Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 2


Tentang
LABA PER LEMBAR SAHAM

DISUSUN
OLEH :

KELOMPOK 4
1. MELANIA JOHANA PUNU C 301 18 001
2. NI MADE AYU SENI DEWI LAKSMI C 301 18 027
3. NI MADE PARWATI C 301 18 033
4. SYAMSUL ALAM TIMBANG C 301 18 042
5. FENNY FITRIA C 301 18 154

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr, Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Laba Per Lembar Saham”.
Makalah ini bertujuan guna untuk menyelesaikan salah satu Mata kuliah
“Akuntansi Keuangan Madya 2”. Dan pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing Mata Kuliah
Akuntansi Keuangan Madya 2 yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini,
dan kami juga sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
lebih memperbaiki makalah ini.
Penyusun berharap agar kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis.

Palu, 27 februari 2020

Penyusun
Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Pendahuluan...................................................................................................1
1.2 Latar Belakang...............................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................2
2.1 Laba Per Lembar Saham................................................................................2
2.2 Menghitung Laba Per Lembar
Saham Pada Stuktur Modal Yang Sederhana.................................................3
2.3 Menghitung Laba Per Lembar Saham
Pada Struktur modal yang Kompleks............................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................13
3.1 Kesimpulan...................................................................................................13
3.2 Saran.............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam
laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun
eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan
perusahaan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu
mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, dan
menaksir risiko investasi (Irawati dan Anugerah, 2007).
Saham merupakan salah satu instrumen keuangan jangka panjang yang
diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Saham dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5).
Selembar kertas yang berisi mengenai bukti kepemilikan atas perusahaan
yang menerbitkan surat berharga tersebut merupakan wujud dari saham.
Posisi permintaan dan penawaran atas saham yang ada di pasar modal
Indonesia, membuat saham memiliki harga untuk diperjualbelikan. Semakin
tinggi tingkat permintaan dan penawaran terhadap lembar saham, maka harga
saham pun akan tinggi dan juga sebaliknya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana yang dimaksud laba per lembar saham?
2. Bagaimana cara menghitung laba per lembar saham pada struktur modal
sederhana?
3. Bagaimana menghitung laba per lembar saham pada struktur modal yang
kompleks?
1.3 tujuan penulisan
1. per lembar saham. Menguraikan laba.
2. Menjelaskan cara menghitung laba per lembar saham pada struktur modal
sederhana.
3. Menjelalskan cara menghitung laba per lembar saham pada struktur modal
yang kompleks.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Laba Per Lembar Saham
Earning Per Share (EPS) sebagai suatu rasio yang biasa digunakan dalam
prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang
merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa)
dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar yang akan
menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan
jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang
beredar.
Darmadji dan Fakhruddin (2001:139) mengatakan :
“bahwa yang dimaksud dengan Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang
menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau
pemegang saham per saham”
Tujuan perhitungan Earning Per Share (EPS) menurut Machfoedz
(2000:356) adalah untuk melihat progres dari operasi perusahaan, menentukan harga
saham, dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan. Selanjutnya
Syamsudin (2004:136) mengatakan bahwa pada umumnya para pemegang saham
tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar karena hal tersebut merupakan
salah satu indikator keberhasilan perusahaan.
Menurut Lukman Syamsuddin (2004:66), yaitu:
“Laba per saham (Earning per share) adalah laba bersih setelah pajak dibagi
dengan jumlah lembar saham yang beredar.”
Menurut Zaki Baridwan (2003:448) menjelaskan mengenai laba per lembar
saham (Earning Per Share) yakni :
“Pendapatan per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.”
Dengan demikian, laba per lembar saham (Earning Per Share) adalah
Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh
investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi laba bersih setelah
pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Laba per lembar saham (Earning
Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan.

2
Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah satu cara
untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham
dalam perusahaan

Penilaian Laba Per lembar Saham (Earning Per Share)


Angka laba per lembar saham (Earning Per Share) diperoleh dari laporan
keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang
dilakukan adalah memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Ada dua
laporan keuangan yang utama yaitu neraca dan laporan rugi laba.
menunjukan posisi kekayaan, kewajiban finansial dan modal sendiri
pada waktu tertentu. Laporan rugi laba menunjukan berapa penjualan yang
diperoleh, berapa biaya yang ditanggung dan berapa laba yang diperoleh perusahaan
pada periode waktu tertentu (biasanya selama 1 tahun).
Menurut Zaki Baridwan (2003:448) menjelaskan mengenai laba per
lembar saham (Earning Per Share) yakni :
“Pendapatan per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh
dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.”

