Anda di halaman 1dari 37

TUGAS

MEDAN ELEKTROSTATIS

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ADNAN : 105821101417
SUHARDI : 105821100317
MUHAMMAD RIFALDI SAID : 105821100417

KELOMPOK I
LISTRIK 5A

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, berkat dan bimbingan-Nya, proses penulisan tugas ini dapat berjalan
dengan baik dan terselesesaikan tepat waktu. Dalam makalah ini saya membahas
tentang “Medan Elektrostatis”.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperdalam pemahaman
mahasiswa mengenai Medan Elektrostatis.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung penulis dalam memyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis
mengharapkan usul dan saran dari teman teman yang bersifat membangun demi
perbaikan dalam penulisan berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca

Makassar, 12 Januari 2020

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I LISTRIK STATIS DAN HUKUM COULOMB.........................................1

BAB II MEDAN LISTRIK.....................................................................................8

BAB III HUKUM GAUSS...........................................................................13

BAB IV POTENSIAL LISTRIK...................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................33

ii
BAB I

LISTRIK STATIS DAN HUKUM COULOMB

1. Sifat-sifat Muatan

Pada percobaan sebuah sisir digosok-gosokkan pada rambut, lalu


didekatkan kepada serpihan kertas kecil-kecil, maka serpihan kertas itu akan
tertarik dan melekat pada sisir. Peristiwa ini menunjukkan adanya gaya listrik
yang termasuk gaya medan. Meskipun kedua obyeknya tidak saling bersentuhan
namun pengaruh gayanya dapat diobservasi. Peristiwa itu sekaligus menujukkan
eksistensi muatan listrik. Adanya loncatan api kecil ketika kulit kita secara tidak
sengaja menyentuh meja juga menunjukkan adanya muatan. (1)

Setelah melakukan eksperimen sederhana dapat ditunjukkan bahwa bila


dua batang karet yang keras digosok-gosokkan pada bulu, lalu digantung dengan
benang di tengahnya dan ujungnya saling didekatkan satu terhadap yang lain,
maka akan nampak bahwa keduanya saling menolak(1). Namun bila batang yang
sama didekatkan pada batang kaca yang sudah digogok-gosokkan pada sutera,
maka antara batang karet dengan batang kaca itu saling tarik menarik. Kenyataan
tersebut menunjukkan adanya dua jenis muatan yang berbeda. Muatan yang sama
akan saling tolak menolak dan muatan yang berbeda akan saling tarik menarik.
Kedua jenis muatan itu oleh Benjamin Franklin (1706-1790) diberi nama muatan
positif dan muatan negatif. Muatan positif adalah muatan seperti yang dimiliki
oleh proton sedang muatan negatif adalah muatan seperti yang dimiliki oleh
elektron. (1)

Dalam berbagai penelitian selanjutnya Robert Millikan (1868-1953)


menunjukkan bahwa besar muatan itu terkuantisasi dan diberi nilai sebesar
muatan elementer e yang besarnya sama dengan 1, 602 x 10 19. Untuk electron
besar muatannya -1, 602 x 1019 sedang untuk proton besar muatannya + 1, 602 x
1019. Untuk partikel lain muatannya dapat dinotasikan sebagai q = Ne dengan N
merupakan bilangan integer. (1)

1
Setelah eksperimen tersebut kita mengetahui fakta lain yang menarik
tentang adanya muatan adalah kenyataan bahwa muatan tersebut tidak bisa
diciptakan. Ketika batang gelas digosok-gosokkan pada kain sutera, maka kain
sutera tersebut menerima muatan negatif dengan jumlah yang sama dengan
muatan positif yang muncul pada gelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jumlah muatan dalam sistem tertutup selalu tetap. (1)

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Di alam terdapat dua jenis muatan yang berbeda yakni positif dan negatif.
2. Muatan yang sejenis tolak menolak dan muatan yang berbeda jenis tarik
menarik.
3. Jumlah muatan di dalam sistem terisolasi selalu tetap.
4. Muatan itu besarnya terkuantisasi.
2. Induksi Listrik

Bila sebuah batang karet keras yang bermuatan negatif didekatkan kepada
sebuah bola yang bermuatan netral (Gambar 1A), maka muatan negatif akan
pindah ke sisi yang lain (Gambar 2B). Perpindahan muatan ke sisi yang lain
tersebut akan menyebabkan sisi bola yang dekat dengan batang karet cenderung
bermuatan positif. Bila bola tersebut dihubungkan dengan tanah (ground) dengan
menggunakan kawat maka muatan negatif akan mengalir ke bumi (Gambar 3C).
(1).

2
+ _ +
+ _ _ +_ A
+ + __ ga
n
se
ba
ra
+ + _ n
___ + _+ _ _ se
B
+ + __ m
ba
ra
ng
+ + _
___ + +_ _ C
+ + __

+ +
___ + +_ D
+ + _

+ _ +
+ _ + E
+ +

Gambar 1. Pemuatan melalui proses induksi

Pada gambar diatas kita mengetahui bahwa bola yang netral tersebut
berubah menjadi bermuatan positif karena kehilangan sebagian muatan negatif
yang mengalir ke bumi(Gambar 1D).(1). Meskipun antara batang karet dan bola
tidak saling bersentuhan, tetapi bola dapat menjadi bermuatan karena mengalirnya
sebagian muatan ke bumi sehingga bola tersebut kekurangan muatan yang

3
berbeda dengan yang mengalir ke bumi. Ketika batang karet yangbermuatan
negative tersebut dijauhkan kembali, maka muatan negatif akan tersebar secara
random kembali (Gambar 1E). Proses tersebut disebut sebagai induksi. (1)

Selain melalui proses induksi arus listrik dapat mengalir melalui bahan
penghantar. Peristiwa pengaliran arus listrik melalui bahan penghantar listrik
disebut sebagai konduksi. Sedang bahan-bahan yang berfungsi sebagai
penghantar disebut sebagai konduktor. (1)

3. Konduktor dan Isolator

Telah kita ketahui bahwa berdasarkan kemampuannya menghantarkan arus


listrik, bahan-bahan di alam semesta dapat dibagi menjadi tiga kelompok yakni
konduktor, isolator, dan semi-konduktor. Konduktor adalah bahan yang masing-
masing atom penyusunnya memiliki satu atau dua electron yang terikat secara
lemah pada inti atom. Ketika atom-atom tersebut berkumpul membentuk satu
bahan konduktor maka pada bahan tersebut akan terkumpul sejumlah electron
bebas. Elektron-elektron bebas tersebut relatif mudah bergerak dalam bahan
konduktor tersebut menghantarkan arus listrik. (1)

Isolator adalah bahan yang semua elektronnya terikat kuat pada atom dan
tidak bisa bebas bergerak dari satu atom ke atom yang lain. Bahan seperti ini tidak
memiliki electron bebas yang mampu dipergunakan untuk menghantarkan arus,
karena arus listrik pada hakekatnya adalah aliran electron. (1)

Semi-konduktor adalah bahan yang memiliki sifat antara isolator dan


konduktor. Dalam keadaan biasa, tanpa perlakukan, bahan tersebut bersifat
sebagai isolator. Namun setelah dikotori dengan menggunakan atom-atom
tertentu, maka kemampuan menghantarkan arusnya meningkat tajam. Contoh
bahan semi-konduktor adalah Silikon, Si dan Germanium, Ge.(1)

4
4. Hukum Coulomb

Gaya elektrostatik antar muatan listrik berhasil diukur oleh Charles


Coulomb (1736-1806). Dengan menggunakan balance torsion Coulomb
mengamati interaksi antara dua buah partikel bermuatan. Dari hasil
pengukurannya dia menyimpulkan bahwa gaya elektrostatik antara dua buah
partikel yang muatan yang tidak bergerak adalah:

1. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar muatan (r-2)


2. Berbanding lurus dengan hasil kali kedua muatan yang berinteraksi (q1q2)
3. Bersifat tolak menolak bila muatannya sejenis dan tarik menarik bila
muatannya berbeda jenis.
4. Bersifat konservatif
Kedau muatan yang saling berinteraksi tersebut dianggap sebagai muatan
titik (point charge). Maksudnya partikel tersebut bermuatan tetapi tidak bermasa.
Kesimpulan hasil pengamatannya dirumuskan dalam satu formula yang terkenal
sebagai Hukum Coulomb: (1)

q 1 q2
F e=k e
r2

Dengan Fe adalah gaya Coulomb, q1 adalah besar muatan ke 1, q2 adalah


besar muatan ke 2, r adalah jarak antar muatan dan ke adalah konstanta Coulomb
yang besarnya 8.9875 x 109 N'm2/C2. Konstanta tersebut juga sering dinyatakan
sebagai:

1
ke =
4 πε o

Dengan єo sebagai permitivitas ruang hampa yang besarnya 8.8542 x 10 -12


C2/Nm2.

5
Contoh Soal:

Ada 3 buah muatan yang berada pada ujung-ujung segitiga sama kaki dengan
panjang kaki a, seperti terlihat dalam Gambar y dimana q1=q3=4µC, q2= -3 µC dan
a=0,02m. Tentukan berapa gaya yang bekerja pada q3?

y
F13
_ F23 3
q a 3 +
2 q
3

+ x
q
1

Gambar 2. Interaksi antara 3 buah muatan

Jawab:

Yang pertama yang perlu diperhatikan adalah arah gaya yang dikeluarkan oleh q1
dan q2 pada q3. Gaya F23 oleh q2 pada q3 adalah gaya tarik karena q2 dan q3
memiliki muatan yang berbeda. Sedang gaya F13 oleh q1 pada q3 adalah gaya tolak
karena keduanya sama-sama memiliki muatan negatif.

Besarnya Gaya F23 adalah:

q2 q 3 9 (3,0 x 10 C )(4,0 x 10 C
2 2
−6 −6
F23 =k e 2 =(8 , 99 x 10 Nm /C ) =269, 7 N
a (0 , 02 m)2

Besarnya Gaya F13 adalah:

q1 q 3 9 ( 4,0 x 10 C )( 4,0 x 10 C
2 2
−6 −6
F23 =k e 2
=(8 , 99 x 10 Nm /C ) =179 , 8 N
( √ 2a ) 2(0 ,02 m)2

6
Gaya tolak F13 membuat sudut 45o dengan sumbu x. Oleh karena itu
komponen gaya F13 searah dengan sumbu x dan y sama yakni sebesar F13 cos 45o=
7,9 N.

Dengan menjumlahkan F12 dan F23 dengan menggunakan aturan vektor maka
diperoleh komponen gaya yang bekerja pada q3 yang searah dengan sumbu x:

F3x = F13x + F23x = 7,9 N + (-9N) = -1,1 N

F3y = F13y + F23y = 7,9N + 0 = 7,9 N

Sehingga besarnya gaya total yang bekerja pada q3 adalah:

Fr = √[(7,9 N)2 + (-1,1 N)2] = √62,62 N = 7,91 N

7
BAB II

MEDAN LISTRIK

Medan Listrik

Pada materi kali ini, kita telah mengetahui bahwa materi bermasa m yang
menimbulkan medan gravitasi di sekitarnya, maka muatan q juga akan
menimbulkan medan lsitrik di sekitar. Bumi yang bermasa m menimbulkan
medan gravitasi di sekitarnya yang kuat medan gravitasinya ditunjukkan oleh
percepatan gravitasi yang besarnya g=F/m. dengan F sebagai gaya gravitasi bumi.
Begitu juga dengan muatan. Sebuah muatan q akan menimbulkan medan listrik di
dalam ruang di sekitarnya dengan kuat medan listrik sebesar E=Fe/q dengan Fe
sebagai gaya listrik dan sering disebut sebagai gaya elektrostatik atau juga dikenal
sebagai gaya Coulomb. (1)

-
r
-
q qo

Gambar 3. Muatan test qo berada pada posisi r dari muatan sumber q.

Sebagai gambaran, bila kita memiliki sebuah muatan sumber q yang


stasioner pada satu posisi, maka untuk mengetahui bahwa di sekitar muatan itu
ada medan listrik diperlukan muatan lain untuk mengujinya. Muatan test tersebut
berfungsi sebagai detektor. Bila muatan test, qo tersebut diletakkan sejauh r dari
muatan sumber (Lihat Gambar 3), maka gaya elektrostatik yang dirasakan oleh
muatan test adalah

qq o
F e=k e
r2 (2)

8
Kuat medan listrik, E pada posisi muatan test tersebut adalah:

q
E=k e
r2

Bila medan listriknya ditimbulkan oleh kelompok muatan, dalam artian


bukan muatan tunggal maka kuat medan listriknya adalah jumlahan vektor kuat
medan listrik yang ditimbulkan oleh masing-masing muatannya. (1)

q
E=k e ∑
i r 2i

Medan Listrik karena muatan dengan distribusi kontinu

Medan listrik yang disebabkan oleh muatan yang terdistribusi secara


merata merupakan jumlahan vektor dari medan listrik yang disebabkan oleh
masing-masing muatan. (2). Sebagai gambaran kuat medan lsitrik di titik P (lihat
Gambar 4) yang disebabkan oleh satu elemen muatan kecil ∆q dengan jarak ∆q ke
P sejauh r adalah

Paritkel A

∆q

P r

Gambar 4. Elemen muatan kecil ∆q yang merupakan bagian dari muatan yang
terdistribusi secara merata padapartikel A.

Δq
ΔE=k e ⃗r
r2

dengan ⃗r sebagai unit vektor. Bila total elemen muatannya adalah i, maka kuat
medan listrik totalnya adalah:

9
Δq i
E=k e ∑i ⃗r
r 2i

Dengan indeks i menyatakan elemen ke-i di dalam distribusi muatan tersebut.


Karena seluruh muatan terdistribusi secara kontinu, maka total kuat medan listrik
di titik P dengan ∆qi mendekati nol adalah:

lim Δq i dq
E=k e ∑ 2
⃗r =k e ∫ 2 ⃗r
Δqi →0 i
ri r

Dengan integrasi mencakup seluruh distribusi muatan. Untuk memudahkan


melakukan integrasi ke seluruh daerah distribusi maka diperkenalkan beberapa
besaran sebagai berikut:

1. Rapat muatan volum, ρ untuk muatan Q yang terdistribusi secara merata di


seluruh bagian volum, V tersebut. Besar rapat muatan valum adalah:

Q
ρ=
V

Dengan besaran di atas maka elemen dq bisa dinyatakan sebagai dq= ρdV

2. Rapat muatan permukaan, σ untuk muatan Q yang terdistribusi secara merata


pada sebuah permukaan dengan luas A.

Q
σ=
A

Dengan besaran baru ini maka besar elemen dq dapat dinyatakan sebagai
dq=σdA.

3. Rapat muatan linier,  untuk muatan Q yang tersistribusi secara merata pada
sebuah garis dengan panjang l.

Q
λ=
l

10
Dengan besaran tersebut maka besar elemen muatan dq dapat dinyatakan
sebagai dq=dl

Muatan dengan masa m bergerak di dalam medan lsitrik E

Bila sebuah partikel bermuatan q dengan massa m diletakkan di bawah pengaruh


medan listrik E, maka pada partikel tersebut bekerja gaya elektrostatik sebesar;

F e=qE

Gaya elektrostatik Fe akan menyebabkan partikel bermuatan tersebut bergerak.


Menurut Newton partikel bermasa m tersebut mendapatkan gaya sebesar:

F=ma

Substitusi kedua persamaan di atas akan menghasilkan

ma=qE

Sehingga di dalam medan listrik yang uniform sebesar E sebuah partikel bermasa
m dan bermuatan sebesar q akan mengalami percepatan, a sebesar:

qE
a=
m

CONTOH SOAL:

Sebuah elektron masuk ke dalam medan listrik uniform seperti dalam Gambar 5
dengan kecepatan vi= 2,0 x 106 m/s. Bila kuat medan listriknya 90N/C dan
panjang plat sejajarnya adalah 0,1m, maka:

A. Tentukan percepatan electron di dalam medan listrik tersebut.

Muatan elektron adalah e=1,60 x 10-19 C dan massa electron adalah me= 9,11 x 10-
31 kg,maka besar percepatan electron tersebut:

−19
qE (1 ,60 x 10 C )(90 N /C )
a= = =15 , 806 x 1012 m/ s2
m −31
9 , 11 x10 kg

11
B. Bila electron memasuki medan listrik pada waktu t=0, tentukan waktu saat
electron meninggalkan medan listrik tersebut.

Jarak horizontal yang dilalui electron adalah l=0,2m, maka waktu yang diperlukan
untuk melintasi jarak sejauh 0,1m tersebut adalah

l 0,2 m
t= = =1 x 10−7 s
v i 2,0 x 106 m/ s

12
BAB III

HUKUM GAUSS

Hukum Gauss adalah sebuah hubungan antara medan di semua titik pada
permukaan dengan muatan total yang tercakup di dalam permukaan itu. Hal ini
mungkin kedengarannya menyerupai sebuah cara yang cenderung tidak langsung
untuk menyatakan sesuatu, tetapi terbukti akan merupakan sebuah hubungan yang
sangat berguna. Selain kegunaannya sebagai alat perhitungan Hukum Gauss akan
membantu kita mendapatkan penglihatan (insight) yang lebih dalam mengenai
medan listrik. (2)

Sebelum menjelaskan hukum Gauss ini, kita harus lebih dahulu mengenal
mengetahui pengertian Fluks Iistrik. Fluks berkaitan dengan besaran medan yang
“menembus” dalam arah yang tegak lurus suatu permukaan tertentu. Fluks listrik
menyatakan medan listrik yang menembus dalam arah tegak lurus suatu
permukaan. Ilustrasinya akan lebih mudah dengan menggunakan deskripsi visual
untuk medan listrik (yaitu penggambaran medan listrik sebagai garis-
garis).Dengan penggambaran medan seperti itu (garis), maka fluks listrik dapat
digambarkan sebagai banyaknya “garis” medan yang menembus suatu
permukaan. Fluks listrik yang dihasilkan oleh medan E pada permukaan yang
luasnya dA adalah(2):

13
 

Arah elemen luas dA ditentukan dari arah normal permukaan tersebut.


Fluks listrik disebabkan adanya medan listrik, berarti adanya muatan
menimbulkan fluks listrik. (2)

Beberapa contoh :

Dengan menggunakan hukum Gauss, tentukan kuat medan listrik di dekat


permukaan bermuatan yang rapat muatannya s. Jika permukaan cukup besar dan
yang ditinjau adalah medan di dekat permukaan maka E dapat dianggap homogen
dengan arah tegak lurus permukaan. (2)

Gunakan hukum Gauss

14
  

Jadi   dalam bentuk vektor 

 Sebuah cincin tipis mempanyai jari-jari a dan muatan Q, terdistribusi


secara homogen. Tentukan medan listrik di lilik P pada sumbunya, pada
jarak x dari pusal Gambar 2-4

15
Jawab:
Akibat elemen dl yang mualannya dQ, besar medan lislrik di P adalah :

Disini   maka 

karena simetri, maka dalam arah sumbu y medan lislriknya nol, maka :

maka di peroleh 

Untuk x » a, maka : 

Medan listrik di P yang ditimbulkan oleh muatan q di O:

1 q
E ( r )= r^
4 πε 0 r 2 0

16
Untuk menunjukkan adanya medan, maka digambarkan beberapa vektor
medan E yang arahnya ke luar secara radial dan medan E makin kecil bila
letaknya makin jauh,

1
E∝
r2

Arah medan E yang dihubung-hubungkan diperoleh garis medan

q + q

Gambar 2.2 Garis medan antara dua muatan positif dan negatif

Kekuatan medan sebanding dengan jumlah garis medan persatuan luas

∫ E. da
yang tegak lurus arah medan, atau fluks = s melalui permukaan S
sebanding dengan jumlah garis medan yang melewati S.

Muatan q di (0,0,0), fluks E melalui permukaan bola berjari-jari r:

r^ 0
∫ E . da=∫ k
S
( )(
q
r 2
. r 2 sin θ dθ dφ ^r 0 )=kq 4 π =q /ε 0

n
E=∑ Ei
Bila muatan banyak, belaku superposisi: i=1 dan jumlah fluks yang
melewati permukaan tertutup:

n n
q
∮ E . da=∑ ∮ Ei . da=∑ ε i =Q/ε0
S i=1 i=1 0

17
Q jumlah muatan yang tertutup S, (2.10) dikenal sebagai hukum Gauss

Bila muatan berada dalam permukaan /selimut Gauss:

n
E

q d da

E . da=E . n^ da=Edan →da n=luas proyeksi da arah ⊥ E

q da n
E . da=k 2
dan , sedangkan =d Ω
r r2

q q
∮ E . da=∮ kqd Ω= 4πε . 4 π=
ε0
0

Bila muatan q berada di luar selimut Gauss

n2
E2
d E1

q n1

q q
E2 . da2 = d Ω, E 1 . da1=− d Ω⇒∮ E. da=0
4 πε 0 4 πε 0

18
Jadi untuk muatan yang terletak di luar selimut Gauss berlaku

∮ E . da=0 Hukum Gauss dalam bentuk diferensial

Hukum Gauss untuk distribusi muatan titik ∮ E . da=q/ ε 0 , dan bila

distribusi muatan kontinu


q=∫ ρ dv , sehingga

1
∮ E . da=∫ ( ∇ . E ) dV = ε ∫ ρ dV ⇒ ∴ ∇ . E=q/ε 0
V 0

Berdasarkan hukum Gauss, sifat medan elektrostatik pada konduktor:

1. Bagian dalam konduktor bebas medan, E = 0


2. Garis medan tepat di luar konduktor selalu tegak lurus pada
permukaannya.
Contoh penerapan hukum Gauss

1. Tentukan medan listrik di luar bola bermuatan listrik seragam. Jejari bola
R, dan rapat muatan  = konstan.

19
Hukum Gauss: ∮ E.da=Q /ε0
1
∮ E . da= ε ρ [ 4 /3 π R 3]
0
4 πρ 3
E ( 4 π r2) = R
3 ε0

3
ρ R
E= ¿¿
3 ε 0 r2

Bagaimana medan listrik di dalam bola? Jawab E = 0

2. Silinder panjang bermuatan,  = kr, k = konstanta, r jarak titik dalam silinder


diukur dari sumbu silinder. Jejari silinder R dan panjangnya L. Tentukan
medan listrik di dalam silinder!
E

a
R

l
L

Muatan yang berada di dalam permukaan S, dengan jari-jari a, panjang l :

2
Q=∫ ρ dv =∫ ( kr ) ( r dr dθ dz )= π kla 3
3

Arah E radial dan  selubung silinder, sehingga di permukaan S berlaku:

∮ E .da=∫|E|da=|E|∫ da=|E| 2π al
20
Q 2
|E| 2 π al= = π kla3
ε0 3 ε0

1 1
∴ E= k a 2 ^r 0
3 ε0 (k konstanta, bukan 4 πε 0 )

Pada permukaan silinder dengan jejari R

1
E= k R 2 r^ 0
3ε0

3. Suatu bidang datar tipis, dengan rapat muatan permukaan  yang seragam.
Tentukan kuat medan listrik di sekitar bidang tersebut!

Bila permukaan S dengan luas A

∮ E .dA=Q/ε0
Karena bidang tipis, maka muatan di dalam S adalah Q=σ A (dianggap satu
lapisan permukaan saja dengan luas A), sedang

∮ E .dA=2 |E| A (diperhartikan 2 permukaan untuk E

σ A σ
∴ 2 |E| A= ⇒ E= n^
2 ε0 2 ε0

21
4. Dua pelat sejajar, masing-masing bermuatan berbeda, dengan rapat muatan .
Tentukan medan listrik di daerah I, II, dan III

E
E
I II III

E E
+ -
B
A

Pelat A dengan rapat muatan + menghasilkan medan listrik ke luar pelat sebesar

σ
.
2ε 0 Jadi di daerah I arah medan ke kiri, II dan III arah ke kanan.

Sedangkan pelat B dengan rapat muatan - menghasilkan medan listrik masuk

σ
.
pelat sebesar 2ε 0 Jadi di daerah I dan II arah medan ke kanan, dan III arah
ke kiri.
Kesimpulan
σ
E= .
Medan listrik di I dan III = 0, sedang di daerah II ε0

5. Medan E pada lempeng tipis rata dengan luas tak hingga


Untuk luas lempeng tak hingga maka E hanya mempunyai arah ke luar dari
permukaan dan pada jarak yang sama (misal D) dari lempeng, besar medan tetap
sama. Maka dipilih luasan Gauss berupa silinder panjang 2D dengan luas tutup Sa

dan luas dasar Sb. Muatan dalam silinder


Qd =σ S a . Berdasar hukum Gauss:
Qd
∮ E . da= ∫ E. da+∫ E . da+∫ E . da=
ε0
Silinde r Sa Sb

22
σ Sa
=0+ E Sa+ E Sb=
ε0

σ
∴ E=
2 ε0

σ
E= ^z
Medan listrik di luar luasan: 2 ε0 (di atas permukaan)

σ
E=− ^z
2 ε 0 (di bawah permukaan)

23
BAB IV

POTENSIAL LISTRIK

1. Energi Potensial Elektrostatis


Medan listrik adalah medan konservatif, gaya medan listrk juga gaya
konservatif, ini berarti integral garis gaya medan listrik dari titik a ke titik b tidak
bergantung pada lintasan, melainkan hanya bergantung pada keadaan awal dan
keadaan akhir. Integral garis gaya medan listrik juga disebut kerja medan listrik.
Ditinjau kerja gaya listrik yang disebabkan oleh muatan titik Q (Gambar 1).(3)

θ
q’
d b
s

r r +dr
a

+ Q
Gambar 1: kerja gaya medan listrik dari titik a ke titik b
Kerja gaya medan listrik pada muatan uji q’ dari a ke b adalah WE :
b b
Q 1 1
W E=∫ ⃗
a a
'
F ∙d r⃗=∫ q E cos θ ds=q ' −
4 π ε0 ra rb( ) (1)

Secara sama dengan kerja gaya medan gravitasi dari a ke b = harga negatif
beda potensial gravitasi di b dengan di a, maka kerja gaya medan listrik pada
muatan uji q’ dari a ke b diperjanjikan = harga negatif beda energi potensial listrik
di b dengan di a, secara matematika dituliskan: (3)
b

∫ q' E cos θ ds=−( U b−U a ) (2)


a

24
dimana U b dan U a , berturut-turut enrgi potensial di b dan di a

2. Potensial Elektrostatis
Setelah memahami apa energi potensial listrik selanjutnya yaitu pengertian
potensial listrik. Potensial listrik didefinisikan sebagai energi potensial persatuan
muatan positif. (3). Jika U adalah energi potensial listrik, potensial listrik tersebut
yang diberi notasi V adalah:
U
V= (3)
q'
Jika ruas liri dan ruas kanan dari persamaan (2) dibagi dengan q’, maka
didapat:
b
V b −V a=−∫ E cos θ ds (4)
a

Persamaan (4) dapat dibaca: beda potensial di b dengan di a = harga


negatif dari integral garis kuat medan listrik dari a ke b.
Untuk memperoleh pengertian potensial pada suatu titik harus
diperjanjikan potensial pada suatu titik pangkal tertentu, misalnya di tak
berhingga diperjanjikan potensialnya nol, sehingga persamaan (4) menjadi:
b
V b =−∫ E cos θ ds (5)

Persamaan (5) dapat dibaca:potensial disuatu titik adalah harga negatif dari
integral garis kuat medan listrik dari tak berhingga ke titik tersebut.
Contoh soal:
Pada keempat sudut bujur sangkar (sisi 30 cm) terletak suatu muatan. Tentukan
potensial di titik pusat bujur sangkar jika keempat muatan itu masing-masing
3 μC ?
Penyelesaian
Visualisasi masalah
q 1=q 2=q3 =q 4=3 μF

25
s1=s 2=s 3=s 4=0,2 m
V P=… … … … … . ?

Deskripsi fisika
s

s P s
Rencana solusi
1 qi
V P= ∑
4 π ε0 ri
r 1=s cos 45 s
r 1=r 2=r 3=r 4

1 q1 q2 q 2 q 4
V P= ( + + +
4 π ε0 r1 r2 r3 r4 )
1 q
V P= 4
4 π ε0 r ()
Pelaksana rencana
r 1=s cos 45=0,2cos 450=0,141

1 q 3 ×10−6
V P= 4
4 π ε0 r () 9
=9 ×10 × 4
0,141 ( )
=765,9 ×103 V

Evaluasi solusi
V P=765,9 ×103 V (tepat, rasional dan kompleks)
3. Potensial listrik pada muatan yang terdistribusi kontinu
Dalam beberapa hal, tempat di tak berhingga sebagai titik pangkal/titik
referensi tidak dapat dilakukan, karena akan menghasilkan harga potensial yang
besarnya tak berhingga, misalnya pada suatu titik diluar silinder yang bermuatan,
atau potensial pada kawat lurus tak berhingga panjang. Untuk mengatasi hal ini
diperjanjikan sebagai titik pangkal adalah suatu titik tertentu yang jaraknya

26
tertentu pula dari pusat benda, misalnya potensial disekitar kawat lurus tak
berhingga panjang yang bermuatan, dipilih titik tertentu yang potensialnya nol
adalah titik yang jaraknya r 0 dari kawat. contoh lain bila suatu sistem yang
ditinjau ada bagian yang dihubungkan dengan tanah diambil titik referensi dengan
potensial = 0. (3).
Untuk menyatakan beda potensial antara titik a dan titik b dengan singkat,
perlu diperjanjikan notasi sebgai berikut:
V a −V b=V ab sehingga V ab=−V ba
Potensial listrik adalah besaran skalar yang dapat dihitung dari besaran
vektor kuat medan listrik dengan operator pengintegralan, sebaliknya besaran
vektor kuat medan listrik dapat dihitung dari besaran skalar potensial listrik
dengan operator kebalikan operator pengintegralan yaitu operator
pendeferensialan. Kuat medan listrik merupakan vektor, sehingga operatornya
juga operator pendeferensialan vektor, (3)
E =−grad V =−⃗
⃗ ∇V (6)
Dalam koordinat kartesian :
E =i^ E x + ^j E y + k^ E z

⃗ ∂V ^ ∂V ^ ∂V
∇ V =i^ +j +k
∂x ∂y ∂z
Persamaan (6) menjadi:
∂V ^ ∂ V ^ ∂ V
i^ E x + ^j E y + k^ E z=−i^ −j −k
∂x ∂y ∂z
atau
−∂ V −∂ V −∂ V
E x= , E y= , E z= (7)
∂x ∂y ∂z
Dalam koordinat kutub:
E =r^ E r + θ^ Eθ

dengan r^ dan θ^ berturut-turut vektor satuan ke arah radial dan ke arah tangensial.

⃗ ∂V ^ ∂V
∇ V =^r +θ
∂r ∂θ
Persamaan (6) menjadi:

27
∂V ^ ∂ V
r^ Er + θ^ E θ=−^r −θ
∂r ∂θ
atau
−∂ V −∂ V
Er = , Eθ= (8)
∂r ∂θ
Contoh soal:
Sebuah cincin bermuatan q=10−5 C , radius 30 cm. Carilah potensial di titik b
pada sumbu cincin yang jaraknya 50 cm dari pusat cincin ?
Penyelesaian
Visualisasi masalah
q=10−5 C
R=40 cm=0,4 m
q b
Ecincin =
4 π ε0 3
( R 2+ b2 ) 2
V ❑=… … … ….. ?
Deskripsi fisika

Rencana solusi
dq 1
dV =
4 π ε0 R
1
2 2 2
R=( a + x )
1 1
∫ dV =¿ 4 π ε R∫
dq ¿
0

28
q 1
V=
4 π ε0 2
1
2 2
(a + x )
Pelaksanaan rencana
q 1 9 10−5
V= 1
=9× 10 1
=14,06 ×10 4 V
4 π ε0
( a2 + x )2 2
( 0,42 +0,5 )
2 2

Evaluasi solusi
V =14,06 × 104 V (tepat, rasional dan kompleks)
4. Kapasitansi dan Dielektrik
Jika bola konduktor radius R dalam hampa dimuati, maka potensila bola V,
1 q
V= ∙
4 π ε0 R
atau
q=( 4 π ε 0 ) V

Dari persamaan ini kita dapat mrngetahui dengan jelas bahwa bila
potensial bola dinaikkan, muatan bola akan naik sebanding dengan potensial bola.
Tetapan perbandingan ini, yaitu perbandingan antara muatan dan potensial,
dinamakan kapasitans bola. Jika pengertian ini diperluas, untuk setiap sistem
konduktor dengan potensialnya dinamakan kapasitasn sistem tersebut.(3)
Jika suatu sistem yang terdiri dari dua konduktor dihubungkan dengan
kutub-kutub sumber tegangan, maka kedua konduktor akan bermuatan sama tetapi
tandanya berlawanan, dikatakan telah terjadi perpindahan muatan dari konduktor
yang satu ke konduktor yang lain. Sistem dua konduktor yang akan bermuatan
sama dan tandanya berlawanan jika dihubungkan jika dihubungkan dengan kutub-
kutub sumber tegangan, dinamakan kapasitor. (3)
Jika besarnya muatan kapasitor tersebut masing-masing q dan beda potensial
antara kedua konduktor dari kapasitor tersebut V ab , maka kapasitansi kapasiotr :
q
C= (9)
V ab

