Anda di halaman 1dari 2

10 Faktor Penghambat Perubahan Sosial

Rasa Khawatir Terjadinya Kegoyahan terhadap Integrasi Masyarakat

Ada beberapa anggota masyarakat yang khawatir dan takut terhadap perubahan yang terjadi di
masyarakat, karena mereka beranggapan perubahan akan menggoyahkan integrasi dalam masyarakat
dan Perubahan yang terjadi pada kehidupan dinilai mengganggu tatanan sosial yang sudah berjalan.
Contohnya penggunaan traktor dalam pengolahan lahan pertanian. Awalnya hal tersebut ditolak karena
dapat memudarkan gotong royong di antara petani, namun lambat laun hal tersebut bisa diterima.

Adat atau Kebiasaan

Setiap masyarakat memiliki adat atau kebiasaan. Adat atau kebiasaan merupakan pola-pola
perikelakuan bagi anggota-anggota masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Jika suatu saat
timbul krisis ketika adat dan kebiasaan sudah tidak efektif lagi dalam memenuhi kebutuhan pokok
masyarakatnya, adat dan kebiasaan tersebut tidak akan mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan adat
dan kebiasaan sudah terbiasa dilakukan atau dipakai sehingga sangat sulit untuk mengubahnya.

Contohnya kebiasaan masyarakat dalam memotong padi dengan pisau yang terbuat dari kayu (ani-ani
atau ketam) akan sulit diubah walaupun telah dikenal alat pemotong padi yang lebih efektif. Perubahan
tersebut akan berdampak besar bagi tenaga-tenaga kerja (terutama wanita) yang menjadikan
memotong padi sebagai mata pencaharian tambahan. Selain itu, adat dan kebiasaan yang sukar
mengalami perubahan biasanya berupa kepercayaan, sistem mata pencaharian, cara berpakaian
tertentu, dan lain-lain.

Suku Dayak, Masyarakat pedalaman

Suku Dayak

Sikap Masyarakat yang Konservatif (Tertutup)

Sikap konservatif atau takun menjalankan perubahan akan membawa mentalitas yang buruk dalam
suatu kemajuan. Karena mereka menganggap elemen elemen perubahan yang datangnya dari luar
dianggap berbahaya. Sering nya masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa lain lah memiliki sikap
seperti itu, mereka mengganggap setiap unsur yang berbau negara penjajah akan ditolak dan dianggap
berdampak negatif terhadap kepribadian masyarakat pada suatu bangsa. Karena itu sikap tersebut harus
dihindari apabila seseorang hendak melakukan suatu perubahan.

Hambatan Ideologis

Suatu perubahan dalam masyarakat akan sulit terjadi seandainya berbenturan dengan ideologi atau
paham yang diyakini oleh masyarakat tersebut, Karena setiap unsur perubahan yang berkaitan dengan
kepercayaan atau keyakinan masyarakat akan ditolak sebab dianggap bertentangan dengan ideologi
mereka.

Contohnya, masyarakat percaya bahwa Sebelum dilakukan pembangunan Jalan Raya harus dilakukan
ritual selamatan dahulu. Namun, perencana proyek pembangunan tidak melaksanakan hal tersebut
sehingga proyek akan ditolak keberadaannya oleh masyarakat.

Prasangka (Prejudice) terhadap Hal-Hal Baru

Selain nilai nilai kepentingan, prasangka buruk (Prejudice) akan hal yang baru bisa menghambat proses
perubahan sosial. Setiap ada hal yang baru datang, ada semacam kekhawatiran dari sebagian
masyarakat yang tidak menghendaki perubahan, kemudian beberapa orang tadi berusaha memengaruhi
kelompok yang lain. Hal tersebut harus dihilangkan seandainya seseorang akan melakukan perubahan
sosial.
Kepentingan-Kepentingan yang Tertanam Kuat (Vested Interest)

Nilai-nilai tradisional akan menimbulkan suatu kepentingan-kepentingan kolektif yang tertanam kuat di
masyarakat. Hal tersebut juga akan mengganjal sebuah perubahan sosial sebab pada hakikatnya sebuah
perubahan itu berusaha untuk meninggalkan nilai nilai lama guna menuju pada nilai nilai yang baru yang
lebih bermanfaat serta lebih sesuai dengan keadaan yang ada dalam masyarakat. Oleh sebab itu,
seseorang yang mengharapkan suatu perubahan harus berani membuang jauh nilai-nilai kepentingan
seperti ini.

Sikap Masyarakat yang Tradisional

Sikap masyarakat ini lebih memihak masa lampau karena masa tersebut merupakan masa yang penuh
kemudahan menurut beberapa kelompok. Tradisi yang berlaku sebagai warisan masa lampau tidak
dapat diubah dan harus terus dilestarikan. Hal tersebut berpotensi menghambat perubahan, terutama
beberapa kelompok yang konservatif serta ingin tetap bertahan dalam kepemimpinan masyarakat.

Hakikat Hidup

Ada masyarakat yang mempunyai kepercayaan bahwa baik buruknya kehidupan ini telah diatur.
Dorongan terjadinya perubahan dan penghambat perubahan selalu ada di setiap masyarakat,
tergantung besar kecilnya kekuatan dalam menanggapi perubahan tersebut. Seandainya dorongan lebih
kuat dibanding hambatan perubahan sosial akan terjadi. Akan tetapi, apabila hambatan lebih kuat
dibanding dorongan, perubahan akan terganjal atau tidak terjadi.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat

Dengan pergaulan yang terbatas, dapat dipastikan perkembangan ilmu pengetahuan pasti akan
terlambat. dan kemajuan ilmu pengetahuan sendiri bisa ditempuh di antaranya dengan metode
"learning by doing". Tidak adanya keinginan untuk menambah wawasan di bidang ilmu pengetahuan
dapat mengakibatkan pola pikir yang terbelakang dan ketinggalan zaman, sehingga muncul sebuah
pandangan miring (stigma) adanya kelompok masyarakat yang tidak mau berubah.

Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain

Manusia tidak pernah lepas dari hubungan dengan manusia atau masyarakat lain dalam suatu
pergaulan. Masyarakat yang sedikit berinteraksi dengan masyarakat lain mengalami perubahan yang
lamban. Hal tersebut disebabkan masyarakat tidak mengetahui perkembangan masyarakat lain yang
dapat memperkaya kebudayaan sendiri. Mereka terkukung dalam kebudayaan mereka dan pola
pemikiran yang masih tradisional (sederhana). Contohnya suku-suku bangsa yang masih tinggal di
pedalaman

Anda mungkin juga menyukai