Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEKOLAH SEBAGAI SUATU SISTEM

Disusun Oleh:

Layla Nurul Aini

NPM : 165020413

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Sekolah Sebagai Suatu Sistem” tepat waktu. Makalah ini saya
susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan. Dalam
penyusunan makalah ini saya dibimbing oleh dosen saya yaitu Ibu Nur Ismiyati,
M.Pd.

Sebagai manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan begitu juga
halnya dengan saya. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
menyusun makalah ini. Saya menerima dengan lapang dada kritikan maupun
saran yang sifatnya membangun dari pembaca agar saya dapat membenahi diri.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dan saya berharap semoga makalah
tentang “Sekolah Sebagai Suatu Sistem” ini bisa memberikan manfaat untuk
pembaca.

Balikpapan, April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................1

C. Tujuan Masalah..........................................................................................2

D. Manfaat........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pendidikan Sistem.......................................................................................3

B. Sekolah Sebagai Suatu Sistem...................................................................5

C. Input Sekolah...............................................................................................6

D. Proses Sekolah.............................................................................................7

E. Output Sekolah............................................................................................9

F. Outcome Sekolah.......................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

A. Kesimpulan................................................................................................11

B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem menurut Oxford English Dictonary dalam [ CITATION Kri17 \l
1033 ] adalah sekumpulan hal yang saling berhubungan atau saling
tergantung sehingga membentuk suatu kesatuan yang kompleks, suatu
keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang telah disusun dengan
teratur menurut skema atau rencana tertentu. Menurut Fattah [CITATION
Fat06 \n \t \l 1033 ] pandangan pendidikan sebagai suatu system itu dapat
dilihat secara mikro dan makro. Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari
hubungan elemen peserta didik, pendidik, dan interaksi keduanya dalam
usaha pendidikan. Sedangkan secara makro menjangkau elemen-elemen
yang lebih luas.
Sekolah sebagai suatu sistem menvakup beberapa komponen,
dimana di antara komponen-komponen tersebut saling terdiri dari
beberapa factor dan komponen yang satu dengan komponen yang lainnya
saling terikat sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen-komponen
dari sistem sekolah terdiri atas masukan (input), proses (process), keluaran
langsung (output), dan keluaran tidak langsung (outcome). Menurut Irianto
[CITATION Iri11 \n \t \l 1033 ] pendidikan pada dasarnya adalah hubungan
erat antara siswa dan guru atau dosen dengan mahasiswa, antar sekolah
dengan perguruan tinggi di lingkungan wilayah tertentu.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini
sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari pendidikan sistem?
2. Apa pengertian dari sekolah sebagai suatu sistem?
3. Apa saja komponen-komponen sekolah sebagai suatu sistem?

1
4. Apa pengertian dari input sekolah, proses sekolah, output sekolah, dan
outcome sekolah?

C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah tersebut dapat ditentukan tujuan pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pendidikan sistem
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari sekolah sebagai suatu sistem
3. Untuk mengetahui apa saja komponen-komponen sekolah sebagai
suatu sistem
4. Untuk mengetahui apa pengertian dari input sekolah, proses sekolah,
output sekolah dan outcome sekolah

D. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai referensi bagi para mahasiswa Universitas Balikpapan
mengenai sekolah sebagai suatu sistem
2. Sebagai referensi bagi para pembaca mengenai sekolah sebagai suatu
sistem

