Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI
AUB

Disusun Oleh :

Rabiyatul Adawiyah

(P07220118025)

KEMENTERIAN KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021

0
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ABNORMAL UTERINE BLEEDING

Topik : Abnormal Uterine Bleeding


Sub Topik : Penanganan Abnormal Uterine Bleeding
Hari/tanggal : Rabu, 11 Maret 2020
Waktu : 30 menit
Sasaran : Pasien diruang Maternitas
Tempat : Ruang Keperawatan 5
Oleh : Rabiyatul Adawiyah
Diagnosa Keperawatan : Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi

I. TUJUAN
A. Tujuan instruksional umum ( TIU )
Setelah diberikan penyuluhan mengenai Penanganan Abnormal
Uterine Bleeding Selama 30 menit diharapkan sasaran dapat
mengetahui, memahami, serta dapat mengimplementasikan cara
penanganan Abnormal Uterine Bleeding
B. Tujuan instruksional khusus ( TIK )
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan
sasaran dapat :
1. Klien memahami tentang pengertian Abnormal Uterine Bleeding
2. Klien memahami tentang penyebab Abnormal Uterine Bleeding
3. Klien menyebutkan tanda dan gejala Abnormal Uterine Bleeding
4. Klien dapat mengetahui komplikasi dari Abnormal Uterine
Bleeding
5. Klien dapat menjelaskan cara penatalaksanaan Abnormal Uterine
Bleeding

II. MATERI PENYULUHAN


Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian Abnormal Uterine Bleeding
2. Penyebab Abnormal Uterine Bleeding
3. Tanda dan gejala Abnormal Uterine Bleeding
4. Komplikasi Abnormal Uterine Bleeding

1
5. Penatalaksanaan Abnormal Uterine Bleeding

III. KEGIATAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan  Memperhatikan
2. 15 Menit Pelaksanaan :
- Menjelaskan tentang  Memperhatikan
Abnormal Uterine Bleeding
- Menyebutkan  Memperhatikan
pengertian Abnormal Uterine
Bleeding  Memperhatikan
- Menyebutkan penyebab
Abnormal Uterine Bleeding  Memperhatikan
- Menyebutkan tanda dan gejala
Abnormal Uterine Bleeding
- Menyebutkan tanda dan gejala
 Memperhatikan
Abnormal Uterine Bleeding
- Menjelaskan penatalaksanaan
Abnormal Uterine Bleeding
 Memperhatikan

3. 8 menit Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah

2
diberikan, dan reinforcement
kepada klien yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
 Mengucapkan terima kasih. - Mendengarkan
 Mengucapkan salam penutup
- Menjawab salam

Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Klien hadir dan ikut dalam kegiatan penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Ruang 10
c. Pengorganisasian penyuluhan dilakukan pada hari sebelumnya.

2. Evaluasi proses
a. Klien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
c. Klien terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
3. Evaluasi hasil
Klien dapat menjelaskan kembali dengan bahasa sederhana tentang apa
pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi dan penatalaksanaan
Abnormal Uterine Bleeding.

Lampiran I
A. Pengertian/ Batasan Secara Umum
Abnormal Uterine Bleeding atau Perdarahan Uterus Abnormal
meruapakan perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang
dianggap normal.
AUB ada dua macam, yaitu
1. AUB organik
2. AUB nonorganik.

3
Perdarahan Uterus Abnormal dapat disebabkan oleh faktor hormonal,
berbagai komplikasi kehamilan, penyakit sistemik, kelainan endometrium
(polip), masalah-masalah serviks atau uterus (leiomioma) atau kanker.
Namun pola perdarahan abnormal seringkali sangat membantu dalam
menegakkan diagnosa secara individual. (Ralph. C Benson, 2009)

Batasan Perdarahan Uterus Abnormal

Batasan Pola Anbormalitas Perdarahan


Perdarahan uterus yang terjadi dengan
Oligomenorea interval > 35 hari dan disebabkan oleh
fase folikuler yang memanjang.
Perdarahan uterus yang terjadi dengan
Polimenorea interval < 21 hari dan disebabkan oleh
defek fase luteal.
Perdarahan uterus yang terjadi dengan
interval normal ( 21 – 35 hari) namun
Menoragia
jumlah darah haid > 80 ml atau > 7
hari.
Perdarahan uterus yang tidak teratur,
interval non-siklik dan dengan darah
Menometroragia
yang berlebihan (>80 ml) dan atau
dengan durasi yang panjang ( > 7 hari).
Perdarahan uterus yang tidak teratur
diantara siklus ovulatoir dengan
Metroragia atau perdarahan antara penyebab a.l penyakit servik, AKDR,
haid endometritis, polip, mioma submukosa,
hiperplasia endometrium, dan
keganasan.
Bercak perdarahan yang terjadi sesaat
sebelum ovulasi yang umumnya
Bercak intermenstrual
disebabkan oleh penurunan kadar
estrogen.
Perdarahan uterus yang terjadi pada
wanita menopause yang sekurang-
Perdarahan pasca menopause
kurangnya sudah tidak mendapatkan
haid selama 12 bulan.
Perdarahan uterus abnormal akut Perdarahan uterus yang ditandai dengan

4
hilangnya darah yang sangat banyak
dan menyebabkan gangguan
hemostasisis (hipotensi , takikardia atau
renjatan).
Perdarahan uterus yang bersifat
ovulatoir atau anovulatoir yang tidak
berkaitan dengan kehamilan,
Perdarahan uterus disfungsi
pengobatan, penyebab iatrogenik,
patologi traktus genitalis yang nyata dan
atau gangguan kondisi sistemik.
Batasan Pola Anbormalitas Perdarahan

1) PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL ORGANIC (AUB Organik)

AUB organikm adalah perdarahan diluar siklus menstruasi yang


diakibatkan oleh factor-faktor organic,seperti kelainan fisik, kehamilan,
penyakit sistemik, trauma maupun peradangan.AUB organik merupakan jenis
perdarahan uterus yang tidak disebabkan oleh gangguan pada poros
hipotalamus-hipofise-ovarium yang mengakibatkan terjadinya perdarahan
uterus.

Etiologi :

1. Komplikasi kehamilan
1. Perdarahan implantasi
2. Abortus
3. Kehamilan ektopik
4. Kehamilan mola, penyakit trofoblastik
5. Komplikasi plasenta
6. Vasa previa
7. Hasil konsepsi yang tertahan
8. Subinvolusi uterus setelah kehamilan

2. Infeksi dan Inflamasi


1. Vulvitis
2. Vaginitis
3. Servitis
4. Endometritis
5. Salpingo-oophoritis

5
3. Hiperplasia dan Neoplasia
1. Vagina: karsinoma, penyakit trofoblastik metastatic, sarcoma
botryoides.
2. Serviks: polip, papiloma, karsinoma.
3. Endometrium: hyperplasia, polip, karsinoma, sarcoma, penyakit
trofoblastik.
4. Miometrium: leiomoima, leiomiosarkoma, miosis stroma endolimfatik
(hemangioperisitoma).
5. Ovarium : tumor-tumor sel teka granulose yang menghasilkan
estrogen; tumor-tumor lain atau kista dapat merangsang hormone
stromaovarium.
6. Tuba falopii: karsinoma.
4. Trauma
1. Perdarahan post operatif
2. Laserasi Obstetrik
3. Benda asing dalam vagina
4. Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
5. Endometriosis
6. Adenomiosis
7. Aneurisma sirsiod- fistula arteriovenosa
8. Kelainan hematologik atau sistemik
1. Trombositopenia
2. Penyakit Von Willebrand
3. Terapi antikoagulan
4. Koagulasi intravascular diseminata
5. Hipertensi
6. Hipotiroidi (lebih banyak terjadi pada hipotiroidi daripada hipertiroidi)
7. Leukemia
8. Penyakit hepar

6
B. Gejala AUB
Gejala Saat Ini Kesan
Perdarahan Pervaginam Komplikasi kehamilan, hiperplasia endometrium, polip, kanker, polip
1. Kuantitas fibroid (PUD)
1. Penyemburan Abortus imminens, kehamilan ektopik, kontrasepsi oral
1. Spotting (diluar menstruasi)
1. Durasi Siklus ovulasi yang terkomplikasi oleh Leiomyomata, Adenomiosis,
1. Menorrhagia (Hipermenorrhoe) Hypotiroidi >> Hypertiroidi, Diskarsia.
1. Spotting (antar menstruasi, postmenstruasi, postPolip endometrium
menopause)
1. Warna Komplikasi kehamilan, Laserasi akut
1. Merah segar Darah tercampur oleh sekresi serviks atau vagina
2. Noda cokelat
1. Interval Ovulatoar
1. Siklik Ovulasi tidak teratur, anovulasi, kondisi patologis pelviks yang spesifik.
2. Non siklik Kompliksi kehamilan (persisten dengan volume yang kurang normal :
1. setelah amenorrhoe kehamilan ektopik, abortus imminens, implantasi).
1. perdarahan antar menstruasi (misalnya setelah koitusAdenomiosis , Leiomyomata, Polip, Hyperplasia, dan Karsinoma
atau pembilasan) Uterus.
Eversi, Ektropion, Erosi, Polip, Keganasan serviks

1
Gejala Penyerta Infeksi pelvis
1. Demam dan nyeri Kelainan gestasional
2. Kram uterus dan kehamilan Kelainan koagulasi
3. Petekiae dan Epitaksis
Riwayat penyakit dahulu Kemungkinan besar tidak hamil, kehamilan ektopik.
1. Kontrasepsi oral Infeksi pelvis, kehamilan ektopik.
1. AKDR

2
C. Tanda AUB

Tanda AUB dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaam

1. Pemeriksaaan Fisik

Pemeriksaan umum :

a. Suhu meningkat menandakan infeksi pelvis

b. Takikardi dan hipotensi nenandakan hipovolemia (pendarahan eksta


peritoneal atau intraperitoneal),sepsis.

c. Petekiae atau ekimosis menandakan kelainan koagulasi.

2. Pemeriksaan abdomen dan pelvis

Inspeksi dan palpasi misalnya menunjukan kehamilan atau iritasi peritoneum.


Uterus yang membesar menandakan adanya kehamilan ektopuik
maupun missed abortion, uterus yang lebih besar (dari ukuran kehamilan bila
dilihat darimHPHT) kemungkuinan menandakan kehamilan mola, kehamilan
ganda ataupun kehamilan dalam suatu uterus fibroid.

3. Spekulum digunakan untuk memeriksa kuantitas darah dan sumber


perdarahan, laserasi vagina, lesi servik, perdarahan ostium uteri, benda asing.

4. Bimanual digunakan untuk pemeriksaan patologis

5. Tes laboratorium dan ultrasonografi(USG/TVS)

6. Data diagnostik tambahan

7. Biopsy endometrium atau kuretase yang dapat memberikan suatu diagnosis


hitologi spesifik.

8. Biopsy vulva, vagina atau serviks, lesi harus dibiopsi kecuali jika lesi khas
untuk penyakit trofoblastik metastatic dan dapat berdarah hebat bila dibiopsi.
Cairan serviks dikirim untuk pewarnaan gram terutama jika dicurigai adanya
infeksi.

9. Tes kehamilan terhadap hCG. Tes positif kuat mengesankan adanya jaringan
trofoblastik baik intra maupun ekstrauterin.
10. Diterminasi serangkaian hematocrit.

11. Tes koagulasi dapat dilakukan bila dicurigai adanya kelainan koagulasi.

12. Tes fungsi tiroid dapat diindikasikan sewaktu evaluasi lanjutan.

D. Penatalaksanaan PUA

Pengobatan harus diarahkan kepada diagnosis yang spesifik. Keperluan


untuk segera dirawat dirumah sakit tergantung pada kuantitas kehilangan
darah dan adanya anemia atau hipivolemia. Apabila perdarahan pervaginam
hebat, penanganan daruratnya meliputi cairan intravena, transfuse darah, dan
diagnosis etiologik segera.

Tindakan spesifik yang dapat diindikasikan meliputi :

1. Kuretase endometrium terhadap produk-produk konsepsi yang


tertahan .
2. Antibiotika untuk infeksi pelvis.
3. Penamponan vagina atau serviks untuk lesi-lesi serviks maligna.
4. Laporan untuk kehamilan ektopik.
5. Penjahitan laserasi vagina.
6. Radiasi untuk lesi-lesi kegnasan.
7. Pengeluaran AKDR .
8. Histerektomi untuk leiomiomata.

Anda mungkin juga menyukai