Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
2
Syahadat Cinta
”Hai orang-orang yang beriman,
mengapa kamu mengatakan
apa yang tidak kamu perbuat?
Amat besar kebencian di sisi Allah
bahwa kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan”
(Qs.Ash-Shaf:2-3)
Syahadat Cinta 2
1. Pernyataan.
Ikrar atau pernyataan tentang Allah sebagai Tuhan selain Allah
bagi manusia merupakan ikrar bagi keesaan Allah. Betapapun
kecilnya, setiap pernyataan memiliki konsekuensi tertentu yang
tidak dapat diabaikan begitu saja. Konsekuensi tersebut harus
ditanggung oleh orang yang membuat pernyataan itu. Dari sini
kita tahu mengapa Abu Jahal tidak mau mengucapkan dua kalimat
syahadat, bukan karena ia tidak mampu mengucapkannya, namun
karena konsekuensi dari pernyataan tersebut yang tidak mau
diterimanya. Sebab hasil dari pernyataan adalah kewajiban untuk
melaksanakan dan menegakkan apa yang ia nyatakan.
(Ali-'Imron:18)
2. Janji
Jika seseorang berjanji, selama janji tersebut belum terealisasi
maka ia akan merasa berhutang. Dalam hati kecilnya ada perasaan
merasa bersalah. Kecuali jika orang itu seorang munafik. Orang
sembah dan taati, bukan yang lainnya. Ibadah yang kita lakukan
merupakan upaya agar kita lebih dicintai oleh Allah.
Syahadat risalah bukan hanya sekedar pengakuan terhadap Rasulullah
saw. sebagai utusan Allah bagi semesta alam ini, tapi juga suatu
kesiapan diri untuk menjadikan Rasulullah sebagai uswah atau
teladan dalam setiap aspek kehidupan (QS. Al-Ahzab:21)
D. Penutup
Panglima Gregorius Teodorus itu dipanggil dalam literatur arab dengan Jirji
Tudur. Pada suatu hari, Ia pun keluar dari perkemahan Roma dengan
peralatannya, turun dari kudanya dan menancapkan panji-panjinya di
tengah medan, lalu menyerukan Panglima Besar Khalid supaya keluar
untuk menghadapinya.
Panglima Gregorius itu ikut dalam perang Roma Parsi yang belasan tahun
lamanya dan karena bergaul dengan lapisan bangsawan Ghassani dalam
medan-medan pentempuran itu maka lambat laun menguasai bahasa
Arab dialek Syam (Palestina/Syiria). Tantangan Panglima Gregorius itu
diterima oleh Panglima Khalid dan lalu maju ke tengah medan
mengendarai kudanya.
Perang tangding itu berlangsung beberapa jurus lamanya. Tombak
Panglima Gregorius pada akhirnya patah dua ditebas khanjar Panglima
Khalid dan segera digantinya dengan pedang berat. Pada suatu kali,
sewaktu pedang bersilang dan kuda bersisian dan saling tolak-menolak
pedang bagaikan pencajari di atas meja, maka ahli sejarah sehabis
pertempuran Yarmuk yang terkenal itu, mencatat percakapan yang
berlangsung di antara keduanya berbunyi sebagai berikut:
“Hai Khalid! Coba katakan dengan benar dan jangan bohongi saya. Seorang
merdeka tidak layak berbohong. Dan jangan tipu saya. Seorang muha
tidak layak menipu. Coba katakana, apakah benar Allah telah turun
kepada Nabi kamu membawa pedang dari langit lalu menyerahkannya
kepada Anda hingga anda peroleh panggilan Pedang Allah. Setiap Anda
mencabut pedang itu maka tidak ada lawan yang tidak tunduk!
“Bukan!”
“Lantas kenapa Anda dipanggil sebagai Pedang Allah?” Panglima Khalid
menatap lawannya itu, dan bagaikan timbul saling pengertian, lantas
keduanya menghentikan saling adu tenaga itu dan Panglima Gregorius
minta dijawab pertanyaan itu.
“Allah Maha Agung dan Maha Mulia mengutus seorang Nabi kepada kami.
Bermula kami menantangnya dan memusuhinya. Sebagian beriman dan
mengikutinya. Aku termasuk pihak yang mebohongkannya, memusuhi dan
memeranginya. Akan tetapi Allah belakangan menurunkan hidayah ke
dalam hatiku dan aku pun beriman dan menjdi pengikutnya. Beliau
berkata kepadaku, “Engkau sebuah pedang di atara sekian banyak pedang
Allah, terhunus bagi kaum musyrik. Beliau mendoakan aku supaya tetap