Anda di halaman 1dari 9

CONTOH TEORI ETIKA BISNIS

Oleh:

IFFA RIZKIA

90200116082

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAN NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Saya bersyukur kepada Allah Swt. atas limpahan


rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
pembuatan tugas teori etika bisnis melalui beberapa tahapan proses
meski belum sempurna. Tugas ini saya susun secara ringkas mengenai
contoh terori etika bisnis
Dengan adanya tugas ini diharapkan dapat melengkapi nilai tugas
mata kuliah etika bisnis, saya sangat berharap tugas ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita contoh teori
etika bisnis perusahaan. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikanmakalah yang telah saya buat di masa yang akandatang,
mengingattidakadasesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagisiapapun yang


membacanya. Selayaknya laporan yang telah disusun ini dapat berguna
bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.Semoga makalah ini bermanfaat dan mendapat ridho dari
Allah SWT. Amin

Samata, Gowa, mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR................................................................................. 2

DAFTAR ISI............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 4

A. Latar Belakang................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 5

A. TEORI ETIKA BISNIS.................................................................... 5


B. CONTOH KASUS........................................................................... 6

BAB III PENUTUP..................................................................................... 7

A. Kesimpulan...................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Teori Deontologi yaitu berasal dari bahasa Yunani, “Deon” berarti tugas dan
“Logos” berarti pengetahuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban
manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan
dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakan yang dilakukan,
melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri sendiri. Dengan
kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan
terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Teori hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
Teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik
buruknya  suatu perbuatan atau perilaku.
Teori keutamaan yakni memandang  sikap atau akhlak seseorang. Tidak
ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan
sebagainya. Keutamaan bisa didefinisikan  sebagai berikut : disposisi watak  yang
telah diperoleh  seseorang dan memungkinkan  dia untuk bertingkah  laku baik secara
moral.
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan
bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan, biasanya
didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. teori etika bisnis

1. Studi Kasus Teori Etika Deontologi

Teori Deontologi yaitu berasal dari bahasa Yunani, “Deon” berarti tugas dan “Logos” berarti
pengetahuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan kewajiban manusia untuk bertindak
secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau
tujuan baik dari tindakan yang dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai
baik pada diri sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena
tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.

2. Studi kasus Teori Etika Hak

Teori hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak
sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis. Teori hak ini adalah pendekatan yang
paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau perilaku.

3. Teori Keutamaan

Teori keutamaan yakni memandang  sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah
suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya. Keutamaan bisa
didefinisikan  sebagai berikut : disposisi watak  yang telah diperoleh  seseorang dan
memungkinkan  dia untuk bertingkah  laku baik secara moral

4. teori Utilitarianisme

Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu
tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan, biasanya didefinisikan sebagai
memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
CONTOH KASUS

STUDI KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PT. PLN

PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) adalah perusahaan pemerintah yang bergerak
di bidang pengadaan listrik nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih merupakan satu-
satunya perusahaan listrik sekaligus pendistribusinya. Dalam hal ini PT. PLN sudah
seharusnya dapat memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat, dan mendistribusikannya
secara merata.

Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis monopoli murni. Hal ini ditunjukkan karena
PT. PLN merupakan penjual atau produsen tunggal, produk yang unik dan tanpa barang
pengganti yang dekat, serta kemampuannya untuk menerapkan harga berapapun yang mereka
kehendaki.

Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan
dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga. Dapat disimpulkan
bahwa monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya ada pada negara. Pasal 33
mengamanatkan bahwa perekonomian Indonesia akan ditopang oleh 3 pemain utama yaitu
koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan swasta yang akan mewujudkan
demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta intervensi pemerintah, serta
pengakuan terhadap hak milik perseorangan. Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh negara”
dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya dalam bentuk
kemampuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar
perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Contoh kasus monopoli yang dilakukan oleh PT. PLN adalah:

1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah.
Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara
untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27
Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General
Electric, Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co,
Black & Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak
lagi. Tetapi dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap
ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
memberlakukan pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk
Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh
pengalihan jam operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan.
Semua industri di Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri
yang membandel. Dengan alasan klasik, PLN berdalih pemadaman dilakukan akibat
defisit daya listrik yang semakin parah karena adanya gangguan pasokan batubara
pembangkit utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali, yaitu di pembangkit Tanjung Jati,
Paiton Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat yang bersamaan terjadi juga
permasalahan serupa untuk pembangkit berbahan bakar minyak (BBM) PLTGU
Muara Tawar dan PLTGU Muara Karang.

Dikarenakan PT. PLN memonopoli kelistrikan nasional, kebutuhan listrik masyarakat


sangat bergantung pada PT. PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata dan adil
memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya daerah-
daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga sering terjadi pemadaman listrik
secara sepihak sebagaimana contoh diatas. Kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak
sedikit bagi masyarakat, dan investor menjadi enggan untuk berinvestasi.

kasus Pelanggaran Teori Etika Bisnis :

1. Teori Etika Deontologi


Dalam kasus ini, PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) sesungguhnya mempunyai
tujuan yang baik, yaitu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional. Akan
tetapi tidak diikuti dengan perbuatan atau tindakan yang baik, karena PT. PLN belum
mampu memenuhi kebutuhan listrik secara adil dan merata. Jadi menurut teori etika
deontologi tidak etis dalam kegiatan usahanya.
2. Teori Etika Utilitarianisme
Tindakan PT. PLN bila ditinjau dari teori etika utilitarianisme dinilai tidak etis, karena
mereka melakukan monopoli. Sehingga kebutuhan masyarakat akan listrik sangat
bergantung pada PT. PLN.
3. Teori Etika Keutamaan
Tindakan PT. PLN jika ditinjau dari teori keutamaan masih dinilai belum adil. Ini
disebabkan karena masih adanya beberapa wilayah pelosok yang belum tersentuh
listrik. penyebaran tidak merata mengakibatkan beberapa daerah kesulitan
beraktivitas, mengingat kebutuhan listrik semakin meningkat. Maka PT. PLN dinilai
tidak etis bila ditinjau dari teori etika keutamaan.
4. Teori hak
Dalam kasus ini, monopoli di PT. PLN terbentuk secara tidak langsung dipengaruhi
oleh Pasal 33 UUD 1945, dimana pengaturan, penyelengaraan, penggunaan,
persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan
hukumnya ada pada negara untuk kepentingan mayoritas masyarakat dan sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
1. Fungsi PT. PLN sebagai pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik mulai dipecah.
Swasta diizinkan berpartisipasi dalam upaya pembangkitan tenaga listrik. Sementara
untuk distribusi dan transmisi tetap ditangani PT. PLN. Saat ini telah ada 27
Independent Power Producer di Indonesia. Mereka termasuk Siemens, General Electric,
Enron, Mitsubishi, Californian Energy, Edison Mission Energy, Mitsui & Co, Black &
Veath Internasional, Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih banyak lagi. Tetapi
dalam menentukan harga listrik yang harus dibayar masyarakat tetap ditentukan oleh
PT. PLN sendiri.
2. Krisis listrik memuncak saat PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) memberlakukan
pemadaman listrik secara bergiliran di berbagai wilayah termasuk Jakarta dan
sekitarnya, selama periode 11-25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh pengalihan jam
operasional kerja industri ke hari Sabtu dan Minggu, sekali sebulan. Semua industri di
Jawa-Bali wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan bagi industri yang membandel.
Dengan alasan klasik,

b. Saran
Dalam penyusunan tugas ini, penyusun merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penyusun. Penyusun
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun agar dapat lebih
menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://etikabisnisrpa.blogspot.com/2016/11/contoh-kasus-teori-etika-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai