ganda, dimana di satu sisi permasalahan gizi buruk & kurang
belum teratasi muncul permasalahan gizi lebih yaitu Obesitas. Banyak dampak
yang timbul akibat adanya obesitas seperti penyakit jantung, diabetes,
hiperkolesterol, dll. Sementara obesitas sendiri terjadi sebagai dampak pola
makan dan pola hidup yang tidak sehat.
Obesitas merupakan penyakit multifaktorial disebabkan karena interaksi
antara faktor genetik dan faktor lingkungan seperti gaya hidup, perilaku
makan dan aktivitas fisik. Obesitas disebabkan akibat ketidak seimbangan
antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi
yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Faktor-faktor yang berpengaruh
dari asupan makanan yang menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi
sekali makan, kepadatan energi dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan
(Nugraha, 2009).
Pengetahuan tentang perilaku makan yang baik merupakan salah satu
faktor penting yang dapat mencegah terjadinya obesitas. Berdasarkan uraian
tersebut, peneliti ingin meneliti bagaimana pengetahuan lansia mengenai
obesitas sebagai dampak pola hidup tidak sehat di Puskesmas Sekampung.

1
1.2 Rumusan masalah
Semakin tinggi nya tingkat obesitas yang diduga berhubungan dengan
ketidaktahuan mengenai dampak obesitas pada kesehatan serta pola hidup yang
sehat.

1.3 Tujuan
1.3.1. Umum :
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia puskesmas sekampung
mengenai obesitas sebagai dampak pola hidup tidak sehat.

1.3.2. Tujuan Khusus


Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia puskesmas sekampung
mengenai pencegahan serta penyakit-penyakit yang dapat diakibatkan oleh
obesitas.

1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan maka disusun manfaat sebagai berikut :
1 Pemahaman yang didapat dari penelitian ini akan digunakan sebagai
masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Lampung untuk meningkatkan
promosi kesehatan tentang risiko terjadinya obesitas.

2. Pemahaman mengenai makalah ini digunakan sebagai masukan bagi


pihak terkait profesi maupun diluar profesi dalam bidang kesehatan
untuk mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang risiko
terjadinya obesitas.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1. Definisi
. Pengetahuan adalah hasil ’tahu’, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003).

2.1.2. Proses Pengetahuan


Suatu perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hasil penelitian Rogers
(1974) dalam Notoatmodjo (2003), mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut menjadi
proses yang berurutan, yakni:
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik), dimana orang merasa tertarik terhadap stimulus atau
objek tersebut. Di sini sikap subjek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adoption, di mana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

2.1.3. Tingkat Pengetahuan

3
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat,
yakni (Notoatmodjo, 2003):
1. Tahu (Know)
tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yan telah diterima. Oleh sebab itu, ‘tahu’ ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan,
mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: dapat menyebutkan tanda-
tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.
2. Memahami (Comprehension)
memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus
makan-makanan yang bergizi.
3. Aplikasi (Application)
aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan
rumus statistic dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat
menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle)
dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
4. Analisis (Analysis)
analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat

4
dilihat dari pengunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya,
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan criteria-kriteria yang
telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi
dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya wabah diare di
suatu tempat, dapat menafsirkan sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan
sebagainya.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut.

3.1. Definisi dan Penyebab Obesitas


Obesitas adalah peningkatan lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas
disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak
seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi
kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Obesitas
merupakan penyakit multifaktorial yang diduga bahwa sebagian besar obesitas
disebabkan oleh karena interaksi antara faktor genetik,pola hidup, sosial

5
ekonomi dan nutrisional yaitu perilaku makan dan pemberian makanan padat
terlalu dini pada bayi (Nugraha, 2009).

3.1.1 Faktor genetik


Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar.Bila
kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas.Bila salah satu
orang tua obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua
tidak obesitas, prevalensi menjadi 14% (Mustofa, 2010).