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Sistem
Sistem menurut Oxford English Dictionary dalam [CITATION Kri17 \l
1033 ] adalah sekumpulan hal yang saling berhubungan atau saling
tergantung sehingga membentuk suatu kesatuan yang kompleks, suatu
keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian yang telah disusun dengan
teratur menurut skema atau rencana tertentu. Menurut The Rando House
Distionary of the English Language dalam [ CITATION Kri17 \l 1033 ] sistem
adalah suatu kumpulan fakta, prinsip, doktrin dan lain-lain, semacamnya
dalam bidang khusus mengenai pengetahuan atau pemikiran. Kumpulan
itu tersusun rapi dan bersifat komprehensif. Dari pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah satu kesatuan yang utuh yang saling
berinteraksi, berkomunikasi, ketergantungan satu sama lain dengan
maksud untuk mencapai tujuan dari sistem tersebut.
Menurut Fattah[CITATION Fat06 \n \t \l 1033 ] pandangan
pendidikan sebagai suatu sistem itu dapat dilihat secara mikro dan makro.
Secara mikro pendidikan dapat dilihat dari hubungan elemen peserta didik,
pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan. Sedangkan
secara makro menjangkau elemen-elemen yang lebih luas.
Berbagai elemen dalam sistem pendidikan itu perlu dikenali secara
mendalam sehingga dapat difungsikan dan di kembangkan. Di sinilah
persoalan pentingnya penguasaan pendekatan sistem untuk mengkaji
masalah-masalah, kelemahan, dalam mencapai tujuan secara efektif dan
efisien. Dengan demikian akan tampak peninjauan secara mikro maupun
secara makro berdasarkan pendekatan sistem dapat menghasilkan
keputusan yang berupaya perbaikan sistem, sebagian atau seluruhnya,
bertahap atau sekaligus. Keputusan ini dilakukan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan secara optimal, produktif, efektif, dan efisien.

3
Pandangan pendidikan sebagai suatu sistem menurut Coombs [CITATION
Coo68 \n \t \l 1033 ] dapat dilihat dalam dua hal yaitu:
1) pendidikan secara mikro dilihat dari hubungsn elemen peserta didik,
pendidik, dan interaksi keduanya dalam usaha pendidikan;
2) pendidikan secara makro menjangkau elemen-elemen yang
cakupannya lebih luas.

Proses Pendidikan
1. Tujuan dan
prioritas
2. Peserta Didik
3. Manajemen
4. Struktur dan
jadwal isi
5. Isi
Masukan 6. Pendidik Hasil
(Input) 7. Alat bantu Pendidikan
pendidikan
8. Fasilitas
9. Teknologi
10. Pengawasan
mutu
11. Penelitian
12. Biaya

Gambar 1. Bagan Pendidikan Secara Mikro

4
Lebih mampu
memenuhi
kebutuhan
Pengetahuan individu, pekerja,
nilai tujuan- pemimpin, warga,
tujuan yang masyarakat,
ada diisi penyumbang.
Karena
Sistem
Individu pendidikan
Kependudukan
Pendidikan
siswa dan mengembangkan
tersedianya pengetahuan,
pengajar tenaga keterampilan,
kerja nilai, sikap,
motivasi,
kreatifitas,
Faktor apresiasi budaya,
pembiayaan dan tanggung
ekonomi sarana jawab.
fisik

Gambar 2. Bagan Pendidikan Secara Makro

B. Sekolah Sebagai Suatu Sistem


Sekolah sebagai suatu sistem mencakup beberapa komponen, dimana
di antaranya komponen-komponen tersebut saling terdiri dari beberapa
faktor dan komponen yang satu dengan komponen yang lainnya saling
terkait sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen-komponen dari
sistem sekolah terdiri atas masukan (input), proses (process), keluaran
langsung (output), dan keluaran tidak langsung (outcome). Adapun ciri-ciri
sebuah sistem adalah:
1) Terdiri dari banyak unsur
2) Masing-masing unsur memiliki peranan spesifik untuk mendukung
fungsi keseluruhan
3) Tersusun dalam satu tatanan tertentu
4) Antara masing-masing unsur saling mempengaruhi, ketergantungan
dan berhubungan serta berkomunikasi
5) Berproses melakukan transformasi dengan mekanisme tertentu

5
6) Tidak tergiur dari pengaruh lingkungan
7) Mempunyai maksud dan tujuan
8) Memerlukan masukan dari luar atau lingkungan memiliki mekanisme
kontrol
9) Mempunyai batas waktu

Menurut Irianto [CITATION Iri11 \n \t \l 1033 ] pendidikan pada dasarnya


adalah hubungan erat antara siswa dan guru atau dosen dengan mahasiswa,
antar sekolah dengan perguruan tinggi di lingkungan wilayah tertentu.
Hubungan tersebut suatu ketika dinamakan open system karena organisasi
pendidikan merupakan subjek yang melibatkan lingkungannya. Fungsi
organisasi adalah menjalankan proses input-output system yang berujung
pada hasil produksi berupa output. Ada tiga elemen penting dalam model
proses input-output antara lain:

1) Siswa sebagai bahan dasar sekolah atau perguruan tinggi berasal dari
lingkungannya, lingkungan eksternal juga merupakan sumber
memperoleh sumber daya
2) Tempat proses dan organisasi yang dikenal dengan teknologi produksi
3) Sistem hubungan kemanusiaan yang merupakan jembatan antara
lingkungan eksternal dan organisasi pendidikan yang merupakan efek
dari produksi pendidikan yang bertanggung jawab

Maka untuk mempertahankan kehidupan, suatu organisasi harus


mengejar dan menangkap apa yang dibutuhkan stakeholder. Hal ini
disebabkan oleh karena mereka dapat mengubah masukan dan sumber
daya untuk kegiatan yang menciptakan lulusan. Lingkungan pendidikan
pada umumnya juga bersaing dengan kesehatan, pertahanan dan tujuan
lain yang mengamankan sumber-sumber pendanaan.

C. Input Sekolah
Input sekolah adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar.

6
Masukan adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh sistem sekolah untuk
menghasilkan keluaran yang diharapkan. Masukan terdiri atas 3 hal yaitu:
1) Masukan baku, merupakan siswa, termasuk karakteristiknya
2) Masukan instrumental, merupakan guru, sarana-prasarana, kurikulum,
dana dan pengelolaan sekolah
3) Masukan lingkungan, merupakan segala sesuatu yang berada di luar
lingkungan sekolah. Untuk ketercapaian pendidikan bermutu,
fungsional, produktif, efektif, dan akuntabel, maka diperlukan
beberapa hal yang terkait dengan input antara lain peserta didik,
ketenagaan, fasilitas, biaya, kurikulum, perencanaan dan evaluasi,
serta hubungan dengan masyarakat dan iklim sekolah yang memadai.

D. Proses Sekolah
Menurut Sagala [CITATION Sag10 \n \t \l 1033 ] proses adalah
perubahan dalam suatu objek atau organisme khususnya tingkah laku atau
perubahan psikologis. Proses juga merupakan segala kegiatan yang
dilakukan oleh sekolah, termasuk segala proses yang terjadi di dalam
sekolah/kelas dalam rangka mengubah masukan untuk menghasilkan
keluaran yang ditargetkan, proses di sini mencakup kegiatan belajar
mengajar, kegiatan pengelolaaan sekolah, serta kegiatan administrasi
sekolah.
Proses pembelajaran (PBM) merupakan ujung tombak dari proses
pendidikan, yang mana suatu kegiatan dilakukan oleh guru, berkaitan
dengan materi ajar yang berlangsung dan dikemas secara interaktif,
menyenangkan, menantang, memotivasi serta merangsang peserta didik
untuk berpikir, aktif, kreatif, dengan menggunakan berbagai pendekatan
Rahman dan Rahim (kasih saying serta penuh cinta). Suatu proses agar
keberhasilannya sesuai harapan, maka harus diawali dengan perencanaan
(planning). Perencanaan yang baik akan mendorong terselenggaranya
proses yang ideal sehingga setiap pelaksanaan proses harus mengetahui
unsur-unsur perencanaan, misalnya bagi seorang guru akan melaksanakan
proses pembelajaran, maka guru tersebut harus menguasai unsur-unsur

