Laporan Tetap Limbah Parameter Air
Laporan Tetap Limbah Parameter Air
I. TUJUAN
- Menentukan kadar kandungan COD pada sampel air limbah artificial bekas
cucian
-Menguji karakteristik air ( pH, TDS, DO, Kekeruhan) pada limbah air rumah
tangga
A. Turbidity
1. Pengertian dan penggunaan Turbidity Meter .
Turbidity Meter adalah salah satu alat umum yang biasa digunakan untuk
keperluan analisa kekeruhan air atau larutan. Turbidity meter merupakan alat
pengujian kekeruan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang.
Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi padatan adalah fungsi
konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan. Alat ini banyak digunakan
dalam pengolahan air bersih untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan
memiliki kualitas yang baik dilihat dari tingkat kekeruhanya.
1.1. Kekeruhan
2. Kekeruhan
Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air
alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar.
Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%.
Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila
konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine. Air laut secara
alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa
danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi
dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar
30%.[1] Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan
bahwa halida-halida—terutama klorida—adalah anion yang paling banyak dari
elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan
dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau
permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah gram garam untuk setiap liter larutan.
Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan
didasarkan pada rasio konduktivitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen
water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia.[2] Pada
1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (psu,
Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL
standar.[3][4] Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35
psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan.[5]
C. TDS
1. Fakta yang menggambarkan mengenai TDS secara umum antara lain :
a. TDS merupakan patokan jumlah zat yang terlarut dalam air
b. Kader TDS yang diperbolehkan adalah 500mg/l
c. Tidak ada manfaat kesehatan dari air berTDS 0
d. Air yang tidak berasa punya TDS sesuai kadar standar PERMENKES
e. Air dengan TDS yang kurang dari 500mg/l bisa digunakan filter air Nazava
TDS adalah singkatan dari Total Padatan Terlarut, dan mewakili jumlah
kandungan zat yang terlarut dalam air. Satuan biasanya miligram per
liter (mg/l). Zat yang umum yang dapat ditemukan dalam air
termasuk natrium (garam), kalsium, magnesium, kalium, karbonat,
nitrat, bikarbonat, klorida dan sulfat. Dalam jumlah tertentu zat ini
dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Air tanah mengandung tingkat padatan terlarut yang tinggi, karena air
telah mengalir melalui batuan yang memiliki kandungan mineral yang
tinggi. Zat terlarut juga dapat berasal dari limba khusus di daerah
perkotaan.
TDS tidak berpengaruh kesehatan selama air masih tawar (bukan asin)
(sumber: WHO) Bahkan zat mineral dalam air dapat dimanfaatkan oleh
tubuh. Oleh karena itu WHO tidak keluarkan saran batas maksimal
kader TDS dalam air. Amerika Serikat, Uni Eropa dan Kanada menilai
TDS sebagai standar sekunder, atau yang kurang penting bagi kualitas air
minum. TDS dianggap TDS sebagai faktor estetis (rasa) saja.
Namun, banyak orang kurang menyukai rasa air dengan TDS yang
sangat rendah. Peningkatan konsentrasi padatan terlarut juga dapat
memiliki efek teknis.
6. Efek lain dari TDS yang tinggi (lebih dari 500 mg/l)
TDS sehingga air yang bisa dipakai dalam filter air Nazava untuk
memenuhi Standar Baku Mutu adalah 500mg/l.
a. Reverse Osmosis
Air hujan memiliki TDS yang rendah. Bisa juga yang dilakukan
adalah mencampur air hujan dengan air sumur.
10. Apakah Itu TDS (Total Dissolved Solids )/Jumlah Padatan Terlarut ?
12. Mengapa Anda Harus Mengukur Tingkat TDS dalam Air Anda ?
VIII. KESIMPULAN
Dari praktikum kali ini didapatlah bahwa :
1. Limbah domestik terdiri dari pembuangan air kotoran dari organik
2. Parameter yang digunakan meliputi :
Fisika yaitu pH, bentuk, warna dan bau
Kimia yaitu COD, BOD, DO
Biologi yaitu mikroba yang terkadungg didalamnya seperti
patogen
3. Konduktivitas ( μs )
Air cucian piring kantin elektro = 125,8
Air kolam = 197,6
Air cucian piring kantin sipil = 175,8
Air limbah selokan mesin = 225,9
4. TDS ( ppm )
Air cucian piring kantin elektro = 119,1
Air kolam = 186,7
Air cucian piring kantin sipil = 166,5
Air limbah selokan mesin = 213,7
5. % DO
Air cucian piring kantin elektro = 42,2
Air kolam = 47,6
Air cucian piring kantin sipil = 47,1
Air limbah selokan mesin = 36,2
6. Konsentrasi DO ( mg/L )
Air cucian piring kantin elektro = 3,60
Air kolam = 3,63
Air cucian piring kantin sipil = 3,55
Air limbah selokan mesin = 2,72
7. pH
Air cucian piring kantin elektro =6
Air kolam =6
Air cucian piring kantin sipil =6
Air limbah selokan mesin =7
8. Turbidity ( NTU )
Air cucian piring kantin elektro = 37,3
Air kolam = 3,06
Air cucian piring kantin sipil = 57,4
Air limbah selokan mesin = 39,6
9. Salinitas ( ppm )
Air cucian piring kantin elektro = 117,4
Air kolam = 181,8
Air cucian piring kantin sipil = 161,9
Air limbah selokan mesin = 209,1
10. Bau dan Warna
Air cucian piring kantin elektro = berbau dan keruh
Air kolam = tidak berbau dan bening
Air cucian piring kantin sipil = berbau dan keruh
Air limbah selokan mesin =tidakberbaudan kecoklatan
DAFTAR PUSTAKA