3.1.2 Faktor Pola Hidup


a. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka
kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat. Misalnya pada anak
seperti berkurangnya lapangan tempat bermain serta tersedianya hiburan
dalam bentuk game elektonik atau playstation dan tontonan televisi
(Nugraha, 2009). Anak dengan IMT yang lebih tinggi menghabiskan waktu
lebih banyak untuk aktivitas sedentaris, terutama bermain “video game” ,
dibandingkan anak dengan IMT lebih rendah (Sarah, 2013). Kurangnya
aktivitas fisik inilah yang menjadi penyebab obesitas karena kurangnya
pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan (Mustofa,
2010).

b. Gaya hidup
Kecenderungan zaman sekarang suka makan “fast food” yang berkalori
tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es
krim, aneka macam mie dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995). Dari hasil suatu
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi yang baik belum tentu
membuat subjek tidak menyukai makanan cepat saji (Imtihani, 2013).

6
c. Sosial ekonomi
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan,
serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi (Syarif, 2003).

d. Nutrisi
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah
lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.Kenaikan
berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat
makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak (Syarif,
2003).
Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan
energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan
(energyexpenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi disimpan
dalam bentuk lemak (Nugraha, 2009).
Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Di dalam makanan
yang akan diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak.
Apabila asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat
akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak,
protein akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan
lemak akan disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan
menyimpan lemak tidak terbatas (Nugraha, 2009).
Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang
menyebabkan obesitas adalah kuantitas, porsi sekali makan, kepadatan
energi dari makanan yang dimakan, kebiasaan makan (Nugraha, 2009).

7
Regulasi dan metabolisme di dalam tubuh terdiri dari dua faktor yaitu
controller (otak) dan controlled system/nutrient partitioning yaitu organ lain
di luar otak yang berperan dalam menggunakan dan menyimpan energi
seperti saluran cerna, liver, otot, ginjal dan jaringan adiposa (Nugraha, 2009)
Otak akan menerima sinyal (input) dari lingkungan ataupun dari dalam
tubuh sendiri dalam bentuk menghambat atau mengaktivasi motor sistem
dan memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi
makanan. Hasil (output) dari sinyal yang diterima oleh otak akan
mempengaruhi pemilihan jenis makanan, porsi makan, lama makan,
absorpsi serta metabolisme zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi tertentu yang
secara khusus berpengaruh terhadap otak untuk meningkatkan asupan
makanan adalah zat lemak (Nugraha, 2009)
Sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak diantaranya berasal
dari saluran cerna. Saluran cerna diketahui mengeluarkan beberapa peptida
yang mempengaruhi asupan makanan diantaranya adalah kolesistokinin,
gastrin-releasing peptide, oksintomodulin, neuromedin B dan neuropeptida
YY3-36 yang akan mengurangi asupan makanan. Terdapat pula hormom-
hormon yang mempengaruhi asupan makanan melalui rangsangan ke otak
baik meningkatkan ataupun menurunkan yaitu norepinefrin, serotonin,
dopaminin dan histamin. Diantaranya histamin, apabila sekresi histamin
berkurang, maka asupan makanan akan meningkat (Nugraha, 2009).
Peptida lain adalah leptin. Leptin terutama disekresi oleh sel adipositi
meskipun juga dapat dihasilkan oleh plasenta dan gaster. Leptin akan
bekerja pada reseptor leptin di otak yang akan menghambat produksi peptide
neuropeptida Y (NPY) dan peptide agouti-related (AGRP) yang merupakan
peptin yang poten untuk merangsang makanan. Gangguan pada produksi
leptin atau reseptornya akan mengakibatkan keinginan makan yang
berlebihan (Nugraha, 2009).
Orang gemuk dapat menjadi resisten terhadap insulin, menyebabkan
penambahan insulin dalam sirkulasi.Insulin mengurangi lipolisis dan
menambah sintesis dan ambilan lemak (Barness dan Curran, 1999).

8
3.3 Diagnosis obesitas
Untuk menentukan obesitas pada anak diperlukan kriteria berdasarkan
pengukuran antropometri, pada umumnya digunakan:
a. Pengukuran berat badan (BB) dan hasilnya dibandingkan dengan standar.
Disebutobesitas bila BB > 120% BB standar, sedangkan disebut
overweight bila BB antara 110-120% (Taitz, 1991 dalam Hidayati et al,
2006)

b. Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan petunjuk dasar untuk memantau


status gizi, baik yang kekurangan berat badan maupun yang kelebihan
berat badan. Pengukuran IMT yaitu berat badan dibagi tinggi badan
kwadrat (dalam kilogram per meter persegi). Dikatakan obesitas bila
BB/TB2> 30 ( CDC, 2012 ).

Kategori IMT berdasarkan berat badan dibanding tinggi badan, adalah :


Tabel 2.1. Kategori IMT menurut umur dan jenis kelamin
Kategori status gizi IMT
Gizi kurang < 18,5
Gizi normal 18,5 – 24,9
Gizi lebih 25 – 29,9
Obesitas > 30
Sumber : Centers for Disease Control and Prevention 2012

c. Pengukuran lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal


lipatan kulit/TLK). Sebagai indikator obesitas bila TLK Triceps > persentil
ke 85 (Suandi, 2010)

3.3 Komplikasi

9
3.3.1 Terhadap kesehatan
Obesitas ringan sampai sedang, morbiditasnya kecil pada masa anak-
anak. Tetapi bila obesitas masih terjadi setelah masa dewasa, maka
morbiditas dan mortalitasnya akan meningkat (Soetjiningsih, 1995).

3.3.2 Faktor Resiko Penyakit Kardiovaskular


Faktor risiko ini meliputi peningkatan kadar insulin, trigliserida, LDL
(lowdensity lipoprotein) kolesterol, dan tekanan darah sistolik serta
penurunan kadar HDL (high density lipoprotein) kolesterol (Soetjiningsih,
2010). IMT mempunyai hubungan yang kuat dengan kadar insulin. Anak
dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin
tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan
kadar trigliserida tinggi (Freedman, 2004). Anak obesitas cenderung
mengalami peningkatan tekanan darah dan denyut jantung, sekitar 20-30%
menderita hipertensi (Syarif, 2003).

3.3.3 Saluran Pernafasan


Pada bayi, obesitas merupakan risiko terjadinya saluran pernafasan
bagian bawah, karena terbatasnya kapasitas paru-paru.Adanya hipertrofi dan
adenoid mengakibatkan obstruksi saluran nafas bagian atas, sehingga
mengakibatkan anoksia dan saturasi oksigen rendah, disebut sindrom
Chubby Puffer. Obstruksi ini dapat mengakibatkan gangguan tidur, gejala-
gejala jantung dan kadar oksigen dalam darah yang abnormal serta nafas
yang pendek (Soetjiningsih, 1995).

3.3.4 Diabetes Mellitus tipe-2


Diabetes Mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas (Syarif,
2003).Prevalensi penurunan uji toleransi glukosa pada anak obesitas adalah
25% sedangkan Diabetes Mellitus tipe-2 hanya 4%.Hampir semua anak

10
obesitas dengan Diabetes Mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau >
persentile ke 99 (Bluher et al, 2004).

3.3.5 Obstruktive Sleep Apnea


Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala
mengorok (Syarif, 2003).Penyebabnya adalah penebalan jaringan lemak
didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada
dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola
ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat
tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan
saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot
yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh ke arah
dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas
intermiten dan menyebabkan tidurgelisah, sehingga keesokan harinya anak
cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan
penurunan berat badan (Kopelman, 2000 dalam Hidayati et al 2006).

3.3.6 Penatalaksanaan
Mengingat penyebab obesitas bersifat multifaktor, maka penatalaksanaan
obesitasseharusnya dilaksanakan secara multidisiplin dengan mengikut
sertakan keluarga dalam proses terapi obesitas. Prinsip dari tatalaksana
obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran
energi, dengan cara mengubah pola hidup tidak sehat yakni dengan pengaturan
diet dan peningkatan aktivitas fisik(Syarif, 2003).
Penatalaksanaan obesitas dengan mengubah pola hidup yakni :
a. Olahraga secara berkesinambungan. menurut the American College of
Sports Medicine, dibutuhkan 150 sampai 250 menit aktivitas moderate-
intensity per minggu untuk mencegah kenaikan berat badan. Misalnya
Jalan dan berenang.

11
b. Makan-makanan yang sehat. Fokus pada makanan rendah kalori,
nutrient-dense foods, seperti buah-buahan, sayur-sayuran. Hindari
saturated fat dan kurangi konsumsi gula dan alkohol.
c. Mengetahui dan menghindari food trap yang memicu makan
berlebih. Identifikasi situasi yang memicu makanan yang tak terkendali.
Coba untuk mempunyai jurnal dan menulis apa yang dimakan, berapa
banyak, kapan, apa perasaan yang dirasakan, dan seberapa lapar. Setelah
beberapa waktu, maka akan didapat hasil yang akan mengarah ke rencana
serta pengembangan strategi pengendalian situasi tersebut dan tetap dapat
mengendalikan perilaku makan.
d. Monitor berat badan. Seseorang yang menimbang berat badannya
minimal sekali seminggu lebih sukses dalam mempertahankan berat
badan. Memonitor berat badan dapat memberitahukan apakah usaha yang
telah dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan telah berhasil atau
mencegah kenaikan berat badan yang ternyata telah terjadi.
e. Tetap konsisten. Tetap mengikuti program yang telah ada untuk berat
badan normal selama seminggu, pada akhir minggu, ataupun saat rekreasi
maupun libur sebisa mungkin untuk meningkatkan kemungkinan
kesuksesan yang berlaku untuk jangka panjang (Mayoclinic, 2012)

CDC sejak tahun 2010 mencanangkan program pencegahan obesitas


dengan menyerukan kepada masyarakat untuk mengikuti beberapa hal
dibawah ini :

a. Konsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayur-sayuran serta mengurangi


makanan tinggi kadar lemak dan gula.
b. Konsumsi lebih banyak air putih dibandingkan minuman bergula.
c. Membatasi waktu menonton TV untuk anak anak kurang dari 2 jam setiap
harinya dan tidak menempatkan TV di kamar tidur.
d. Mendukung program Ibu Menyusui

12
e. Mempromosikan peraturan dan program-program di sekolah, tempat kerja,
serta komunitas yang membuat jalan untuk menuju sehat adalah jalan yang
mudah.
f. Mencoba untuk melakukan 10 menit jalan cepat, 3 kali sehari, 5 hari
seminggu.

13
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Tingkat
Pengetahuan Obesitas sebagai
dampak pola
hidup tidak sehat

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai


dampak obesitas. Meliputi definisi, penyebab, komplikasi,
penatalaksanaan, serta pencegaha obesitas.

2. Obesitas adalah peningkatan lemak tubuh yang berlebihan.Obesitas


disebabkan adanya keseimbangan energi positif, sebagai akibat ketidak
seimbangan antara asupan energi dengan keluaran energi, sehingga terjadi
kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

3. Alat ukur dalam penelitian adalah kuesioner dengan 5 pertanyaan untuk


pengetahuan.

4. Cara ukurnya yaitu kuesioner yang memiliki makna skor 3 untuk


pertanyaan yang dijawab benar, skor 2 untuk pertanyaan yang dijawab

14
salah, skor 1 untuk pertanyaan yang dijawab tidak tahu. Dikategorikan
menjadi 3 kelompok yaitu:

1. Baik : jika total nilai yang diperoleh > 75 %


2. Sedang : jika total nilai yang diperoleh 40 – 75 %
3. Kurang : jika total nilai yang diperoleh < 40

4. Hasil ukur dalam penelitian ini adalah jumlah total skor dari pertanyaan
yang diberikan.

15
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian survey dimana design penelitian berbentuk


Deskriptif Cross Sectional untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia
mengenai obesitas sebagai dampak pola hidup tidak sehat di Puskesmas
Sekampung.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Poli Lansia Puskesmas Sekampung. Waktu


pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Juni 2019.

4.3. Populasi dan sampel penelitian

4.3.1. Populasi mini project

Populasi mini project adalah lansia yang tinggal di sekitar wilayah Puskesmas
Sekampung.

4.3.2 Sampel Mini Project


Sampel mini project diambil dari lansia yang tinggal di sekitar wilayah
Puskesmas Sekampung yakni yang datang berobat ke Puskesmas pada tanggal
17 Juni 2019 dan diambil seluruhnya.

4.4 Teknik pengumpulan data

16
Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden dan menjelaskan
tujuan dan prosedur penelitian. Peneliti menanyakan kesediaan responden untuk
menjadi subjek dalam penelitian. Setelah itu peneliti membagikan kuesioner pada
responden dan menunggu sampai responden selesai mengisi kuesioner (kira-kira
kurang dari 10 menit). Lalu peneliti mengecek kelengkapan kuesioner yang
diberikan apakah sudah diisi dengan lengkap oleh responden. Bila semua data
yang dibutuhkan peneliti telah dikumpulkan, selanjutnya peneliti akan
menganalisa data.

