Anda di halaman 1dari 3

4.

1 Pengukuran-Pengukuran yang Dihitung dari Laporan Keuangan PT


Dari laporan PT dapat dilakukan perhitungan yang dipakai sebagai alat pengukuran terhadap
kemampuan perusahaan yaitu nilai buku per lembar saham dan pendapatan per lembar
saham.
1. Nilai Buku Per Lembar Saham ( Book Value Per Share)
Yang dimaksud dengan nilai buku saham adalah jumlah rupia yang menjadi milik tiap-
tiap lembar saham dalam modal PT. Nilai buku ini adalah jumlah yang akan dibayarkan
kepada para pemegang saham pada waktu pembubaran (likuidasi) PT, jika aktiva dapat
dijual sebesar nilai bukunya. Apabila saham yang beredar hanya satu macam, yaitu
saham biasa maka nilai buku per lembar saham dihitung dengan rumus

Jumlah Modal PT
Jumlah lembar saham yang beredar

Apabila ada modal saham dipesan maka jurnalnya ditambahkan pada modal dan jumlah
lembarnya ditambahkan pada jumlah lembar yang beredar. Jika ada treasury stock maka
jumlahnya dikurangkan pada modal dan jumlah lembar dikurangkan pada jumlah lembar
yang beredar. Apabila saham yang beredar terdiri dari saham biasa dan prioritas maka
pertama harus dihitung bagian modal yang menjadi milik prioritas. Nilai buku per lembar
saham prioritas adalah bagian modal saham prioritas dibagi dengan jumlah saham
prioritas yang beredar. Nilai buku per lembar saham biasa adalah bagian modal saham
biasa dibagi dengan jumlah saham biasa yang beredar. Untuk menghitung bagian modal
yang menjadi milik saham prioritas perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
1) Nilai likuidasi yaitu jumlah yang akan dibayarkan kepada pemegang saham prioritas
pada saat perusahaan dilikuidasi. Nilainya bisa di bawah nilai nominal, sama dengan
nilai nominal dan di atas nilai nominal.
2) Hak dividen. Saham prioritas mungkin mempunyai hak-hak tertentu, misalnya hak
atas laba tidak dibagi sesuai dengan perjanjian dividen. Dalam keadaan seperti ini
maka laba tidak dibagi sebesar jumlah yang sesuai dengan perjanjian akan
dihubungkan dengan saham prioritas.
2. Laba Per Lembar Saham (Earnings Per Share/EPS)
Laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yag diperoleh dalam suatu periode
untuk tiap lembar saham yang beredar. Informasi mengenai laba per lembar aham akan
digunakan oleh pimpinan untuk menentukan dividen yang akan dibagi. Perhitungan laba
per lembar saham diatur dalam SAK No.56 yang menyatakan ada dua macam laba per
saham yaitu:
a. Laba per saham dasar adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk
setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan.
b. Laba per saham dilusian adalah jumlah laba suatu periode yang tersedia untuk setiap
saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lainnya yang asumsinya
diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar
sepanjang periode pelaporan.
1) Laba per saham dasar, dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia
bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar selama satu periode. Rumus LPS dasar adalah laba bersih
dikurangi dengan dividen saham prioritas dibagi rata-rata tertimbang saham yang
beredar.
2) Laba per Saham Dilusian, menurut SAK No. 56, dalam menghitung laba per saham
dilusian, laba bersih residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar
harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi
saham biasa yang dilutif artinya pengurangan terhadap EPS yang diakibatkan oleh
anggapan bahwa convertible securities sudah ditukaran dengan options atau warrants
sudah digunakan atau saham-saham lain sudah digunakan unuk memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu.
4.2 Struktur Modal yang Sederhana
Struktur modal adalah perbandingan antara modal asing (utang jangka panjang) dengan
modal sendiri (Riyanto, 2008). Struktur modal (capital structure) merupakan pembiayaan
pembelanjaan permanen, terutama berupa utang jangka panjang, saham preferen dan modal
biasa dalam neraca berada pada posisi sebelah kiri (Hermuningsih, 2013). Struktur modal
merupakan rasio yang penting karena di dalamnya mengatur kebutuhan perusahaan, antara
memaksimalkan return (meminimalkan biaya modal) dengan kemampuan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif (Mariana, 2014).
Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktvitas dan kinerja perusahaan
(Hermuningsih, 2013) karena struktur modal berkaitan dengan pendanaan untuk kegiatan
operasional maupun investasi perusahaan yang berasal dari ekuitas (modal sendiri) dan utang
(A. S. M. Dewi & Wirajaya, 2013). Sedangkan yang dimaksud dengan struktur modal
sederhana yaitu struktur modal yang terdiri dari dua komponen utama yaitu modal sendiri
dan juga utang. Modal merupakan sumber dana yang berasal dari pemilik perusahaan
sedangkan utang merupakan sumber dana yang berasal dari pihak luar. Struktur modal
sederhana dapat digambarkan sebagai berikut yaitu modal yang terdiri dari saham biasa,
saham preferen, cadangan dan surplus. Sedangkan utang terdiri dari utang jangka panjang
dan utang jangka pendek. Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal
berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap penambahan utang dikatakan
akan dapat menurunkan nilai perusahaan.
Khoirunnisa, F., Imas, P., & Heraeni, T. (2018). Pengaruh Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Pada Perusahaan
Tekstil dan
Garmen. Journal
of Business
Management
Education, 2, 22-
23.

Anda mungkin juga menyukai