7
perencanaan proses pembelajaran yang baik, seperti kebutuhan peserta
didik, kompetensi dasar, tujuan dan strategi dan lain-lain. Perencanaan
yang kurang optimal hanyalah akan menghasilkan kegagalan, sebagaimana
pepatah bijak mengatakan “gagal dalam perencanaan sama dengan
merencanakan kegagalam” (fail to plan, plan to fail). Sedangkan perilaku
siswa tercermin dalam semangat belajar, keseriusan, rasa ingin tahu yang
besar, perhatian terhadap pelajaran dan kesiapan pelajaran.
Dalam proses pendidikan, mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Keefektifan proses belajar mengajar
a. Interalisasi apa yang dipelajari
b. Mampu belajar cara belajar yang baik
2. Kepemimpinan sekolah yang kuat
a. Kepala sekolah memiliki kelebihan dan wibawa (pengaruh)
b. Kepalasekolah harus mengkoordinasi, menggerakkan,
menyerasikan sumber daya
3. Manajemen yang efektif
a. Analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, kinerja,
pengembangan, dan hubungan kerja.
4. Memiliki budaya mutu
a. Informasi kualitas untuk perbaikan, bukan untuk mengontrol
b. Kewenangan sebatas tanggungjawab
c. Hasil diikuti rewards atau punishment
d. Warga sekolah merasa aman dan nyaman bekerja
e. Suasana keadilan
5. Memiliki Teamwork kompak, cerdas, dinamis
6. Memiliki kemandirian
a. Sekolah memiliki kewenangan melakukan yang terbaik bagi
sekolahnya
b. Memiliki kemampuan dan kesanggupan kerja tanpa bergantung
atasan

8
7. Partisipasi warga sekolah dan masyarakat, partisipasi rasa memiliki,
rasa tanggungjawab, tingkat dedikasi.
8. Memiliki keterbukaan manajemen
a. Keterbukaan pemnuatan keputusan, penggunaan uang, penyusunan
program, pelaksanaan, dan evaluasi program
9. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan
a. Evaluasi program secara kontinyu
b. Tiada hari tanpa perbaikan

E. Output Sekolah
Output merupakan hasil dari proses, menghasilkan lulusan sesuai
dengan standar tertentu dan tentunya sesuai dengan harapan memenuhi
kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat, orang tua dan pemerintah.
Output pendidikan sebagai suatu sistem dapat dicerminkan dari suatu
presentasi mutu lulusan sekolah. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh
peningkatan kemampuan dasar dan kemampuan fungsional. Kemampuan
dasar meliputi kemampuan olah pikir, olah rasa, olah krasa, dan olah raga.
Sedangkan kemampuan fungsional adalah kemampuan siswa dalam
beradaptasi terhadap lingkungan yang berkembang pesat.
Output sekolah dapat dikatakan berkualitas dan bermutu tinggi
apabila prestasi pencapaian siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi
dalam bidang:
a. Prestasi akademik, berupa nilai ujian semester, ujian nasional,
karya ilmiah, dan lomba akademik.
b. Prestasi non akademik, berupa kualitas iman dan takwa,
kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan, dan
kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler lainnya.

Berkenaan dengan output dalam pendidikan dapat disimpulkan


bahwa output pendidikan adalah hasil atau tolak ukur dari sebuah proses
pendidikan yang akan menentukan baik, buruk atau berhasil atau tidak
berhasil dari pelaksanaan program pendidikan itu sendiri.