4.5 Pengolahan dan Analisa data

Setelah semua data terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa
tahapan, antara lain tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan
identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah
diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu
pada kuisioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa,
tahap ketiga processing yaitu memasukkan data dari kuisioner kedalam program
komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17,0 tahap keempat adalah
melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk
mengetahui ada kesalahan atau tidak.

BAB V

17
HASIL PENELITIAN

5.1. Hasil Penelitian

Pengetahuan

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai


Definisi Obesitas

Definisi Obesitas Frekuensi Presentase (%)


Benar 20 80
Salah 3 12
Tidak tahu 2 8
Jumlah 25 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan warga baik mengenai definisi
Obesitas sebesar 80% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 20%.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai


Penyebab Terjadinya Obesitas Adalah Konsumsi Makanan
Tidak Sehat Secara Berlebihan Secara Terus Menerus
Penyebab Obesitas Frekuensi Presentase (%)
Benar 15 60
Salah 5 20
Tidak tahu 5 20
Jumlah 25 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan warga cukup baik mengenai
penyebab terjadinya obesitas adalah konsumsi makanan tidak sehat secara berlebihan
secara terus menerus 60% , dan pengetahuan yang kurang sebesar 40%.

18
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai
Mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tidak akan
menyebabkan obesitas

Mengkonsumsi makanan dan Frekuensi Presentase (%)


minuman tinggi gula tidak
akan menyebabkan obesitas
Benar 15 60
Salah 6 24
Tidak tahu 4 16
Jumlah 25 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan warga baik mengenai


mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula tidak akan menyebabkan
obesitas 60%, dan pengetahuan yang kurang sebesar 40%.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai


Obesitas dapat terjadi pada orang yang kurang beraktifitas

Obesitas dapat terjadi pada Frekuensi Presentase (%)


orang yang kurang beraktifitas
Benar 19 76
Salah 3 12
Tidak tahu 3 12
Jumlah 25 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan warga baik mengenai Obesitas
dapat terjadi pada orang yang kurang beraktifitas sebesar 76% , dan pengetahuan yang
kurang sebesar 24%.

19
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Mengenai
Olahraga teratur dapat mencegah obesitas

Olahraga teratur dapat Frekuensi Presentase (%)


mencegah obesitas
Benar 22 88
Salah 2 8
Tidak tahu 1 4
Jumlah 25 100

Dari tabel diatas diketahui bahwa pengetahuan warga mengenai Olahraga teratur
dapat mencegah obesitas sebesar 88%, dan pengetahuan yang kurang sebesar 12%.

20
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Gambaran pengetahuan lansia mengenai obesitas sebagai dampak

polahidup tidak sehat di puskesmas sekampung.

2. Tingkat pengetahuan lansia pangkalan susu mengenai pencegahan

obesitas adalah sedang sampai dengan baik.

6.2. SARAN
1. Agar Pemerintah terutama Dinas Kesehatan Kabupaten Lampung Timur

dapat lebih meningkatkan program-program edukasi kepada masyarakat

tentang pencegahan serta dampak yang dapat diakibatkan oleh obesitas.

2. Peningkatan kerjasama, komunikasi serta hubungan yang baik antara

dokter, pasien, keluarga pasien, serta petugas kesehatan dalam

menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing demi kesejahteraan

seluruh masyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Aini, S., 2012.Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Kejadian Gizi lebih pada
Remaja di Perkotaan. Unnes Journal of Public Health. Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia.

Adiwinanto, W., 2008. Pengaruh Intervensi Olahraga di Sekolah Terhadap


Indeks Massa Tubuh dan Tingkat Kesegaran Kardiorespirasi pada Remaja
Obesitas. Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Biomedik dan
Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Dipenogoro, Semarang.

Ariani, A. dan Sembiring, T., 2007.Prevalensi Obesitas pada Anak


Sekolah Dasar di Kota Medan. Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara/RS H. Adam Malik
diunduh dari:
http://repository.usu.ac.id/xmlui/handle/123456789/18779 [diakses 15
September 2013)

Arisman, 2010.Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus dan


Dislipidemia Konsep, Teori dan Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC, 1-44

BAPPENAS, 2004.Relevansi Paket Pelayanan Kesehatan Dasar dalam


MencapaiTarget Nasioanal dan Komitmen Global. Jakarta

Barness, L.A dan Curran, J. S., 1999.Nutrisi: Obesitas (Kegemukan).