2.2 Menghitung lapa per lembar saham pada Struktur Modal


Sederhana
LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia
bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa yang beredar.
Laba bersih residual = laba bersih – dividen saham preferen.
Dividen saham preferen meliputi:
a) Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan bagi
periode bersangkutan.
b) Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
c) Jumlah dividen saham preferen kumulatif untuk periode bersangkutan tidak
mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun dividen
tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini.

3
Jika perusahaan mengumumkan dividen untuk saham preferen saat terjadi
kerugian bersih, maka dividen saham preferen ditambahkan ke komponen
kerugian bersih untuk menghitung kerugian per saham.
Perusahaan harus melakukan pembobotan jumlah saham beredar
berdasarkan bagian periode saham tersebut beredar.
 Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar  mengalikan
jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu dengan faktor
pembobot waktu.
 Faktor pembobot waktu  jumlah hari
beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu
periode.
Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika:
• Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas diperhitungkan
saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable).
• Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen saham
biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal pembayaran dividen.
• Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen utang
(misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi
berbunga (the date interest ceases accruing).
• Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok bagi
instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak lagi
berbunga (the date interest ceases accruing).

Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika:


• Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian utang (settlement)
perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian tersebut.
• Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas
perolehan aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut
diakui, dan
Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada
perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima perusahaan.

4
Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan
Pemecahan Saham
“Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar yang
tidak mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi
saham biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar
selama satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan.”
(par.20)
Contoh :
1. Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang dikenal
sebagai penerbitan saham bonus,
2. Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya,
3. Pemecahan saham (stock split), dan
4. Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of stock split)

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen Saham Dan


Pemecahan Saham)
Dividen saham dan pemecahan saham dianggap telah beredar sejak awal
tahun, sehingga diperlukan penyesuaian atas transaksi saham sebelumnya.
Dividen saham atau pemecahan saham yang terjadi setelah akhir tahun
tetapi sebelum perusahaan menerbitkan laporan keuangan, tetap dilakukan
penyesuaian pada tahun tersebut (dan tahun sebelumnya jika ada informasi
pembanding).

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh)


Tanggal Perubahan jumlah saham Saham

01/01/2013 Posisi awal 60

5
01/02/2013 Menerbitkan 36.000 saham dengan kas 36
96

01/04/2013 Membeli kembali 24.000 saham (2


72

01/06/2013 Pemecahan saham 2-1 (tambahan 72.000) 72


14

01/09/2013 Menerbitkan 12.000 saham dengan kas 12


15

31/12/2013 Menerbitkan 10.000 saham dengan kas 10


Posisi akhir 16

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh)


Tanggal beredar Jumlah saham Penye- Bagian
beredar suaian tahun

01 Jan – 01 Feb 60.000 2 1/12

01 Feb – 01 April 96.000 2 2/12

01 April – 01 Juni 72.000 2 2/12

01 Juni – 01 Sept 144.000 3/12

01 Sept – 01 Des 156.000 4/12

Rata-rata tertimbang saham beredar

6
2.3 MENGHITUNG LABA PER SAHAM PADA STRUKTUR
MODAL KOMPLEKS
Penyesuaian Laba (setelah pajak)
 Dividen dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif.
 Bunga dari efek perpotensi saham biasa yang dilutif , yang diakui pada
periode bersangkutan (1-T).
 Perubahan pendapatan atau beban dari konversi efek berpotensi saham biasa
yang sifatnya dilutif.

Penyesuaian saham biasa beredar


 Ditambah jumlah rata-rata tertimbang saham yang akan diterbitkan dengan
asumsi semua efek berpotensi saham biasa dikonversikan menjadi saham
biasa.
 Konversi tersebut diasumsikan terjadi pada awal periode, atau pada tanggal
penerbitan efek berpotensi saham biasa tersebut, jika penerbitannya lebih
akhir.

Sekuritas yang dapat dikonversi


Menggunakan metode “jika dikonversi” dengan asumsi:
1. Dikonversi pada saat penerbitan sekuritas
2. Eliminasi bunga terkait setelah pajak.

Dengan demikian, konversi sekuritas akan menyebabkan peningkatan


bilangan penyebut (rata-rata tertimbang saham beredar) dan akan
meningkatkan pembilang (laba bersih). Jika tarif konversi berubah selama
periode sekuritas beredar, maka perusahaan menggunakan tarif konversi yang
paling mengurangi proporsi ekuitas (paling dilutif).