29
Besarnya kapasitans kapasitor bergantung pada bentuk dan ukuran
konduktor yang membentuk sistem kapasitor tersebut. Ada tiga macam kapasitor
menurut bentuk dari bentuk konduktor penyusunnya, yaitu kapasitor dua pelat
sejajar, kapasitor dua bola kosentris, dan kapasitor dua silinder koaksial. (3)
Energi Kapasitor Bermuatan
Usaha W yang telah dipakai untuk pemberian muatan kapasitor akan
disimpan oleh kapasitor sebagai energi.
Dari persamaan energi listrik dW= V dq (lihat persamaan 1.27), maka energi
kapasitor:
q
dW =v . dq= dq
C
Jumlah total energi (usaha) untuk menaikkan muatan itu dari nol ke harga
akhir Q adalah :
Q
1 1 Q2
W= ∫ q dq=
C 0 2C

Karena V =Q /C , maka:
2
1 Q 1 1
W= = 2 CV 2 = 2 QV
2 C (3)
Bahan Dielektrik dalam Kapasitor
Jika antara dua pelat kapasitor sebagaimana pada Gambar 10 diisi dengan
bahan dielektrik, maka kapasitansi menjadi:
A
C=ε 0 ε r
d

Dengan ε r adalah permitivitas relatif bahan dielektrik.

= −
= permitivitas dielektrik
εr ε 0

Contoh soal

30
Sebuah kapasitor keping sejajar mempunyai keping dengan ukuran 3,0 cm× 4,0 cm
dan dipisahkan sejauh 1,0 mm. Carilah rumus dan besar kapasitansinya?
Penyelesaian
Visualisasi masalah
A=3,0 cm× 4,0 cm=6 × 10−4 m
d=2,0 mm=2,0 ×10−3 m
C=… … … … . ?
Deskripsi fisika


Rencana solusi

Kuat medan listrik ( ⃗E ) :

⃗E= δ x^
ε0
1 Q
^x
= ε0 A

Beda potensial antar kedua pelat:


ΔV = ⃗E . ⃗d
1 Qd
=
ε0 A
Sehingga kapasitansi kapasitor pelat sejajar tersebut adalah:
Q A
C= =ε 0
ΔV d
Pelaksanan rencana
ε 0 A ( 8,85 ×10−12 ) ( 12× 10−4 )
C= = =53,1× 10−13 F
d 2,0 × 10 −3

31
Evaluasi solusi
C=53,1 ×10−13 F (tepat, rasional dan kompleks)
5. Sambungan Kapasitor
Beberapa kapasitor dapat disambung secara seri, paralel, atau gabungan
seri dan paralel. Sambungan beberapa kapasitor tersebut dapat diganti dengan satu
kapasitor yang sama nilainya. (3)
a. Susunan Seri
Ditinjau kapasitor yang kapasitansnya C 1 dan C 2

V
Gambar 2: kapasitor susunan seri

Pada sambungan seri besarnya muatan pada masing-masing kapasitor

sama, karena proses pemuatannya dapat diterangkan sebagai berikut: jika kedua

kapasitor yang disambung seri tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan,

maka keping keping kiri dari kapasitor C1 bermuatan positif q, keping kanan

kapasitor C1 akan menarik elektron dari dari keping kiri kapasitor C2 sehingga

muatan keping kanan C1 bermuatan –q dan keping kiri kapasitor C2 bermuatan

+q. Keping kanan kapasitor C2 menarik muatan dari dari sumber tegangan
(3)
sehingga bermuatan –q.
q q
V =V 1+V 2 = +
C 1 C2
q 1 1
V=
CS
=q( +
C1 C 2 )
atau
1 1 1
= + (11)
C S C 1 C2

32
Untuk n kapasitor disambung seri :
n
1 1
=∑ (12)
C S i=1 C i
b. Susunan Paralel
Ditinjau kapasitor yang kapasitansnya C 1 dan C 2 disambung paralel.

V
Gambar 3: Kapasitor susunan paralel
Jika kapasitor disambung paralel, beda potensial antara masing-masing
kapasitor sama, yaitu sama dengan V, sedang muatan masing-masing kapasitor
berlainan besarnya, bergantung pada kapasitans dari kapasitor tersebut. (3)
q 1=C1 V
q 2=C 2 V
q 1+ q2=( C1 +C 2) V
q=q 1+ q2=( C1 +C 2) V =C P V
C P =C1 +C 2 (13)
Untuk n kapasitor disambung paralel, kapasitans ekivakennya:
n
C P =∑ Ci (14)
i=1

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.academia.edu/9653718/LISTRIK_STATIS_-
HUKUM_COULOMB2.

2. https://www.academia.edu/8201867/Medan_listrik

33
3. Halliday R. Reznick. 1986. Fisika jilid 2 (terjemahan Pantur Silaban). Jakarta:
Erlangga

Giancoli. 2008. Fisika. Jakarta: Erlangga

Sears & Zemansky. 2008. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga

Serway. 2010. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Salemba Teknik

Sutrisno. 1986. Seri Fisika Dasar (Listrik-Magnet). Bandung : ITB

Tim Fisika ITS. 2004. Fisika. Surabaya: ITS Press

34

Anda mungkin juga menyukai