In: Behrman, R., E., Robert, K., dan Arvin, A., M. (Editor). Nelson Ilmu
Kesehatan Anak. Edisi 15.Volume 1. Jakarta: EGC

22
Bluher, S., et al., 2004. Type 2 Diabetes Mellitus in Children and Adolescents:
The European Perspective. Dalam: Hidayati, S. N., Irawan, R., Hidayat B.,
2006. Obesitas pada anak.Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RS.dr. Soetomo Surabaya
diunduh dari:
http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf[diakses 15
September 2013]

Centers for Disease Control and Prevention, 2010. Vital Signs


Diunduh dari:
http://www.cdc.gov/vitalsigns [diakses 15 September 2013]
Dromers, et al, 1995.High Socio-Economic Class Preschool Children. Dalam:
Arisman, 2010.Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus,
danDislipidemia Konsep, Teori, dan Penanganan Aplikatif. Jakarta: EGC,
4

Freedman, D., S., 2004.Childhood Obesity and Coronary Heart Disease. Dalam:
Hidayati, S. N., Irawan, R., Hidayat, B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi
Nutrisi dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK
Unair/ RS.dr. Soetomo Surabaya
diunduh dari:
http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15
September 2013)

Hadi, H., 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan
Pembangunan Kesehatan Nasional, UGM, Yogyakarta

Imtihani, T., 2013. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, dan Peer Group dengan
Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji padaRemaja Putri. Journal Of
Nutrition College, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Hal. 162-169.

23
Kiess, W., et al., 2004. Multidisciplinary management of Obesity in Children
and Adolescents-Why and How Should It be Achieved? Dalam: Hidayati,
S. N., Irawan, R., Hidayat, B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi Nutrisi
dan Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/
RS.dr. Soetomo Surabaya
diunduh dari:
http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15
September 2013)

Kopelman, G. D., 2000. Obesity as a Medical Problem. Dalam: Hidayati, S. N.,


Irawan, R., Hidayat B., 2006. Obesitas pada anak. Divisi Nutrisi dan
Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RS.dr.
Soetomo Surabaya
diunduh dari:
http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15
September 2013]

K Tri M, Sulchan M.,2012. Asupan Tinggi Lemak dan Aktivitas Olahraga


sebagai Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi Obesitik pada Remaja Awal.
Journal of Nutrition College, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Hal 382-
387.

MAYOCLINIC, 2012. Prevention of Obesity


Diunduh dari:
http://www.mayoclinic.com/health/obesity/DS00314/DSECTION=prevent
ion [diakses 15 September 2013]

Melnik, et al., 1998. Overweight School in New York City: Prevalence


Estimates and Characteristic. Dalam: Arisman. Buku Ajar Ilmu
GiziObesitas, Diabetes Mellitus dan Dislipidemia Konsep, Teori
danPenanganan Aplikatif. Jakarta: EGC, 4

24
Mustofa, A., 2010. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas Disertai Pembahasan
Tentang Sebab, Akibat dan Solusi Mengenai Obesitas. Yogyakarta:
Hanggar Kreator, 16

Nugraha, G. I., 2009. Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Dalam: Soegih,


R. R., dan Wiramihardja, K. K. (Editor). Obesitas Permasalahan dan
Terapi Praktis. Jakarta: Sagung Seto, 9-18

Padmiari, I.A.E., 2002. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food sebagai
Faktor Terjadinya Pbesitas pada Anak SD di Kota Denpasar, Provinsi
Bali.Tesis. Program Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta

Prayitno S., 2012. Perbedaan Konsumsi Cairan dan Status Hidrasi pada Remaja
Obesitas dan Non Obesitas. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran,
Universitas Dipenogoro, Semarang.

RISKESDAS, 2007.Riset kesehatan Dasar


diunduh dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/data/lapriskesdas.pdf [diakses
15 September 2013]

Rivai., 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan. Dalam :


Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia. Vol. 1. No.1, edisi Juni 2005.
Universitas Sumatra Utara, Medan.

Rosita S., 2012. Konseling Gizi Transtheoritical model dalam mengubah perilaku
makan dan aktivitas fisik pada remaja overweight dan obesitas : suatu kajian
literatur. Tesis. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas
Kedokteran, Universitas Padjajaran, Bandung.

25
Sarah, A., 2013. Hubungan Indeks massa tubuh dengan tekanan darah anak di
sekolah dasar negeri 064979 Medan. Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

Simanjuntak D., 2007. Hubungan Penerimaan Diri dengan Kompetensi Sosial


pada Remaja Obesitas. Tesis. Fakultas Psikologi Sumatera Utara, Medan.

Soegih, R. R., 2009. Tren Obesitas Dulu, Sekarang dan Yang Akan
Datang. Dalam: Soegih R. Rachmad dan Wiramihardja, Kunkun K.
(Editor). Obesitas Permasalahan dan Terpai Praktis. Jakarta: Sagung Seto,
1-7

Soetjiningsih, 1995.Obesitas. Dalam: IG.N Gde Ranuh (Editor). Tumbuh


Kembang anak. Jakarta: EGC, 183-190

Suandi, IKG, 2010. Obesitas Pada Remaja. Dalam: Soetjiningsih (Editor).


Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto,
77-86

Sugondo, S., 2007.Obesitas. Dalam: Sudoyo, A. W., Setiyobadi,


B., Alwi, I., Simadibrata, K. M., Setiati, S. (Editor). Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta: Pusat penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1919-
1925

Suttapreyasri D., et al., 1990. Weigt-Control Training-Models for Obese Pupils


in Bangkok. Dalam: Arisman, 2010. Buku Ajar Ilmu GiziObesitas,
Diabetes Mellitusdan Dislipidemia Konsep, Teori dan Penanganan
Aplikatif. Jakarta: EGC, 4

26
Syarif, D. R., 2003. Childhood Obesity : Evaluation and Management. Dalam:
Adi S., et al (Editor). Naskah Lengkap National Obesity Symposium II.
Surabaya

Taitz, L. S, 1991. Textbook Of Pediatric Nutrition. Edisi III. Dalam: Hidayati, S.


N., Irawan, R., Hidayat B., 2006. Obesitas pada anak.Divisi Nutrisi dan
Penyakit Metabolik Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unair/ RS.dr.
Soetomo Surabaya
diunduh dari:
http://www.pediatrik.com/buletin/06224113652-048qwc.pdf [diakses 15
September 2013]

27
LAMPIRAN

Lampiran 1

FORMULIR PERSETUJUAN RESPONDEN

Dalam rangka memenuhi tugas akhir pendidikan dokter internship periode


UKM, saya dr. Yayu Sri Rahayu akan melakukan penelitian yang berjudul
“Gambaran Pengetahuan Lansia Mengenai Obesitas Sebagai Dampak Pola
Hidup Tidak Sehat di Puskesmas Sekampung Periode Juni 2019”.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan
lansia pengunjung puskesmas sekampung. Adapun manfaat dari penelitian ini
sebagai sumber informasi dan sarana edukasi kesehatan.

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Setelah mendapatkan penjelasan dan manfaat penelitian tersebut

responden menyetujui untuk ikut serta.

Sekampung, Juni 2019

Peneliti Peserta

( dr. Yayu Sri Rahayu ) ( )

28
Lampiran 2

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI


OBESITAS SEBAGAI DAMPAK POLA HIDUP TIDAK SEHAT
DI PUSKESMAS SEKAMPUNG PERIODE JUNI 2019

No Kuisioner :
Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
ISILAH KOLOM DIBAWAH INI YANG MENURUT ANDA BENAR DENGAN
TANDA SILANG ”X”

NO. PERTANYAAN BENAR SALAH TIDAK


TAHU
1. Obesitas adalah kelebihan berat
badan
2. Penyebab terjadinya obesitas
adalah konsumsi makanan tidak
sehat seperti makanan cepat saji
.3 Mengkonsumsi makanan dan
minuman tinggi gula tidak akan
menyebabkan obesitas
4. Obesitas dapat terjadi pada orang
yang kurang beraktifitas
5. Olahraga teratur dapat mencegah
obesitas

29

Anda mungkin juga menyukai