MEDAN ELEKTROSTATIS
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ADNAN : 105821101417
SUHARDI : 105821100317
MUHAMMAD RIFALDI SAID : 105821100417
KELOMPOK I
LISTRIK 5A
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, berkat dan bimbingan-Nya, proses penulisan tugas ini dapat berjalan
dengan baik dan terselesesaikan tepat waktu. Dalam makalah ini saya membahas
tentang “Medan Elektrostatis”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa mengenai Medan Elektrostatis.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung penulis dalam memyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis
mengharapkan usul dan saran dari teman teman yang bersifat membangun demi
perbaikan dalam penulisan berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................33
ii
BAB I
1. Sifat-sifat Muatan
1
Setelah eksperimen tersebut kita mengetahui fakta lain yang menarik
tentang adanya muatan adalah kenyataan bahwa muatan tersebut tidak bisa
diciptakan. Ketika batang gelas digosok-gosokkan pada kain sutera, maka kain
sutera tersebut menerima muatan negatif dengan jumlah yang sama dengan
muatan positif yang muncul pada gelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jumlah muatan dalam sistem tertutup selalu tetap. (1)
Bila sebuah batang karet keras yang bermuatan negatif didekatkan kepada
sebuah bola yang bermuatan netral (Gambar 1A), maka muatan negatif akan
pindah ke sisi yang lain (Gambar 2B). Perpindahan muatan ke sisi yang lain
tersebut akan menyebabkan sisi bola yang dekat dengan batang karet cenderung
bermuatan positif. Bila bola tersebut dihubungkan dengan tanah (ground) dengan
menggunakan kawat maka muatan negatif akan mengalir ke bumi (Gambar 3C).
(1).
2
+ _ +
+ _ _ +_ A
+ + __ ga
n
se
ba
ra
+ + _ n
___ + _+ _ _ se
B
+ + __ m
ba
ra
ng
+ + _
___ + +_ _ C
+ + __
+ +
___ + +_ D
+ + _
+ _ +
+ _ + E
+ +
Pada gambar diatas kita mengetahui bahwa bola yang netral tersebut
berubah menjadi bermuatan positif karena kehilangan sebagian muatan negatif
yang mengalir ke bumi(Gambar 1D).(1). Meskipun antara batang karet dan bola
tidak saling bersentuhan, tetapi bola dapat menjadi bermuatan karena mengalirnya
sebagian muatan ke bumi sehingga bola tersebut kekurangan muatan yang
3
berbeda dengan yang mengalir ke bumi. Ketika batang karet yangbermuatan
negative tersebut dijauhkan kembali, maka muatan negatif akan tersebar secara
random kembali (Gambar 1E). Proses tersebut disebut sebagai induksi. (1)
Selain melalui proses induksi arus listrik dapat mengalir melalui bahan
penghantar. Peristiwa pengaliran arus listrik melalui bahan penghantar listrik
disebut sebagai konduksi. Sedang bahan-bahan yang berfungsi sebagai
penghantar disebut sebagai konduktor. (1)
Isolator adalah bahan yang semua elektronnya terikat kuat pada atom dan
tidak bisa bebas bergerak dari satu atom ke atom yang lain. Bahan seperti ini tidak
memiliki electron bebas yang mampu dipergunakan untuk menghantarkan arus,
karena arus listrik pada hakekatnya adalah aliran electron. (1)
4
4. Hukum Coulomb
q 1 q2
F e=k e
r2
1
ke =
4 πε o
5
Contoh Soal:
Ada 3 buah muatan yang berada pada ujung-ujung segitiga sama kaki dengan
panjang kaki a, seperti terlihat dalam Gambar y dimana q1=q3=4µC, q2= -3 µC dan
a=0,02m. Tentukan berapa gaya yang bekerja pada q3?
y
F13
_ F23 3
q a 3 +
2 q
3
+ x
q
1
Jawab:
Yang pertama yang perlu diperhatikan adalah arah gaya yang dikeluarkan oleh q1
dan q2 pada q3. Gaya F23 oleh q2 pada q3 adalah gaya tarik karena q2 dan q3
memiliki muatan yang berbeda. Sedang gaya F13 oleh q1 pada q3 adalah gaya tolak
karena keduanya sama-sama memiliki muatan negatif.
q2 q 3 9 (3,0 x 10 C )(4,0 x 10 C
2 2
−6 −6
F23 =k e 2 =(8 , 99 x 10 Nm /C ) =269, 7 N
a (0 , 02 m)2
q1 q 3 9 ( 4,0 x 10 C )( 4,0 x 10 C
2 2
−6 −6
F23 =k e 2
=(8 , 99 x 10 Nm /C ) =179 , 8 N
( √ 2a ) 2(0 ,02 m)2
6
Gaya tolak F13 membuat sudut 45o dengan sumbu x. Oleh karena itu
komponen gaya F13 searah dengan sumbu x dan y sama yakni sebesar F13 cos 45o=
7,9 N.
Dengan menjumlahkan F12 dan F23 dengan menggunakan aturan vektor maka
diperoleh komponen gaya yang bekerja pada q3 yang searah dengan sumbu x:
7
BAB II
MEDAN LISTRIK
Medan Listrik
Pada materi kali ini, kita telah mengetahui bahwa materi bermasa m yang
menimbulkan medan gravitasi di sekitarnya, maka muatan q juga akan
menimbulkan medan lsitrik di sekitar. Bumi yang bermasa m menimbulkan
medan gravitasi di sekitarnya yang kuat medan gravitasinya ditunjukkan oleh
percepatan gravitasi yang besarnya g=F/m. dengan F sebagai gaya gravitasi bumi.
Begitu juga dengan muatan. Sebuah muatan q akan menimbulkan medan listrik di
dalam ruang di sekitarnya dengan kuat medan listrik sebesar E=Fe/q dengan Fe
sebagai gaya listrik dan sering disebut sebagai gaya elektrostatik atau juga dikenal
sebagai gaya Coulomb. (1)
-
r
-
q qo
qq o
F e=k e
r2 (2)
8
Kuat medan listrik, E pada posisi muatan test tersebut adalah:
q
E=k e
r2
q
E=k e ∑
i r 2i
Paritkel A
∆q
P r
Gambar 4. Elemen muatan kecil ∆q yang merupakan bagian dari muatan yang
terdistribusi secara merata padapartikel A.
Δq
ΔE=k e ⃗r
r2
dengan ⃗r sebagai unit vektor. Bila total elemen muatannya adalah i, maka kuat
medan listrik totalnya adalah:
9
Δq i
E=k e ∑i ⃗r
r 2i
lim Δq i dq
E=k e ∑ 2
⃗r =k e ∫ 2 ⃗r
Δqi →0 i
ri r
Q
ρ=
V
Dengan besaran di atas maka elemen dq bisa dinyatakan sebagai dq= ρdV
Q
σ=
A
Dengan besaran baru ini maka besar elemen dq dapat dinyatakan sebagai
dq=σdA.
3. Rapat muatan linier, untuk muatan Q yang tersistribusi secara merata pada
sebuah garis dengan panjang l.
Q
λ=
l
10
Dengan besaran tersebut maka besar elemen muatan dq dapat dinyatakan
sebagai dq=dl
F e=qE
F=ma
ma=qE
Sehingga di dalam medan listrik yang uniform sebesar E sebuah partikel bermasa
m dan bermuatan sebesar q akan mengalami percepatan, a sebesar:
qE
a=
m
CONTOH SOAL:
Sebuah elektron masuk ke dalam medan listrik uniform seperti dalam Gambar 5
dengan kecepatan vi= 2,0 x 106 m/s. Bila kuat medan listriknya 90N/C dan
panjang plat sejajarnya adalah 0,1m, maka:
Muatan elektron adalah e=1,60 x 10-19 C dan massa electron adalah me= 9,11 x 10-
31 kg,maka besar percepatan electron tersebut:
−19
qE (1 ,60 x 10 C )(90 N /C )
a= = =15 , 806 x 1012 m/ s2
m −31
9 , 11 x10 kg
11
B. Bila electron memasuki medan listrik pada waktu t=0, tentukan waktu saat
electron meninggalkan medan listrik tersebut.
Jarak horizontal yang dilalui electron adalah l=0,2m, maka waktu yang diperlukan
untuk melintasi jarak sejauh 0,1m tersebut adalah
l 0,2 m
t= = =1 x 10−7 s
v i 2,0 x 106 m/ s
12
BAB III
HUKUM GAUSS
Hukum Gauss adalah sebuah hubungan antara medan di semua titik pada
permukaan dengan muatan total yang tercakup di dalam permukaan itu. Hal ini
mungkin kedengarannya menyerupai sebuah cara yang cenderung tidak langsung
untuk menyatakan sesuatu, tetapi terbukti akan merupakan sebuah hubungan yang
sangat berguna. Selain kegunaannya sebagai alat perhitungan Hukum Gauss akan
membantu kita mendapatkan penglihatan (insight) yang lebih dalam mengenai
medan listrik. (2)
Sebelum menjelaskan hukum Gauss ini, kita harus lebih dahulu mengenal
mengetahui pengertian Fluks Iistrik. Fluks berkaitan dengan besaran medan yang
“menembus” dalam arah yang tegak lurus suatu permukaan tertentu. Fluks listrik
menyatakan medan listrik yang menembus dalam arah tegak lurus suatu
permukaan. Ilustrasinya akan lebih mudah dengan menggunakan deskripsi visual
untuk medan listrik (yaitu penggambaran medan listrik sebagai garis-
garis).Dengan penggambaran medan seperti itu (garis), maka fluks listrik dapat
digambarkan sebagai banyaknya “garis” medan yang menembus suatu
permukaan. Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan E pada permukaan yang
luasnya dA adalah(2):
13
Beberapa contoh :
14
15
Jawab:
Akibat elemen dl yang mualannya dQ, besar medan lislrik di P adalah :
Disini maka
karena simetri, maka dalam arah sumbu y medan lislriknya nol, maka :
maka di peroleh
Untuk x » a, maka :
1 q
E ( r )= r^
4 πε 0 r 2 0
16
Untuk menunjukkan adanya medan, maka digambarkan beberapa vektor
medan E yang arahnya ke luar secara radial dan medan E makin kecil bila
letaknya makin jauh,
1
E∝
r2
q + q
Gambar 2.2 Garis medan antara dua muatan positif dan negatif
∫ E. da
yang tegak lurus arah medan, atau fluks = s melalui permukaan S
sebanding dengan jumlah garis medan yang melewati S.
r^ 0
∫ E . da=∫ k
S
( )(
q
r 2
. r 2 sin θ dθ dφ ^r 0 )=kq 4 π =q /ε 0
n
E=∑ Ei
Bila muatan banyak, belaku superposisi: i=1 dan jumlah fluks yang
melewati permukaan tertutup:
n n
q
∮ E . da=∑ ∮ Ei . da=∑ ε i =Q/ε0
S i=1 i=1 0
17
Q jumlah muatan yang tertutup S, (2.10) dikenal sebagai hukum Gauss
n
E
q d da
q da n
E . da=k 2
dan , sedangkan =d Ω
r r2
q q
∮ E . da=∮ kqd Ω= 4πε . 4 π=
ε0
0
n2
E2
d E1
q n1
q q
E2 . da2 = d Ω, E 1 . da1=− d Ω⇒∮ E. da=0
4 πε 0 4 πε 0
18
Jadi untuk muatan yang terletak di luar selimut Gauss berlaku
1
∮ E . da=∫ ( ∇ . E ) dV = ε ∫ ρ dV ⇒ ∴ ∇ . E=q/ε 0
V 0
1. Tentukan medan listrik di luar bola bermuatan listrik seragam. Jejari bola
R, dan rapat muatan = konstan.
19
Hukum Gauss: ∮ E.da=Q /ε0
1
∮ E . da= ε ρ [ 4 /3 π R 3]
0
4 πρ 3
E ( 4 π r2) = R
3 ε0
3
ρ R
E= ¿¿
3 ε 0 r2
a
R
l
L
2
Q=∫ ρ dv =∫ ( kr ) ( r dr dθ dz )= π kla 3
3
∮ E .da=∫|E|da=|E|∫ da=|E| 2π al
20
Q 2
|E| 2 π al= = π kla3
ε0 3 ε0
1 1
∴ E= k a 2 ^r 0
3 ε0 (k konstanta, bukan 4 πε 0 )
1
E= k R 2 r^ 0
3ε0
3. Suatu bidang datar tipis, dengan rapat muatan permukaan yang seragam.
Tentukan kuat medan listrik di sekitar bidang tersebut!
∮ E .dA=Q/ε0
Karena bidang tipis, maka muatan di dalam S adalah Q=σ A (dianggap satu
lapisan permukaan saja dengan luas A), sedang
σ A σ
∴ 2 |E| A= ⇒ E= n^
2 ε0 2 ε0
21
4. Dua pelat sejajar, masing-masing bermuatan berbeda, dengan rapat muatan .
Tentukan medan listrik di daerah I, II, dan III
E
E
I II III
E E
+ -
B
A
Pelat A dengan rapat muatan + menghasilkan medan listrik ke luar pelat sebesar
σ
.
2ε 0 Jadi di daerah I arah medan ke kiri, II dan III arah ke kanan.
σ
.
pelat sebesar 2ε 0 Jadi di daerah I dan II arah medan ke kanan, dan III arah
ke kiri.
Kesimpulan
σ
E= .
Medan listrik di I dan III = 0, sedang di daerah II ε0
22
σ Sa
=0+ E Sa+ E Sb=
ε0
σ
∴ E=
2 ε0
σ
E= ^z
Medan listrik di luar luasan: 2 ε0 (di atas permukaan)
σ
E=− ^z
2 ε 0 (di bawah permukaan)
23
BAB IV
POTENSIAL LISTRIK
θ
q’
d b
s
r r +dr
a
+ Q
Gambar 1: kerja gaya medan listrik dari titik a ke titik b
Kerja gaya medan listrik pada muatan uji q’ dari a ke b adalah WE :
b b
Q 1 1
W E=∫ ⃗
a a
'
F ∙d r⃗=∫ q E cos θ ds=q ' −
4 π ε0 ra rb( ) (1)
Secara sama dengan kerja gaya medan gravitasi dari a ke b = harga negatif
beda potensial gravitasi di b dengan di a, maka kerja gaya medan listrik pada
muatan uji q’ dari a ke b diperjanjikan = harga negatif beda energi potensial listrik
di b dengan di a, secara matematika dituliskan: (3)
b
24
dimana U b dan U a , berturut-turut enrgi potensial di b dan di a
2. Potensial Elektrostatis
Setelah memahami apa energi potensial listrik selanjutnya yaitu pengertian
potensial listrik. Potensial listrik didefinisikan sebagai energi potensial persatuan
muatan positif. (3). Jika U adalah energi potensial listrik, potensial listrik tersebut
yang diberi notasi V adalah:
U
V= (3)
q'
Jika ruas liri dan ruas kanan dari persamaan (2) dibagi dengan q’, maka
didapat:
b
V b −V a=−∫ E cos θ ds (4)
a
Persamaan (5) dapat dibaca:potensial disuatu titik adalah harga negatif dari
integral garis kuat medan listrik dari tak berhingga ke titik tersebut.
Contoh soal:
Pada keempat sudut bujur sangkar (sisi 30 cm) terletak suatu muatan. Tentukan
potensial di titik pusat bujur sangkar jika keempat muatan itu masing-masing
3 μC ?
Penyelesaian
Visualisasi masalah
q 1=q 2=q3 =q 4=3 μF
25
s1=s 2=s 3=s 4=0,2 m
V P=… … … … … . ?
Deskripsi fisika
s
s P s
Rencana solusi
1 qi
V P= ∑
4 π ε0 ri
r 1=s cos 45 s
r 1=r 2=r 3=r 4
1 q1 q2 q 2 q 4
V P= ( + + +
4 π ε0 r1 r2 r3 r4 )
1 q
V P= 4
4 π ε0 r ()
Pelaksana rencana
r 1=s cos 45=0,2cos 450=0,141
1 q 3 ×10−6
V P= 4
4 π ε0 r () 9
=9 ×10 × 4
0,141 ( )
=765,9 ×103 V
Evaluasi solusi
V P=765,9 ×103 V (tepat, rasional dan kompleks)
3. Potensial listrik pada muatan yang terdistribusi kontinu
Dalam beberapa hal, tempat di tak berhingga sebagai titik pangkal/titik
referensi tidak dapat dilakukan, karena akan menghasilkan harga potensial yang
besarnya tak berhingga, misalnya pada suatu titik diluar silinder yang bermuatan,
atau potensial pada kawat lurus tak berhingga panjang. Untuk mengatasi hal ini
diperjanjikan sebagai titik pangkal adalah suatu titik tertentu yang jaraknya
26
tertentu pula dari pusat benda, misalnya potensial disekitar kawat lurus tak
berhingga panjang yang bermuatan, dipilih titik tertentu yang potensialnya nol
adalah titik yang jaraknya r 0 dari kawat. contoh lain bila suatu sistem yang
ditinjau ada bagian yang dihubungkan dengan tanah diambil titik referensi dengan
potensial = 0. (3).
Untuk menyatakan beda potensial antara titik a dan titik b dengan singkat,
perlu diperjanjikan notasi sebgai berikut:
V a −V b=V ab sehingga V ab=−V ba
Potensial listrik adalah besaran skalar yang dapat dihitung dari besaran
vektor kuat medan listrik dengan operator pengintegralan, sebaliknya besaran
vektor kuat medan listrik dapat dihitung dari besaran skalar potensial listrik
dengan operator kebalikan operator pengintegralan yaitu operator
pendeferensialan. Kuat medan listrik merupakan vektor, sehingga operatornya
juga operator pendeferensialan vektor, (3)
E =−grad V =−⃗
⃗ ∇V (6)
Dalam koordinat kartesian :
E =i^ E x + ^j E y + k^ E z
⃗
⃗ ∂V ^ ∂V ^ ∂V
∇ V =i^ +j +k
∂x ∂y ∂z
Persamaan (6) menjadi:
∂V ^ ∂ V ^ ∂ V
i^ E x + ^j E y + k^ E z=−i^ −j −k
∂x ∂y ∂z
atau
−∂ V −∂ V −∂ V
E x= , E y= , E z= (7)
∂x ∂y ∂z
Dalam koordinat kutub:
E =r^ E r + θ^ Eθ
⃗
dengan r^ dan θ^ berturut-turut vektor satuan ke arah radial dan ke arah tangensial.
⃗ ∂V ^ ∂V
∇ V =^r +θ
∂r ∂θ
Persamaan (6) menjadi:
27
∂V ^ ∂ V
r^ Er + θ^ E θ=−^r −θ
∂r ∂θ
atau
−∂ V −∂ V
Er = , Eθ= (8)
∂r ∂θ
Contoh soal:
Sebuah cincin bermuatan q=10−5 C , radius 30 cm. Carilah potensial di titik b
pada sumbu cincin yang jaraknya 50 cm dari pusat cincin ?
Penyelesaian
Visualisasi masalah
q=10−5 C
R=40 cm=0,4 m
q b
Ecincin =
4 π ε0 3
( R 2+ b2 ) 2
V ❑=… … … ….. ?
Deskripsi fisika
Rencana solusi
dq 1
dV =
4 π ε0 R
1
2 2 2
R=( a + x )
1 1
∫ dV =¿ 4 π ε R∫
dq ¿
0
28
q 1
V=
4 π ε0 2
1
2 2
(a + x )
Pelaksanaan rencana
q 1 9 10−5
V= 1
=9× 10 1
=14,06 ×10 4 V
4 π ε0
( a2 + x )2 2
( 0,42 +0,5 )
2 2
Evaluasi solusi
V =14,06 × 104 V (tepat, rasional dan kompleks)
4. Kapasitansi dan Dielektrik
Jika bola konduktor radius R dalam hampa dimuati, maka potensila bola V,
1 q
V= ∙
4 π ε0 R
atau
q=( 4 π ε 0 ) V
Dari persamaan ini kita dapat mrngetahui dengan jelas bahwa bila
potensial bola dinaikkan, muatan bola akan naik sebanding dengan potensial bola.
Tetapan perbandingan ini, yaitu perbandingan antara muatan dan potensial,
dinamakan kapasitans bola. Jika pengertian ini diperluas, untuk setiap sistem
konduktor dengan potensialnya dinamakan kapasitasn sistem tersebut.(3)
Jika suatu sistem yang terdiri dari dua konduktor dihubungkan dengan
kutub-kutub sumber tegangan, maka kedua konduktor akan bermuatan sama tetapi
tandanya berlawanan, dikatakan telah terjadi perpindahan muatan dari konduktor
yang satu ke konduktor yang lain. Sistem dua konduktor yang akan bermuatan
sama dan tandanya berlawanan jika dihubungkan jika dihubungkan dengan kutub-
kutub sumber tegangan, dinamakan kapasitor. (3)
Jika besarnya muatan kapasitor tersebut masing-masing q dan beda potensial
antara kedua konduktor dari kapasitor tersebut V ab , maka kapasitansi kapasiotr :
q
C= (9)
V ab
29
Besarnya kapasitans kapasitor bergantung pada bentuk dan ukuran
konduktor yang membentuk sistem kapasitor tersebut. Ada tiga macam kapasitor
menurut bentuk dari bentuk konduktor penyusunnya, yaitu kapasitor dua pelat
sejajar, kapasitor dua bola kosentris, dan kapasitor dua silinder koaksial. (3)
Energi Kapasitor Bermuatan
Usaha W yang telah dipakai untuk pemberian muatan kapasitor akan
disimpan oleh kapasitor sebagai energi.
Dari persamaan energi listrik dW= V dq (lihat persamaan 1.27), maka energi
kapasitor:
q
dW =v . dq= dq
C
Jumlah total energi (usaha) untuk menaikkan muatan itu dari nol ke harga
akhir Q adalah :
Q
1 1 Q2
W= ∫ q dq=
C 0 2C
Karena V =Q /C , maka:
2
1 Q 1 1
W= = 2 CV 2 = 2 QV
2 C (3)
Bahan Dielektrik dalam Kapasitor
Jika antara dua pelat kapasitor sebagaimana pada Gambar 10 diisi dengan
bahan dielektrik, maka kapasitansi menjadi:
A
C=ε 0 ε r
d
= −
= permitivitas dielektrik
εr ε 0
Contoh soal
30
Sebuah kapasitor keping sejajar mempunyai keping dengan ukuran 3,0 cm× 4,0 cm
dan dipisahkan sejauh 1,0 mm. Carilah rumus dan besar kapasitansinya?
Penyelesaian
Visualisasi masalah
A=3,0 cm× 4,0 cm=6 × 10−4 m
d=2,0 mm=2,0 ×10−3 m
C=… … … … . ?
Deskripsi fisika
−
Rencana solusi
⃗E= δ x^
ε0
1 Q
^x
= ε0 A
31
Evaluasi solusi
C=53,1 ×10−13 F (tepat, rasional dan kompleks)
5. Sambungan Kapasitor
Beberapa kapasitor dapat disambung secara seri, paralel, atau gabungan
seri dan paralel. Sambungan beberapa kapasitor tersebut dapat diganti dengan satu
kapasitor yang sama nilainya. (3)
a. Susunan Seri
Ditinjau kapasitor yang kapasitansnya C 1 dan C 2
V
Gambar 2: kapasitor susunan seri
sama, karena proses pemuatannya dapat diterangkan sebagai berikut: jika kedua
maka keping keping kiri dari kapasitor C1 bermuatan positif q, keping kanan
kapasitor C1 akan menarik elektron dari dari keping kiri kapasitor C2 sehingga
+q. Keping kanan kapasitor C2 menarik muatan dari dari sumber tegangan
(3)
sehingga bermuatan –q.
q q
V =V 1+V 2 = +
C 1 C2
q 1 1
V=
CS
=q( +
C1 C 2 )
atau
1 1 1
= + (11)
C S C 1 C2
32
Untuk n kapasitor disambung seri :
n
1 1
=∑ (12)
C S i=1 C i
b. Susunan Paralel
Ditinjau kapasitor yang kapasitansnya C 1 dan C 2 disambung paralel.
V
Gambar 3: Kapasitor susunan paralel
Jika kapasitor disambung paralel, beda potensial antara masing-masing
kapasitor sama, yaitu sama dengan V, sedang muatan masing-masing kapasitor
berlainan besarnya, bergantung pada kapasitans dari kapasitor tersebut. (3)
q 1=C1 V
q 2=C 2 V
q 1+ q2=( C1 +C 2) V
q=q 1+ q2=( C1 +C 2) V =C P V
C P =C1 +C 2 (13)
Untuk n kapasitor disambung paralel, kapasitans ekivakennya:
n
C P =∑ Ci (14)
i=1
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.academia.edu/9653718/LISTRIK_STATIS_-
HUKUM_COULOMB2.
2. https://www.academia.edu/8201867/Medan_listrik
33
3. Halliday R. Reznick. 1986. Fisika jilid 2 (terjemahan Pantur Silaban). Jakarta:
Erlangga
Serway. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknik
34