9
F. Outcome Sekolah
Outcome merupakan keluaran tidak langsung yang menentukan
berhasil atau tidaknya sistem sekolah. Outcome pendidikan sebagai suatu
sistem dapat dicerminkan dari mutu lulusan sekolah dapat melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi atau dapat bekerja. Selain itu
sekolah yang baik juga membekali siswanya kemampuan untuk
mengembangkan dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Misalnya
meningkatkan partisipasi guru dalam menggunakan metode pembelajaran
berbasis teknologi. Guru dalam hal ini adalah pihak lain dari kawasan
intervensi perubahan perilaku dari menggunakan metode konvensional
kepada metode berbasis teknologi. Keberhasilan program dapat dinilai
apabila guru-guru dengan kesadaran sendiri melakukan pembelajaran
dengan metode berbasis teknologi. Penilaian tersebut akan berhasil
dilakukan apabila indicator dan target pada tingkat outcome terumuskan
dengan baik.

10
Gambar 3. Bagan Sistem Sekolah (Input-Proses-Output-Outcome)

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sekolah sebagai suatu sistem mencakup beberapa komponen, dimana di
antaranya komponen-komponen tersebut saling terdiri dari beberapa faktor
dan komponen yang satu dengan komponen yang lainnya saling terkait
sehingga membentuk sebuah sistem. Komponen-komponen dari sistem
sekolah terdiri atas masukan (input), proses (process), keluaran langsung
(output), dan keluaran tidak langsung (outcome).
Input sekolah adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam
penyelenggaraan pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar. proses
adalah perubahan dalam suatu objek atau organisme khususnya tingkah laku
atau perubahan psikologis.
Proses juga merupakan segala kegiatan yang dilakukan oleh sekolah,
termasuk segala proses yang terjadi di dalam sekolah/kelas dalam rangka
mengubah masukan untuk menghasilkan keluaran yang ditargetkan, proses di
sini mencakup kegiatan belajar mengajar, kegiatan pengelolaaan sekolah,
serta kegiatan administrasi sekolah.
Output merupakan hasil dari proses, menghasilkan lulusan sesuai dengan
standar tertentu dan tentunya sesuai dengan harapan memenuhi kebutuhan
yang diinginkan oleh masyarakat, orang tua dan pemerintah.
Outcome merupakan keluaran tidak langsung yang menentukan berhasil
atau tidaknya sistem sekolah
Adapun ciri-ciri sebuah sistem adalah:
1) Terdiri dari banyak unsur
2) Masing-masing unsur memiliki peranan spesifik untuk mendukung
fungsi keseluruhan
3) Tersusun dalam satu tatanan tertentu
4) Antara masing-masing unsur saling mempengaruhi, ketergantungan dan
berhubungan serta berkomunikasi

12
5) Berproses melakukan transformasi dengan mekanisme tertentu
6) Tidak tergiur dari pengaruh lingkungan
7) Mempunyai maksud dan tujuan
8) Memerlukan masukan dari luar atau lingkungan memiliki mekanisme
kontrol
9) Mempunyai batas waktu

Ada tiga elemen penting dalam model proses input-output antara lain:

1) Siswa sebagai bahan dasar sekolah atau perguruan tinggi berasal dari
lingkungannya, lingkungan eksternal juga merupakan sumber
memperoleh sumber daya
2) Tempat proses dan organisasi yang dikenal dengan teknologi produksi
3) Sistem hubungan kemanusiaan yang merupakan jembatan antara
lingkungan eksternal dan organisasi pendidikan yang merupakan efek
dari produksi pendidikan yang bertanggung jawab

B. Saran
Saya menyadari bahwasannya penyusunan makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan dan kesalahan, karena kesempurnaan hanya milik Allah
SWT. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
akan senantiasa saya terima agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Akhirnya saya hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini ditemukan sesuatu yang dapat
memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penyususn, pembaca, dan bagi
mahasiswa Universitas Balikpapan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Coombs. (1968). The World Educational Crisis. New York: Oxford University.

Fattah, N. (2006). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Irianto, A. (2011). Pendidikan Sebagai Investasi Pembangunan Suatu Bangsa. Jakarta:


Kencana.

Kristiawan, M., Safitri, D., & Lestari, R. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
Depublish.

Sagala, S. (2010). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung:


Alfabeta.

14

Anda mungkin juga menyukai