Sekuritas yang dapat dikonversi (contoh)

7
Tahun 2013, PT ABC memiliki laba bersih Rp 50 juta dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham beredar 1 juta lembar. Perusahaan juga memiliki 2
obligasi (A dan B) yang dapat dikonversi beredar.
Obligasi A berjumlah 200 lembar dengan total nilai Rp 60 juta dan
memiliki bunga 8 persen. Obligasi diterbitkan pada awal tahun dan dapat
dikonversi menjadi 200.000 lembar saham. nilai 40 juta dan memiliki bunga
7 persen. Obligasi diterbitkan pada 1 September dan dapat dikonversi menjadi
90.000 lembar saham.
Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total
Beban bunga tahun 2013 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas
obligasi A sebesar Rp 5 juta dan obligasi B sebesar 3 juta. Tarif pajak efektif
adalah 25 persen.

8
Penyesuaian laba bersih
119

Laba bersih Rp

(+) penyesuaian beban bunga setelah pajak Obligasi A (Rp 5jt x [1-.25])
3.7

Obligasi B (Rp 3jt x 4/12 x [1-.25]) 750

Penyesuaian laba bersih Rp

Penyesuaian rata-rata tertimbang saham beredar


Rata-rata tertimbang saham beredar

(+) saham yang diasumsikan akan diterbitkan Obligasi A (awal tahun)

Obligasi B (tanggal penerbitan, 1 Sept = 4/12 x 90.000)

Penyesuaian laba bersih

Laba Per Saham


Laba bersih tahun berjalan Rp 50.

LPS dasar (50 juta / 1 juta) Rp 50

LPS terdilusi (54.5 juta / 1.23 juta) Rp 44.

9
Pengurangan ekuitas akibat penggunaan opsi dan waran
Menggunakan metode “saham treasuri” dengan asumsi:
1. Dikonversi pada saat penerbitan opsi/waran
2. Perusahaan menerbitkan saham tambahan agar dapat membeli kembali
saham untuk opsi/waran.

Sekuritas Antidilutive
• Di dalam penghitungan LPS, perusahaan perlu memisahkan sekuritas yang
secara individual benar-benar dilutive dengan yang antidilutive.
• Efek berpotensi saham biasa dianggap DILUTIF jika menurunkan laba
bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan.
• Untuk menentukan efek dilutif digunakan laba bersih dari operasi normal
dikurangi dividen saham preferen (operasi tidak dilanjutkan dikeluarkan
• Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF jika meningkatkan
LPS dari operasi normal yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi per
saham dari operasi normal yang berkelanjutan.
• Perusahaan harus mengeluarkan sekuritas yang antidilutive dan tidak boleh
menggunakannya untuk menutupi sekuritas yang dilutive.
• Utang yang dapat dikonversi menjadi antidilutive jika persentase tambahan
income dari beban bunga setelah pajak lebih besar daripada persentase
tambahan saham jika utang dikonversi.
• Opsi atau waran menjadi antidilutive jika harga penggunaan opsi atau waran
lebih besar daripada harga pasar.
• Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki dampak
dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitanharus dipertimbangkan secara
terpisah, bukan secara agregat atau keseluruhan.
• Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa dapat
mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkan dilutif atau
tidak.
• Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau setiap
seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan mulai dari yang

10
paling dilutif ke yang paling sedikit sifat dilutifnya

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Earning Per Share (EPS) sebagai suatu rasio yang biasa digunakan
dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang
saham yang merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi
pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa
yang beredar yang akan menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per
Share (EPS) merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu
periode untuk tiap lembar saham yang beredar.
Darmadji dan Fakhruddin (2001:139) mengatakan:“bahwa yang
dimaksud dengan Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan
seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang
saham per saham”. Tujuan perhitungan Earning Per Share (EPS) menurut
Machfoedz (2000:356) adalah untuk melihat progres dari operasi perusahaan,
menentukan harga saham, dan menentukan besarnya dividen yang akan
dibagikan. Selanjutnya Syamsudin (2004:136) mengatakan bahwa pada
umumnya para pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS)
yang besar

3.2 Saran
Laba Per Saham sangat baik untuk menentukan nilai penawaran atas
saham pada perusahaan sektor pertambangan, karena ini merupakan cara
yang cukup mudah dalam melihat tingkat pembagian laba perusahaan atas
jumlah saham yang beredar diantara investor, didukung oleh tingkat pengaruh
yang tinggi, maka variable ini sangat baik dijadikan bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan investasi.

12
DAFTAR PUSTAKA
https://datakata.wordpress.com/2014/11/28/laba-per-lembar-saham-eps/

13

Anda mungkin juga menyukai